Teks -- Mazmur 119:48-176 (TB)

119:48 Aku menaikkan tanganku kepada perintah-perintah-Mu yang kucintai, dan aku hendak merenungkan ketetapan-ketetapan-Mu. 119:49 Ingatlah firman yang Kaukatakan kepada hamba-Mu, oleh karena Engkau telah membuat aku berharap. 119:50 Inilah penghiburanku dalam sengsaraku, bahwa janji-Mu menghidupkan aku. 119:51 Orang-orang yang kurang ajar sangat mencemoohkan aku, tetapi aku tidak menyimpang dari Taurat-Mu. 119:52 Aku ingat kepada hukum-hukum-Mu yang dari dahulu kala, ya TUHAN, maka terhiburlah aku. 119:53 Aku menjadi gusar terhadap orang-orang fasik, yang meninggalkan Taurat-Mu. 119:54 Ketetapan-ketetapan-Mu adalah nyanyian mazmur bagiku di rumah yang kudiami sebagai orang asing. 119:55 Pada waktu malam aku ingat kepada nama-Mu, ya TUHAN; aku hendak berpegang pada Taurat-Mu. 119:56 Inilah yang kuperoleh, bahwa aku memegang titah-titah-Mu. 119:57 Bagianku ialah TUHAN, aku telah berjanji untuk berpegang pada firman-firman-Mu. 119:58 Aku memohon belas kasihan-Mu dengan segenap hati, kasihanilah aku sesuai dengan janji-Mu. 119:59 Aku memikirkan jalan-jalan hidupku, dan melangkahkan kakiku menuju peringatan-peringatan-Mu. 119:60 Aku bersegera dan tidak berlambat-lambat untuk berpegang pada perintah-perintah-Mu. 119:61 Tali-tali orang-orang fasik membelit aku, tetapi Taurat-Mu tidak kulupakan. 119:62 Tengah malam aku bangun untuk bersyukur kepada-Mu atas hukum-hukum-Mu yang adil. 119:63 Aku bersekutu dengan semua orang yang takut kepada-Mu, dan dengan orang-orang yang berpegang pada titah-titah-Mu. 119:64 Bumi penuh dengan kasih setia-Mu, ya TUHAN, ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku. 119:65 Kebajikan telah Kaulakukan kepada hamba-Mu, ya TUHAN, sesuai dengan firman-Mu. 119:66 Ajarkanlah kepadaku kebijaksanaan dan pengetahuan yang baik, sebab aku percaya kepada perintah-perintah-Mu. 119:67 Sebelum aku tertindas, aku menyimpang, tetapi sekarang aku berpegang pada janji-Mu. 119:68 Engkau baik dan berbuat baik; ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku. 119:69 Orang yang kurang ajar menodai aku dengan dusta, tetapi aku, dengan segenap hati aku akan memegang titah-titah-Mu. 119:70 Hati mereka tebal seperti lemak, tetapi aku, Taurat-Mu ialah kesukaanku. 119:71 Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu. 119:72 Taurat yang Kausampaikan adalah baik bagiku, lebih dari pada ribuan keping emas dan perak. 119:73 Tangan-Mu telah menjadikan aku dan membentuk aku, berilah aku pengertian, supaya aku dapat belajar perintah-perintah-Mu. 119:74 Orang-orang yang takut kepada-Mu melihat aku dan bersukacita, sebab aku berharap kepada firman-Mu. 119:75 Aku tahu, ya TUHAN, bahwa hukum-hukum-Mu adil, dan bahwa Engkau telah menindas aku dalam kesetiaan. 119:76 Biarlah kiranya kasih setia-Mu menjadi penghiburanku, sesuai dengan janji yang Kauucapkan kepada hamba-Mu. 119:77 Biarlah rahmat-Mu sampai kepadaku, supaya aku hidup, sebab Taurat-Mu adalah kegemaranku. 119:78 Biarlah orang-orang yang kurang ajar mendapat malu, karena mereka berlaku bengkok terhadap aku tanpa alasan; tetapi aku akan merenungkan titah-titah-Mu. 119:79 Biarlah berbalik kepadaku orang-orang yang takut kepada-Mu, orang-orang yang tahu peringatan-peringatan-Mu. 119:80 Biarlah hatiku tulus dalam ketetapan-ketetapan-Mu, supaya jangan aku mendapat malu. 119:81 Habis jiwaku merindukan keselamatan dari pada-Mu, aku berharap kepada firman-Mu. 119:82 Habis mataku merindukan janji-Mu; aku berkata: "Bilakah Engkau akan menghiburkan aku?" 119:83 Sebab aku telah menjadi seperti kirbat yang diasapi; namun ketetapan-ketetapan-Mu tidak kulupakan. 119:84 Berapa lagi hari-hari hamba-Mu ini? Bilakah Engkau menghukum orang-orang yang mengejar aku? 119:85 Orang-orang yang kurang ajar telah menggali lobang bagiku, orang-orang yang tidak menuruti Taurat-Mu. 119:86 Segala perintah-Mu dapat dipercaya; mereka mengejar aku tanpa alasan -- tolonglah aku! 119:87 Hampir saja mereka menghabisi aku di bumi, tetapi aku tidak meninggalkan titah-titah-Mu. 119:88 Hidupkanlah aku sesuai dengan kasih setia-Mu, supaya aku berpegang pada peringatan yang Kauberikan. 119:89 Untuk selama-lamanya, ya TUHAN, firman-Mu tetap teguh di sorga. 119:90 Kesetiaan-Mu dari keturunan ke keturunan; Engkau menegakkan bumi, sehingga tetap ada. 119:91 Menurut hukum-hukum-Mu semuanya itu ada sekarang, sebab segala sesuatu melayani Engkau. 119:92 Sekiranya Taurat-Mu tidak menjadi kegemaranku, maka aku telah binasa dalam sengsaraku. 119:93 Untuk selama-lamanya aku tidak melupakan titah-titah-Mu, sebab dengan itu Engkau menghidupkan aku. 119:94 Aku kepunyaan-Mu, selamatkanlah aku, sebab aku mencari titah-titah-Mu. 119:95 Orang-orang fasik menantikan aku untuk membinasakan aku; tetapi aku hendak memperhatikan peringatan-peringatan-Mu. 119:96 Aku melihat batas-batas kesempurnaan, tetapi perintah-Mu luas sekali. 119:97 Betapa kucintai Taurat-Mu! Aku merenungkannya sepanjang hari. 119:98 Perintah-Mu membuat aku lebih bijaksana dari pada musuh-musuhku, sebab selama-lamanya itu ada padaku. 119:99 Aku lebih berakal budi dari pada semua pengajarku, sebab peringatan-peringatan-Mu kurenungkan. 119:100 Aku lebih mengerti dari pada orang-orang tua, sebab aku memegang titah-titah-Mu. 119:101 Terhadap segala jalan kejahatan aku menahan kakiku, supaya aku berpegang pada firman-Mu. 119:102 Aku tidak menyimpang dari hukum-hukum-Mu, sebab Engkaulah yang mengajar aku. 119:103 Betapa manisnya janji-Mu itu bagi langit-langitku, lebih dari pada madu bagi mulutku. 119:104 Aku beroleh pengertian dari titah-titah-Mu, itulah sebabnya aku benci segala jalan dusta. 119:105 Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku. 119:106 Aku telah bersumpah dan aku akan menepatinya, untuk berpegang pada hukum-hukum-Mu yang adil. 119:107 Aku sangat tertindas, ya TUHAN, hidupkanlah aku sesuai dengan firman-Mu. 119:108 Kiranya persembahan sukarela yang berupa puji-pujian berkenan kepada-Mu, ya TUHAN, dan ajarkanlah hukum-hukum-Mu kepadaku. 119:109 Aku selalu mempertaruhkan nyawaku, namun Taurat-Mu tidak kulupakan. 119:110 Orang-orang fasik telah memasang jerat terhadap aku, tetapi aku tidak sesat dari titah-titah-Mu. 119:111 Peringatan-peringatan-Mu adalah milik pusakaku untuk selama-lamanya, sebab semuanya itu kegirangan hatiku. 119:112 Telah kucondongkan hatiku untuk melakukan ketetapan-ketetapan-Mu, untuk selama-lamanya, sampai saat terakhir. 119:113 Orang yang bimbang hati kubenci, tetapi Taurat-Mu kucintai. 119:114 Engkaulah persembunyianku dan perisaiku; aku berharap kepada firman-Mu. 119:115 Menjauhlah dari padaku, hai penjahat-penjahat; aku hendak memegang perintah-perintah Allahku. 119:116 Topanglah aku sesuai dengan janji-Mu, supaya aku hidup, dan janganlah membuat aku malu dalam pengharapanku. 119:117 Sokonglah aku, supaya aku selamat; aku hendak bersukacita dalam ketetapan-ketetapan-Mu senantiasa. 119:118 Engkau menolak semua orang yang sesat dari ketetapan-ketetapan-Mu, sebab sia-sia tipu muslihat mereka. 119:119 Sebagai sanga Kauanggap semua orang fasik di bumi; sebab itu aku mencintai peringatan-peringatan-Mu. 119:120 Badanku gemetar karena ketakutan terhadap Engkau, aku takut kepada penghukuman-Mu. 119:121 Aku telah menjalankan hukum dan keadilan; janganlah menyerahkan aku kepada pemeras-pemerasku! 119:122 Jadilah jaminan bagi hamba-Mu untuk kebaikan, janganlah orang-orang yang kurang ajar memeras aku. 119:123 Mataku sangat merindukan keselamatan dari pada-Mu dan merindukan janji-Mu yang adil. 119:124 Perlakukanlah hamba-Mu sesuai dengan kasih setia-Mu, dan ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku. 119:125 Hamba-Mu aku ini, buatlah aku mengerti, supaya aku tahu peringatan-peringatan-Mu. 119:126 Waktu untuk bertindak telah tiba bagi TUHAN; mereka telah merombak Taurat-Mu. 119:127 Itulah sebabnya aku mencintai perintah-perintah-Mu lebih dari pada emas, bahkan dari pada emas tua. 119:128 Itulah sebabnya aku hidup jujur sesuai dengan segala titah-Mu; segala jalan dusta aku benci. 119:129 Peringatan-peringatan-Mu ajaib, itulah sebabnya jiwaku memegangnya. 119:130 Bila tersingkap, firman-firman-Mu memberi terang, memberi pengertian kepada orang-orang bodoh. 119:131 Mulutku kungangakan dan megap-megap, sebab aku mendambakan perintah-perintah-Mu. 119:132 Berpalinglah kepadaku dan kasihanilah aku, sebagaimana sepatutnya terhadap orang-orang yang mencintai nama-Mu. 119:133 Teguhkanlah langkahku oleh janji-Mu, dan janganlah segala kejahatan berkuasa atasku. 119:134 Bebaskanlah aku dari pada pemerasan manusia, supaya aku berpegang pada titah-titah-Mu. 119:135 Sinarilah hamba-Mu dengan wajah-Mu, dan ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku. 119:136 Air mataku berlinang seperti aliran air, karena orang tidak berpegang pada Taurat-Mu. 119:137 Engkau adil, ya TUHAN, dan hukum-hukum-Mu benar. 119:138 Telah Kauperintahkan peringatan-peringatan-Mu dalam keadilan dan dalam kesetiaan belaka. 119:139 Nyala cintaku menghabiskan aku, sebab para lawanku melupakan segala firman-Mu. 119:140 Janji-Mu sangat teruji, dan hamba-Mu mencintainya. 119:141 Aku ini kecil dan hina, tetapi titah-titah-Mu tidak kulupakan. 119:142 Keadilan-Mu adil untuk selama-lamanya, dan Taurat-Mu benar. 119:143 Aku ditimpa kesesakan dan kesusahan, tetapi perintah-perintah-Mu menjadi kesukaanku. 119:144 Peringatan-peringatan-Mu adil untuk selama-lamanya, buatlah aku mengerti, supaya aku hidup. 119:145 Aku berseru dengan segenap hati; jawablah aku, ya TUHAN! Ketetapan-ketetapan-Mu hendak kupegang. 119:146 Aku berseru kepada-Mu; selamatkanlah aku! Aku hendak berpegang pada peringatan-peringatan-Mu. 119:147 Pagi-pagi buta aku bangun dan berteriak minta tolong; aku berharap kepada firman-Mu. 119:148 Aku bangun mendahului waktu jaga malam untuk merenungkan janji-Mu. 119:149 Dengarlah suaraku sesuai dengan kasih setia-Mu; ya TUHAN, hidupkanlah aku sesuai dengan hukum-Mu. 119:150 Mendekat orang-orang yang mengejar aku dengan maksud jahat, mereka menjauh dari Taurat-Mu. 119:151 Engkau dekat, ya TUHAN, dan segala perintah-Mu adalah benar. 119:152 Sejak dahulu aku tahu dari peringatan-peringatan-Mu, bahwa Engkau telah menetapkannya untuk selama-lamanya. 119:153 Lihatlah sengsaraku dan luputkanlah aku, sebab Taurat-Mu tidak kulupakan. 119:154 Perjuangkanlah perkaraku dan tebuslah aku, hidupkanlah aku sesuai dengan janji-Mu. 119:155 Keselamatan menjauh dari orang-orang fasik, sebab ketetapan-ketetapan-Mu tidaklah mereka cari. 119:156 Rahmat-Mu berlimpah, ya TUHAN, hidupkanlah aku sesuai dengan hukum-hukum-Mu. 119:157 Pengejar dan lawanku banyak, tetapi aku tidak menyimpang dari peringatan-peringatan-Mu. 119:158 Melihat pengkhianat-pengkhianat, aku merasa jemu, karena mereka tidak berpegang pada janji-Mu. 119:159 Lihatlah, betapa aku mencintai titah-titah-Mu! Ya TUHAN, hidupkanlah aku sesuai dengan kasih setia-Mu. 119:160 Dasar firman-Mu adalah kebenaran dan segala hukum-hukum-Mu yang adil adalah untuk selama-lamanya. 119:161 Pembesar-pembesar mengejar aku tanpa alasan, tetapi hanya terhadap firman-Mu hatiku gemetar. 119:162 Aku gembira atas janji-Mu, seperti orang yang mendapat banyak jarahan. 119:163 Aku benci dan merasa jijik terhadap dusta, tetapi Taurat-Mu kucintai. 119:164 Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau, karena hukum-hukum-Mu yang adil. 119:165 Besarlah ketenteraman pada orang-orang yang mencintai Taurat-Mu, tidak ada batu sandungan bagi mereka. 119:166 Aku menantikan keselamatan dari pada-Mu, ya TUHAN, dan aku melakukan perintah-perintah-Mu. 119:167 Aku berpegang pada peringatan-peringatan-Mu, dan aku amat mencintainya. 119:168 Aku berpegang pada titah-titah-Mu dan peringatan-peringatan-Mu, sebab seluruh hidupku terbuka di hadapan-Mu. 119:169 Biarlah teriakku sampai ke hadapan-Mu, ya TUHAN; berilah aku pengertian sesuai dengan firman-Mu. 119:170 Biarlah permohonanku datang ke hadapan-Mu; lepaskanlah aku sesuai dengan janji-Mu. 119:171 Biarlah bibirku mengucapkan puji-pujian, sebab Engkau mengajarkan ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku. 119:172 Biarlah lidahku menyanyikan janji-Mu, sebab segala perintah-Mu benar. 119:173 Biarlah tangan-Mu menjadi penolongku, sebab aku memilih titah-titah-Mu. 119:174 Aku rindu kepada keselamatan dari pada-Mu, ya TUHAN, dan Taurat-Mu menjadi kesukaanku. 119:175 Biarlah jiwaku hidup, supaya memuji-muji Engkau, dan biarlah hukum-hukum-Mu menolong aku. 119:176 Aku sesat seperti domba yang hilang, carilah hamba-Mu ini, sebab perintah-perintah-Mu tidak kulupakan.

Tafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)

Full Life: Mzm 119:1-176 - HIDUPNYA TIDAK BERCELA.

Nas : Mazm 119:1-176

Mazmur ini mengungkapkan kasih yang agung untuk firman Allah yang tertulis. Firman Allah disebutnya sebagai janji, perintah, pedoman, kesaksian, ajaran, hikmat, kebenaran, keadilan, dan teguran. Firman Allah disajikan sebagai penghiburan, perlindungan, harta, patokan hidup, kebahagiaan hati dan jiwa, dan sumber jawaban segala kebutuhan.

1. 1) Pemazmur mengungkapkan kasih yang mendalam bagi Allah dengan membaca, merenungkan, dan mendoakan Firman-Nya. Ia mengajarkan bahwa kita akan bertumbuh dalam kasih karunia dan kebenaran hanya bila kasih akan Firman itu bertumbuh dalam diri kita.
2. 2) Mazmur ini disebut sebagai akrostik abjad karena ke-22 baitnya (atau alinea) yang terdiri dari delapan ayat masing-masing cocok dengan ke-22 huruf abjad Ibrani. Setiap ayat dari setiap alinea dimulai dengan huruf yang dipakai untuk bait itu.

Full Life: Mzm 119:47-48 - AKU HENDAK BERGEMAR ... KUCINTAI ... PERINTAH-PERINTAH-MU.

Nas : Mazm 119:47-48

Yang terutama ditekankan dalam Mazmur Mazm 119:1-176 ialah kesenangan dan kasih yang mendalam dari pemazmur akan Firman Allah.

1. 1) Sukacita timbul dalam hatinya pada saat dia membaca dan menaati Firman Allah. Demikian pula, bila kita membaca Alkitab dengan keinginan yang sungguh-sungguh untuk memahami dan menaati perintah-perintah Kristus (ayat Mazm 119:20,24,40,60), Roh Kudus menyalurkan kasih Allah ke dalam hati kita (lih. Yoh 14:15-17,21,23;

   lihat cat. --> Rom 5:5),

   [atau ref. Rom 5:5]

   membantu kita memahami kebenaran Firman Allah dan memberikan sukacita dan kesenangan besar (bd. Yoh 15:10-11).
2. 2) Bergemar dalam Firman Allah berkembang menjadi kasih yang lebih mendalam untuk seluruh jalan Allah. Karena kita telah mengasihi Dia (ayat Mazm 119:132), kita mengasihi ayat-ayat yang menyatakan Dia dan kehendak-Nya kepada kita. Sebagai akibatnya, kita telah dipersatukan dengan Dia (Rom 6:5), dan hati kita kini dipenuhi kasih dan pengabdian akan kebenaran-Nya yang dinyatakan.

Full Life: Mzm 119:50 - PENGHIBURANKU DALAM SENGSARAKU ... JANJI-MU.

Nas : Mazm 119:50

Allah telah menetapkan bahwa Firman-Nya, yang dijadikan berkuasa oleh Roh Kudus, akan mendatangkan hiburan, harapan, dan kekuatan kepada orang percaya bila kita mengalami kesulitan dan kesusahan. Karena Firman Allah itu hidup dan aktif (bd. Ibr 4:12), itu mempunyai kuasa untuk menghidupkan dan memulihkan kita yang tinggal di dalamnya dan di dalam Allah (bd. Yoh 14:27). Ketika dalam kesulitan, berbaliklah kepada Tuhan dan Firman-Nya serta nantikan Roh-Nya memberikan damai sejahtera di dalam hati saudara (bd. Fili 4:6-9).

Full Life: Mzm 119:57 - BAGIANKU IALAH TUHAN.

Nas : Mazm 119:57

Kehidupan pemazmur berpusat di sekitar Allah dan Firman-Nya. Bilamana kita ingin mengenal Allah dan kasih-Nya (ayat Mazm 119:57-64), kita harus tinggal dalam Firman-Nya (ayat Mazm 119:57), mencari wajah dan kasih karunia-Nya dengan segenap hati (ayat Mazm 119:58), bergegas untuk menaati Firman-Nya (ayat Mazm 119:60), sering berdoa (ayat Mazm 119:62), bergaul dengan orang yang takut akan Dia (ayat Mazm 119:63), mencari kasih-Nya (ayat Mazm 119:64), dan berdoa untuk mengenal dan melakukan kehendak-Nya (ayat Mazm 119:64). Kita tidak bisa tinggal di dalam Kristus tanpa tinggal di dalam Firman-Nya (Yoh 15:1-10).

Full Life: Mzm 119:67 - AKU TERTINDAS ... SEKARANG AKU BERPEGANG PADA JANJI-MU.

Nas : Mazm 119:67

Allah kadang-kadang mengizinkan kita mengalami kesusahan dan kesukaran supaya membawa kita makin dekat kepada Firman-Nya (bd. Mazm 94:12; Ams 3:11-12;

lihat cat. --> Ibr 12:5).

[atau ref. Ibr 12:5]

Full Life: Mzm 119:89 - UNTUK SELAMA-LAMANYA, YA TUHAN, FIRMAN-MU TETAP TEGUH.

Nas : Mazm 119:89

Lihat art. PENGILHAMAN DAN KEKUASAAN ALKITAB.

Full Life: Mzm 119:98 - PERINTAH-MU MEMBUAT AKU LEBIH BIJAKSANA.

Nas : Mazm 119:98

Melalui pengabdian kita kepada Firman Allah kita belajar melihat hidup ini sebagaimana Allah melihatnya, menghargai apa yang dihargai-Nya dan mengasihi apa yang dikasihi oleh-Nya. Kita menyesuaikan diri kita dengan pikiran Allah

(lihat cat. --> 1Kor 2:16).

[atau ref. 1Kor 2:16]

Full Life: Mzm 119:105 - FIRMAN-MU ... TERANG BAGI JALANKU.

Nas : Mazm 119:105

Firman Allah mengandung prinsip-prinsip rohani yang akan membantu kita menjauhi banyak kesusahan, perangkap, dan tragedi yang disebabkan oleh keputusan dan pilihan yang salah; oleh karena itu, kita harus menghargai hikmatnya dan berpegang teguh pada ketetapan-ketetapannya dalam segala situasi kehidupan (ayat Mazm 119:106,112).

Full Life: Mzm 119:113 - ORANG YANG BIMBANG HATI KUBENCI, TETAPI TAURAT-MU KUCINTAI.

Nas : Mazm 119:113

Kita tidak mungkin mengasihi Firman Allah tanpa membenci kejahatan (ayat Mazm 119:113,115,119,128;

lihat cat. --> Ibr 1:9)

[atau ref. Ibr 1:9]

dan tetap memelihara rasa takut yang penuh hormat dan kudus terhadap Allah dan pengadilan-Nya.

Full Life: Mzm 119:121 - JANGANLAH MENYERAHKAN AKU KEPADA PEMERAS-PEMERASKU.

Nas : Mazm 119:121

Seperti pemazmur, orang percaya dapat memohon pertolongan dari Allah, berlandaskan

1. (1) ketaatan dan kasih untuk Firman-Nya (ayat Mazm 119:121-122),
2. (2) janji-janji Allah di dalam Firman-Nya yang pasti (ayat Mazm 119:123),
3. (3) kemurahan dan kasih Allah yang kokoh (ayat Mazm 119:124),
4. (4) komitmen kita untuk melayani Dia (ayat Mazm 119:125), dan
5. (5) kebutuhan mendesak di dalam hidup kita (ayat Mazm 119:126).

Full Life: Mzm 119:136 - AIR MATAKU BERLINANG SEPERTI ALIRAN AIR.

Nas : Mazm 119:136

Mereka yang mengasihi Firman Allah akan mengalami kesedihan dan kesusahan, bahkan kemarahan (ayat Mazm 119:53) apabila melihat hukum-hukum Allah ditolak dan dicemoohkan oleh orang fasik; perasaan-perasaan ini pastilah akan berlangsung terus hingga kedatangan kembali Kristus

(lihat cat. --> Luk 19:45;

lihat cat. --> 2Pet 2:8).

[atau ref. Luk 19:45; 2Pet 2:8]

Full Life: Mzm 119:151 - ENGAKU DEKAT, YA TUHAN.

Nas : Mazm 119:151

Pemazmur mengalami dekatnya Allah pada saat-saat kesulitan karena dia mengasihi Tuhan dan dengan tekun merenungkan Firman-Nya (ayat Mazm 119:148; bd. ayat Mazm 119:153-160). Tuhan itu dekat kepada semua orang yang mengasihi Dia dan Firman-Nya. Jikalau saudara mengalami kesulitan di dalam hidupmu, ambillah Alkitab dan di hadapan Allah pakailah untuk menghidupkan kembali hubungan saudara dengan-Nya.

Full Life: Mzm 119:176 - AKU SESAT SEPERTI DOMBA YANG HILANG.

Nas : Mazm 119:176

Penggubah tidak mungkin bermaksud bahwa dia telah meninggalkan Tuhan dan menolak Firman-Nya karena hal yang sebaliknya telah dinyatakan berkali-kali dalam mazmur ini; kata-kata penutupnya adalah "sebab perintah-perintah-Mu tidak kulupakan." Mungkin di sini dia sedang mengakui bahwa tanpa bimbingan Firman Allah dia mudah berbuat salah.

BIS: Mzm 119:109 - Aku ... tetapi aku

Aku ... tetapi aku atau: Aku selalu bersedia mempertaruhkan nyawaku, aku ...

Jerusalem: Mzm 119:1-176 - Bahagianya orang yang hidup menurut Taurat TUHAN

Sajak yang paling panjang dalam seluruh kitab Mazmur ini boleh juga diberi judul: Pujian atas Taurat yang membahagiakan manusia. Mazmur ini berasal dari kalangan orang berhikmat (dan ahli-ahli Taurat) dan muncul di zaman belakangan. Ia tersusun menurut abjad Ibrani, bdk Maz 9:1-10:18+, begitu rupa sehingga tiap-tiap kali delapan ayat berturut mulai dengan huruf yang sama lalu menyusul delapan ayat yang diawali huruf abjad yang berikut. Begitu terbentuk 22 bait. Susunan semacam itu agak dibuat-buat. Selebihnya tiap-tiap ayat (kecuali ayat 122 dalam naskah Ibrani) memuat salah satu kata yang searti dengan "Taurat". Hanya istilah "taurat" perlu di mengerti secara luas, bdk Ula 4:5+ Yang dimaksud ialah seluruh wahyu Tuhan serta penyataannya yang menjadi pemimpin manusia kepada kebahagiaan dan keselamatan. Pemazmur sungguh pencinta Taurat sebagai karunia Tuhan yang unggul. Dengan sebulat hati ia menyerahkan diri kepada Taurat oleh karena dengan jalan itu ia menyerahkan dirinya kepada Tuhan sendiri Mazmur yang panjang ini sudah mendapat pendahuluannya dalam Maz 19:8-14 dan menyatakan semangat yang sama, Maz 119 menjadi semacam tugu peringatan kesalehan yang menjadi milik khas umat Israel sesudah masa pembuangan. Di dalamnya dipersatu-padukan aliran kenabian, aliran hikmat dan aliran "ahli-ahli Kitab" yang jatuh cinta kepada Tuhan dan sekuat tenaga berusaha mewujudkannya dalam hidupnya.

Jerusalem: Mzm 119:48 - menaikkan tanganku

Ialah isyarat memberi hormat, bdk Maz 28:2+

Jerusalem: Mzm 119:57 - Bagianku....

Terjemahan lain: Aku telah berkata ya TUHAN: Bagianku ialah berpegang pada firmanMu.

Jerusalem: Mzm 119:58 - Aku memohon....

Harafiah: Aku hendak melembutkan wajahmu dengan segenap hati.

Jerusalem: Mzm 119:61 - Tali-tali

Bahasa kiasan ini berarti: tipu muslihat, fitnah, dsb.

Jerusalem: Mzm 119:70 - seperti lemak

Bdk Maz 73:7+

Jerusalem: Mzm 119:83 - kirbat yang diasapi

Bahasa kiasan itu berarti: tidak berguna, tidak berdaya. Kirbat (ialah kulit kambing yang dipakai untuk menyimpan air anggur dsb) digantung pada dinding rumah dan kena asap dapur, lalu menjadi hitam, kering dan rusak.

Jerusalem: Mzm 119:89 - di sorga

Oleh karena firman Allah (ialah janjiNya) di sorga, maka tidak kena perubahan dsb yang terjadi di bumi, bdk Ams 8:12 dst.

Jerusalem: Mzm 119:91 - semuanya itu

ialah dunia seisinya yang tetap ada sesuai dengan apa yang ditetapkan Tuhan.

Jerusalem: Mzm 119:108 - persembahan sukarela yang berupa puji-pujian

Harafiah: persembahan (sukarela) mulutku.

Jerusalem: Mzm 119:109 - Aku selalu....

Harafiah: jiwaku selalu di tanganku.

Jerusalem: Mzm 119:113 - bimbang hati

Terjemahan ini tidak pasti. Terjemahan lain: durjana. Mungkin dimaksudkan orang Yahudi yang hanya setengah hati setia pada agamanya dan condong mengikuti kebudayaan bangsa asing (Yunani).

Jerusalem: Mzm 119:114 - perisaiku

Bdk Maz 3:4+

Jerusalem: Mzm 119:120 - ketakutan

Bdk Maz 15:4+

Jerusalem: Mzm 119:128 - Itulah sebabnya....

Naskah Ibrani nampaknya rusak dan diperbaiki. Kemungkinan lain: Itulah sebabnya segala titahMu kupilih.

Jerusalem: Mzm 119:130 - terang

Firman Tuhan tidak hanya "menerangi" jalan hidup manusia sebagai petunjuk jalan, tetapi juga membahagiakan, bdk Maz 27:1+

Jerusalem: Mzm 119:135 - Sinarilah

Mengenai "cahaya wajah Tuhan" bdk Maz 4:6+

Jerusalem: Mzm 119:136 - Air mataku berlinang

Orang benar sedih hati menyaksikan kejahatan. Pemazmur kiranya khususnya berpikir kepada orang Yahudi, kaum sebangsanya, yang meninggalkan agamanya sendiri dan menuruti adat-istiadat bangsa lain (Yunani).

Jerusalem: Mzm 119:139 - Nyala cintaku

Yang dimaksud ialah semangat yang berkobar-kobar untuk melaksanakan firman Tuhan.

Jerusalem: Mzm 119:154 - tebuslah aku

Mengenai Allah sebagai Penebus bdk Maz 19:14+

Jerusalem: Mzm 119:160 - Dasar

Harafiah: kepala. Ini dapat diartikan sebagai inti sari atau sebagai ringkasan.

Jerusalem: Mzm 119:164 - Tujuh kali

Artinya: sering kali.

Jerusalem: Mzm 119:170 - datang ke hadapanMu

Bdk Maz 79:11+

Jerusalem: Mzm 119:176 - sesat seperti domba

Apa yang kerap dikatakan oleh para nabi tentang umat secara menyeluruh, di sini diterapkan pada orang secara perorangan, bdk Yeh 34:16; Yer 50:6; Yes 53:6; Zak 11:16; Mat 10:6; Luk 15:4; 1Pe 2:25.

Ende: Mzm 119:1-176

Mazmur kebidjaksanaan ini, lagu pudjian atas Taurat, adalah jang lebih pandjang dalam Kitab Mazmur. Ia tersusun menurut abdjad Hibrani, hingga tiap² bagian (22 djumlahnja) mulai dengan huruf jang berikut. Lagi pula setiap ajat bagian masing² mulai dengan huruf jang sama, hingga delapan kali huruf jang sama diulangi. Tambahan dalam tiap² ajat terdapat suatu perkataan jang berarti: Taurat (ketjuali ajat 122(Maz 119:122) dalam naskah Hibrani, jang agaknja harus diperbaiki). akibat semuanja itu ialah: Mazmur ini sangat buat²an

Taurat disini (dan kata² jang sama artinja) bukan artinja perintah² dan hukum² sadja, melainkan semua djandji, adjaran dan antjaman allah, hingga Taurat hampir sama dengan agama, seperti itu patut dilakukan oleh manusia. Mazmur 110 (Maz 110) menjerupai Maz 19:7-14.

Ende: Mzm 119:57

Dapat diterdjemahkan djuga: Bagianku ialah Allah; aku telah berkata: firmanMu hendak kupeliharakan.

Ende: Mzm 119:61 - djerat

bahasa kiasan jang maknanja: tipu-muslihat.

Ende: Mzm 119:83 - kantung-kulit jang diasapi

Bahasa kiasan jang artinja: tidak berguna, tidak berdaja lagi. Kantung-kulit digantungkan pada dinding dan kena asap dalam rumah ia mendjadi kering, rusak, hingga tak dapat dipakai lagi.

Ende: Mzm 119:90

Tetapnja bumi (berkat Pentjiptanja)adalah lambang ketetapan djandji Jahwe.

Ende: Mzm 119:91 - mereka

ialah bumi (jang terdiri atas beberapa bagian dan unsur dan sebab itu bentuk djamak dipakai disini).

Ende: Mzm 119:108 - persembahan mulutku

ialah "kurban" pudjian, nadar dsb.

Ende: Mzm 119:109

Naskah Hibrani berbunji: "njawaku ditanganku". Dan itu berarti tetap dalam bahaja maut (lih. Hak 12:3; 1Sa 19:5; Ayu 13:14).

Ende: Mzm 119:113 - durdjana

Terdjemahan ini tiada pasti. Mungkin djuga: jang berhati mendua, bertjabang, tidak tetap.

Ende: Mzm 119:135 - ber-seri²lah wadjahMu

Artinja: merelai, menganugerahi.

Ende: Mzm 119:139 - kegiatanku

ialah kegiatan, keradjinan agama, untuk melaksanakan Taurat.

Ende: Mzm 119:164 - tudjuh kali

Artinja: sering kali. Tudjuh adalah angka pelengkapan kesempurnaan.

Ref. Silang FULL: Mzm 119:48 - hendak merenungkan

· hendak merenungkan: Kej 24:63; [Lihat FULL. Kej 24:63]

Ref. Silang FULL: Mzm 119:49 - Ingatlah firman // aku berharap

· Ingatlah firman: Mazm 119:9

· aku berharap: Mazm 119:43

Ref. Silang FULL: Mzm 119:50 - janji-Mu menghidupkan

· janji-Mu menghidupkan: Mazm 119:25; [Lihat FULL. Mazm 119:25]

Ref. Silang FULL: Mzm 119:51 - mencemoohkan aku // tidak menyimpang

· mencemoohkan aku: Mazm 119:21; [Lihat FULL. Mazm 119:21]; Ayub 16:10; [Lihat FULL. Ayub 16:10]; Ayub 17:2; [Lihat FULL. Ayub 17:2]

· tidak menyimpang: Ayub 23:11; [Lihat FULL. Ayub 23:11]

Ref. Silang FULL: Mzm 119:52 - Aku ingat

· Aku ingat: Mazm 103:18

Ref. Silang FULL: Mzm 119:53 - menjadi gusar // meninggalkan Taurat-Mu

· menjadi gusar: Kel 32:19; [Lihat FULL. Kel 32:19]; Kel 33:4; [Lihat FULL. Kel 33:4]

· meninggalkan Taurat-Mu: Mazm 89:31

Ref. Silang FULL: Mzm 119:54 - nyanyian mazmur

· nyanyian mazmur: Mazm 119:172; Mazm 101:1; 138:5

Ref. Silang FULL: Mzm 119:55 - aku ingat // pada Taurat-Mu

· aku ingat: Mazm 119:62,72; Mazm 1:2; 42:9; Mazm 63:7; [Lihat FULL. Mazm 63:7]; Mazm 77:3; Yes 26:9; Kis 16:25

· pada Taurat-Mu: Mazm 119:44; [Lihat FULL. Mazm 119:44]

Ref. Silang FULL: Mzm 119:56 - memegang titah-titah-Mu

· memegang titah-titah-Mu: Mazm 119:4,100,134,168; Bil 15:40; [Lihat FULL. Bil 15:40]

Ref. Silang FULL: Mzm 119:57 - Bagianku // pada firman-firman-Mu

· Bagianku: Ul 32:9; [Lihat FULL. Ul 32:9]; Yer 51:19; Rat 3:24

· pada firman-firman-Mu: Mazm 119:17,67,101

Ref. Silang FULL: Mzm 119:58 - Aku memohon // hati, kasihanilah // dengan janji-Mu

· Aku memohon: Ul 4:29; [Lihat FULL. Ul 4:29]; 1Taw 16:11; [Lihat FULL. 1Taw 16:11]; Mazm 34:5

· hati, kasihanilah: Kej 43:29; [Lihat FULL. Kej 43:29]; Ezr 9:8; [Lihat FULL. Ezr 9:8]

· dengan janji-Mu: Mazm 119:41

Ref. Silang FULL: Mzm 119:59 - jalan-jalan hidupku

· jalan-jalan hidupku: Yos 24:14-15; Mazm 39:2; [Lihat FULL. Mazm 39:2]

Ref. Silang FULL: Mzm 119:60 - pada perintah-perintah-Mu

· pada perintah-perintah-Mu: Mazm 119:115

Ref. Silang FULL: Mzm 119:61 - tidak kulupakan

· tidak kulupakan: Mazm 119:83,109,153,176

Ref. Silang FULL: Mzm 119:62 - Tengah malam // atas hukum-hukum-Mu

· Tengah malam: Mazm 119:55; [Lihat FULL. Mazm 119:55]; Kis 16:25

· atas hukum-hukum-Mu: Mazm 119:7

Ref. Silang FULL: Mzm 119:63 - takut kepada-Mu // pada titah-titah-Mu

· takut kepada-Mu: Mazm 15:4; 101:6-7; 103:11

· pada titah-titah-Mu: Mazm 119:56; Mazm 111:10

Ref. Silang FULL: Mzm 119:64 - kasih setia-Mu // ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu

· kasih setia-Mu: Mazm 33:5

· ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu: Mazm 119:12,108

Ref. Silang FULL: Mzm 119:65 - Kebajikan // dengan firman-Mu

· Kebajikan: Mazm 119:17; Mazm 125:4; Yes 50:2; 59:1; Mi 2:7

· dengan firman-Mu: Mazm 119:9; [Lihat FULL. Mazm 119:9]

Ref. Silang FULL: Mzm 119:66 - dan pengetahuan

· dan pengetahuan: Mazm 51:8; [Lihat FULL. Mazm 51:8]

Ref. Silang FULL: Mzm 119:67 - aku tertindas // aku menyimpang // pada janji-Mu

· aku tertindas: Mazm 116:10; [Lihat FULL. Mazm 116:10]

· aku menyimpang: Mazm 95:10; [Lihat FULL. Mazm 95:10]; Yer 8:4; [Lihat FULL. Yer 8:4]

· pada janji-Mu: Mazm 119:17; [Lihat FULL. Mazm 119:17]

Ref. Silang FULL: Mzm 119:68 - Engkau baik // ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu

· Engkau baik: Mazm 100:5; 106:1; 107:1; 135:3

· ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu: Kel 18:20; [Lihat FULL. Kel 18:20]

Ref. Silang FULL: Mzm 119:69 - dengan dusta

· dengan dusta: Ayub 13:4; Mazm 109:2

Ref. Silang FULL: Mzm 119:70 - mereka tebal

· mereka tebal: Mazm 17:10; [Lihat FULL. Mazm 17:10]; Yes 29:13; Kis 28:27

Ref. Silang FULL: Mzm 119:71 - aku tertindas

· aku tertindas: Mazm 119:67,75

Ref. Silang FULL: Mzm 119:72 - keping emas

· keping emas: Ayub 28:17; [Lihat FULL. Ayub 28:17]; Mazm 19:11; [Lihat FULL. Mazm 19:11]

Ref. Silang FULL: Mzm 119:73 - telah menjadikan

· telah menjadikan: Kej 1:27; [Lihat FULL. Kej 1:27]; Ayub 4:17; [Lihat FULL. Ayub 4:17]; Ayub 10:8; Mazm 138:8; 139:13-16

Ref. Silang FULL: Mzm 119:74 - dan bersukacita // kepada firman-Mu

· dan bersukacita: Mazm 34:3; [Lihat FULL. Mazm 34:3]

· kepada firman-Mu: Mazm 119:9; Mazm 130:5

Ref. Silang FULL: Mzm 119:75 - hukum-hukum-Mu adil // dalam kesetiaan

· hukum-hukum-Mu adil: Mazm 119:7,138,172

· dalam kesetiaan: Ibr 12:5-11

Ref. Silang FULL: Mzm 119:76 - kasih setia-Mu // dengan janji

· kasih setia-Mu: Mazm 6:5

· dengan janji: Mazm 119:41; [Lihat FULL. Mazm 119:41]

Ref. Silang FULL: Mzm 119:77 - Biarlah rahmat-Mu // adalah kegemaranku

· Biarlah rahmat-Mu: Mazm 90:13; 103:13

· adalah kegemaranku: Mazm 119:47; [Lihat FULL. Mazm 119:47]

Ref. Silang FULL: Mzm 119:78 - kurang ajar // tanpa alasan

· kurang ajar: Mazm 119:51; Yer 50:32

· tanpa alasan: Mazm 119:86,161; Mazm 35:19

Ref. Silang FULL: Mzm 119:79 - tahu peringatan-peringatan-Mu

· tahu peringatan-peringatan-Mu: Mazm 119:27,125

Ref. Silang FULL: Mzm 119:80 - hatiku tulus // dalam ketetapan-ketetapan-Mu // mendapat malu

· hatiku tulus: Mazm 119:1; 1Raj 8:61; [Lihat FULL. 1Raj 8:61]

· dalam ketetapan-ketetapan-Mu: Kej 26:5; [Lihat FULL. Kej 26:5]

· mendapat malu: Mazm 119:6; [Lihat FULL. Mazm 119:6]

Ref. Silang FULL: Mzm 119:81 - Habis jiwaku // merindukan keselamatan // aku berharap

· Habis jiwaku: Mazm 119:20; Mazm 84:3

· merindukan keselamatan: Mazm 119:123

· aku berharap: Mazm 119:43; [Lihat FULL. Mazm 119:43]

Ref. Silang FULL: Mzm 119:82 - Habis // merindukan janji-Mu

· Habis: Mazm 6:8; [Lihat FULL. Mazm 6:8]; Mazm 69:4; Rat 2:11

· merindukan janji-Mu: Mazm 119:41,123

Ref. Silang FULL: Mzm 119:83 - tidak kulupakan

· tidak kulupakan: Mazm 119:61; [Lihat FULL. Mazm 119:61]

Ref. Silang FULL: Mzm 119:84 - Berapa lagi // yang mengejar

· Berapa lagi: Mazm 6:4; Wahy 6:10

· yang mengejar: Mazm 119:51; Yer 12:3; 15:15; 20:11

Ref. Silang FULL: Mzm 119:85 - kurang ajar // menggali lobang

· kurang ajar: Mazm 119:51

· menggali lobang: Mazm 35:7; 57:7; Yer 18:20,22

Ref. Silang FULL: Mzm 119:86 - dapat dipercaya // mereka mengejar // tanpa alasan // tolonglah aku

· dapat dipercaya: Mazm 119:138

· mereka mengejar: Mazm 7:2; [Lihat FULL. Mazm 7:2]

· tanpa alasan: Mazm 119:78; [Lihat FULL. Mazm 119:78]

· tolonglah aku: Mazm 109:26; [Lihat FULL. Mazm 109:26]

Ref. Silang FULL: Mzm 119:87 - tidak meninggalkan

· tidak meninggalkan: Mazm 119:150; Yes 1:4,28; 58:2; 59:13

Ref. Silang FULL: Mzm 119:88 - Hidupkanlah // kasih setia-Mu // pada peringatan

· Hidupkanlah: Mazm 41:3; [Lihat FULL. Mazm 41:3]

· kasih setia-Mu: Mazm 119:124; Mazm 51:3; 109:26

· pada peringatan: Mazm 119:2,100,129,134,168

Ref. Silang FULL: Mzm 119:89 - Untuk selama-lamanya

· Untuk selama-lamanya: Mazm 119:111,144; Mazm 111:8; [Lihat FULL. Mazm 111:8]; Yes 51:6; Mat 5:18; [Lihat FULL. Mat 5:18]; 1Pet 1:25

Ref. Silang FULL: Mzm 119:90 - Kesetiaan-Mu // ke keturunan // tetap ada

· Kesetiaan-Mu: Mazm 36:6; [Lihat FULL. Mazm 36:6]

· ke keturunan: Mazm 45:18; [Lihat FULL. Mazm 45:18]

· tetap ada: Ayub 8:19; [Lihat FULL. Ayub 8:19]; Mazm 148:6

Ref. Silang FULL: Mzm 119:91 - itu ada // melayani Engkau

· itu ada: Yer 33:25

· melayani Engkau: Mazm 104:2-4; Yer 31:35

Ref. Silang FULL: Mzm 119:92 - menjadi kegemaranku // dalam sengsaraku

· menjadi kegemaranku: Mazm 37:4; Mazm 112:1; [Lihat FULL. Mazm 112:1]

· dalam sengsaraku: Mazm 119:50,67

Ref. Silang FULL: Mzm 119:93 - tidak melupakan // Engkau menghidupkan

· tidak melupakan: Mazm 119:83

· Engkau menghidupkan: Mazm 103:5

Ref. Silang FULL: Mzm 119:94 - kepunyaan-Mu, selamatkanlah // mencari titah-titah-Mu

· kepunyaan-Mu, selamatkanlah: Mazm 119:146; Mazm 54:3; 116:4; Yer 17:14; 31:18; 42:11

· mencari titah-titah-Mu: Mazm 119:45; [Lihat FULL. Mazm 119:45]

Ref. Silang FULL: Mzm 119:95 - untuk membinasakan // memperhatikan peringatan-peringatan-Mu

· untuk membinasakan: Mazm 69:5; [Lihat FULL. Mazm 69:5]

· memperhatikan peringatan-peringatan-Mu: Mazm 119:99

Ref. Silang FULL: Mzm 119:96 - perintah-Mu luas

· perintah-Mu luas: Mazm 19:8

Ref. Silang FULL: Mzm 119:97 - kucintai Taurat-Mu // Aku merenungkannya

· kucintai Taurat-Mu: Mazm 119:47; [Lihat FULL. Mazm 119:47]

· Aku merenungkannya: Mazm 119:15; [Lihat FULL. Mazm 119:15]

Ref. Silang FULL: Mzm 119:98 - lebih bijaksana

· lebih bijaksana: Mazm 119:130; Ul 4:6; [Lihat FULL. Ul 4:6]; Mazm 19:8; 2Tim 3:15

Ref. Silang FULL: Mzm 119:99 - sebab peringatan-peringatan-Mu

· sebab peringatan-peringatan-Mu: Mazm 119:15

Ref. Silang FULL: Mzm 119:100 - memegang titah-titah-Mu

· memegang titah-titah-Mu: Mazm 119:56; [Lihat FULL. Mazm 119:56]; Ul 6:17; [Lihat FULL. Ul 6:17]

Ref. Silang FULL: Mzm 119:101 - menahan kakiku // pada firman-Mu

· menahan kakiku: Ams 1:15

· pada firman-Mu: Mazm 119:57; [Lihat FULL. Mazm 119:57]

Ref. Silang FULL: Mzm 119:102 - dari hukum-hukum-Mu // yang mengajar

· dari hukum-hukum-Mu: Ul 17:20; [Lihat FULL. Ul 17:20]

· yang mengajar: Ul 4:5; [Lihat FULL. Ul 4:5]

Ref. Silang FULL: Mzm 119:103 - pada madu // bagi mulutku

· pada madu: Mazm 19:11; [Lihat FULL. Mazm 19:11]

· bagi mulutku: Ams 24:13-14

Ref. Silang FULL: Mzm 119:104 - beroleh pengertian // jalan dusta

· beroleh pengertian: Mazm 111:10; [Lihat FULL. Mazm 111:10]

· jalan dusta: Mazm 119:128

Ref. Silang FULL: Mzm 119:105 - itu pelita // dan terang

· itu pelita: Ams 20:27; 2Pet 1:19

· dan terang: Mazm 119:130; Ams 6:23

Ref. Silang FULL: Mzm 119:106 - telah bersumpah // pada hukum-hukum-Mu

· telah bersumpah: Neh 10:29; [Lihat FULL. Neh 10:29]

· pada hukum-hukum-Mu: Mazm 119:7

Ref. Silang FULL: Mzm 119:107 - Tuhan, hidupkanlah

· Tuhan, hidupkanlah: Mazm 119:25; [Lihat FULL. Mazm 119:25]

Ref. Silang FULL: Mzm 119:108 - berupa puji-pujian // ajarkanlah hukum-hukum-Mu

· berupa puji-pujian: Mazm 51:17; 63:6; 71:8; 109:30

· ajarkanlah hukum-hukum-Mu: Mazm 119:64; [Lihat FULL. Mazm 119:64]

Ref. Silang FULL: Mzm 119:109 - selalu mempertaruhkan // tidak kulupakan

· selalu mempertaruhkan: Hak 12:3; [Lihat FULL. Hak 12:3]

· tidak kulupakan: Mazm 119:61; [Lihat FULL. Mazm 119:61]

Ref. Silang FULL: Mzm 119:110 - memasang jerat // tidak sesat

· memasang jerat: Mazm 25:15; Mazm 64:6; [Lihat FULL. Mazm 64:6]; Yes 8:14; Am 3:5

· tidak sesat: Mazm 119:10

Ref. Silang FULL: Mzm 119:111 - kegirangan hatiku

· kegirangan hatiku: Mazm 119:14,162

Ref. Silang FULL: Mzm 119:112 - Telah kucondongkan // saat terakhir

· Telah kucondongkan: Mazm 108:2; [Lihat FULL. Mazm 108:2]

· saat terakhir: Mazm 119:33

Ref. Silang FULL: Mzm 119:113 - bimbang hati // tetapi Taurat-Mu

· bimbang hati: 1Raj 18:21; [Lihat FULL. 1Raj 18:21]; Yak 1:8; 4:8

· tetapi Taurat-Mu: Mazm 119:47

Ref. Silang FULL: Mzm 119:114 - dan perisaiku // aku berharap

· dan perisaiku: Kej 15:1; [Lihat FULL. Kej 15:1]; Mazm 18:3; [Lihat FULL. Mazm 18:3]

· aku berharap: Mazm 119:43; [Lihat FULL. Mazm 119:43]

Ref. Silang FULL: Mzm 119:115 - dari padaku

· dari padaku: Mazm 6:9; [Lihat FULL. Mazm 6:9]

Ref. Silang FULL: Mzm 119:116 - Topanglah // dengan janji-Mu // aku malu

· Topanglah: Mazm 18:36; [Lihat FULL. Mazm 18:36]; Mazm 41:4; 55:23; Yes 46:4

· dengan janji-Mu: Mazm 119:41; [Lihat FULL. Mazm 119:41]

· aku malu: Rom 5:5

Ref. Silang FULL: Mzm 119:117 - Sokonglah // aku selamat // dalam ketetapan-ketetapan-Mu

· Sokonglah: Yes 41:10; 46:4

· aku selamat: Mazm 34:5

· dalam ketetapan-ketetapan-Mu: Mazm 119:6

Ref. Silang FULL: Mzm 119:118 - yang sesat

· yang sesat: Mazm 119:10; [Lihat FULL. Mazm 119:10]

Ref. Silang FULL: Mzm 119:119 - Sebagai sanga // mencintai peringatan-peringatan-Mu

· Sebagai sanga: Yes 1:22,25; Yeh 22:18,19

· mencintai peringatan-peringatan-Mu: Mazm 119:47

Ref. Silang FULL: Mzm 119:120 - Badanku gemetar // terhadap Engkau // aku takut

· Badanku gemetar: Ayub 4:14; [Lihat FULL. Ayub 4:14]; Yes 64:2; [Lihat FULL. Yes 64:2]

· terhadap Engkau: Yos 24:14; [Lihat FULL. Yos 24:14]

· aku takut: Yer 10:7; Hab 3:2

Ref. Silang FULL: Mzm 119:121 - dan keadilan

· dan keadilan: 2Sam 8:15; [Lihat FULL. 2Sam 8:15]; Ayub 27:6; [Lihat FULL. Ayub 27:6]

Ref. Silang FULL: Mzm 119:122 - untuk kebaikan // ajar memeras

· untuk kebaikan: Ayub 17:3; [Lihat FULL. Ayub 17:3]

· ajar memeras: Mazm 119:21,121,134; Mazm 106:42

Ref. Silang FULL: Mzm 119:123 - sangat merindukan // keselamatan // merindukan janji-Mu

· sangat merindukan: Yes 38:14

· keselamatan: Mazm 119:81

· merindukan janji-Mu: Mazm 119:82; [Lihat FULL. Mazm 119:82]

Ref. Silang FULL: Mzm 119:124 - kasih setia-Mu // ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu

· kasih setia-Mu: Mazm 119:88; [Lihat FULL. Mazm 119:88]; Mazm 25:7; [Lihat FULL. Mazm 25:7]

· ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu: Mazm 119:12

Ref. Silang FULL: Mzm 119:125 - aku ini // tahu peringatan-peringatan-Mu

· aku ini: Mazm 116:16; [Lihat FULL. Mazm 116:16]

· tahu peringatan-peringatan-Mu: Mazm 119:79; [Lihat FULL. Mazm 119:79]

Ref. Silang FULL: Mzm 119:126 - telah merombak

· telah merombak: Bil 15:31; [Lihat FULL. Bil 15:31]

Ref. Silang FULL: Mzm 119:127 - mencintai perintah-perintah-Mu // pada emas // emas tua

· mencintai perintah-perintah-Mu: Mazm 119:47; [Lihat FULL. Mazm 119:47]

· pada emas: Mazm 19:11

· emas tua: Ayub 3:21; [Lihat FULL. Ayub 3:21]

Ref. Silang FULL: Mzm 119:128 - hidup jujur // jalan dusta

· hidup jujur: Mazm 19:9; [Lihat FULL. Mazm 19:9]

· jalan dusta: Mazm 119:104,163; Mazm 31:7; Ams 13:5

Ref. Silang FULL: Mzm 119:129 - Peringatan-peringatan-Mu ajaib // jiwaku memegangnya

· Peringatan-peringatan-Mu ajaib: Mazm 119:18

· jiwaku memegangnya: Mazm 119:22,; Mazm 119:88; [Lihat FULL. Mazm 119:88]

Ref. Silang FULL: Mzm 119:130 - memberi terang // orang-orang bodoh

· memberi terang: Mazm 119:105; [Lihat FULL. Mazm 119:105]

· orang-orang bodoh: Mazm 19:8; [Lihat FULL. Mazm 19:8]

Ref. Silang FULL: Mzm 119:131 - dan megap-megap // mendambakan perintah-perintah-Mu

· dan megap-megap: Mazm 42:2

· mendambakan perintah-perintah-Mu: Mazm 119:20; [Lihat FULL. Mazm 119:20]

Ref. Silang FULL: Mzm 119:132 - Berpalinglah kepadaku // dan kasihanilah // mencintai nama-Mu

· Berpalinglah kepadaku: Mazm 6:5; [Lihat FULL. Mazm 6:5]

· dan kasihanilah: 2Sam 24:14; [Lihat FULL. 2Sam 24:14]; Mazm 9:14; [Lihat FULL. Mazm 9:14]

· mencintai nama-Mu: Mazm 5:12; [Lihat FULL. Mazm 5:12]

Ref. Silang FULL: Mzm 119:133 - oleh janji-Mu // kejahatan berkuasa

· oleh janji-Mu: Mazm 119:9

· kejahatan berkuasa: Mazm 119:11; [Lihat FULL. Mazm 119:11]; Rom 6:16; [Lihat FULL. Rom 6:16]

Ref. Silang FULL: Mzm 119:134 - pemerasan manusia // pada titah-titah-Mu

· pemerasan manusia: Mazm 119:122; [Lihat FULL. Mazm 119:122]

· pada titah-titah-Mu: Mazm 119:56,88; [Lihat FULL. Mazm 119:56]; [Lihat FULL. Mazm 119:88]

Ref. Silang FULL: Mzm 119:135 - Sinarilah // ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu

· Sinarilah: Bil 6:25; [Lihat FULL. Bil 6:25]; Mazm 4:7; 67:2; 80:4

· ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu: Mazm 119:12

Ref. Silang FULL: Mzm 119:136 - Air // tidak berpegang

· Air: Mazm 6:7; Yes 22:4; Yer 9:1,18; 13:17; 14:17; Rat 1:16; 3:48

· tidak berpegang: Mazm 119:158; Mazm 106:25; Yes 42:24; Yeh 9:4

Ref. Silang FULL: Mzm 119:137 - Engkau adil // hukum-hukum-Mu benar

· Engkau adil: Kel 9:27; [Lihat FULL. Kel 9:27]; Ezr 9:15; [Lihat FULL. Ezr 9:15]

· hukum-hukum-Mu benar: Neh 9:13; [Lihat FULL. Neh 9:13]

Ref. Silang FULL: Mzm 119:138 - dalam keadilan // dalam kesetiaan

· dalam keadilan: Mazm 119:75; [Lihat FULL. Mazm 119:75]; Mazm 19:8; [Lihat FULL. Mazm 19:8]

· dalam kesetiaan: Mazm 119:86

Ref. Silang FULL: Mzm 119:139 - cintaku menghabiskan

· cintaku menghabiskan: Mazm 69:10; Yoh 2:17

Ref. Silang FULL: Mzm 119:140 - Janji-Mu // sangat teruji // hamba-Mu mencintainya

· Janji-Mu: Yos 23:14; [Lihat FULL. Yos 23:14]

· sangat teruji: Mazm 12:7

· hamba-Mu mencintainya: Mazm 119:47

Ref. Silang FULL: Mzm 119:141 - dan hina // tetapi titah-titah-Mu

· dan hina: Mazm 22:7; [Lihat FULL. Mazm 22:7]

· tetapi titah-titah-Mu: Mazm 119:61,134

Ref. Silang FULL: Mzm 119:142 - Taurat-Mu benar

· Taurat-Mu benar: Mazm 119:151,160; Mazm 19:8

Ref. Silang FULL: Mzm 119:143 - menjadi kesukaanku

· menjadi kesukaanku: Mazm 119:24,; Mazm 119:47; [Lihat FULL. Mazm 119:47]

Ref. Silang FULL: Mzm 119:144 - aku mengerti

· aku mengerti: Mazm 119:34; [Lihat FULL. Mazm 119:34]

Ref. Silang FULL: Mzm 119:145 - segenap hati // Ketetapan-ketetapan-Mu

· segenap hati: Mazm 119:10

· Ketetapan-ketetapan-Mu: Mazm 119:22,55

Ref. Silang FULL: Mzm 119:146 - kepada-Mu; selamatkanlah

· kepada-Mu; selamatkanlah: Mazm 119:94; [Lihat FULL. Mazm 119:94]

Ref. Silang FULL: Mzm 119:147 - Pagi-pagi buta

· Pagi-pagi buta: Mazm 5:4; 57:9; 108:3

Ref. Silang FULL: Mzm 119:148 - jaga malam

· jaga malam: Mazm 63:7; [Lihat FULL. Mazm 63:7]

Ref. Silang FULL: Mzm 119:149 - Dengarlah suaraku // kasih setia-Mu // Tuhan, hidupkanlah

· Dengarlah suaraku: Mazm 27:7; [Lihat FULL. Mazm 27:7]

· kasih setia-Mu: Mazm 119:124

· Tuhan, hidupkanlah: Mazm 119:40; [Lihat FULL. Mazm 119:40]

Ref. Silang FULL: Mzm 119:150 - maksud jahat

· maksud jahat: Mazm 37:7; [Lihat FULL. Mazm 37:7]

Ref. Silang FULL: Mzm 119:151 - Engkau dekat // adalah benar

· Engkau dekat: Mazm 34:19; [Lihat FULL. Mazm 34:19]; Fili 4:5

· adalah benar: Mazm 119:142; [Lihat FULL. Mazm 119:142]

Ref. Silang FULL: Mzm 119:152 - dari peringatan-peringatan-Mu // untuk selama-lamanya

· dari peringatan-peringatan-Mu: Mazm 119:7,73

· untuk selama-lamanya: Mazm 119:89; [Lihat FULL. Mazm 119:89]; Mazm 111:8; [Lihat FULL. Mazm 111:8]; Luk 21:33

Ref. Silang FULL: Mzm 119:153 - Lihatlah sengsaraku // dan luputkanlah // tidak kulupakan

· Lihatlah sengsaraku: Mazm 13:4; [Lihat FULL. Mazm 13:4]

· dan luputkanlah: Mazm 3:8; [Lihat FULL. Mazm 3:8]

· tidak kulupakan: Mazm 44:18; [Lihat FULL. Mazm 44:18]

Ref. Silang FULL: Mzm 119:154 - Perjuangkanlah perkaraku // dan tebuslah // aku, hidupkanlah // dengan janji-Mu

· Perjuangkanlah perkaraku: Mazm 35:1; Yer 50:34; Mi 7:9

· dan tebuslah: 1Sam 24:16; [Lihat FULL. 1Sam 24:16]

· aku, hidupkanlah: Mazm 119:25

· dengan janji-Mu: Mazm 119:41; [Lihat FULL. Mazm 119:41]

Ref. Silang FULL: Mzm 119:155 - mereka cari

· mereka cari: Mazm 119:94,118

Ref. Silang FULL: Mzm 119:156 - Rahmat-Mu berlimpah // Tuhan, hidupkanlah // dengan hukum-hukum-Mu

· Rahmat-Mu berlimpah: Neh 9:27; [Lihat FULL. Neh 9:27]; Yak 5:11

· Tuhan, hidupkanlah: Mazm 119:25

· dengan hukum-hukum-Mu: Mazm 119:149

Ref. Silang FULL: Mzm 119:157 - lawanku banyak // tidak menyimpang

· lawanku banyak: Mazm 7:2; [Lihat FULL. Mazm 7:2]

· tidak menyimpang: Mazm 44:19; [Lihat FULL. Mazm 44:19]

Ref. Silang FULL: Mzm 119:158 - merasa jemu // pada janji-Mu

· merasa jemu: Mazm 119:104; Kel 32:19; [Lihat FULL. Kel 32:19]

· pada janji-Mu: Mazm 119:136; [Lihat FULL. Mazm 119:136]

Ref. Silang FULL: Mzm 119:159 - Tuhan, hidupkanlah

· Tuhan, hidupkanlah: Mazm 119:25; Mazm 41:3; [Lihat FULL. Mazm 41:3]

Ref. Silang FULL: Mzm 119:160 - untuk selama-lamanya

· untuk selama-lamanya: Mazm 119:89; [Lihat FULL. Mazm 119:89]; Mazm 111:8; [Lihat FULL. Mazm 111:8]

Ref. Silang FULL: Mzm 119:161 - Pembesar-pembesar mengejar // hatiku gemetar

· Pembesar-pembesar mengejar: Mazm 119:23,122,157; 1Sam 24:15-16

· hatiku gemetar: Mazm 119:120

Ref. Silang FULL: Mzm 119:162 - Aku gembira // banyak jarahan

· Aku gembira: Mazm 119:111; [Lihat FULL. Mazm 119:111]

· banyak jarahan: 1Sam 30:16; Yes 9:2; 53:12

Ref. Silang FULL: Mzm 119:163 - merasa jijik // tetapi Taurat-Mu

· merasa jijik: Mazm 119:128; [Lihat FULL. Mazm 119:128]

· tetapi Taurat-Mu: Mazm 119:47

Ref. Silang FULL: Mzm 119:164 - karena hukum-hukum-Mu

· karena hukum-hukum-Mu: Mazm 119:7,160

Ref. Silang FULL: Mzm 119:165 - Besarlah ketenteraman // batu sandungan

· Besarlah ketenteraman: Mazm 37:11; Yes 26:3,12; 27:5; 32:17; 57:19; 66:12

· batu sandungan: Mazm 119:11; [Lihat FULL. Mazm 119:11]; Mazm 37:24; [Lihat FULL. Mazm 37:24]; 1Yoh 2:10

Ref. Silang FULL: Mzm 119:166 - menantikan keselamatan

· menantikan keselamatan: Mazm 119:81

Ref. Silang FULL: Mzm 119:167 - amat mencintainya

· amat mencintainya: Mazm 119:47

Ref. Silang FULL: Mzm 119:168 - pada titah-titah-Mu // dan peringatan-peringatan-Mu // hidupku terbuka

· pada titah-titah-Mu: Mazm 119:56,88; [Lihat FULL. Mazm 119:56]; [Lihat FULL. Mazm 119:88]

· dan peringatan-peringatan-Mu: Mazm 119:2,22

· hidupku terbuka: Ayub 10:4; [Lihat FULL. Ayub 10:4]; Ayub 23:10; [Lihat FULL. Ayub 23:10]; Mazm 139:3; Ams 5:21

Ref. Silang FULL: Mzm 119:169 - teriakku sampai // aku pengertian // dengan firman-Mu

· teriakku sampai: Ayub 16:18; [Lihat FULL. Ayub 16:18]

· aku pengertian: Mazm 119:34; [Lihat FULL. Mazm 119:34]

· dengan firman-Mu: Mazm 119:9; [Lihat FULL. Mazm 119:9]

Ref. Silang FULL: Mzm 119:170 - permohonanku datang // hadapan-Mu; lepaskanlah // dengan janji-Mu

· permohonanku datang: 1Raj 8:30; 2Taw 6:24; Mazm 28:2; 140:7; 143:1

· hadapan-Mu; lepaskanlah: Mazm 3:8; 22:21; 59:2

· dengan janji-Mu: Mazm 119:41; [Lihat FULL. Mazm 119:41]

Ref. Silang FULL: Mzm 119:171 - mengucapkan puji-pujian // Engkau mengajarkan

· mengucapkan puji-pujian: Mazm 51:17; 63:4

· Engkau mengajarkan: Mazm 94:12; Yes 2:3; Mi 4:2

Ref. Silang FULL: Mzm 119:172 - lidahku menyanyikan // perintah-Mu benar

· lidahku menyanyikan: Mazm 51:16

· perintah-Mu benar: Mazm 119:7,; Mazm 119:75; [Lihat FULL. Mazm 119:75]

Ref. Silang FULL: Mzm 119:173 - menjadi penolongku // aku memilih

· menjadi penolongku: Mazm 37:24; 73:23; Yes 41:10

· aku memilih: Yos 24:22; [Lihat FULL. Yos 24:22]

Ref. Silang FULL: Mzm 119:174 - kepada keselamatan // menjadi kesukaanku

· kepada keselamatan: Mazm 119:166

· menjadi kesukaanku: Mazm 119:16,24

Ref. Silang FULL: Mzm 119:175 - jiwaku hidup

· jiwaku hidup: Mazm 119:116,159; Yes 55:3

Ref. Silang FULL: Mzm 119:176 - seperti domba // tidak kulupakan

· seperti domba: Mazm 119:10; Mazm 95:10; [Lihat FULL. Mazm 95:10]; Yer 50:17; Yeh 34:11; Luk 15:4; [Lihat FULL. Luk 15:4]

· tidak kulupakan: Mazm 44:18; [Lihat FULL. Mazm 44:18]

Tafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat

Matthew Henry: Mzm 119:45-48

(119:45-48)

Dalam ayat-ayat ini dapat kita amati,

• 1. Apa yang dialami Daud dari kasihnya terhadap Taurat TUHAN: “Aku mencari titah-titah-Mu (ay. 45). Aku berhasrat mengetahui dan menjalankan tanggung jawabku, serta meminta nasihat firman-Mu. Aku melakukan apa saja untuk mengerti kehendak TUHAN dan menemukan apa yang ada di dalam pikiran-Nya yang terdalam. Aku mencari titah-titah-Mu, sebab aku mencintainya(ay. 47-48). Tidak saja aku setuju mengatakan bahwa titah-titah itu baik, tetapi juga merasa puas bahwa semuanya itu baik bagiku.” Semua yang mengasihi Allah menyukai pemerintahan-Nya dan karena itu mereka mengasihi semua perintah-perintah-Nya.
• 2. Apa yang diharapkan Daud dari hal ini. Dalam kekuatan anugerah Allah, di sini ia menjanjikan lima hal kepada dirinya sendiri:

• (1) Bahwa ia akan hidup dalam kelegaan dan kemudahan dalam melaksanakan tugasnya: “Aku hendak hidup dalam kelegaan, dilepaskan dari yang jahat, tidak terhalang oleh belenggu kerusakanku sendiri dan bebas memilih apa yang baik, melakukannya tanpa terpaksa, tetapi dengan sukarela.” Pekerjaan dosa sepenuhnya merupakan perhambaan dan pekerjaan Allah sepenuhnya adalah kelegaan. Kebobrokan adalah hamba penguasa lalim yang terbesar, kepenuhan oleh hati nurani yang baik adalah kemerdekaan bagi orang tahanan yang paling hina sekalipun (Yoh. 8:32, 36; Luk. 1:74-75).
• (2) Bahwa ia harus tegas dan berani dalam melaksanakan tugasnya: Aku hendak berbicara tentang peringatan-peringatan-Mu di hadapan raja-raja. Sebelum Daud bertakhta, adakalanya beberapa raja menjadi hakim-hakimnya, seperti Saul dan Akhis. Tetapi ketika ia dipanggil menghadap mereka untuk memberikan alasan tentang pengharapan yang ada di dalam-Nya, ia akan berbicara tentang peringatan-peringatan Allah, dan mengaku membangun harapannya di atas peringatan-peringatan itu serta menjadikannya sebagai penasihatnya, pengawalnya, mahkotanya, segalanya. Kita sama sekali tidak boleh takut mengaku agama kita, meskipun hal ini akan membangkitkan amarah raja-raja itu. Sebaliknya, kita harus membicarakannya seolah-olah hal itu adalah hidup dan mati kita, seperti tiga orang muda Yehuda di hadapan Nebukadnezar (Dan. 3:16; Kis. 4:20). Setelah Daud bertakhta, adakalanya sejumlah raja menjadi sahabat-sahabatnya. Mereka mengunjunginya dan ia melakukan kunjungan balasan. Namun ia tidak pernah berkompromi dengan cara berbicara tentang apa saja selain agama karena takut menghina mereka dan membuat percakapan menjadi tidak nyaman bagi mereka. Tidak, peringatan-peringatan Allah harus menjadi pokok utama perbincangannya dengan raja-raja. Bukan saja untuk menunjukkan bahwa ia tidak merasa malu tentang agamanya, tetapi untuk mengajar mereka dan membawa mereka memahami hal itu. Sangatlah baik bagi raja-raja untuk mendengar peringatan-peringatan Allah, dan hal itu akan menghiasi percakapan raja-raja itu sendiri ketika mereka membicarakannya.
• (3) Bahwa ia harus bergemar dan bersukacita dalam menjalankan tugas (ay. 47): “Aku hendak bergemar dalam perintah-perintah-Mu, dalam membicarakannya, dalam menaatinya. Aku tidak pernah merasa begitu senang dengan diri sendiri seperti ketika aku melakukan sesuatu yang menyenangkan hati Allah.” Semakin banyak sukacita yang kita bawa dalam melayani Allah, semakin dekat kita datang kepada kesempurnaan yang kita tuju.
• (4) Bahwa ia harus rajin dan bersemangat dalam menjalankan tugas: Aku menaikkan tanganku kepada perintah-perintah-Mu, yang menunjukkan bukan saja hasrat yang kuat terhadap perintah-perintah itu ( 143:6) – “Aku akan memilikinya seperti orang yang takut kehilangan atau takut ditinggalkan,” dan juga akan memberi perhatian yang sungguh dalam melaksanakannya – “Aku hendak menaruh tanganku atas perintah itu, tidak saja untuk memujinya, tetapi melakukannya. Aku bahkan akan menaikkan tanganku kepada perintah-perintah-Mu, yakni aku akan mengerahkan seluruh kekuatanku untuk melaksanakannya.” Tangan yang lunglai karena kemalasan dan kurang bersemangat akan dikuatkan (Ibr. 12:12).
• (5) Bahwa ia harus penuh perhatian dan berhati-hati dalam menjalankan tugasnya (ay. 48): “Aku hendak merenungkan ketetapan-ketetapan-Mu, tidak saja menyenangkan hati dengan memikirkannya sebagai hal yang perlu ditafsirkan, tetapi berusaha keras mencari cara untuk menjalankannya sebaik mungkin.” Jika kita menerapkan pikiran dan tangan kita kepada perintah-perintah Allah, maka itu bukti bahwa kita sungguh-sungguh mengasihi perintah-perintah-Nya.

Matthew Henry: Mzm 119:49 - 7. ZAYIN

7. ZAYIN (ז) 119:49-56 (119:49)

Dua hal yang diminta Daud di sini di dalam doanya untuk memperoleh belas kasihan dan anugerah yang sangat diharapkannya, sesuai dengan firman yang menjadi pedoman dalam permohonannya:

• 1. Bahwa Allah telah memberikan janji yang kemudian menjadi pengharapan Daud: “TUHAN, aku tidak menginginkan sesuatu lebih daripada janji bahwa Engkau akan ingat firman yang Kaukatakan kepada hamba-Mu, dan lakukanlah seperti yang Kaujanjikan itu” (1 Taw. 17:23). “Engkau adalah Allah yang bijaksana, karena itu sempurnalah apa yang Engkau rencanakan, dan janganlah ubah rancangan-Mu. Engkau adalah Allah yang setia, dan karena itu Engkau akan melaksanakan janji-Mu, dan tidak akan melanggar firman-Mu.” Orang-orang yang menjadikan janji-janji Allah sebagai bagian mereka, dengan penuh keberanian serta kerendahan hati akan menjadikan janji ini sebagai alasan untuk memohon. “TUHAN, bukankah itu firman yang telah Engkau katakan? Tidakkah Engkau akan menjadikannya baik?” (Kej. 32:9; Kel. 33:12).
• 2. Bahwa Allah, yang telah memberinya janji di dalam firman, telah menumbuhkan harapan di dalam hatinya oleh anugerah-Nya, dan memampukan dia bergantung pada janji itu, serta meningkatkan harapannya akan perkara-perkara besar dari janji itu. Sudahkah Allah membangkitkan hasrat di dalam kita akan berkat-berkat rohani, lebih daripada hal-hal baik yang bersifat sementara itu, dan bukankah Ia akan berlaku begitu baik dengan memuaskan hasrat itu? Sudahkah Dia memenuhi kita dengan harapan akan berkat-berkat itu, dan bukankah Ia akan berbuat adil dengan memenuhi harapan ini? Ia yang oleh Roh-Nya mengerjakan iman di dalam kehendak kita, dan sesuai dengan iman itu bekerja untuk kita, tidak akan pernah mengecewakan kita.

Matthew Henry: Mzm 119:50

(119:50)

Inilah pengalaman Daud perihal manfaat yang ia dapatkan dari firman Allah.

• 1. Sebagai sarana untuk menguduskan dirinya: “Janji-Mu menghidupkan aku. Janji itu membuat aku hidup ketika aku mati di dalam dosa. Sering kali janji itu membuatku bersemangat ketika merasa jemu dalam menjalankan tugas. Janji itu menghidupkan aku kepada perkara-perkara yang baik, ketika aku menjadi mundur dan tidak menyukai janji itu, serta menghidupkan aku kepada perkara-perkara yang baik, ketika aku menjadi dingin dan tidak peduli.”
• 2. Karena itu, juga sebagai sarana penghiburan ketika Daud sedang tertimpa sengsara dan membutuhkan sesuatu untuk menopang dirinya: “Karena janji-Mu telah menghidupkan aku pada waktu yang sudah-sudah, janji itu juga akan menghiburku pada waktu yang lain.” Banyak bagian dalam firman Allah yang berbicara tentang penghiburan dalam sengsara, namun firman seperti ini hanya terjadi bagi orang-orang yang pada tingkat tertentu telah mengalami kuasa firman yang menghidupkan itu. Jika karena anugerah, janji itu membuat kita kudus, tentunya cukup banyak hal di dalamnya yang dapat membuat kita memperoleh kelegaan di dalam semua keadaan dan di berbagai kejadian.

Matthew Henry: Mzm 119:51

(119:51)

Di sini Daud ingin berbicara tentang beberapa hal yang akan sangat berguna bila kita mengetahuinya:

• 1. Bahwa ia telah dicemooh karena hidup keagamaannya. Meskipun dia seorang laki-laki terhormat, seorang yang sangat berhati-hati, dan berjasa besar bagi negerinya, tetapi karena ia juga seorang yang sangat cermat dalam menjalankan hidup keagamaannya, orang-orang yang kurang ajar sangat mencemoohkan dia. Mereka menjadikan dia bahan tertawaan, bahan senda gurau, dan berbuat apa saja untuk mempermalukannya. Mereka menertawakan dia karena doa-doanya, dan menyebutnya sebagai kata-kata munafik, untuk kesungguhannya mereka menyebutnya kemuraman, untuk keketatan dalam menjalankan perintah agama, mereka menyebutnya kegigihan yang tidak ada gunanya. Mereka adalah orang-orang kurang ajar yang duduk dalam kumpulan pencemooh dan merasa bangga dengan melakukan hal-hal seperti itu.
• 2. Bahwa meskipun ia dicemooh, ia tidak sampai meninggalkan hidup keagamaannya: “Mereka telah melakukan apa saja untuk membuat aku malu dan meninggalkan hidup keagamaanku, tetapi tidak ada yang dapat menggoyahkan aku: Aku tidak menyimpang dari Taurat-Mu karena semua cemoohan itu. Tetapi, jika hal ini dianggap menghinakan diriku, aku akan menghinakan diriku lebih dari pada itu.” (Seperti yang ia katakan ketika Mikhal, istrinya, mencemoohnya dengan sangat). Ia tidak saja tidak meninggalkan hukum itu, tetapi juga tidak mundur teratur secara perlahan. Hati kita sama sekali tidak boleh menciut dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab keagamaan apa pun, juga tidak boleh melewatkan sebuah kesempatan untuk berbuat baik hanya karena takut akan cemoohan orang atau penghinaan mereka. Meskipun anjing menggonggong, kafilah tetap berlalu. Orang-orang yang tidak sanggup menanggung penghinaan karena Kristus, tidak dapat menanggung perkataan keras bagi Dia.

Matthew Henry: Mzm 119:52

(119:52)

Daud tidak saja mempertahankan kesalehan hatinya ketika hidup keagamaannya dicemooh, tetapi

• 1. Ia menghibur dirinya sendiri. Ia tidak saja menanggung penghinaan itu, tetapi menanggungnya dengan penuh sukacita. Cemoohan itu sama sekali tidak mengganggu rasa damai sejahteranya, juga tidak menyela kedamaian rohnya di dalam Allah. Sungguh merupakan penghiburan baginya untuk memikirkan bahwa ia harus menanggung semua cemoohan itu demi kepentingan Allah, dan bahwa musuh-musuhnya yang paling jahat pun tidak mendapati alasan apa pun terhadap dia, kecuali dalam hal ibadahnya kepada Allahnya(Dan. 6:5). Orang-orang yang diejek karena ketaatan mereka terhadap Taurat TUHAN dapat menghibur diri dengan perkataan ini, bahwa penghinaan karena Kristuspada akhirnya akan terbukti sebagai kekayaan yang lebih besar dari pada semua harta Mesir.
• 2. Hal yang menghibur diri Daud adalah ingatannya akan hukum-hukum Allah yang dari dahulu kala, pengaturan pemeliharaan TUHAN atas umat Allah sebelumnya, baik belas kasihan-Nya kepada mereka, maupun keadilan yang ditunjukkan terhadap para penganiayanya. Hukum-hukum Allah sejak zaman dahulu, sampai zaman kita sekarang ini, dan di zaman para pendahulu kita, harus senantiasa kita kenang demi penghiburan dan pendorong semangat kita di dalam jalan-jalan TUHAN, karena Ia tetap sama.

Matthew Henry: Mzm 119:53

(119:53)

Di sini terdapat,

• 1. Watak orang-orang fasik itu. Yang dimaksudkan Daud adalah mereka yang secara terbuka dan tanpa malu-malu menunjukkan kefasikan mereka: Mereka yang meninggalkan Taurat-Mu. Setiap dosa merupakan pelanggaran terhadap Hukum Taurat, tetapi setiap perbuatan yang dilakukan atas kehendak sendiri serta dosa yang dinyatakan dengan terus terang, merupakan bentuk penyangkalan terhadap hukum itu secara langsung.
• 2. Pengaruh mendalam yang ditimbulkan oleh kefasikan orang-orang itu pada diri Daud. Kefasikan itu menggusarkan dia dan membuatnya sangat terkejut. Ia gemetar memikirkan penghinaan yang mereka lontarkan kepada Allah, kesenangan yang mereka persembahkan kepada Iblis, dan kejahatan yang mereka lakukan kepada jiwa-jiwa manusia. Ia menjadi sangat ketakutan akan akibat yang ditimbulkan, baik atas orang-orang berdosa itu (ia berseru, Janganlah mencabut nyawaku bersama-sama orang berdosa! Biarlah musuhku mengalami seperti orang fasik ), maupun atas kepentingan Kerajaan Allah di antara manusia. Ia takut kalau-kalau karena perbuatan itu kepentingan Kerajaan Allah akan semakin melemah dan hancur. Ia tidak berkata, “Aku menjadi gusarkarena kekejaman yang mereka rencanakan terhadapku,” tetapi, “karena penghujatan yang mereka lakukan terhadap Allah dan Taurat-Nya.” Dosa adalah hal yang sangat mengerikan bagi pandangan semua orang yang telah dikuduskan (Yer. 5:30; 23:14; Hos. 6:10; Yer. 2:12).

Matthew Henry: Mzm 119:54

(119:54)

Di sini terlihat,

• 1. Keadaan yang tengah dialami Daud. Ia sedang berada di rumah yang didiaminya sebagai orang asing, yang dapat diartikan sebagai masalah tertentu yang sedang ia hadapi (ia sering diombang-ambingkan dan dikejar-kejar sehingga terpaksa harus melarikan diri). Atau, ini dapat juga diartikan sebagai nasib keberuntungannya secara umum. Dunia ini adalah rumah pengembaraan kita, rumah yang kita diami sebagai orang asing. Inilah kemah kita, tempat persinggahan kita. Kita harus mengakui sendiri bahwa kita adalah orang asing dan pendatang di bumi ini. Rumah kita bukan di sini, kita juga tidak tinggal di sini sampai selama-lamanya. Bahkan istana Daud pun hanyalah rumah persinggahannya belaka.
• 2. Penghiburannya dalam keadaan seperti ini: “Ketetapan-ketetapan-Mu adalah nyanyian mazmur bagiku, yang menjadi penghiburanku.” Telah menjadi kebiasaan di antara para musafir untuk menghibur diri dan melepaskan kelelahan perjalanan mereka dengan kadang-kadang melantunkan lagu yang menyenangkan. Daud adalah seorang biduan Israel yang baik, dan di sini kita diberi tahu dari mana ia mengambil nyanyian-nyanyiannya. Semua nyanyiannya bersumber dari firman Allah. Ketetapan-ketetapan Allah telah begitu akrab dengan dirinya, seperti halnya nyanyian-nyanyian yang biasa dinyanyikan orang. Dan ia telah bercakap-cakap dengan ketetapan-ketetapan ini dalam kesendiriannya sebagai orang asing. Baginya, ketetapan-ketetapan ini sama menyenangkannya seperti halnya nyanyian-nyanyian, yang memberikan sukacita di dalam hatinya, lebih daripada mereka yang bernyanyi-nyanyi mendengar bunyi gambus (Am. 6:5). Adakah seorang di antara kamu yang menderita? Biarlah ia menyanyi tentang jalan-jalan TUHAN, dan lihatlah apakah dia tidak dapat menyanyi untuk menjauhkan kedukaan ( 138:5).

Matthew Henry: Mzm 119:55-56

(119:55-56)

Inilah,

• 1. Percakapan yang telah dilakukan Daud dengan firman Allah. Ia menyimpannya dalam ingatan, dan pada setiap kesempatan ia mengingatnya kembali. Nama Allah adalah penemuannya sendiri yang diteruskan kepada kita dengan perkataannya sendiri. Itulah sebutan-Ku turun-temurun, dan karena itulah kita harus selalu menyimpannya dalam ingatan – mengingat-ingatnya pada waktu malam, saat terjaga di atas tempat tidur, kala sedang bersekutu akrab dengan hati kita sendiri. Sementara orang lain tertidur, Daud sedang mengenang nama TUHAN, dan dengan mengulang pelajaran itu, ia meningkatkan pengenalannya akan nama itu. Nama inilah yang diingatnya kembali pada malam penderitaannya.
• 2. Hati nurani yang terbentuk dengan menyelaraskan diri dengan Nama itu. Ingatan yang tepat akan nama TUHAN yang diperkenalkan dalam pendahuluan Hukum Taurat-Nya, akan berpengaruh besar terhadap ketaatannya kepada hukum Taurat: Pada waktu malam aku ingat kepada nama-Mu, dan karena itu dengan cermat aku berpegang pada Taurat-Mu sepanjang hari. Betapa menyenangkannya perenungan itu, jika hati kita dapat bersaksi bagi kita bahwa kita telah mengingat nama TUHAN seperti itu dan berpegang pada Taurat-Nya!
• 3. Keuntungan yang ia peroleh melalui hal itu (ay. 56): Inilah yang kuperoleh, bahwa aku memegang titah-titah-Mu. Sebagian orang memahami hal ini secara umum: Inilah yang kuperoleh(maksudnya, aku memperoleh hal-hal yang memenuhi harapanku, aku memperoleh segala sesuatu yang menyenangkan) karena aku memegang titah-titah-Mu. Perhatikanlah, semua orang yang menjalani hidup keagamaannya dengan baik akan mengakui bahwa hal itu mendatangkan keuntungan bagi mereka, dan bahwa mereka telah menjadi penerima keuntungan yang luar biasa. Sebagian lagi merujuk kepada sesuatu yang terjadi sebelumnya: “Aku memperoleh kesenangan memegang Taurat-Mu karena aku memegangnya.” Perhatikanlah, pekerjaan TUHAN merupakan upah itu sendiri. Hati yang patuh kepada kehendak TUHAN adalah upah ketaatan yang paling berharga. Semakin banyak yang kita kerjakan, semakin banyak pula yang boleh dan akan kita kerjakan dalam ibadah kepada Allah. Setiap ranting yang berbuah, dibersihkannya, sampai ia lebih banyak berbuah (Yoh. 15:2).

Matthew Henry: Mzm 119:57 - 8. CHET

8. HET (ח) 119:57-64 (119:57)

Sekarang kita dapat menghimpun watak dari seorang saleh.

• 1. Daud menjadikan perkenan TUHAN sebagai kebahagiaannya yang sempurna: Bagianku adalah TUHAN! Orang-orang lain menempatkan kebahagiaan mereka pada kekayaan dan kemuliaan dunia ini. Bagian mereka adalah dalam kehidupan ini, mereka tidak mau melihat lebih jauh lagi, mereka tidak mengingini lagi, mereka telah menerima yang baik sewaktu mereka hidup(Luk. 16:25). Tetapi semua orang yang telah dikuduskan menempatkan Allah sebagai bagian warisan dan piala mereka, dan tidak ada yang bisa memuaskan hati mereka selain itu. Daud dapat memohon hal ini kepada Allah: “TUHAN, Engkau tahu bahwa aku telah memilih Engkau sebagai bagianku, dan bergantung pada-Mu itulah yang membuat aku berbahagia.”
• 2. Daud menjadikan Taurat TUHAN sebagai aturannya: “Aku telah berjanji untuk berpegang pada firman-firman-Mu, dan oleh anugerah-Mu aku akan melakukan apa yang telah kukatakan, serta akan tetap tinggal di dalamnya sampai akhir hayatku.” Perhatikanlah, orang-orang yang menjadikan Allah sebagai bagian mereka, harus menjadikan Dia sebagai raja mereka, bersumpah setia kepada-Nya, serta berjanji untuk berpegang pada firman-Nya. Kita harus sering-sering mengingat janji kita ( 39:2).

Matthew Henry: Mzm 119:58

(119:58)

Dalam ayat-ayat terdahulu Daud telah merenungkan janji-janjinya kepada Allah. Di sini ia merenungkan doa-doanya kepada Allah dan memperbarui permohonannya. Amatilah:

• 1. Apa yang ia doakan. Setelah menjadikan Allah sebagai bagiannya, ia memohon belas kasihan-Nyasebagai orang yang mengetahui bahwa ia telah kehilangan belas kasihan, tidak layak untuk itu, akan hancur binasa tanpa itu, tetapi akan bahagia selamanya jika ia dapat memperolehnya. Kita tidak dapat menuntut belas kasihan Allah seolah-olah Ia berutang kepada kita, tetapi kita harus memohonnya dengan penuh kerendahan hati. Tidak saja supaya Allah diperdamaikan dengan kita, tetapi supaya Ia menerima kita dan tersenyum kepada kita. Ia berdoa, “Kasihanilah aku, ampunilah perbuatan-perbuatanku yang salah, dan berilah aku anugerah-Mu untuk dapat berbuat lebih baik di masa depan.”
• 2. Bagaimana ia berdoa – dengan segenap hati, sebagai orang yang mengetahui cara menghargai berkat yang ia doakan. Jiwa yang saleh selalu mengharapkan perkenan Allah, dan karena itu bertekun di dalam doa. Aku tidak akan membiarkan engkau pergi, jika engkau tidak memberkati aku.
• 3. Apa yang menjadi permohonannya – janji Allah: “Kasihanilah aku sesuai dengan janji-Mu. Aku mengharapkan belas kasihan yang dijanjikan, dan bergantung pada janji itu untuk memperolehnya.” Mereka yang memberi diri diperintah titah-titah firman Allah dan memutuskan untuk berpegang padanya (ay. 57) boleh memohon janji firman itu dan menikmati penghiburannya.

Matthew Henry: Mzm 119:59-60

(119:59-60)

Daud telah berjanji untuk berpegang pada firman Allah (ay. 57), dan ia telah mengucapkannya dengan tegas. Nah, di sini ia ingin memberi tahu kita dengan cara apa dan bagaimana ia akan bertindak melaksanakan keputusannya.

• 1. Ia memikirkan jalan-jalan hidupnya. Ia memikirkan terlebih dahulu apa yang harus ia lakukan, sambil merenungkan dan mempertimbangkan langkah kakinya (Ams. 4:26), supaya ia dapat melangkah pasti dan bukan bertualang tanpa tujuan. Ia memikirkan hal-hal yang telah ia lakukan, bercermin pada masa lalunya, dan mengingat-ingat jalan-jalan yang telah ditempuhnya serta langkah-langkah yang telah ia ambil. Perkataannya itu menunjukkan pikiran yang tetap tinggal dalam benaknya. Sebagian orang menjadikannya sebuah kiasan bagi mereka yang melakukan kegiatan sulam-menyulam, yang begitu cermat dan berhati-hati menghindari cacat sekecil apa pun. Atau seperti orang yang sedang menjumlahkan angka-angka dalam pembukuannya, yang sedang menghitung-hitung berapa jumlah utangku? Berapa penghasilanku? “Aku tidak memikirkankekayaanku (sebagaimana orang-orang tamak dalam Mazmur 49:11), tetapi jalan-jalanku. Bukan pada yang kumiliki, melainkan pada yang kuperbuat.” Karena apa yang kita perbuat akan mengikuti kita sampai ke kehidupan yang akan datang, sementara yang kita miliki harus kita tinggalkan di dunia ini. Banyak orang yang sangat suka mengkritik orang lain, tetapi tidak pernah merenungkan jalan-jalannya sendiri, baiklah tiap-tiap orang menguji pekerjaannya sendiri.
• 2. Ia melangkahkan kakinya menuju peringatan-peringatan-Nya. Ia memutuskan untuk menjadikan firman Allah sebagai peraturannya dan berjalan menurut aturan itu. Ia berbalik dari jalan salah yang membuatnya menyimpang dan melangkah kembali kepada peringatan-peringatan Allah. Ia tidak saja melayangkan pandangannya kepada peringatan-peringatan itu, tetapi juga kepada langkahnya, kepada kegemarannya akan firman Allah, dan kepada perilakunya untuk melakukan pesan firman itu. Keputusan dan kecenderungan jiwanya adalah kepada peringatan-peringatan Allah, sedangkan perilakunya diperintah oleh peringatan-peringatan itu. Pemeriksaan batin untuk bertobat harus menghasilkan keputusan yang saleh.
• 3. Ia melaksanakan keputusan ini dengan segera tanpa ragu-ragu (ay. 60). Aku bersegera dan tidak berlambat-lambat. Ketika kita sedang berada di bawah penghakiman akan dosa, kita harus segera bertindak selagi keadaan hati kita masih panas dan jangan pernah berpikir untuk menunda pelaksanaannya, seperti yang pernah dilakukan Feliks, apabila ada kesempatan baik. Ketika tugas memanggil, kita tidak boleh membuang-buang waktu, segera lakukan hari ini juga, selama masih dapat dikatakan hari ini. Nah, catatan yang diberikan Daud tentang dirinya di sini mungkin merujuk kepada perbuatan yang biasa ia lakukan setiap hari (ia memikirkan jalan-jalannya pada malam hari, melangkahkan kakinya kepada peringatan-peringatan Allah pada paginya, dan apa yang dapat ia lakukan, segera dikerjakannya tanpa berlambat-lambat). Atau, ini mungkin juga merujuk kepada pengenalannya yang pertama terhadap Allah dan hidup keagamaan, ketika ia mulai melepaskan kesia-siaan masa kanak-kanak dan masa mudanya, serta mulai mengingat Sang Penciptanya. Perubahan yang membahagiakan itu terjadi karena anugerah Allah.

• Perhatikanlah:
• (1) Pertobatan dimulai dari keinsafan yang sungguh (Yeh. 18:28; Luk. 15:17).
• (2) Keinsafan yang mendalam harus membuahkan pertobatan yang sungguh. Apa gunanya kita memikirkan jalan-jalan kita jika kita tidak segera melangkahkan kaki menuju peringatan-peringatan-Nya?

Matthew Henry: Mzm 119:61

(119:61)

Di sini terdapat,

• 1. Maksud jahat musuh-musuh Daud terhadap dirinya. Mereka adalah orang-orang jahat yang membenci dia karena kesalehannya. Ada banyak pihak yang bergabung melawan dia. Mereka berbuat apa saja untuk mencelakakan dia. Mereka merampoknya, berusaha keras menghancurkan nama baiknya (ay. 51), menyerang harta miliknya dengan ganas dan merusaknya habis-habisan, baik dengan menjarahnya pada waktu perang maupun dengan cara menjatuhkan denda atau menyitanya atas nama hukum. Saul (kemungkinan besar) membekukan harta milik pribadinya, Absalom mengambil alih istananya, dan orang Amalek telah membakar perkemahannya di Ziklag sampai habis. Harta duniawi adalah harta milik kita yang mungkin dapat dirampas orang. Walaupun Daud seorang prajurit, ia tidak dapat mempertahankan harta miliknya. Pencuri akan membongkar serta mencurinya.
• 2. Hati nurani Daud bersaksi bahwa ia tetap memegang hidup keagamaannya dengan teguh ketika segala sesuatunya dirampas orang, sama seperti yang dilakukan Ayub ketika gerombolan orang Kasdim dan Syeba merampas ternaknya: Tetapi Taurat-Mu tidak kulupakan. Tidak ada kesusahan dan penderitaan yang boleh menggeser firman Allah dari pikiran kita atau mengurangi kesenangan kita dalam menikmati dan berbincang-bincang secara pribadi dengan firman itu. Kita juga tidak pernah boleh berprasangka buruk tentang jalan-jalan TUHAN dalam setiap kesulitan yang kita hadapi, dan juga tidak boleh takut akan menjadi pihak yang kalah karena hidup keagamaan kita, walaupun sekarang kita sedang menjadi pihak yang kalah.

Matthew Henry: Mzm 119:62

(119:62)

Walaupun Daud banyak berdoa di dalam mazmur ini, ia tidak melupakan kewajibannya untuk mengucap syukur. Karena orang-orang yang banyak berdoa juga harus banyak mengucap syukur. Lihatlah,

• 1. Betapa besar tangan kuasa Allah mendapat perhatian dalam ucapan-ucapan syukurnya. Daud tidak berkata, “Aku hendak bersyukur karena belas kasihan-Mu kepadaku, yang sangat menghiburku,” tetapi, “karena hukum-hukum-Mu yang adil, semua rancangan campur tangan pemeliharaan-Mu dalam kebijaksanaan dan keadilan-Mu, yang di dalamnya ada kemuliaan-Mu.” Kita harus bersyukur karena kehormatan Allah diteguhkan dan firman-Nya digenapi di dalam segala yang Ia lakukan dalam pemerintahan-Nya di dunia ini.
• 2. Betapa besar hati Daud diarahkan dalam mengucap syukur. Ia hendak bangun pada tengah malam untuk bersyukur kepada Allah. Pikiran-pikiran yang mulia dan baik membuatnya tetap terjaga dan menyegarkan tubuhnya, bukannya tertidur. Begitu bersemangatnya dia bagi kemuliaan Allah sehingga ketika orang lain tengah berbaring di tempat tidur, ia malah berlutut untuk beribadah. Ia tidak ingin dilihat orang tatkala beribadah, tetapi ia menaikkan syukur di tempat tersembunyi, di tempat yang hanya dilihat oleh Bapa sorgawi. Ia telah memuji Allah di pelataran rumah TUHAN, dan sekarang ia ingin melakukannya di kamar tidurnya. Kebaktian umum tidak membebaskan kita dari ibadah pribadi yang tersembunyi. Ketika hati Daud dipengaruhi hukum-hukum Allah, dengan segera ia menaikkan doa tentang perasaan menyenangkan ini kepada-Nya, dalam pemujaan sesuai keadaan pada saat itu. Ia tidak menunda-nunda, supaya suasana hatinya tidak mendingin. Sekarang amatilah dengan sungguh rasa hormatnya yang mendalam kepada Allah. Ia tidak mengucapkan syukur sambil berbaring, tetapi bangkit dari tempat tidurnya, mungkin di tengah dingin dan gelapnya malam, supaya dapat melakukannya dengan lebih khidmat. Lihatlah betapa ia seorang pengelola waktu yang baik. Tatkala ia tidak dapat berbaring dan tidur, lebih baik ia bangun dan berdoa.

Matthew Henry: Mzm 119:63

(119:63)

Daud telah sering mengungkapkan kasihnya yang besar kepada Allah. Di sini ia mengungkapkan kasihnya yang besar terhadap umat Allah. Nah, amatilah:

• 1. Mengapa Daud mengasihi mereka. Terutama bukan karena mereka adalah sahabat-sahabat karibnya, bukan karena mereka paling teguh dalam membela kepentingannya dan paling dahulu dalam melayaninya, melainkan lebih karena mereka adalah orang-orang yang takut kepada Allah dan berpegang pada titah-titah-Nya. Merekalah yang membawanya kepada kehormatan serta membantu mendukung kerajaan Allah di antara manusia. Kasih kita kepada sesama orang kudus akan semakin tulus apabila kita mengasihi mereka demi apa yang kita lihat tentang Allah di dalam mereka serta pelayanan yang mereka lakukan kepada-Nya.
• 2. Bagaimana Daud menunjukkan kasihnya kepada mereka: ia bersekutu dengan mereka. Ia tidak saja memiliki persekutuan rohaniah dengan mereka dalam iman dan pengharapan yang sama, tetapi juga bergabung dengan mereka dalam melaksanakan ketetapan kudus di pelataran TUHAN, tempat orang kaya dan miskin, kaum bangsawan dan rakyat jelata, berkumpul bersama-sama. Ia turut merasakan sukacita dan penderitaan mereka (Ibr. 10:33). Ia bercakap-cakap secara akrab dengan mereka, menceritakan berbagai pengalamannya dan membicarakan pengalaman mereka. Ia tidak saja bersekutu dengan orang-orang tertentu yang takut akan Allah, tetapi mempercayakan dirinya dalam persekutuan dengan semua orang, siapa saja yang takut akan Allah, di mana pun ia berjumpa dengan mereka. Sekalipun ia memiliki kedudukan sebagai seorang raja, ia mau bergaul dengan orang-orang paling miskin yang takut akan Allah ( 15:4; Yak. 2:1).

Matthew Henry: Mzm 119:64

(119:64)

Di sini,

• 1. Daud memberikan alasan bahwa Allah bersikap baik terhadap semua makhluk sesuai kebutuhan dan peran mereka. Sama seperti keagungan-Nya menutupi seluruh langit, bumi penuh dengan kasih setia-Nya, penuh dengan contoh belas kasihan dan kemurahan-Nya. Bukan saja di tanah Kanaan, tempat Allah dikenal dan disembah, melainkan di seluruh bumi. Sebagian besar tempat yang tidak pernah menghormati-Nya juga penuh dengan kasih setia-Nya. Bukan saja anak-anak manusia di bumi ini, bahkan ciptaan yang lebih rendah pun menikmati kebaikan Allah. TUHAN itu penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya.
• 2. Karena itu, Daud berdoa supaya Allah berbuat baik kepadanya sesuai dengan kebutuhan dan perannya: “Ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku. Engkau memberi makanan kepada anak-anak burung gagak yang memanggil-manggil, dengan makanan yang cocok bagi mereka. Tidakkah Engkau bersedia memberi aku makanan rohani, yaitu roti hidup, yang dibutuhkan dan dirindukan jiwaku, yang tanpanya aku tidak bisa hidup? Bumi penuh dengan kasih setia-Mu, dan bukankah di sorga juga? Tidakkah Engkau mau memberikan aku berkat-berkat rohani yang ada di dalam sorga?” Hati yang penuh rasa syukur akan memakai alasan yang kuat dari hal apa saja untuk memperkuat sebuah permohonan supaya mendapat pengajaran ilahi. Pasti Ia yang tidak membiarkan burung-burungnya tidak diberi makan, juga tidak akan membiarkan anak-anaknya tanpa diajar.

Matthew Henry: Mzm 119:65-66 - 9. TET

9. TET (ט)119:65-72 (119:65-66)

Di sini,

• 1. Daud membuat pernyataan syukur atas perlakuan Allah yang penuh kebajikan kepadanya dari sejak semula: Kebajikan telah Kaulakukan kepada hamba-Mu. Seperti apa pun Allah mengurus kehidupan kita, kita harus mengakui bahwa Ia memperlakukan kita dengan penuh kebajikan, lebih baik daripada yang layak kita terima, dan juga penuh kasih dengan maksud mendatangkan kebaikan bagi kita. Dalam banyak hal Allah telah memperlakukan kita dengan baik, jauh melebihi pengharapan kita. Ia telah memperlakukan semua hamba-Nya dengan penuh kebajikan. Belum pernah seorang pun dari antara mereka mengeluh telah diperlakukan dengan buruk. Kebajikan telah Kaulakukan kepadaku, bukan saja sesuai dengan kasih setia-Mu, melainkan juga sesuai dengan firman-Mu. Kemurahan Allah akan tampak sangat baik jika dibandingkan dengan janji-janji-Nya dan bila dilihat mengalir dari sumber itu.
• 2. Berdasarkan pengalaman-pengalaman ini Daud mengalaskan permohonannya untuk memperoleh pengajaran ilahi: Ajarkanlah kepadaku kebijaksanaan dan pengetahuan yang baik, sehingga oleh anugerah-Mu, aku dapat mempersembahkan syukur lagi sesuai dengan kebajikan yang Engkau perbuat bagiku. Ajarkanlah kepadaku selera yang baik (begitulah arti kata itu), selera baik yang berbeda, untuk membedakan antara kebenaran dan kepalsuan, baik dan jahat, karena telinga itu menguji kata-kata, seperti langit-langit mencecap makanan. Kita harus berdoa memohon pikiran yang sehat, supaya mempunyai panca indra rohani yang terlatih (Ibr. 5:14). Banyak orang memiliki pengetahuan, tetapi kurang memiliki kebijaksanaan. Mereka yang memiliki keduanya telah dibentengi dengan baik terhadap jerat-jerat Iblis serta diperlengkapi dengan baik bagi pelayanan kepada Allah dan angkatan mereka.
• 3. Permohonan ini didukung oleh alasan yang kuat: “Sebab aku percaya kepada perintah-perintah-Mu, akumenerima, dan menyetujui bahwa perintah-perintah itu baik, serta tunduk kepada pengaturannya. Karena itu, ya TUHAN, ajarlah aku.” Bila Allah memberikan akal budi yang sehat kepada hati yang baik, banyaklah hal yang dapat kita doakan dalam iman.

Matthew Henry: Mzm 119:67

(119:67)

Di sini Daud memberitahukan pengalamannya kepada kita,

• 1. Perihal pencobaan dalam keadaan sejahtera: “Sebelum aku tertindas, sementara aku sedang berada dalam keadaan damai dan kelimpahan, serta tidak mengenal penderitaan, aku menyimpangdari Allah dan kewajibanku.” Dosa memang menyesatkan, dan kita cenderung menyimpang dari Allah ketika kita merasa nyaman dan merasa betah di dunia ini. Kemakmuran adalah alasan yang menyedihkan dari kejahatan. Kemakmuran membuat orang menjadi sombong, memberi hati kepada hidup kedagingan, melupakan Allah, mengasihi dunia, dan tidak mau peduli dengan teguran firman Allah ( 30:7). Sangatlah baik bagi kita di saat tertindas untuk segera mengingat-ingat bagaimana dan di mana kita berada sebelum tertindas, sehingga kita dapat mengakhiri keadaan tertindas itu.
• 2. Perihal keuntungan dari keadaan tertindas: “Tetapi sekarang aku berpegang pada janji-Mu, dengan demikian aku dikembalikan dari kesesatanku.” Allah sering menggunakan penderitaan sebagai sarana untuk mengembalikan orang-orang yang tersesat kepada-Nya. Penindasan yang dikuduskan akan merendahkan hati kita supaya dapat menyadari dosa dan menunjukkan kesia-siaan dunia ini. Penindasan akan melembutkan hati, membuka telinga kepada tata tertib. Penderitaan anak yang terhilang itu membawanya kepada kesadaran diri dan kemudian kepada bapanya.

Matthew Henry: Mzm 119:68

(119:68)

Di sini,

• 1. Daud memuji kebaikan Allah dan ia mempermuliakan Dia untuk kebaikan itu: Engkau baik dan berbuat baik. Semua orang yang memiliki pengetahuan tentang Allah dan hubungan dengan-Nya akan mengaku bahwa Ia berbuat baik, dan karena itu akan menyimpulkan bahwa Ia baik. Aliran kebaikan Allah begitu banyak, begitu melimpah, dan begitu kuat kepada semua makhluk, sehingga kita patut menyimpulkan bahwa sumber yang ada di dalam Dia itu tidak akan pernah habis. Kita tidak dapat memahami seberapa banyak kebaikan yang Allah perbuat setiap hari, apalagi memahami betapa baiknya Ia. Marilah kita mengakui hal itu dengan penuh rasa kagum serta dengan kasih yang kudus dan rasa syukur.
• 2. Daud berdoa untuk anugerah Allah, dan memohon supaya ia berada dalam bimbingan dan kuasa anugerah itu: Ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku. “TUHAN, Engkau berbuat baik kepada semua orang, menjadi pelindung yang murah hati kepada semua makhluk. Hal yang baik inilah yang kumohonkan kepada-Mu, – Ajarlah aku dalam melaksanakan kewajibanku, condongkan aku kepadanya, dan mampukan aku melakukannya. Engkau baik dan berbuat baik, TUHAN, ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku, supaya aku boleh menjadi baik dan berbuat baik, dapat memiliki hati yang baik dan menjalani kehidupan yang baik.” Sungguh merupakan dorongan yang baik bagi orang-orang berdosa yang malang untuk berharap supaya Allah menunjukkan jalan kepada mereka karena Ia baik dan benar ( 25:8).

Matthew Henry: Mzm 119:69-70

(119:69-70)

Di sini Daud memberitahukan kita bagaimana ia dirusak oleh orang-orang kurang ajar di sekitarnya yang berlaku sombong dan jahat.

• 1. Daud tidak mengkhawatirkan kejahatan mereka, juga tidak terhalang dalam menjalankan tanggung jawabnya hanya karena itu: Mereka menodai aku dengan dusta. Dengan begitu mereka bermaksud merusaknama baiknya. Semua yang kita miliki di dunia ini, bahkan hidup itu sendiri akan terancam bahaya oleh orang-orang yang tanpa tahu malu merancang dusta. Mereka yang kurang ajar terjangkit rasa iri terhadap nama baik yang diperoleh Daud, karena hal itu memudarkan nama baik mereka. Itulah sebabnya mereka melakukan apa saja untuk menodai dia. Dengan kurang ajar mereka menginjak-injak dia. Karena itu mereka meyakinkan diri bahwa menyebarkan dusta dengan sengaja bukanlah perbuatan dosa, jika hal itu dapat merusak dia. Akal mereka yang jahat merancang dusta itu, mengarang berbagai dusta yang sedikit pun tidak sesuai dengan watak Daud, demi mewujudkan rancangan jahat mereka. Nah, apakah yang dilakukan Daud ketika ia difitnah dengan semua dusta itu? Ia akan menanggungnya dengan sabar, ia akan menjaga titah yang melarangnya membalas cemoohan dengan cemoohan, dan dengan segenap hati ia akan duduk dengan tenang. Ia akan terus melaksanakan tugasnya dengan setia dan dengan ketetapan hati: “Biarlah mereka terus mengatakan apa yang ingin mereka katakan, tetapi aku akan memegang titah-titah-Mu, dan tidak akan mengkhawatirkan penghinaan mereka.”
• 2. Daud tidak merasa iri atas kemakmuran mereka, juga tidak tergoda meninggalkan kewajibannya karena fitnahan itu. Hati mereka tebal seperti lemak. Orang-orang sombong merasa aman ( 123:4), hati mereka penuh dengan perkara-perkara duniawi, serta kekayaan dan kesenangan yang ada di dalamnya. Inilah yang kemudian membuat mereka:

• (1) Tidak berperasaan, merasa aman, dan bertindak bodoh. Perasaan mereka telah menjadi tumpul. Itulah yang dimaksudkan dalam Yesaya 6:10 ketika ia menulis kitab itu, buatlah hati bangsa ini keras. Mereka tidak peka terhadap jamahan firman Allah ataupun gada-Nya.
• (2) Penuh hawa nafsu dan mengumbarnya: “Matanya membersil karena gemuknya (73:7, tl). Mereka menceburkan diri dalam kesenangan jasmani serta menjadikannya sebagai kesenangan utama mereka, dan kegemaran itu semakin menyenangkan mereka. Aku tidak mau bertukar tempat dengan mereka. Taurat-Mu ialah kesukaanku, aku membangun keamananku di atas janji-janji firman Allah dan sangat menyukai persekutuan dengan Allah, serta sangat menggemari semua sukacitanya.” Anak-anak Allah, yang mengenal kesenangan rohani tidak perlu merasa iri dengan anak-anak dunia ini dan kesenangan-kesenangan jasmani mereka.

Matthew Henry: Mzm 119:71

(119:71)

Perhatikanlah di sini:

• 1. Bahwa sudah menjadi nasib orang-orang saleh untuk ditindas. Orang-orang kurang ajar hidup dalam kemewahan dan kesenangan, sementara Daud, yang walaupun dekat dengan Allah dan pekerjaan-Nya, masih berada dalam penindasan. Air yang berlimpah-limpah diberikan kepadaumat Allah ( 73:10).
• 2. Bahwa penindasan itu merupakan keuntungan bagi umat Allah. Berdasarkan pengalamannya, Daud dapat berkata, itu baik bagiku. Banyak pelajaran baik yang ia peroleh melalui penindasan ini, dan begitu banyak kewajiban baik yang ia lakukan akibat penindasan itu. Seandainya tidak ada penindasan itu, ia akan tetap bodoh dan binasa. Itulah sebabnyaAllah melawat dia dengan penindasan, supaya ia dapat belajar ketetapan-ketetapan Allah. Dengan demikian tujuan dapat tercapai. Penindasan membawa kemajuan bagi dia untuk lebih berpengetahuan dan mendapat anugerah Allah. Allah yang menghajar dia juga mengajar dia. Tongkat dan teguran mendatangkan hikmat.

Matthew Henry: Mzm 119:72

(119:72)

Inilah alasan mengapa Daud menyimpulkan bahwa melalui penindasan yang ia alami, ia dapat belajar ketetapan-ketetapan Allah. Manfaat yang ia peroleh jauh mengimbangi kerugian yang ditimbulkan, ia benar-benar diuntungkan oleh penindasan itu. Sebab Taurat TUHAN yang ia peroleh melalui penindasan ini lebih baik baginya daripada ribuan keping emas dan perak yang hilang akibat penindasan ini.

• 1. Daud hanya memiliki sedikit firman Allah dibandingkan dengan yang kita miliki sekarang, namun lihatlah betapa tinggi ia menghargainya. Jadi, betapa kita tidak dapat dimaafkan jika kita yang telah memiliki Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru secara lengkap masih juga menganggapnya sebagai sesuatu yang asing! Karena itu ia sangat menghargai Hukum Taurat, karena hukum itu keluar dari mulut Allah, yang merupakan pengungkapan kehendak-Nya, dan disahkan oleh kuasa-Nya.
• 2. Daud memiliki banyak emas dan perak dibandingkan dengan yang kita miliki, namun lihatlah betapa ia tidak terlampau menghargainya. Kekayaannya bertambah banyak, tetapi ia tidak menaruh hatinya di sana, sebab hatinya tertuju kepada firman Allah. Ia merasa firman itu lebih baik baginya, memberikan kesenangan yang lebih baik, pemeliharaan hidup yang lebih baik, warisan yang lebih baik, dibandingkan dengan harta benda yang ia miliki. Orang-orang yang telah membaca kitab Mazmur Daud dan Pengkhotbah Salomo, tidak bisa tidak akan lebih menyukai firman Allah daripada kekayaan dunia ini.

Matthew Henry: Mzm 119:73 - 10. YOD

10. YOD (י) 119:73-80 (119:73)

Di sini,

• 1. Daud menyembah Allah sebagai Allah atas alam semesta dan pencipta keberadaannya: Tangan-Mu telah menjadikan aku dan membentuk aku (Ayb. 10:8). Setiap orang adalah benar-benar hasil karya tangan TUHAN, seperti halnya penciptaan manusia pertama ( 139:15-16). “Tangan-Mu bukan saja telah menjadikan aku, dan memberiku keberadaan, jika tidak, aku tidak akan pernah ada, tetapi juga membentuk aku dan telah memberikan aku keberadaan ini, keberadaan yang mulia dan istimewa ini, dilengkapi dengan segala kekuasaan dan kemampuan ini.” Kita harus mengakui bahwa kejadian kita adalah dahsyat dan ajaib.
• 2. Daud memusatkan perhatiannya kepada Allah sebagai Allah anugerah, dan memohon supaya Ia menjadi pembentuk kehidupannya yang baru dan yang lebih baik. Allah menciptakan kita untuk melayani dan mengasihi Dia. Namun, karena dosa, kita menjadikan diri kita sendiri tidak mampu melayani Dia dan membuat kita tidak layak mengasihi Dia. Untuk itu kita harus memiliki watak baru yang ilahi. Jika tidak, kita akan menuai kesia-siaan dengan watak manusiawi kita. Itulah sebabnya Daud berdoa, “TUHAN, karena Engkau telah menjadikan aku dengan kuasa-Mu untuk kemuliaan-Mu, jadikan aku baru oleh anugerah-Mu, supaya aku dapat menanggapi dengan baik tujuan penciptaanku dan hidup mencapai sejumlah tujuan: Berikan aku pengertian, supaya aku dapat belajar perintah-perintah-Mu.” Cara yang digunakan Allah untuk memulihkan dan mengamankan kepentingan-Nya dalam diri manusia adalah dengan memberikan mereka pengertian, karena melalui pintu pengertian itulah Ia memasuki jiwa manusia dan memilikinya.

Matthew Henry: Mzm 119:74

(119:74)

Di sini terlihat,

• 1. Keyakinan orang yang saleh ini dalam mengharapkan keselamatan dari Allah: “Aku berharap kepada firman-Mu, dan aku mendapati bahwa tidak sia-sialah pengharapanku. Firman itu tidak mengecewakanku, dan aku juga tidak dikecewakan dalam pengharapanku terhadapnya. Pengharapan itulah yang tidak mempermalukan, bahkan memberikan kepuasan, dan berbuah-buah pada akhirnya.”
• 2. Kesepakatan sesama orang saleh bersamanya dalam sukacita mengharapkan keselamatan itu: “Orang-orang yang takut kepada-Mu akan bersukacita ketika melihat aku tertolong oleh pengharapanku kepada firman-Mu dan diselamatkan sesuai pengharapanku.” Penghiburan yang dimiliki sejumlah anak TUHAN di dalam Allah serta berbagai kebajikan yang mereka terima dari Dia, haruslah mendatangkan sukacita bagi orang saleh lainnya. Rasul Paulus sering mengungkapkan harapan bahwa anugerah yang ia terima dari Allah juga akan menjadi ucapan syukur bagi banyak orang (2 Kor. 1:11; 4:15). Atau dalam pengertian yang lebih umum, orang-orang saleh bersukacita melihat sesamanya. Mereka terutama akan bersukacita bersama mereka yang sungguh-sungguh berharap kepada firman Allah.

Matthew Henry: Mzm 119:75

(119:75)

Daud masih tertindas, dan karena itu ia mengakui,

• 1. Bahwa dosanya diperiksa dengan adil: Aku tahu, ya TUHAN, bahwa hukum-hukum-Mu adil dan merupakan keadilan itu sendiri. Meskipun Allah berkenan membiarkan kita tertindas, Ia tidak berbuat jahat kepada kita. Kita pun tidak dapat mendakwa Dia dengan dakwaan ketidakadilan. Sebaliknya, kita patut mengakui bahwa penindasan itu masih jauh dari yang pantas kita terima. Kita tahu bahwa Allah itu kudus, bijaksana dan adil dalam semua tindak pemerintahan-Nya. Karena itu, tidak bisa tidak, kita harus mengakui bahwa hukum-hukum-Nya adil, meskipun dalam beberapa hal tertentu tidak mudah dimengerti.
• 2. Bahwa janji Allah dilaksanakan dengan kemurahan hati. Penjelasan sebelumnya dapat membuat kita terdiam di bawah penderitaan dan melarang kita merasa kecewa, tetapi penjelasan yang ini dapat menghibur kita dan memampukan kita bersukacita. Karena penindasan itu ada dalam lingkup kovenan Allah, sehingga tidak dimaksudkan untuk melukai kita, tetapi justru untuk kebaikan kita: “Bahwa Engkau telah menindas aku dalam kesetiaan, sesuai rancangan agung keselamatanku.” Umumnya, kita akan lebih mudah mengakui bahwa hukum-hukum Allah itu adil, jika penindasan itu tidak menimpa kita, tetapi akan menjadi sulit kalau penindasan itu menjadi perkara kita. Di sini Daud menggambarkan penerapan hal itu dalam pengalamannya, “Bahkan penindasanku itu adil dan baik.”

Matthew Henry: Mzm 119:76-77

(119:76-77)

Di sini terdapat,

• 1. Sebuah permohonan yang sungguh-sungguh kepada Allah untuk memperoleh perkenan-Nya. Orang-orang yang mengakui keadilan Allah dalam penindasan yang sedang mereka alami (seperti yang dilakukan Daud dalam ayat 75), dengan iman dan keberanian yang penuh kerendahan hati dapat menjadi bersungguh-sungguh dalam memohon kasih setia Allah, sebagai bukti dan buah dari belas kasihan-Nya itu dalam penindasan mereka. Ia berdoa bagi kasih setia TUHAN (ay. 76) dan rahmat-Nya (ay. 77). Ia tidak dapat menuntut apa pun sebagai haknya. Semua dukungan bagi dia selama penindasan ini datang semata-mata dari belas kasihan dan rahmat seperti kepada orang yang sedang berada dalam kesengsaraan, kepada orang yang sedang membutuhkan pertolongan. “Biarlah ini sampai kepadaku,” yaitu, “bukti dari kedua hal itu (tunjukkanlah bahwa Engkau mempunyai kebaikan hati dan rahmat dalam perbendaharaan-Mu bagiku), dan pengaruhnya terhadapku. Biarlah keduanya bekerja untuk membawa pertolongan dan pembebasan bagiku.”
• 2. Keuntungan yang ia janjikan kepada dirinya dari kasih setia Allah: “Biarlah kiranya kasih setia-Mu menjadi penghiburanku (ay. 76). Yang akan menghiburku ketika tidak ada hal lain yang dapat menghibur. Yang akan menghiburku, tak peduli apa pun yang mendukakan aku.” Jiwa-jiwa yang mencari kemurahan memperoleh semua penghiburan mereka dari Allah yang pengasih dan penyayang, sebagai sumber semua kebahagiaan dan sukacita: “Biarlah itu sampai kepadaku supaya aku hidup. Artinya, supaya aku dihidupkan kembali dan hidupku akan terasa indah dan manis, karena aku tidak memiliki sukacita sementara aku berada di bawah murka Allah. Kemurahan-Nya adalah hidup, kerut dahi-Nya adalah kematian.” Seorang saleh tidak dapat hidup lagi dengan puas hati jika tanda-tanda kemurahan Allah sudah tidak ada lagi padanya.
• 3. Alasan yang dikemukakan Daud dalam memohon kemurahan Allah. Alasan yang ia sampaikan adalah,

• (1) Janji TUHAN: “Berikanlah aku kebaikan-Mu, sesuai dengan janji yang Kauucapkan kepada hamba-Mu, kasih yang telah Engkau janjikan dan karena Engkau telah menjanjikannya.” Tuhan kita telah menyampaikan firman-Nya kepada semua hamba-Nya bahwa Ia akan berbaik hati bagi mereka, dan mereka dapat memohon kebaikan itu dari-Nya.
• (2) Keyakinan dan rasa puasnya terhadap janji itu: “Sebab Taurat-Mu adalah kegemaranku. Aku menaruh harapanku di dalam firman-Mu dan bersukacita dalam pengharapan itu.” Perhatikanlah, orang-orang yang bergemar dalam Taurat TUHAN dapat bergantung pada kebaikan Allah, sebab hal itu pasti akan membuat mereka berbahagia.

Matthew Henry: Mzm 119:78-79

(119:78-79)

Di sini Daud ingin menunjukkan,

• I. Betapa ia menilai rendah kehendak – kehendak orang berdosa. Ada sebagian dari mereka yang terus-menerus menentang dia, yaitu mereka yang suka mengeluh dan menjengkelkan, mencari kesempatan melawan dia, dan memutarbalikkan semua yang ia katakan dan lakukan. Orang jujur pun bisa menemui perlawanan keras. Namun, Daud tidak peduli dengan semua perlawanan itu, sebab,
• 1. Dia tahu bahwa mereka melakukannya tanpa alasan dan bahwa sebagai balasan terhadap kasihnya mereka memusuhinya. Celaan yang tidak beralasan, sama seperti kutuk tanpa alasan, boleh diabaikan saja. Itu tidak akan menyakiti kita, sebab itu kita tidak boleh terguncang olehnya.
• 2. Daud dapat berdoa dengan iman, supaya mereka mendapat malu. Perlakuan Allah yang penuh kemurahan kepadanya dapat membuat mereka malu telah terus-menerus menentangnya. “Biarlah mereka mendapat malu, yaitu, biarlah mereka dibawa kepada pertobatan atau kepada kehancuran.”
• 3. Daud dapat terus melanjutkan kewajibannya dan memperoleh penghiburan di dalamnya. “Apa pun yang mereka lakukan terhadapku, aku akan merenungkan titah-titah-Mu, dan menyukakan diri di dalamnya.”
• II. Betapa Daud sangat menghargai kehendak baik orang-orang saleh, betapa inginnya ia berpihak kepada pendapat mereka serta menjaga perhatian dan persekutuan dengan mereka: Biarlah berbalik kepadaku orang-orang yang takut kepada-Mu. Ia memang ingin mereka berbalik kepadanya tetapi tidak sampai sejauh mereka mau berpihak kepadanya dan membela perkaranya, sehingga mereka mau mengasihi dia, berdoa baginya, dan berteman dengannya. Orang saleh menginginkan persahabatan dan pergaulan dengan orang-orang yang juga saleh. Sebagian orang berpendapat hal ini menyiratkan keadaan ketika Daud bersalah melakukan dosa yang jahat dengan membunuh Uria, walaupun ia seorang raja, semua orang saleh merasa canggung terhadapnya dan meninggalkan dia, karena mereka merasa malu atas perbuatannya. Hal ini membuat hatinya susah, dan karena itulah ia berdoa, TUHAN, biarlah mereka berbalik kepadaku. Ia terutama merindukan orang-orang yang bukan saja jujur, tetapi juga berakal budi, yang tahu peringatan-peringatan-Mu, memiliki akal budi yang baik dan juga hati yang baik, serta yang tingkah lakunya bisa membangun orang lain. Ia sangat berharap dapat memiliki keakraban dengan orang-orang seperti itu.

Matthew Henry: Mzm 119:80

(119:80)

Di sini kita lihat,

• 1. Doa Daud memohon ketulusan hati. Ia berdoa supaya hatinya dapat dibawa kepada ketetapan-ketetapan Allah dan supaya ia bersikap tulus terhadap ketetapan-ketetapan itu, tidak menjadi rusak dan menipu. Supaya ia tidak berhenti pada bentuk kesalehan saja, tetapi mengenal kuasa yang ada di dalamnya. Juga, agar ia dapat bersungguh-sungguh dan bertekun dalam menjalankan hidup keagamaannya, dan supaya jiwanya sehat.
• 2. Ketakutannya terhadap akibat dari kemunafikan: Supaya jangan aku menjadi malu. Rasa malu adalah bagian orang munafik, baik rasa malu dalam hidup ini, jika dosa itu disesali, maupun rasa malu dalam kehidupan setelah kematian, jika dosa tidak disesali: “Biarlah hatiku tulus, supaya aku jangan jatuh ke dalam dosa yang keji dan memalukan, supaya aku tidak jauh menyimpang dari jalan-jalan Allah, dan menjadi malu sendiri. Biarlah hatiku tulus, supaya aku dapat menghampiri takhta anugerah dengan penuh keberanian, dan dapat mengangkat mukaku tanpa cela pada hari yang mulia itu.”

Matthew Henry: Mzm 119:81-82 - 11. KAF

11. KAF (כ) 119:81-88 (119:81-82)

Di sini kita melihat sang pemazmur,

I. Merindukan pertolongan dari sorga: Habis jiwaku merindukan, habis mataku merindukan. Daud merindukan dengan sangat keselamatan dari TUHAN dan merindukan firman-Nya. Dengan demikian ia tidak bernafsu menginginkan barang-barang duniawi yang mewah, tetapi kepada hal-hal yang berkaitan dengan iman. Ia sangat menginginkan keselamatan dari malapetaka yang saat itu membuatnya mengerang serta keraguan dan ketakutan yang sedang menindasnya. Hal ini dapat diartikan sebagai kedatangan Sang Mesias, sehingga ia sebenarnya sedang berbicara atas nama jemaat Perjanjian Lama. Jiwa-jiwa yang setia bahkan sangat rindu bisa melihat keselamatan yang telah diselidiki dan diteliti oleh nabi-nabi (1 Ptr. 1:10). Mata mereka letih menantikan penggenapan janji itu. Abraham memandang jauh ke depan, begitu juga orang-orang saleh lainnya. Mereka hanya melihat dan melambai-lambai dari kejauhan dan tidak dapat melihatnya dengan jelas. Sekarang Daud sedang berada dalam kemurungan yang hebat. Sudah lama ia rindu melihat keselamatan itu, seolah-olah matanya berseru, “Bilakah Engkau akan menghibur aku? Hiburlah aku dengan keselamatan-Mu, hiburlah aku dengan firman-Mu.”

• Amatilah:
• 1. Keselamatan dan penghiburan bagi umat Allah dijamin oleh firman-Nya yang pasti akan digenapi pada waktunya.
• 2. Keselamatan dan penghiburan yang dijanjikan itu mungkin dan bahkan sering ditangguhkan, supaya mereka benar-benar merindukan dan habis letih dalam penantian mereka.
• 3. Meskipun waktu keselamatan dan penghiburan yang dijanjikan itu kita pikir masih lama datangnya, kita harus tetap mengarahkan mata kita kepada keselamatan itu, dan berketetapan hati untuk mengejar dan mengenalnya seutuhnya. “Keselamatan-Mu, firman-Mu, dan penghiburan-Mu, di sanalah hatiku berada.”

II. Sambil menunggu pertolongan itu, ia yakin pasti bahwa pertolongan itu akan datang, dan tetap menunggu sampai datang: Tetapi aku berharap kepada firman-Mu, supaya hati ini jangan sampai patah. Kalaupun mata menjadi letih, janganlah iman turut letih, sebab penglihatan itu masih menanti saatnya, tetapi ia bersegera menuju kesudahannya dengan tidak menipu.

Matthew Henry: Mzm 119:83

(119:83)

Daud memohon supaya Allah segera menghiburnya,

• 1. Karena penindasan yang menimpanya sangat berat, sebab itu ia menjadi sasaran tujuan belas kasihan Allah: TUHAN, bersegeralah menolong aku, sebab aku telah menjadi seperti kirbat yang diasapi. Sebuah kirbat kulit yang jika digantung selama beberapa waktu di dalam asap, tidak saja akan menjadi hitam karena jelaga, tetapi akan mengering serta menjadi panas, dan mengeriput. Demikian jugalah Daud menua akibat usia, penyakit, dan penderitaan. Lihatlah betapa penindasan dapat menghancurkan perasaan orang yang paling kuat dan paling kokoh sekalipun! Dahulu Daud adalah seorang yang berwajah kemerah-merahan, segar bak bunga mawar. Tetapi sekarang ia telah menjadi layu, rona wajahnya menghilang, pipinya berkerut. Begitulah keelokan manusia akan hancur di bawah hajaran Allah, sama seperti gegat menggerogoti selembar pakaian. Sebuah kirbat yang telah menjadi keriput karena asap akan dibuang sebab tidak dapat digunakan lagi. Siapakah yang akan menuangkan anggur ke dalam kirbat lama semacam itu? Begitulah Daud dalam kehinaannya, tampak seperti barang pecah yang dihinakan orang, dan seperti barang yang tidak disukai orang. Ketika orang-orang saleh dilanda kemurungan dan kesedihan, kadang-kadang mereka merasa bahwa keadaan diri mereka jauh lebih buruk daripada keadaan sebenarnya.
• 2. Karena walaupun penindasan yang menimpanya sangat berat, penindasan itu tidak cukup kuat untuk membuat Daud enggan melaksanakan kewajibannya. Itulah sebabnya ia masih berada dalam jangkauan janji Allah: Namun ketetapan-ketetapan-Mu tidak kulupakan. Seperti apa pun keadaan di luar diri kita, janganlah sampai hal ini membuat kasih kita menjadi tawar terhadap firman Allah, dan jangan sampai firman itu terhapus dari benak kita. Kita tidak boleh menyimpan kecemasan dan kesedihan yang dapat menggeser rasa kasih itu. Sama seperti beberapa orang yang karena minum melupakan Taurat TUHAN yang telah ditetapkan (Ams. 31:5), demikian pula ada yang menangis dan melupakan Taurat TUHAN. Sebaliknya, kita harus senantiasa ingat akan perkara-perkara Allah dalam setiap keadaan, baik dalam keadaan senang maupun susah. Jika kita senantiasa ingat akan ketetapan-ketetapan TUHAN, kita dapat berdoa dan berharap bahwa Ia akan mengingat penderitaan kita, meskipun untuk sementara tampaknya Ia melupakan kita.

Matthew Henry: Mzm 119:84

(119:84)

Di sini,

• 1. Daud berdoa melawan orang-orang yang menimbulkan persoalan yang menyusahkannya. Ia berdoa supaya Allah segera menghukum orang-orang yang menganiayanya. Ia tidak berdoa memohon kuasa untuk membalas dendam sendiri (ia tidak membenci siapa pun), tetapi ia memberikan tempat kepada Allah untuk melakukan pembalasan yang menjadi hak Allah sendiri. Dia-lah yang akan menuntut pembalasan (Rm. 12:19), sebagai Hakim yang adil yang duduk di atas takhta. Akan datang harinya, hari yang besar dan mengerikan, ketika Allah menghakimi semua orang dan menjatuhkan hukuman atas semua orang fasik yang menganiaya umat-Nya, penderitaan dan kesesakan bagi mereka yang telah menganiaya umat-Nya. Henokh telah menubuatkan hal itu (Yud. 14), dan mungkin nubuatnya itu yang mungkin sedang diperhatikan Daud di sini. Dan hari itulah yang harus kita cari dan doakan supaya segera datang. Datanglah Tuhan Yesus, datanglah dengan segera.
• 2. Daud memberikan alasan tentang lamanya kesukaran yang sedang ia hadapi: “Berapa lagi hari-hari hamba-Mu ini? Tahun-tahun hidupku itu sedikit saja ,” (begitulah kata sebagian orang). “Karena itu jangan biarkan mereka semua menjadi menyengsarakan, sebab itu bersegeralah tampil untukku melawan musuh-musuhku, sebelum aku pergi dan tidak ada lagi.” Atau lebih tepat lagi, “Tahun-tahun penindasanku itu banyak, Engkau melihatnya, ya TUHAN, berapa banyak jumlahnya. Bilakah Engkau kembali dalam kemurahan-Mu kepadaku? Adakalanya, karena orang-orang pilihan, waktu itu akan dipersingkat. Oh, biarlah hari-hari kesengsaraanku dipersingkat. Karena itu Aku hamba-Mu, seperti mata para hamba laki-laki memandang kepada tangan tuannya, begitu jugalah mataku memandang kepada-Mu, sampai Engkau bermurah hati kepadaku.”

Matthew Henry: Mzm 119:85-87

(119:85-87)

Dalam hal ini, pernyataan Daud menjadi pelambang dan gambaran Kristus dan orang-orang Kristen yang dianiaya dengan sangat kejam. Sebagaimana ada banyak mazmur yang ditulisnya, ada banyak pula ayat-ayat dalam mazmur ini yang mengeluhkan keadaan ini, seperti yang ada di sini. Amatilah:

• I. Gambaran yang dibuat Daud mengenai para penganiayanya dan kedengkian mereka terhadap dirinya.
• 1. Mereka adalah orang-orang yang kurang ajar, dan mereka menganiayanya dalam kecongkakan mereka, membanggakan diri dalam melakukan perbuatan itu, bahwa mereka dapat menginjak-injak orang yang begitu banyak dipuja, serta berharap dapat meninggikan diri mereka di atas kehancurannya.
• 2. Mereka adalah orang-orang lalim. Mereka mengejar aku tanpa alasan. Sejauh ini ia tidak pernah menjengkelkan mereka dengan sengaja memaksa mereka untuk berbuat sesuatu. Namun, sebagai balasan terhadap kasihku mereka menuduh aku.
• 3. Mereka orang-orang yang penuh dengki. Mereka telah menggali lobang baginya, yang menunjukkan bahwa dengan sengaja mereka menjalankan rancangan melawan dia, serta melakukannya dengan penuh kebencian. Perbuatan itu juga menunjukkan bahwa mereka itu orang-orang yang cerdik dan licik, berkepala ular, dan juga berbisa. Mereka begitu gigih dan tega berbuat jahat kepadanya, dan dengan curang diam-diam memasang jerat, seperti para pemburu menangkap binatang liar ( 35:7). Seperti itulah permusuhan keturunan ular terhadap keturunan perempuan itu.
• 4. Melalui cara ini mereka menunjukkan sikap permusuhan terhadap Allah sendiri. Lobang yang mereka gali bagi Daud tidak menurut Taurat TUHAN. Maksudnya, mereka sangat menentang Taurat-Nya, yang melarang merencanakan kejahatan terhadap tetangga kita, dan secara khusus mengatakan, jangan mengusik orang-orang yang Kuurapi. Hukum Taurat menunjukkan bahwa apabila ada seseorang yang menggali sumur dan menimbulkan kerugian bagi orang lain, ia harus membayar ganti kerugian itu (Kel. 21:33-34), terlebih lagi bila ia menggali sambil merancang kejahatan.
• 5. Mereka melanjutkan rancangan mereka melawan Daud begitu jauh, hingga hampir saja mereka menghabisi dia di bumi. Mereka mendekat untuk menghancurkan Daud dan semua kepentingannya. Sangat mungkin bahwa orang-orang yang tidak lama lagi akan dijadikan sempurna (be consummate) di sorga, mungkin sekarang ini hampir saja dihabisi (be consumed) di bumi. Belas kasihan TUHAN-lah(mengingat keganasan musuh-musuh mereka, ini adalah sebuah mujizat belas kasihan) yang membuat mereka tidak habis sama sekali. Semak duri yang di dalamnya Allah hadir, meskipun menyala, tidak akan dimakan api.
• II. Permohonan yang dinaikkan Daud kepada Allah dalam keadaannya yang teraniaya.
• 1. Ia mengakui kebenaran dan kebaikan agamanya, sekalipun ia menderita. “Apa pun yang terjadi, segala perintah-Mu dapat dipercaya, karena itu, walaupun ketaatanku berkurang, aku tahu, aku tidak akan kehilangan apa pun.” Jika agama yang benar itu berguna untuk sesuatu, berarti berguna untuk semua hal, dan karena itu sungguh layak untuk menderita demi agama yang benar. “Aku tahu bahwa semua manusia pembohong, entah dia orang hina dina ataupun orang besar, tidak ada yang dapat dipercaya. Tetapi segala perintah-Mu dapat dipercaya, kepadanyalah aku bersandar.”
• 2. Ia memohon supaya Allah berpihak kepadanya dan menolongnya: “Mereka mengejar aku, tolonglah aku! Tolonglah aku yang sedang dilanda kesukaran ini, supaya aku dapat menanggungnya dengan sabar, sebagai sesuatu yang patut kuterima, dapat tetap mempertahankan kesetiaanku. Keluarkanlah aku dari kesukaran ini pada waktunya.” Tolonglah aku ya Allah, adalah doa yang sangat utuh dan lengkap. Sayangnya doa semacam itu selalu digunakan dengan sebelah mata dan dianggap sebagai kalimat pelengkap belaka.
• III. Keteguhan Daud terhadap kewajibannya, walaupun menderita akibat kebencian para penganiayanya (ay. 87): tetapi aku tidak meninggalkan titah-titah-Mu. Tujuan mereka adalah menjauhkan Daud dari jalan-jalan TUHAN, tetapi mereka tidak akan berhasil. Ia lebih siap meninggalkan semua hal yang berharga di dunia ini daripada meninggalkan firman Allah. Ia lebih baik kehilangan nyawanya daripada kehilangan kegemaran dalam melaksanakan kewajibannya.

Matthew Henry: Mzm 119:88

(119:88)

Di sini terdapat,

• 1. Kepedulian Daud untuk selalu ada di jalan kewajibannya. Hasrat dan rancangannya untuk tetap berpegang pada peringatan yang diberikan TUHAN, memegangnya sebagai peraturannya, memegangnya sebagai keyakinan, serta menjadi bagiannya sampai selama-lamanya. Inilah yang harus senantiasa kita pegang teguh, apa pun yang hilang pada kita.
• 2. Daud berdoa memohon anugerah ilahi untuk menolongnya dalam hal ini: “Hidupkanlah aku sesuai dengan kasih setia-Mu(hidupkanlah aku dan jadikan aku bersemangat), supaya aku berpegang pada peringatan-peringatan-Mu. Permohonan ini menunjukkan bahwa kalau Allah tidak menolongnya, ia tidak akan dapat berpegang pada peringatan-peringatan itu. Kita tidak akan dapat melanjutkan perjalanan atau bertekun dalam jalan yang benar, kecuali Allah menghidupkan kita dan memberi kehidupan kepada kita. Oleh karena itu, di sini kita diajar untuk bergantung pada anugerah Allah guna memperoleh kekuatan melakukan semua pekerjaan baik. Kita perlu bergantung pada kekuatan-Nya itu sebagai anugerah, semata-mata sebagai buah perkenan Allah. Sebelumnya, ia sudah pernah berdoa, Hidupkanlah aku dengan keadilan-Mu(ay. 40). Tetapi di sini ia berdoa, Hidupkanlah aku sesuai dengan kasih setia-Mu. Bukti paling meyakinkan tentang perkenan Allah kepada kita adalah pekerjaan-Nya yang baik di dalam diri kita.

Matthew Henry: Mzm 119:89-91 - 12. LAMED

12. LAMED (ל) 119:89-96 (119:89-91)

Di sini,

• 1. Sang pemazmur mengakui kepastian firman Allah yang tidak dapat disangkal, dan juga semua nasihat-Nya: “Untuk selama-lamanya, ya TUHAN, firman-Mu tetap teguh di sorga. Sampai selama-lamanya Engkau adalah Engkau sendiri(begitulah pengertian beberapa orang). Engkau tetap sama, dan pada-Mu tidak ada perubahan. Inilah buktinya. Firman-Mu, yang olehnya langit diciptakan, tetap teguh di sana, tinggal dalam benda-benda ciptaan.” Firman Allah yang tetap teguh itu dapat juga diperhadapkan dengan pertukaran dan perubahan besar-besaran yang terjadi di bumi ini. Seluruh umat manusia adalah seperti rumput, tetapi firman Allah tetap untuk selama-lamanya . Firman-Nya tetap teguh di sorga, dalam rancangan tersembunyi Allah, tersembunyi dalam diri-Nya sendiri, jauh di atas jangkauan daya pandang kita, dan tidak tergoyahkan, seperti gunung-gunung tembaga. Dan kehendak-Nya yang telah diwahyukan sama teguhnya seperti kehendak-Nya yang tersembunyi. Allah akan mewujudkan segala pikiran yang keluar dari hati-Nya, sehingga tidak ada satu pun dari firman-Nya itu yang dibiarkan-Nya gugur. Sebab di sini dilanjutkan, kesetiaanmu dari keturunan ke keturunan, yang berarti, janji itu pasti bagi setiap zaman gereja, serta tidak akan pernah menjadi ketinggalan zaman oleh berlalunya waktu. Janji yang tampak masih jauh di depan itu akan digenapi pada waktunya.
• 2. Sebagai bukti, Daud memperlihatkan alam yang tidak berubah: Engkau menegakkan bumi, sehingga tetap ada. Bumi ini masih tetap ada seperti ketika pertama kali diciptakan, berada di tempat yang semula ditempatkan, tetap seimbang dalam bobotnya sendiri. Walaupun ada guncangan di dalam perut bumi, pergolakan laut yang saling mengharu biru, serta guncangan keras yang dialami lapisan udara yang menyelimutinya, bumi ini tetap tidak tergoyahkan. “Semuanya”(langit dan bumi serta benda-benda angkasa lainnya) “tetap ada sekarang, menurut hukum-hukum-Mu. Semuanya tetap ada di tempatnya seperti yang telah Engkau tetapkan, semua sesuai dengan tempat yang telah Engkau rancang, juga sesuai dengan maksud yang Engkau kehendaki.” Kemantapan dan keseimbangan penetapan siang dan malam, langit dan bumi, diperlihatkan sebagai bukti ketetapan-ketetapan Allah yang tidak akan beralih (Yer. 31:35-36; 33:20-21). Oleh kebajikan janji Allah kepada Nuh itulah (Kej. 8:22), maka siang dan malam, musim dingin dan panastidak pernah berhenti. “Semua berlanjut sampai hari ini, dan akan terus berlanjut sampai akhir zaman. Menurut hukum-hukum-Mu semuanya itu ada sekarang, sebab segala sesuatu melayani Engkau. Semua melakukan kehendak-Mu, semua menyatakan keagungan-Mu, dan segala sesuatu melayani Engkau. Pada kedudukan dan sesuai peran masing-masing, semua makhluk berguna bagi Pencipta-Nya dan bertanggung jawab atas tujuan penciptaan mereka. Jadi, akankah manusia menjadi satu-satunya pemberontak, satu-satunya pendurhaka terhadap kesetiaan-Nya, dan satu-satunya beban yang merugikan bagi bumi ini?”

Matthew Henry: Mzm 119:92

(119:92)

Inilah,

• 1. Penderitaan hebat yang sedang dialami Daud. Ia tengah berada dalam kesusahan dan siap untuk binasa dalam sengsaranya, nyaris kehilangan harapan. Ia siap menyerahkan semuanya untuk binasa, serta menganggap diri telah terbuang dari pandangan Allah. Itulah sebabnya ia mengagumi kebaikan Allah kepadanya, bahwa ia tidak sampai binasa, bahwa ia masih memiliki nyawanya sendiri. Ia tidak terusir keluar dari akal sehatnya karena masalah ini, khususnya karena ia dimampukan untuk tetap dekat dengan Allahnya dan tidak mengingkari kepercayaannya kepada Allah karena kesusahan ini. Sekalipun kita tidak dijauhkan dari penderitaan, namun jika kita dijauhkan dari kebinasaan dalam kesusahan kita ini, tidak ada alasan bagi kita untuk berkata, sia-sia sama sekali aku membasuh tanganku, atau, apakah untungnya beribadah kepada Allah?
• 2. Penghiburan Daud dalam penderitaan ini. Taurat TUHAN menjadi kegemarannya,

• (1) Sudah sejak lama Taurat menjadi kegemaran Daud, dan mengingat-ingatnya menjadi penghiburan baginya. Hal itu memberikan bukti yang baik tentang kesetiaannya.
• (2) Sampai hari itu Daud tetap bersikap seperti itu dalam penderitaannya. Hal itu memberikan penghiburan yang melimpah dan dari mata air kehidupan ini ia menimba air yang hidup, ketika kolam buatan manusia menjadi bocor atau kering. Keakrabannya dengan Taurat TUHAN dan semua renungannya atas Taurat itu, menjadi penghiburan yang sangat menyenangkan dalam kesendirian dan penderitaan. Alkitab menjadi teman yang menyenangkan jika kita menyukainya.

Matthew Henry: Mzm 119:93

(119:93)

Inilah,

• 1. Sebuah keteguhan yang sangat baik: “Aku tidak melupakan titah-titah-Mu, tetapi akan tetap mengingat dan memperhatikan firman-Mu sebagai pedomanku.” Keteguhan ini adalah keteguhan untuk selama-lamanya, keteguhan yang tidak pernah dapat diubah. Perhatikanlah, bukti terbaik dari kasih kita akan firman Allah adalah dengan tidak pernah melupakannya, dengan tidak melonggarkan keteguhan hidup keagamaan kita kapan pun juga, dengan tidak pernah mengesampingkan hidup keagamaan kita, tetapi tetap bertekun dan memegangnya dengan teguh.
• 2. Sebuah alasan yang baik untuk berpegang teguh: “Sebab dengan itu Engkau menghidupkan aku, tidak saja menghidupkan, tetapi,”

• (1) “Begitulah yang telah dibuatnya terhadapku, aku telah menemukan bahwa titah-titah itu memang seperti itu.” Mereka yang berbicara sangat baik tentang perkara-perkara Allah adalah mereka yang berbicara berdasarkan pengalaman, yang dapat berkata bahwa kehidupan rohani telah dimulai di dalam mereka karena firman itu, terpelihara dan diteguhkan di dalam mereka, memberikan kegairahan dan penghiburan di dalam diri mereka.
• (2) “Engkau telah membuat titah-titah-Mu seperti itu.” Tanpa anugerah Allah, firman itu sendiri tidak akan menghidupkan kita. Hamba-hamba TUHAN hanya dapat bernubuat atas tulang-tulang kering itu, mereka tidak dapat memberikan kehidupan ke dalamnya. Namun, biasanya anugerah Allah bekerja melalui firman dan menggunakannya sebagai sarana untuk menghidupkan. Inilah alasan yang baik mengapa kita tidak pernah boleh melupakan titah-titah-Nya, tetapi harus menghargai setinggi-tingginya apa yang sangat dihormati oleh Allah sendiri, dan mengasihinya dengan sungguh-sungguh apa yang telah kita dapatkan, dan tetap berharap mendapatkan manfaat olehnya. Lihatlah di sini cara apa yang terbaik untuk membantu kita dengan daya ingat kita yang buruk, yaitu rasa sayang yang mendalam. Jika kita dihidupkan oleh firman, kita tidak akan melupakannya. Firman yang telah benar-benar menghidupkan kita untuk dan dalam kewajiban kita, tidak akan pernah kita lupakan. Walaupun ungkapan-ungkapannya hilang, tetapi pengaruh atau kesan yang tertanam tetap ada, maka itu pun baik.

Matthew Henry: Mzm 119:94

(119:94)

Di sini kita membaca,

• 1. Daud menegaskan hubungannya dengan Allah: “Aku kepunyaan-Mu, dikhususkan bagi-Mu dan menjadi milik-Mu, milik-Mu dalam kovenan.” Ia tidak berkata, Engkau kepunyaanku(seperti pengamatan Dr. Manton, seorang theolog Puritan abad ketujuh belas dari Inggris), walaupun tentunya hal itu dapat dimengerti karena merupakan tantangan yang lebih tinggi. Namun, ungkapan aku kepunyaan-Mumenunjukkan kerendahan hati dan penyerahan diri yang penuh kepatuhan. Ia juga tidak berkata, aku adalah demikian, tetapi, aku kepunyaan-Mu. Ia tidak membeberkan kekayaan atau sifatnya yang baik, tetapi kebaikan dan kemurahan Allah yang ada di dalam dia: “Aku kepunyaan-Mu, bukan kepunyaanku sendiri, bukan milik dunia ini.”
• 2. Daud membuktikan penegasannya: “Sebab aku mencari titah-titah-Mu, dengan cermat aku menyelidiki tugasku dan dengan rajin berusaha melakukannya.” Ini akan menjadi bukti terbaik bahwa kita benar-benar milik Allah. Meskipun belum mencapai kesempurnaan, semua orang yang menjadi milik-Nya berusaha mencari kesempurnaan itu.
• 3. Daud mengembangkan penegasannya, “Aku kepunyaan-Mu, selamatkanlah aku. Selamatkanlah aku dari dosa, selamatkan aku dari kebinasaan.” Orang-orang yang bersungguh-sungguh menyerahkan diri kepada Allah untuk menjadi milik-Nya dapat merasa yakin bahwa Ia akan melindungi mereka dan memelihara mereka untuk kerajaan sorgawi-Nya (Mal. 3:18).

Matthew Henry: Mzm 119:95

(119:95)

Di sini,

• 1. Daud mengadukan kebencian musuh-musuhnya: Orang-orang fasik(tidak ada orang-orang selain orang seperti ini yang memusuhi orang benar) menantikan aku untuk membinasakan aku. Mereka itu sangat kejam dan bertujuan menghancurkan dia. Mereka sangat ahli dan mencari semua peluang untuk berbuat jahat kepadanya. Mereka juga sangat yakin (beberapa orang mengartikan berharap) bahwa mereka dapat menghancurkan dia. Mereka merasa yakin dapat menjadikan dia sebagai mangsa mereka.
• 2. Daud menghibur diri dalam firman Allah sebagai perlindungannya: “Sementara mereka merancang kehancuranku, aku memperhatikan peringatan-peringatan-Mu, yang menjamin keselamatanku.” Jika kita merenungkan peringatan-peringatan Allah dan memikirkannya dalam-dalam, maka hampir dapat dipastikan bahwa peringatan-peringatan itu akan menjadi pendukung kita.

Matthew Henry: Mzm 119:96

(119:96)

Di sini kita membaca perihal kesaksian Daud yang bersumber dari pengalamannya sendiri,

• 1. Mengenai kesia-siaan dunia ini dan ketidakcukupannya untuk membahagiakan diri kita: Aku melihat batas-batas kesempurnaan. Kesempurnaan buruk yang dilihat orang akan berakhir! Namun, seperti itulah semua hal yang dianggap sempurna di dunia ini akan berakhir. Pada zamannya, Daud telah melihat Goliat yang terkuat dikalahkan, Asael yang tercepat larinya tersusul, Ahitofel yang paling bijaksana tertipu, Absalom, yang paling rupawan menjadi cacat. Singkatnya, ia telah melihat batas-batas kesempurnaan, dari semua kesempurnaan. Ia melihatnya melalui iman, ia juga melihatnya melalui pengamatan. Ia melihat batas-batas kesempurnaan makhluk hidup dalam hal kecukupannya (makhluk itu terbatas dan tidak sempurna, ada hal-hal yang perlu dikerjakan oleh pihak lain bagi kita, sesuatu yang tidak mungkin dapat dilakukan oleh makhluk hidup) dan kesinambungannya. Itu tidak akan mencukupi selama masa hidup kita, sebab tidak akan bertahan sampai masa kekekalan yang harus kita hadapi. Kemuliaan manusia hanyalah seperti bunga rumput.
• 2. Mengenai kesempurnaan firman Allah serta kecukupannya untuk memuaskan hasrat kita: Tetapi perintah-Mu luas sekali. Firman Allah menjangkau semua masalah di sepanjang masa. Hukum ilahi memberikan batas-batas bagi seluruh umat manusia, dan dirancang untuk menguduskan kita sepenuhnya. Ada banyak persyaratan dan larangan dalam setiap perintah. Janji ilahi (karena janji adalah juga perintah) menjangkau semua beban, kebutuhan, dan keluh kesah kita. Di dalamnya terkandung bagian dan kebahagiaan kita, ketika kita melihat batas-batas semua kesempurnaan.

Matthew Henry: Mzm 119:97 - 13. MEM

13. MEM (מ) 119:97-104 (119:97)

Di sini terlihat,

• 1. Kasih Daud yang tidak terlukiskan terhadap firman Allah: Betapa kucintai Taurat-Mu! Ia menyatakan kasihnya akan firman Allah dengan berapi-api. Ia mendapati bahwa mengasihi firman Allah di dalam hatinya, dengan mengingat kejahatan wataknya dan pencobaan dunia ini, serta anugerah yang bekerja di dalam dirinya, tidak bisa tidak membuatnya terpesona. Ia tidak hanya mengasihi janji-janji firman Allah, tetapi juga Taurat-Nya, dan ia bersukacita di dalamnya dengan manusia batiniahnya.
• 2. Sebuah bukti yang sempurna mengenai kasihnya terhadap firman Allah. Kita suka memikirkan sesuatu yang kita kasihi. Dalam hal ini, tampaknya Daud mengasihi firman Allah, sehingga ia senantiasa merenungkannya. Ia bukan saja membaca kitab Taurat, tetapi juga mencerna apa yang dibacanya di dalam pikirannya, dan kemudian menerapkannya kepada dirinya sendiri. Ia merenungkan firman Allah bukan saja pada malam hari ketika ia sedang sendirian dan berdiam diri, serta tidak ada hal lain yang perlu dikerjakan, melainkan juga pada siang hari, ketika ia sedang sibuk dan bersama banyak orang, bahkan lebih lagi, di sepanjang hari. Sejumlah pikiran yang baik terjalin dengan pemikiran sehari-hari. Betapa penuhnya ia dengan firman Allah.

Matthew Henry: Mzm 119:98-100

(119:98-100)

Di sini kita membaca catatan perihal pembelajaran Daud, bukan pembelajaran yang berasal dari hikmat orang Mesir, melainkan benar-benar berasal dari orang Israel.

I. Cara pembelajaran yang digunakan Daud untuk memperolehnya. Pada masa mudanya, ia melakukan kegiatan di pedesaan sebagai seorang gembala. Sejak masa mudanya, ia banyak melakukan kegiatan di istana dan perkemahan. Jadi, cara manakah yang membuat dia banyak menerima pembelajaran? Di sini ia memberi tahu kita bagaimana ia sampai ke sana. Ia mendapatkannya dari Allah sebagai penciptanya: Engkau membuat aku lebih bijaksana. Semua kebijaksanaan sejati itu berasal dari Allah. Ia memperolehnya melalui firman Allah sebagai sarananya, oleh perintah-perintah-Nya dan titah-titah-Nya. Kedua hal ini mampu membuat kita bijaksana untuk berjalan menuju keselamatan dan melengkapi tiap-tiap manusia kepunyaan Allah untuk setiap perbuatan baik.

• 1. Daud menjadikan hal-hal ini sebagai sahabat karib yang selalu bersamanya: “Selama-lamanya itu ada padaku, senantiasa ada di dalam pikiranku, selalu ada di dalam pandanganku.” Ke mana pun ia pergi, orang yang saleh akan selalu membawa Alkitabnya bersamanya. Kalaupun tidak di tangannya, pasti ada di dalam benak dan hatinya.
• 2. Daud menjadikan hal-hal ini sebagai pokok sukacitanya, ia merenungkannya. Bukan saja sebagai bahan renungan untuk menyukakan hatinya, seperti seorang sarjana merenungkan gagasannya, melainkan sebagai pokok perhatian untuk tata kelolanya yang benar, sebagaimana layaknya orang-orang dari kalangan dunia usaha memikirkan usaha mereka, supaya dapat menjalankan usaha dengan cara terbaik.
• 3. Daud menjadikan hal-hal ini sebagai peraturan yang bersifat memerintah bagi semua tindakannya: Aku memegang titah-titah-Mu, artinya, aku menjadikannya sebagai suara hatiku dalam melaksanakan kewajiban dari semua hal. Cara terbaik untuk meningkatkan pengetahuan adalah tinggal dan penuh dengan semua contoh kesalehan yang sungguh. Karena, barang siapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan tahu ajaranKristus, dan akan mengetahui lebih banyak dan lebih banyak lagi (Yoh. 7:17). Cinta terhadap kebenaran memberikan terang yang berasal dari titah-titah-Nya. Di sinilah, orang yang suci hatinya akan melihat Allah.

II. Kemasyhuran besar yang diperoleh Daud di dalamnya. Dengan mempelajari dan menjalankan perintah-perintah Allah dan menjadikannya sebagai peraturan baginya, ia belajar melakukan dirinya dengan bijaksana pada semua jalannya(1 Sam. 18:14, tl)

• 1. Daud membuat musuh-musuhnya tidak berdaya. Dengan cara ini Allah membuatnya menjadi lebih pintar mengacaukan dan mengalahkan rancangan mereka melawan dia, dibandingkan dengan kemahiran mereka menyusun jerat baginya. Kebijaksanaan sorgawi pada akhirnya akan mengalahkan kebijaksanaan duniawi. Dengan berpegang pada perintah-perintah-Nya, kita dapat memastikan bahwa Allah berpihak kepada kita dan menjadi sahabat bagi kita. Di sinilah kita menjadi lebih bijaksana daripada orang-orang yang menjadikan Dia sebagai musuh mereka. Dengan memegang perintah-perintah-Nya kita menjaga pikiran damai dan tenteram dalam diri kita, sesuatu yang ingin dirampas oleh musuh-musuh kita. Dengan demikian kita bersikap bijaksana terhadap diri sendiri, menjadi lebih bijaksana daripada mereka sendiri, bagi dunia ini dan juga dunia yang lain.
• 2. Daud melampaui semua pengajarnya serta memiliki lebih banyak akal budi daripada mereka semua. Yang ia maksudkan adalah mereka yang pernah menjadi pengajar-pengajarnya dan yang menyalahkan tingkah lakunya serta berusaha mengatur tindakannya (dengan memegang perintah-perintah Allah, Daud mengurus perkaranya, dan dalam hal ini ternyata dia berbuat benar sedangkan mereka berbuat salah). Dapat juga berarti mereka yang seharusnya menjadi pengajar-pengajarnya, yaitu imam-imam dan orang-orang Lewi yang menduduki kursi Musa, yang seharusnya memiliki bibir yang memelihara pengetahuan, tetapi ternyata lalai mempelajari hukum Taurat dan cenderung memikirkan kehormatan dan penghasilan. Mereka sekadar mengikuti tata cara resmi dan kebiasaan yang berlaku pada agama mereka. Demikianlah Daud, yang banyak merenungkan ayat-ayat Kitab Suci, menjadi lebih pandai daripada mereka. Dengan begitu baik ia membangun di atas dasar yang telah mereka letakkan, dan dengan bantuan Alkitabnya, ia mampu mengajar mereka, mengajar mereka semua. Sekarang ia bukan lagi bayi yang membutuhkan susu, melainkan orang yang telah memiliki panca indra yang terlatih (Ibr. 5:14). Ini bukanlah sesuatu yang dapat merusak nama baik pengajar-pengajar kita, tetapi lebih merupakan kehormatan bagi mereka. Kita harus menjadi bertambah baik hingga benar-benar mengungguli mereka dan tidak bergantung pada mereka lagi. Melalui perenungan yang mendalam kita berkhotbah kepada diri sendiri, dan dengan demikian kita menjadi lebih berakal budi daripada semua pengajar kita, karena kita dapat memahami hati kita sendiri, sesuatu yang tidak mampu mereka lakukan.
• 3. Daud mengungguli orang-orang tua, apakah itu orang-orang di zamannya (ia tergolong muda, seperti halnya Elihu, dan mereka sangat tua. Namun, keteguhannya dalam memegang titah-titah-Nya membuatnya jadi lebih bijaksana daripada banyak orang yang telah lanjut usianya, lihat Ayb. 32:7-8) ataupun orang-orang dari zaman dahulu kala. Ia sendiri memang mengutip peribahasa orang tua-tua (1 Sam. 24:13), tetapi firman Allah membuatnya memahami banyak hal dengan lebih baik daripada yang dapat ia lakukan melalui kebiasaan dalam adat istiadat dan semua pembelajaran yang diteruskan dari zaman ke zaman sebelumnya. Singkatnya, firman tertulis merupakan pedoman yang lebih pasti untuk menuju sorga daripada semua cerdik pandai dan bapa-bapa gereja, para pengajar dan orang tua-tua di dalam gereja. Dengan demikian, Kitab Suci yang dipegang dengan teguh akan mengajar kita menjadi lebih bijaksana daripada semua tulisan mereka.

Matthew Henry: Mzm 119:101

(119:101)

Inilah,

• 1. Kepedulian Daud untuk menjauhi jalan-jalan dosa: “Aku menahan kakiku dari semua jalan kejahatan yang siap mereka tempuh. Aku memeriksa diri dan mundur teratur begitu menyadari bahwa aku sedang memasuki pencobaan.” Walaupun jalan itu lebar, jalan yang sejuk dengan pepohonan, jalan yang menyenangkan, dan jalan yang banyak dilalui orang, namun jalan itu adalah jalan yang penuh dosa, jalan kejahatan, sehingga ia menahan kakinya sebab melihat ke mana jalan itu akhirnya akan menuju. Perhatiannya ini berlaku umum untuk apa saja, ia menjauhkan diri dari setiap jalan kejahatan. Sesuai dengan firman yang Engkau ucapkan, aku telah menjaga diriku dari jalan orang-orang yang melakukan kekerasan( 17:4).
• 2. Perhatiannya untuk selalu berada di jalan kewajiban ibadahnya, supaya aku berpegang pada firman-Mu. Sikapnya untuk menjauhkan diri dari dosa ini merupakan,

• (1) Bukti bahwa secara sadar ia berniat memegang firman Allah dan menjadikannya sebuah peraturan baginya.
• (2) Sarana baginya untuk memegang firman Allah dalam menjalankan hidup keagamaannya. Kita tidak akan dapat melayani Allah tanpa rasa damai atau keberanian atau memegang firman-Nya, jika kita hidup dalam dosa atau menyimpang ke jalan lain.

Matthew Henry: Mzm 119:102

(119:102)

Inilah,

• 1. Keteguhan Daud dalam hidup keagamaannya. Ia tidak menyimpang dari hukum-hukum Allah, ia tidak memilih aturan lain, selain firman Allah. Ia juga tidak dengan sengaja mau menyimpang dari peraturan itu. Kesetiaan yang teguh pada jalan-jalan TUHAN di masa kesukaran akan menjadi suatu bukti yang baik dari keutuhan ibadah kita.
• 2. Penyebab keteguhan hati Daud: “Sebab Engkau-lah yang mengajar aku, yaitu dengan pendidikan ilahi yang kupelajari. Aku merasa puas bahwa pengajaran itu berasal dari Allah, karena itulah aku berpegang teguh kepadanya.” Atau tepatnya lagi, “Adalah anugerah ilahi dalam hatiku yang memungkinkan aku menerima semua pengajaran itu.” Semua orang kudus diajar oleh Allah, karena Dialah yang memberikan pengertian. Mereka, dan hanya mereka yang diajar oleh Allah akan memegang teguh sampai akhir hal-hal yang telah dipelajari.

Matthew Henry: Mzm 119:103-104

(119:103-104)

Inilah,

• 1. Kesenangan dan sukacita indah yang dipetik Daud dari firman Allah. Rasanya manis bagi langit-langitnya, lebih manis daripada madu. Cita rasa rohani memang ada, suatu kenikmatan batiniah dan kesedapan perkara ilahi, bukti nyata bagi kita sendiri melalui pengalaman kita, sesuatu yang tidak dapat kita bagikan kepada orang lain. Kami sendiri telah mendengar Dia(Yoh. 4:42). Dalam hal ini, firman Allah itu terasa manis, begitu manis, lebih manis daripada semua kepuasan panca indra, bahkan lebih dari hal yang paling nikmat. Daud berbicara seolah-olah kekurangan kata-kata untuk mengungkapkan kepuasan yang ia peroleh dari penemuannya akan kehendak dan anugerah ilahi itu. Tidak ada kesenangan yang sebanding dengan hal itu.
• 2. Pelajaran dan keuntungan tak terkatakan yang diperoleh Daud dari firman Allah,

• (1) Hal itu membantunya memperoleh akal sehat: “Aku beroleh pengertian dari titah-titah-Muuntuk membedakan antara kebenaran dan kepalsuan, baik dan jahat, sehingga aku tidak berbuat kesalahan dalam kehidupanku dan dalam menasihati orang lain.”
• (2) Hal itu membantunya memperoleh hati yang baik: “Itulah sebabnya, karena aku memperoleh pengertian tentang kebenaran, aku benci segala jalan dusta, dan bertekad kuat untuk tidak kembali kepadanya.”
• Perhatikan baik-baik di sini:
• [1] Jalan dosa adalah jalan dusta. Jalan itu jalan yang menipu dan menghancurkan semua orang yang berjalan di atasnya. Itu adalah jalan yang salah, meskipun disangka orang sebagai jalan yang lurus (Ams. 14:12).
• [2] Sungguh merupakan tabiat orang yang benar apabila mereka membenci jalan dosa, membencinya karena jalan itu adalah jalan dusta. Ia tidak saja menahan kakinya dari situ (ay. 101), tetapi juga membencinya, memiliki rasa penolakan dan tidak suka yang mendalam, serta rasa ngeri kepadanya.
• [3] Orang-orang yang membenci dosa sebagai dosa, akan membenci semua dosa, membenci setiap jalan dusta, karena setiap jalan dusta membawa kepada kehancuran. Selanjutnya,
• [4] Semakin banyak pengertian yang kita peroleh dari firman Allah, akan semakin berakar kebencian kita terhadap dosa (menjauhi kejahatan itulah akal budi,Ayb. 28:28). Dan semakin siap kita dalam hal Kitab Suci, semakin baik kita diperlengkapi untuk menghadapi pencobaan.

Matthew Henry: Mzm 119:105 - 14. NUN

14. NUN (נ) 119:105-112 (119:105)

Amatilah di sini:

• 1. Sifat dasar firman Allah dan maksud utama penganugerahannya kepada dunia, yaitu untuk digunakan sebagai pelita dan terang. Firman itu membuat kita mengenal Allah dan diri kita sendiri, jika tidak, tidak akan dapat kita mengenalnya. Firman Allah itu menunjukkan kepada kita hal yang salah dan yang dapat membahayakan kita. Pelita dan terang itu membimbing kita dalam pekerjaan dan jalan kita. Tanpa itu dunia ini akan benar-benar menjadi tempat yang gelap. Firman itu adalah pelita yang kita pasang dan pegang dengan tangan kita untuk kebutuhan khusus (Ams. 6:23). Perintah itu pelita yang tetap menyala oleh minyak Roh, sama seperti pelita di dalam tempat kudus dan tiang api bagi bangsa Israel.
• 2. Keuntungan yang kita peroleh dari firman Allah. Firman itu tidak saja menjadi terang bagi mata kita, untuk memuaskan mata serta mengisi kepala kita dengan pemikiran, tetapi juga menjadi terang bagi kaki kita dan jalan kita. Firman-Nya membimbing kita dalam menata perilaku kita, baik untuk memilih jalan kita secara umum, maupun menentukan langkah-langkah khusus yang perlu kita ambil di jalan itu, supaya kita tidak menempuh jalan yang salah atau langkah yang menyesatkan. Kita akan benar-benar merasakan kebaikan Allah kepada kita bahwa Ia telah memberikan pelita dan terang seperti itu ketika kita menjadikannya sebagai penuntun bagi kaki kita dan jalan kita.

Matthew Henry: Mzm 119:106

(119:106)

Di sini terdapat,

• 1. Pengertian Daud tentang hidup keagamaan, yakni untuk berpegang pada hukum-hukum TUHAN yang adil. Perintah-perintah Allah adalah hukum-hukum yang dipegangnya, perintah kebijaksanaan yang tidak terbatas. Perintah-perintah itu adalah hukum-hukum yang adil, sesuai dengan hukum yang kekal tentang keadilan. Menjadi tugas kita untuk memeliharanya dengan sangat berhati-hati.
• 2. Kewajiban yang diletakkan Daud ke atas dirinya untuk menjadi saleh dengan cara mengikat diri dengan janjinya sendiri pada hal-hal yang telah mengikat dia melalui titah-titah ilahi. Dan ini sudah cukup. “Aku telah bersumpah (aku telah mengangkat kepalaku kepada TUHAN, dan tidak dapat aku mundur ), karena itu aku harus maju terus, dan aku akan menepatinya.”

• Perhatikanlah:
• (1) Sangat baik bagi kita untuk mengikat diri dengan sumpah yang sungguh-sungguh untuk menjadi saleh. Kita harus bersumpah kepada TUHAN, seperti orang-orang yang bersumpah setia kepada penguasa mereka, dengan berjanji untuk setia, menyatakan ketulusan kita dalam janji ini kepada Allah, serta mengaku bertanggung jawab atas kutuk yang bakal diterima jika kita tidak menepatinya.
• (2) Kita harus sering mengingat-ingat janji Allah kepada kita dan selalu ingat bahwa kita telah bersumpah.
• (3) Kita harus bertekad untuk menepati sumpah kita kepada TUHAN (orang yang baik akan sebaik kata-katanya). Termasuk juga kalau kita telah bersumpah tentang sesuatu yang mungkin akan merugikan diri kita, itu pun harus kita tepati, sebab akibatnya akan jauh lebih merugikan apabila kita tidak menepatinya.

Matthew Henry: Mzm 119:107

(119:107)

Inilah,

• 1. Gambaran yang dibuat Daud perihal keadaan menyedihkan yang sedang ia alami: aku sangat tertindas. Tertindas di dalam jiwa, tampaknya itulah yang terutama ia maksudkan. Ia menderita karena sering merasa kecewa. Di luar ia harus menghadapi peperangan, di dalam ia dilanda ketakutan. Sering hal-hal seperti ini menjadi bagian orang-orang kudus yang terbaik. Karena itu jangan merasa aneh kalau kadang-kadang hal ini juga menjadi bagian kita.
• 2. Allah adalah sumber pertolongan Daud dalam keadaan ini. Ia berdoa untuk memperoleh anugerah-Nya: “Ya TUHAN, hidupkanlah aku! Jadikan aku bersemangat, buatlah aku riang gembira. Hidupkanlah aku melalui penindasan ini supaya aku menjadi lebih rajin dalam pekerjaanku. Hidupkanlah aku, keluarkanlah aku dari penderitaan ini, bagaikan bangkit dari kematian.” Ia memohon dengan sangat janji Allah untuk membimbing hasrat hatinya dan meneguhkan harapannya pada janji itu: hidupkanlah aku sesuai dengan firman-Mu. Daud telah bersumpah untuk menepati janjinya kepada Allah (ay. 106). Oleh karena itu dengan berani dan dengan rendah hati ia dapat memohon kepada Allah untuk menggenapi firman-Nya bagi dirinya.

Matthew Henry: Mzm 119:108

(119:108)

Dalam hal menjalankan ibadah, di sini terdapat dua hal yang diajarkan kepada kita untuk didoakan,

• 1. Perkenan Allah atas ibadah kita. Hal ini harus menjadi tujuan kita dalam semua kegiatan hidup keagamaan kita, sehingga baik kita hidup maupun mati, kita tetap dapat diperkenan oleh Allah. Yang didoakan Daud dengan sungguh-sungguh di sini adalah persembahan sukarela, bukan persembahan dari pundi-pundinya, melainkan persembahan dari mulutnya, doa dan pujiannya, buah mulut kami(Hos. 14:3, tl), ucapan bibir kami(Ibr. 13:15). Ini adalah persembahan rohani yang harus dipersembahkan kepada Allah oleh semua orang Kristen, yang adalah imam-imam rohani. Persembahan itu haruslah persembahan sukarela, sebab kita harus mempersembahkannya dengan limpah dan dengan penuh sukacita. Sikap hati yang penuh kerelaan itulah yang berkenan kepada-Nya.
• 2. Bantuan supaya diperkenan TUHAN: Ajarkanlah hukum-hukum-Mu kepadaku. Kita tidak dapat mempersembahkan apa saja kepada Allah, yang menurut pendapat kita akan berkenan kepada-Nya, tetapi Ia akan mengajarkan persembahan yang berkenan kepada-Nya untuk kita lakukan. Kita harus sangat bersungguh-sungguh melakukan hal ini demi anugerah Allah yang ada di dalam kita dan demi perkenan Allah kepada kita.

Matthew Henry: Mzm 119:109-110

(119:109-110)

Di sini,

• 1. Daud sedang terancam bahaya kehilangan nyawa. Hanya tinggal satu langkah antara dia dan kematian, karena orang-orang fasik telah memasang jeratterhadapnya. Berulang kali Saul berusaha melakukan hal ini, sebab ia membenci Daud karena kesalehannya. Di mana pun Daud berada, ia menemukan rancangan atau sejenisnya yang dibuat orang untuk mencabut nyawanya, karena memang itulah tujuan mereka. Apa yang tidak berhasil mereka lakukan secara terbuka, mereka harapkan dapat dicapai melalui pengkhianatan. Hal ini membuat ia berkata, Aku telah mempertaruhkan nyawaku. Begitulah keadaannya, bukan saja sebagai seorang manusia (jadi hal itu memang berlaku bagi semua orang), melainkan juga sebagai seorang pahlawan perang. (Di mana pun kita berada, sebagai seorang manusia, kita rentan terhadap serangan maut. Yang ada dalam genggaman tangan begitu mudah direnggut dari kita dengan kekerasan, atau jika sangat mudah lepas, seperti halnya hidup kita, dengan mudahnya hidup itu akan meluncur sendiri melalui jari-jari kita.) Sebagai seorang pahlawan perang, sebagai seorang prajurit, ia sering harus mempertaruhkan nyawa di tempat-tempat tinggi di padang, dan khususnya sebagai seorang yang berkenan di hati Allah, ia begitu dibenci dan dianiaya, dan terus-menerus diserahkan kepada maut(2 Kor. 4:11), selalu ada dalam bahaya maut sepanjang hari.
• 2. Daud tidak berada dalam bahaya kehilangan agamanya. Meskipun demikian, ia senantiasa berada dalam bahaya, namun tetap setia kepada Allah dan kewajibannya. Tidak ada satu pun dari semua hal ini yang dapat menggoyahkan dia, karena,

• (1) Daud tidak melupakan Taurat TUHAN, dan karena itulah ia tetap gigih. Melalui banyak kesusahan selama menjaga keselamatannya sendiri, ia menemukan ruang dalam hati dan kepalanya untuk firman Allah yang senantiasa tetap segar dalam pikirannya, dan di mana ada firman Allah yang melimpah, akan ada sumber air hidup di sana.
• (2) Daud belum tersesat dari titah-titah Allah, oleh karena itu diharapkan ia tidak akan pernah tersesat. Ia telah menghadapi banyak kejutan dan tetap bertahan. Pastilah anugerah yang telah menolongnya sampai sekarang ini tidak akan pernah mengecewakannya, tetapi akan tetap mencegahnya dari berbagai penyimpangan.

Matthew Henry: Mzm 119:111-112

(119:111-112)

Di sini, dengan penuh perasaan, sang pemazmur sebagai seorang Israel sejati bertekad untuk tetap setia kepada firman Allah, serta hidup dan mati dengannya,

• I. Daud bertekad untuk mengambil bagian di dalamnya, dan di sanalah ia mencari kebahagiaannya, bahkan menikmatinya: “Peringatan-peringatan-Mu(kebenaran dan janji-janji firman-Mu) adalah pusakaku untuk selama-lamanya, sebab semuanya itu kegirangan hatiku.”Kegirangan yang sekarang ia peroleh dari peringatan-peringatan itu membuktikan bahwa hal-hal baik yang terkandung di dalamnya merupakan hal-hal terbaik dalam anggapannya, dan juga merupakan harta yang menjadi tumpuan hatinya.
• 1. Daud mengharapkan kebahagiaan kekal di dalam peringatan-peringatan Allah. Kovenan yang telah dibuat Allah dengannya adalah kovenan yang bersifat kekal. Itulah sebabnya ia memandangnya sebagai pusaka untuk selama-lamanya. Kalaupun sampai saat itu ia masih belum dapat berkata, “Peringatan-peringatan-Mu adalah pusakaku,” ia dapat berkata, “Aku telah memilih peringatan-peringatan-Mu menjadi pusakaku, dan tidak akan pernah tertarik kepada kehidupan dunia ini” (17:14-15). Peringatan-peringatan Allah menjadi warisan bagi semua orang yang telah menerima Roh yang menjadikan mereka anak Allah, karena jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris. Peringatan-peringatan itu adalah pusaka untuk selama-lamanya, bukan pusaka duniawi (1 Ptr. 1:4). Semua orang kudus menerima dengan baik peringatan-peringatan itu, dan karena itu dapat tetap merasa puas dengan sedikit harta dunia ini.
• 2. Daud menikmati kepuasan yang ada di dalam peringatan-peringatan itu. Semuanya itu kegirangan hatiku, sebab akan menjadi pusakaku untuk selama-lamanya. Dibutuhkan hati orang yang benar dan baik untuk melihat bagiannya dalam janji Allah dan bukan pada harta milik dunia ini.
• II. Daud bertekad memerintah dirinya dengan peringatan-peringatan itu dan kemudian menjadikannya sebagai patokan hidupnya: Telah kucondongkan hatiku untuk melakukan ketetapan-ketetapan-Mu. Orang-orang yang menginginkan berkat-berkat peringatan Allah harus menundukkan diri di bawah ikatan ketetapan-ketetapan-Nya. Kita hanya boleh mencari kesukaan dalam jalan tugas-tugas dan tanggung jawab kita, dan tanggung jawab itu harus dilaksanakan,
• 1. Dengan penuh kerelaan dan rasa puas, “Oleh anugerah Allah, aku telah mencondong untuk hal itudan berhasil mengalahkan keenggananku terhadap hal-hal itu.” Seorang yang baik dan benar membawa hatinya kepada pekerjaannya dan menyelesaikannya dengan baik. Ketetapan hati untuk dengan rela melakukan kehendak Allah merupakan dasar bagi semua ketaatan.
• 2. Dengan keteguhan dan ketekunan. Ia akan selalu melakukan ketetapan-ketetapan Allah, dalam setiap hal, dalam melaksanakan tanggung jawab setiap hari, dengan terus berjalan di jalan yang kudus, untuk selama-lamanya, tanpa merasa lelah. Inilah yang disebut mengiring TUHAN sepenuhnya.

Matthew Henry: Mzm 119:113 - 15. SAMEKH

15. SAMEKH (ס) 119:113-120 (119:113)

Di sini kita membaca perihal,

• 1. Ketakutan Daud akan bertambahnya dosa dan awal kemunculannya: Orang yang bimbang hati kubenci(kjv: Aku membenci pikiran yang sia-sia – pen.). Ia tidak bermaksud mengatakan bahwa ia membenci rasa bimbang atau pikiran-pikiran dalam diri orang lain, sebab ia tidak dapat melihat isi pikiran mereka, tetapi membenci kebimbangan dalam hatinya sendiri. Setiap orang benar harus menyadari pikiran-pikirannya, karena pikiran-pikiran itu adalah perkataan kepada Allah. Semua angan-angan jahat atau pikiran yang sia-sia, betapa pun kecilnya, adalah dosa dan dapat merugikan. Oleh karena itu kita harus membenci dan menjauhinya, sebab angan-angan seperti itu tidak saja dapat menyimpangkan pikiran dari hal-hal yang baik, tetapi dapat membuka pintu bagi semua jenis kejahatan (Yer. 4:14). Walaupun Daud tidak dapat mengatakan bahwa dirinya bebas dari angan-angan jahat, ia dapat menyatakan bahwa ia membencinya. Ia tidak menyetujuinya, dan juga tidak menjamunya sama sekali. Sebaliknya, ia berusaha keras menyingkirkannya, setidaknya menguasainya. Sebab kejahatan yang aku perbuat, aku tidak tahu.
• 2. Kesukaan Daud dalam menjalankan Taurat TUHAN: Tetapi Taurat-Mu kucintai, Taurat yang melarang angan-angan jahat itu, dan mengancamnya. Semakin kita mengasihi Taurat TUHAN, akan semakin besar kemampuan kita untuk menguasai angan-angan kita yang jahat. Semakin besar kebencian kita terhadap angan-angan itu sebagai sesuatu yang bertentangan dengan hukum Taurat secara keseluruhan, akan semakin besar pula kewaspadaan kita untuk menentangnya, supaya angan-angan jahat ini tidak menyeret kita dari Taurat yang kita kasihi.

Matthew Henry: Mzm 119:114

(119:114)

Inilah,

• 1. Pemeliharaan Allah untuk melindungi dan membela Daud, yang menjadi penghiburannya tatkala musuh-musuhnya dengan penuh kebencian melawan dia: Engkaulah persembunyianku dan perisaiku. Ketika Saul memburu Daud, sering kali ia pergi berlindung di tempat-tempat tertutup yang tersembunyi. Dalam peperangan ia melindungi diri dengan perisainya. Sekarang Allah menjadi tempat perlindungan dan perisai bagi Daud. Allah menjadi tempat persembunyian untuk menjaganya dari bahaya dan sebagai perisai untuk menjaganya di tengah bahaya, termasuk hidupnya dari kematian dan jiwanya dari dosa. Orang-orang benar akan berada dalam keadaan aman di bawah perlindungan Allah. Ia menjadi kekuatan mereka dan perisai mereka, pertolongan mereka dan perisai mereka , matahari dan perisai mereka , perisai dan upah mereka yang besar, dan di sini Allah menjadi persembunyian mereka dan perisai mereka. Dengan iman mereka dapat memperoleh perhentian di dalam Dia dan beristirahat di dalam Dia sebagai tempat persembunyian mereka, tempat mereka tidak dapat ditemukan. Dengan iman mereka dapat menggunakan kuasa-Nya melawan semua kekuatan dan kebencian musuh-musuh mereka, laksana perisai yang dapat memadamkan semua panah api.
• 2. Keyakinan Daud di dalam TUHAN. Ia berada dalam keadaan aman, karena itu ia bersukacita, di bawah perlindungan ilahi: “Aku berharap kepada firman-Mu, yang telah memperkenalkan aku dengan Engkau dan meyakinkan aku akan kebaikan-Mu kepadaku.” Mereka yang bergantung pada janji Allah akan memperoleh kebaikan dari kuasa-Nya dan akan diletakkan di bawah perlindungannya yang khusus.

Matthew Henry: Mzm 119:115

(119:115)

Inilah,

• 1. Tekad Daud yang teguh dan ketetapan hatinya untuk menjalani kehidupan yang kudus: Aku hendak memegang perintah-perintah Allahku. Sungguh tekad yang berani! Seperti orang kudus, laksana prajurit. Sebab, keberanian yang sejati ada di dalam ketetapan hati yang mantap untuk melawan semua dosa dan menjalankan semua tugas. Orang-orang yang ingin memegang perintah-perintah Allah harus sering-sering memperbarui tekad mereka untuk berbuat seperti itu: “Aku hendak memegangnya. Apa pun yang dilakukan orang lain, inilah yang hendak kulakukan, meskipun aku sendirian, walaupun semua orang di sekelilingku adalah pelaku kejahatan dan meninggalkan aku. Apa pun yang telah kulakukan sampai sekarang ini, aku hendak berjalan dekat dengan Allah. Semua itu adalah perintah-perintah Allah, dari Allahku, dan itulah sebabnya aku hendak memegangnya. Ia adalah Allah dan Ia boleh memerintah aku. Dia Allahku yang akan memerintah aku, semua hanya demi kebaikanku.”
• 2. Ucapan selamat tinggalnya kepada penjahat-penjahat dinyatakan dalam tekad ini: Menjauhlah dari padaku, hai penjahat-penjahat. Meskipun Daud seorang penguasa yang baik, ia sangat ditakuti para penjahat. Namun, jumlah mereka sangat banyak, bahkan ada di mana-mana di dalam istananya, dan sangat mengganggu pribadinya. Di sini ia melepaskan mereka, dan tidak lagi bergaul dengan mereka. Perhatikanlah, orang-orang yang bertekad memegang perintah-perintah Allah harus memutuskan untuk tidak bergaul dengan para penjahat, karena kumpulan orang jahat menjadi penghambat terbesar bagi kehidupan yang kudus. Kita tidak boleh memilih orang-orang jahat sebagai teman-teman kita, dan janganlah berhubungan akrab dengan mereka. Kita tidak boleh berbuat seperti mereka atau melakukan apa yang mereka minta kita lakukan (1:1; Ef. 5:11).

Matthew Henry: Mzm 119:116-117

(119:116-117)

Di sini,

• 1. Daud berdoa bagi anugerah yang menopang. Supaya anugerah ini mencukupi, ia memohon sampai dua kali: Topanglah aku, dan sekali lagi, sokonglah aku. Ia melihat dirinya bukan saja tidak mampu melaksanakan tugas-tugasnya dengan kekuatan sendiri, melainkan juga berada dalam bahaya jatuh ke dalam dosa jika tidak dijaga oleh anugerah ilahi. Oleh karena itu dengan bersungguh-sungguh ia memohon anugerah supaya Allah menopangnya untuk tetap setia ( 41:13), untuk menjaganya dari kejatuhan dan dari kejemuan, supaya ia jangan menyimpang untuk melakukan kejahatan atau jemu berbuat baik. Kita tidak akan dapat bertahan lama, jika Allah tidak menopang kita. Kita juga tidak akan dapat berjalan lebih jauh lagi jika Allah tidak menggendong kita.
• 2. Daud memohon anugerah ini dengan sungguh-sungguh.

• (1) Ia menyerukan janji Allah, kebergantungannya pada janji itu, dan pengharapannya dari janji itu: “Topanglah aku sesuai dengan janji-Mu, janji yang menjadi harapanku. Jika janji itu tidak digenapi, aku akan menanggung malu, aku akan menjadi malu dalam pengharapanku, dan disebut sebagai orang bodoh yang gampang percaya.” Namun, orang-orang yang percaya akan firman Allah boleh merasa yakin bahwa janji itu tidak akan gagal, dan karena itu harapan mereka tidak akan membuat mereka mendapat malu.
• (2) Ia berseru memohon bahwa ia sangat membutuhkan anugerah Allah dan keuntungan besar yang dapat ia peroleh dari anugerah itu. Topanglah aku supaya aku hidup, yang menunjukkan bahwa ia tidak dapat hidup tanpa anugerah Allah. Ia akan jatuh ke dalam dosa, menuju kematian, masuk ke dalam neraka, jika Allah tidak menopang dia. Tetapi dengan dukungan tangan Allah, ia akan hidup. Kehidupan rohaninya akan terpelihara dan ia akan sungguh-sungguh menerima kehidupan kekal. Sokonglah aku, supaya aku selamat, jauh dari bahaya dan ketakutan akan bahaya. Jaminan bagi kekudusan kita bertumpu di atas dukungan ilahi.
• (3) Ia berseru menyatakan ketetapan hatinya, dengan kekuatan anugerah ini, untuk terus melaksanakan kewajibannya: “Sokonglah aku, dan kemudian, aku hendak bersukacita dalam ketetapan-ketetapan-Mu senantiasadan tidak akan pernah mengalihkan pandangan atau menyimpang dari ketetapan-ketetapan itu.” Sebagian orang mengartikannya, aku hendak menyibukkan diri, sebagian lain mengartikan, aku hendak menyukakan diri dalam ketetapan-ketetapan-Mu. Jika tangan kanan Allah menopang kita, kita harus menjalankan kewajiban kita dengan rajin dan senang hati dengan kekuatan-Nya.

Matthew Henry: Mzm 119:118-120

(119:118-120)

Inilah,

• I. Hukuman Allah atas orang-orang fasik, atas orang-orang yang sesat dari ketetapan-ketetapan-Nya, atas mereka yang menggunakan patokan-patokan lain dan tidak mau Allah memerintah atas mereka. Semua penyimpangan dari ketetapan-ketetapan Allah pastilah sebuah kesalahan dan akan segera terbukti sebagai kesalahan yang membinasakan. Inilah orang-orang fasik di bumi ini. Mereka mencintai perkara-perkara dunia ini, menimbun harta mereka di bumi ini, hidup dalam kesenangan di dunia, dan menjadi orang asing dan musuh bagi sorga dan perkara-perkara sorgawi. Nah, sekarang lihatlah bagaimana Allah berurusan dengan mereka, supaya kita tidak takut terhadap mereka atau tidak iri hati kepada mereka.
• 1. Allah menolak mereka semua. Ia akan membawa mereka kepada kehancuran, kepada kehancuran total, kepada kehancuran yang memalukan. Ia menjadikan mereka tumpuan kaki-Nya. Meskipun mereka begitu tinggi, Ia sanggup merendahkan mereka (Am. 2:9). Ia telah melakukannya berulang kali, dan Ia akan tetap melakukannya, sebab Ia menolak orang yang congkak dan akan menang atas mereka yang menentang kerajaan-Nya. Para penganiaya yang congkak menginjak-injak umat-Nya, tetapi cepat atau lambat, Dialah yang akan menginjak-injak mereka.
• 2. Allah menganggap semua orang fasik sebagai sanga. Orang-orang fasik seperti sanga, yang walaupun tercampur dengan bijih logam yang baik dan tampak sama seperti logam itu, tetap harus dipisahkan dari campuran itu. Dalam anggapan Allah mereka adalah barang-barang yang tidak berharga, kotoran dan sampah dunia ini. Dengan demikian perbedaan di antara orang fasik dan orang benar tidak lebih dari perbedaan antara sanga dan emas murni. Akan datang harinya ketika orang jahat dipisahkan dari orang benar (Mat. 13:49), sehingga mereka tidak mempunyai tempat lagi di dalam perkumpulan orang benar ( 1:5), yang akan membawa mereka ke dalam api yang kekal, tempat yang cocok bagi sanga. Di dunia ini, adakalanya orang-orang fasik disisihkan seperti sangaoleh teguran resmi gereja, pedang pemerintah, atau hukuman dari Allah (Ams. 25:4-5).
• II. Alasan penghukuman Allah dijatuhkan. Allah menolak mereka karena mereka sesat dari ketetapan-ketetapan-Nya (orang-orang yang tidak mau tunduk kepada perintah-perintah firman Allah akan merasakan kutukan ini), dan karena mereka menipu diri sendiri dengan menggunakan patokan-patokan yang salah, bertentangan dengan ketetapan-ketetapan Allah, dan yang kemudian mereka simpangkan. Selain itu, karena mereka pergi ke sana kemari menyesatkan orang lain dengan berpura-pura baik padahal penuh kemunafikan, dan dengan pekerjaan besar mereka yang jahat dan penuh kecurangan. Kelicikan mereka adalah tipu muslihat, begitulah kata Dr. Hammond (cendekiawan Inggris abad ketujuh belas). Akal mereka dipenuhi oleh pengkhianatan dan kedurhakaan. Inilah yang dibenci Allah kebenaran dan Ia akan menghukumnya.
• III. Manfaat yang dipelajari Daud dari semua penghukuman ini. Ia memperhatikan petunjuk ini dan menerima pengajaran darinya. Kehancuran orang-orang fasik memungkinkannya untuk menambah:
• 1. Kasihnya terhadap firman Allah. “Aku melihat apa yang datang dari dosa, sebab itu aku mencintai peringatan-peringatan-Mu, yang memperingatkan aku untuk waspada terhadap jalan-jalan berbahaya itu dan menjaga diriku terhadap jalan orang-orang yang melakukan kekerasan.” Kita melihat firman Allah digenapi dalam penghukuman-Nya atas dosa dan orang berdosa, dan oleh karena itu kita harus mengasihi firman-Nya.
• 2. Ketakutan Daud akan murka Allah: Badanku gemetar karena ketakutan terhadap Engkau. Bukannya merendahkan orang-orang yang jatuh di bawah murka-Nya, ia malah merendahkan dirinya sendiri. Apa yang kita baca dan dengar tentang penghukuman Allah terhadap orang-orang fasik akan membuat kita,
• (1) Menghormati kedahsyatan keagungan Allah dan berdiri dengan perasaan kagum dan hormat kepada-Nya: Siapakah yang tahan berdiri di hadapan TUHAN, Allah yang kudus ini?(1 Sam. 6:20).
• (2) Merasa takut kepada Allah, supaya kita jangan menyakiti hati-Nya dan menjadi jengkel atas murka-Nya. Orang-orang benar perlu menahan diri terhadap dosa dengan takut akan TUHAN, khususnya ketika penghakiman itu dimulai pada rumah Allah dan orang-orang munafik ditemukan serta dianggap sebagai sanga.

Matthew Henry: Mzm 119:121-122 - 16. AYIN

16. AYIN (ע)119:121-128 (119:121-122)

Di sini Daud memohon kepada Allah,

• 1. Sebagai saksi-Nya bahwa ia tidak berbuat salah, sehingga ia dapat mengatakan dengan sesungguhnya, “Aku telah menjalankan hukum dan keadilan. Artinya, dengan sadar aku melakukan segala sesuatu sesuai dengan tujuannya, dan tidak pernah dengan sengaja atau secara curang mengganggu hak mereka sedikit pun.” Terimalah dia sebagai seorang raja, ia menegakkan keadilan dan kebenaran bagi seluruh bangsanya(2 Sam. 8:15). Terimalah dia dalam kehidupan pribadinya, ia dapat menunjukkan sendiri kepada Saul bahwa tangannya bersih dari pada kejahatan dan pengkhianatan(1 Sam. 24:12 ). Perhatikanlah bahwa kejujuran adalah sikap yang paling baik dan akan menjadi kesukaan kita pada hari malapetaka.
• 2. Sebagai Hakimnya, supaya ia tidak diperlakukan dengan tidak benar. Setelah menegakkan keadilan bagi orang-orang lain yang tertindas, ia memohon kepada Allah supaya juga memberikan keadilan kepadanya dan membalaskan kesalahan-kesalahan yang ditimpakan oleh musuh-musuhnya: “Jadilah jaminan bagi hamba-Mu untuk kebaikan, lakukanlah pembalasan bagiku terhadap mereka yang mencelaku secara tidak adil dan menghancurkan aku.” Ia menyadari bahwa ia tidak dapat melakukan kebaikan bagi dirinya sendiri, dan itulah sebabnya ia memohon supaya Allah tampil membela dia. Kristus adalah jaminan kita bersama Allah. Jika Ia adalah jaminan kita, maka pemeliharaan ilahi juga akan menjadi jaminan kita dalam menghadapi semua yang ada di dunia ini. Apa dan siapa yang dapat mencelakai kita jika kuasa dan kebaikan Allah menjadi perlindungan dan penolong kita? Ia tidak menentukan atau menuntut apa yang harus dilakukan Allah bagi dirinya. Ia hanya berkata, lakukanlah untuk kebaikan, dengan cara yang dipandang terbaik oleh Sang Hikmat Yang Tak Terbatas, “Hanya saja, janganlah menyerahkan aku kepada pemeras-pemerasku!”Meskipun Daud telah menjalankan hukum dan keadilan, ia memiliki banyak musuh. Namun, dengan memiliki Allah sebagai sahabatnya, ia berharap mereka tidak akan melaksanakan keinginan mereka melawan dia. Di dalam pengharapan itu ia berdoa lagi, janganlah orang-orang yang kurang ajar memeras aku. Daud, salah seorang yang terbaik, ditindas oleh orang-orang yang congkak, yaitu mereka yang dijauhi Allah. Oleh karena itu keadaan orang teraniaya jauh lebih baik daripada para penganiaya, dan pada akhirnya akan tampak seperti itu.

Matthew Henry: Mzm 119:123

(119:123)

Di sini, Daud yang sedang ditindas menanti-nantikan dan mengharapkan keselamatan dari TUHAN yang akan membuatnya lega.

• 1. Ia menduga bahwa keselamatan itu akan datang dengan perlahan-lahan: Mataku sangat merindukan keselamatan dari pada-Mu. Matanya memandang ke sana dan telah lama ia memandang seperti itu. Ia mencari pertolongan dari sorga (dan kita menipu diri sendiri jika mencarinya dengan cara-cara yang lain), namun pertolongan itu tidak kunjung datang segera seperti yang diharapkannya. Jadi matanya mulai lelah, dan kadang-kadang ia merasa nyaris putus asa. Ia mulai berpikir bahwa karena tidak datang juga ketika ia mencarinya, keselamatan itu sepertinya tidak akan pernah datang. Sering hal seperti ini menjadi kelemahan manusia, bahkan juga bagi orang-orang benar, yaitu menjadi jemu ketika menanti-nantikan waktu Allah, sementara waktu mereka telah habis.
• 2. Namun, walaupun Daud tidak dapat berharap bahwa keselamatan itu pasti akan datang, ia tetap berharap kepada janji Allah yang adil. Tidak ada keselamatan lain, selain keselamatan yang dijamin oleh janji itu, yaitu janji yang tidak akan dibiarkan-Nya gugur ke tanah, sebab janji itu adalah janji yang adil. Meskipun mata kita menjadi lelah, firman Allah tidak akan pernah gagal, dan karena itu, barang siapa yang membangun di atasnya, meskipun sekarang sedang berkecil hati, ia akan melihat keselamatan itu pada waktunya.

Matthew Henry: Mzm 119:124-125

(119:124-125)

Inilah,

• 1. Permohonan Daud akan pengajaran ilahi: “Ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku, beritahukanlah semua kewajibanku. Ketika aku dilanda keraguan dan tidak mengenal dengan pasti tugas-tugasku, bimbinglah aku dan jelaskanlah kepadaku. Sekarang aku sedang dirundung malang, diperas, dan matakuhampir-hampir jemu menantikan keselamatan-Mu. Beritahukanlah apa yang harus kuperbuat dalam keadaan seperti ini.” Pada masa-masa sulit, kita harus lebih merindukan pengetahuan tentang apa yang harus kita lakukan daripada apa yang kita harapkan. Kita juga harus berdoa supaya lebih dibimbing kepada pengetahuan tentang firman perintah-perintah Allah daripada firman tentang nubuatan. Jika Allah, yang telah memberikan ketetapan-ketetapan-Nya kepada kita, tidak mengajar kita, maka kita tidak akan pernah belajar dari firman itu. Cara Allah mengajar dinyatakan dalam permohonan berikutnya: Buatlah aku mengerti(pengertian yang diperbarui, tepatnya menerima terang ilahi), supaya aku tahu peringatan-peringatan-Mu. Merupakan hak istimewa Allah untuk memberikan pengertian, sebab tanpa pengertian itu kita tidak akan dapat mengenal peringatan-peringatan Allah. Orang-orang yang sangat mengenal peringatan-peringatan Allah, ingin mengenalnya lebih banyak lagi, dan tetap bersungguh-sungguh supaya Allah mengajar mereka. Tidak pernah terpikir oleh mereka bahwa mereka telah tahu cukup banyak.
• 2. Alasan-alasan yang diserukan Daud untuk memperkuat permohonan ini.

• (1) Ia memohon kebajikan Allah bagi diriya: Perlakukanlah hamba-Mu sesuai dengan kasih setia-Mu. Orang-orang saleh yang terbaik menganggap hal ini sebagai seruan terbaik untuk memohon berkat apa saja, “Berikanlah kepadaku sesuai dengan kasih setia-Mu.” Sebab sesungguhnya kita tidak layak memperoleh perkenan Allah. Kita juga tidak dapat menuntutnya seolah-olah Allah berutang kepada kita. Akan jauh lebih baik bagi kita jika kita membawa diri kita kepada kasih setia Allah dan menyerahkan diri kepada kasih setia itu. Khususnya ketika kita datang kepada-Nya memohon pengajaran, kita harus memohonnya sebagai kasih setia-Nya, dan menganggap bahwa sementara kita diajar, kita diperlakukan dengan baik.
• (2) Ia menjadikan hubungannya dengan Allah sebagai alasan bagi permohonannya: “Hamba-Mu aku ini, dan masih ada pekerjaan yang harus kulakukan bagi-Mu. Karena itu ajarkanlah aku cara melakukannya, dan melakukannya dengan benar.” Seorang hamba memiliki alasan untuk mengharapkan hal itu. Jika ia tidak mengerti tentang pekerjaannya, tuannya harus mengajar dia, dan jika itu ada di dalam kuasanya, tuannya akan memberinya pengertian. “TUHAN,” Daud berkata, “Aku ingin melayani Engkau, tunjukkan kepadaku bagaimana melakukannya.” Barangsiapa berhasrat melakukan kehendak Allah sebagai hamba-Nya, ia akan diberi tahu ketetapan-ketetapan-Nya (Yoh. 7:17; 25:14).

Matthew Henry: Mzm 119:126

(119:126)

Inilah,

• 1. Keluhan perihal kekurangajaran yang berani dari orang-orang fasik. Dalam kemarahannya yang kudus, dengan penuh kerendahan hati Daud menyampaikannya kepada Allah: “TUHAN, orang-orang inilah yang telah merombak Taurat-Mu, telah menentang Engkau dan pemerintahan-Mu, dan telah membatalkan dan meniadakan kewajiban terhadap perintah-perintah-Mu.” Orang-orang yang berdosa karena kelemahan, melanggar Taurat. Tetapi orang-orang yang terlampau berani berbuat dosa, sebenarnya telah merombak hukum Taurat dengan berkata, Siapakah TUHAN itu , Yang Mahakuasa itu apa, sehingga kami harus takut kepada-Nya? Orang saleh mungkin saja berbuat dosa melawan perintah, tetapi seorang yang fasik akan berbuat dosa karena sengaja membuang perintah itu, menghapuskan Taurat TUHAN, dan menetapkan aturan menurut hawa nafsunya sendiri. Inilah kepenuhan dari dosa dan keganasan pikiran duniawi.
• 2. Hasrat yang kuat supaya Allah turun tangan membela kehormatan-Nya sendiri: “Waktu untuk bertindak telah tiba bagi TUHAN, guna melakukan sesuatu untuk menentang pengaruh orang-orang yang tidak mengenal TUHAN dan orang-orang yang tidak beriman ini, serta membungkam mereka yang membuka mulutnya melawan langit.” Waktu Allah untuk bertindak adalah ketika kejahatan menjadi sangat berani serta takaran ketidakadilan telah penuh. Sekarang juga Aku bangkit, firman TUHAN. Sebagian orang mengartikan, dan naskah asli mendukungnya, bahwa waktu untuk bekerja untuk-Mu telah tiba ya TUHAN! Inilah waktu bagi setiap orang di tempat masing-masing untuk bangkit dan berdiri di pihak Tuhan – melawan pertumbuhan keduniawian dan kemerosotan akhlak yang mengancam. Kita harus melakukan apa yang dapat kita lakukan untuk menahan kemerosotan minat terhadap hidup keagamaan, dan bagaimanapun, kita harus memohon kepada Allah untuk mengambil alih pekerjaan itu dan bertindak.

Matthew Henry: Mzm 119:127-128

(119:127-128)

Di sini Daud mengakui kasihnya yang besar terhadap firman Allah dan Taurat TUHAN, seperti yang sering dilakukannya di dalam mazmur ini. Dan untuk membuktikan kesungguhannya terhadap hal itu, amatilah:

• 1. Tingkat kasihnya. Ia lebih mengasihi Alkitabnya daripada uangnya – lebih dari pada emas, bahkan dari pada emas tua. Emas, emas tua, pada benda-benda inilah hati sebagian besar orang tertambat. Tidak ada yang lebih menawan dan menyilaukan mata mereka seperti halnya emas. Itu adalah emas tua, benda yang indah di mata mereka. Mereka akan mempertaruhkan nyawa mereka, bahkan Allah mereka, untuk memperoleh dan mempertahankan benda itu. Namun, Daud melihat bahwa hanya firman Allah yang dapat memenuhi segala keperluan dengan cara yang lebih baik daripada kekayaan duniawi, sebab firman Allah memperkaya jiwa menuju Allah. Dan karena itulah ia mengasihinya lebih daripada emas, sebab firman itu telah bekerja baginya untuk melakukan hal-hal yang tidak dapat dilakukan oleh kekayaan, dan membelanya, ketika kekayaan dunia akan menjatuhkannya.
• 2. Landasan kasihnya. Ia mencintai semua perintah Allah, sebab ia memandang perintah-perintah itu sebagai hal yang benar, semuanya masuk akal dan adil, serta sesuai dengan tujuan perintah itu dibuat. Semua perintah itu ada sebagaimana seharusnya, tidak ada kesalahan yang dapat ditemukan di dalamnya. Kita harus mengasihinya karena firman itu menjunjung citra Allah dan merupakan pewahyuan dari kehendak-Nya. Jika dengan demikian kita menyetujui bahwa hukum Taurat itu baik, maka manusia batiniah kita harus bersukacita di dalamnya.
• 3. Buah dan bukti dari kasih ini. Ia membenci segala jalan dusta. Ketika jalan dosa diperhadapkan langsung dengan titah-titah Allah yang merupakan jalan yang benar, nyatalah bahwa jalan dosa itu adalah jalan dusta. Oleh karena itu, orang-orang yang mengasihi dan menjunjung tinggi Taurat TUHAN akan membencinya dan tidak akan mau berdamai dengannya.

Matthew Henry: Mzm 119:129 - 17. PE

17. PE (פ) 119:129-136Y (119:129)

Lihatlah di sini bagaimana Daud begitu terpengaruh oleh firman Allah.

• 1. Daud mengaguminya sebagai sesuatu yang sangat istimewa: Peringatan-peringatan-Mu ajaib. Firman Allah membuat kita menemukan banyak hal mengagumkan mengenai Allah dan Kristus, dan dunia lain. Semua merupakan bukti-bukti yang mengagumkan tentang kasih ilahi dan anugerah. Keagungan gayanya, kemurnian pokok bahasannya, keserasian perpaduan bagian-bagiannya, semuanya teramat indah. Pengaruhnya terhadap hati nurani manusia, untuk menginsafkan dan menghibur, sungguh sangat indah. Firman ini juga menunjukkan bahwa sebenarnya kita belum akrab dengan peringatan-peringatan Allah, atau belum memahaminya dengan benar, jika kita belum sampai mengaguminya.
• 2. Daud berpegang pada firman Allah untuk senantiasa menggunakannya: “Itulah sebabnya jiwaku memegangnya, sebagai harta yang nilainya tak terhingga, sehingga aku tidak akan dapat hidup tanpanya.” Jika jiwa kita tidak memegangnya, kita tidak akan pernah dapat memegangnya untuk berbagai keperluan. Di sanalah harta itu harus tersimpan, seperti kedua loh hukum Allah yang tersimpan dalam tabut perjanjian. Di sanalah tempat yang paling dalam dan paling mulia bagi firman itu. Orang-orang yang memandang firman Allah sebagai sesuatu yang mengagumkan, akan sangat menghormatinya dan menjaganya dengan sangat berhati-hati, sebagai sesuatu yang mereka yakini banyak menjanjikan perkara-perkara besar bagi diri mereka.

Matthew Henry: Mzm 119:130

(119:130)

Inilah,

• 1. Maksud utama kegunaan firman Allah, yaitu untuk memberi terang, maksudnya untuk memberi pengertian. Memberi pengertian kepada kita untuk digunakan dalam melanjutkan perjalanan hidup di dunia ini. Ini adalah sarana-sarana lahiriah dan lazim yang digunakan Roh Allah untuk mencerahkan pengertian semua orang yang dikuduskan. Peringatan-peringatan Allah tidak saja indah bagi kebesaran mereka, tetapi juga berguna sebagai terang di tempat yang gelap.
• 2. Kemampuan firman untuk memenuhi tujuan ini. Firman ini dapat mencapai tujuan dengan cara yang mengagumkan, karena,

• (1) Bila tersingkap, firman Allah memberi terang. Jika kita mulai dari awal, dan meletakkannya di hadapan kita, kita akan mendapati bahwa ayat pertama Alkitab mengungkapkan penemuan yang mengejutkan tentang asal usul alam semesta, dan tanpa firman itu dunia ini akan sepenuhnya berada dalam kegelapan. Begitu firman Allah memasuki kita dan memperoleh tempat di dalam kita. Firman itu akan segera menerangi kita, membuat kita dapat melihat saat kita mulai mempelajarinya. Asas-asas pokok dari pernyataan Allah, kebenaran yang paling sederhana, susu yang disediakan bagi bayi-bayi, membawa terang besar bagi jiwa, terlebih lagi jiwa yang diterangi oleh rahasia agung yang akan ditemukan di sana. “Petunjuk atau penjelasan firman-Mu memberi terang,” sehingga akan sangat berguna apabila para pelayan Tuhan mengerjakan bagiannya dengan memberi keterangan-keterangan(Neh. 8:8). Sebagian orang mengartikannya sebagai Perjanjian Baru, yang menjadi sarana pembuka atau penyingkap Perjanjian Lama, yang kemudian akan memberi terang berkenaan dengan kehidupan dan kekekalan.
• (2) Firman itu memberi pengertianbahkan kepada orang-orang bodoh, kepada yang berkemampuan paling lemah. Karena firman itu menunjukkan jalan kepada kita menuju sorga dengan begitu jelas sehingga orang-orang pandir tidak akan mengembara di atasnya.

Matthew Henry: Mzm 119:131

(119:131)

Inilah,

• 1. Hasrat Daud terhadap firman Allah: Aku mendambakan perintah-perintah-Mu. Ketika ia terpaksa jauh dari ketetapan-ketetapan TUHAN, ia rindu untuk dipulihkan kembali kepada ketetapan-ketetapan-Nya itu. Ketika ia menikmati ketetapan-ketetapan TUHAN yang diambilnya dari firman Allah, ia merasa seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu. Ketika Kristus mulai mewujud di dalam jiwa, akan ada kerinduan yang menyenangkan, sesuatu yang tidak dapat dijelaskan kepada orang yang tidak tahu apa pun tentang pekerjaan itu.
• 2. Tingkat kedahsyatan hasrat itu tampak dalam ungkapan Daud: Mulutku kungangakan dan megap-megap, seperti orang yang kebanyakan mendengar dengan penuh perhatian, atau nyaris sesak nafas, megap-megap merindukan udara segar sebanyak mungkin. Begitu kuat, begitu sungguh-sungguh, begitulah seharusnya kerinduan kita akan Allah dan peringatan akan nama-Nya (42:2-3; Luk. 12:50).

Matthew Henry: Mzm 119:132

(119:132)

Inilah,

• 1. Permohonan Daud akan belas kasihan Allah bagi dirinya: “Berpalinglah kepadaku denganlimpah, izinkanlah aku melihat senyum-Mu, dan cahaya wajah-Mu. Ketahuilah akan aku dan masalah-masalahku, dan kasihanilah aku. Izinkanlah aku merasakan kemanisan belas kasihan-Mu dan menerima karunia dari belas kasihan-Mu.” Lihatlah betapa ia sangat rendah hati dalam permohonannya itu. Ia tidak meminta campur tangan TUHAN, hanya meminta senyum wajah-Nya. Secercah wajah yang ramah sudah cukup baginya. Untuk itu ia tidak meminta kebaikan, tetapi memohon belas kasihan dengan sangat.
• 2. Pengakuan Daud akan kesukaan Allah kepada semua umat-Nya. Berpaling sebagaimana sepatutnya terhadap orang-orang yang mencintai nama-Mu. Ini berarti,

• (1) Sebuah alasan untuk memperoleh belas kasihan: “TUHAN, aku salah seorang dari orang-orang yang mencintai nama-Mu, mengasihi Engkau dan firman-Mu, dan Engkau biasanya bersikap baik kepada mereka yang berbuat seperti itu. Akankah Engkau bersikap lebih buruk kepadaku dibandingkan dengan umatmu yang lain? Atau,
• (2) Sebuah gambaran tentang kebaikan dan belas kasihan yang ia inginkan – “Berpalinglah sebagaimana sepatutnya terhadap orang-orang yang mencintai nama-Mu, demi kemurahan terhadap umat-Mu” (106:4-5). Ia tidak menginginkan lebih dari itu, yang lebih baik daripada yang diterima oleh sesamanya, dan ia tidak mau menerima kurang dari itu. Wajah yang biasa dan belas kasihan yang umum tidaklah cukup baginya, selain yang disediakan bagi orang-orang yang mengasihi Dia, yaitu seperti yang tidak pernah dilihat oleh mata (1 Kor. 2:9). Perhatikanlah, penanganan Allah kepada orang-orang yang mengasihi-Nya adalah sedemikian rupa hingga orang tidak perlu lagi mendambakan penanganan apa pun yang lebih baik lagi, sebab Ia akan membuat mereka benar-benar berbahagia selama-lamanya. Dan selama Allah berurusan dengan kita, tidak ada alasan bagi kita untuk mengeluh, karena Ia tidak akan memberikan perlakuan kepada kita selain yang patut diberikan kepada orang-orang yang mengasihi Dia (1 Kor. 10:13).

Matthew Henry: Mzm 119:133

(119:133)

Di sini Daud berdoa untuk dua berkat rohani yang besar, dan dia berdoa dengan segala kesungguhan hati seperti di dalam ayat ini saat ia memohonkan pekerjaan baik Allah di dalam dirinya dan saat ia meminta kehendak baik Allah kepadanya di dalam ayat sebelumnya. Dua berkat yang ia doakan,

• 1. Untuk mengarahkan langkah-langkahnya dalam menjalankan kewajibannya: “Teguhkanlah langkahku oleh janji-Mu. Setelah Engkau menuntun aku di jalan yang benar, kiranya setiap langkah yang kuambil di jalan itu berada di bawah bimbingan anugerah-Mu.” Kita harus berjalan menurut aturan. Semua gerakan jiwa kita bukan saja harus dikerjakan dalam batas-batas yang telah ditentukan oleh firman supaya tidak terjadi pelanggaran, melainkan juga dijalankan pada jalan yang telah ditentukan oleh firman, supaya tidak ada kesia-siaan di dalamnya. Oleh karena itu kita harus memohon kepada Allah supaya oleh Roh-Nya yang baik Ia meneguhkan langkah-langkah kita sesuai dengan firman-Nya.
• 2. Untuk pembebasan dari kuasa dosa: “Janganlah segala kejahatan berkuasa atasku, supaya aku dapat menguasai dan mengendalikannya.” Kekuasaan dosa haruslah diwaspadai dan ditolak oleh setiap orang percaya di antara kita. Dan jika kita berdoa dengan sungguh untuk melawannya, kita akan menerima janji itu sebagai jawaban atas doa itu, kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa(Rm. 6:14).

Matthew Henry: Mzm 119:134

(119:134)

Di sini,

• 1. Daud berdoa supaya ia dapat menjalani kehidupan yang tenang dan tenteram, dan tidak dikacaukan serta diganggu oleh mereka yang berusaha menjengkelkannya: “Bebaskanlah aku dari pada pemerasan manusia. Dari manusia, yang dapat dikendalikan oleh Allah, dan yang kuasanya terbatas. Biarlah mereka mengetahui bahwa mereka hanyalah manusia ( 9:21). Bebaskanlah aku dari tangan-tangan musuhku juga, supaya aku dapat melayani TUHAN tanpa takut, supaya aku berpegang pada titah-titah-Mu.”
• 2. Tidak saja supaya Daud dapat tetap berpegang pada titah-titah Allah, meskipun ia terus berada di bawah penindasan, “Tetapi supaya aku berpegang pada titah-titah-Mu dengan lebih bersukacita dan dengan hati yang lebih lega, karena segala ikatanku terlepas.” Setelah inilah, baru kita dapat mengharapkan berkat-berkat yang sifatnya sementara, yaitu jika menginginkannya dengan pandangan ini, yakni supaya kita dapat melayani Allah dengan lebih baik lagi.

Matthew Henry: Mzm 119:135

(119:135)

Di sini, sebagaimana yang sering dilakukan Daud di bagian-bagian lain, Daud menggambarkan dirinya sendiri sebagai hamba Allah, sebuah gelar yang ia banggakan sekalipun ia seorang raja. Nah, di sini sebagaimana layaknya seorang hamba yang baik,

• 1. Daud sangat mendambakan perkenan Tuan-nya, menganggap hal itu sebagai kebahagiaannya dan hal yang paling penting. Ia tidak meminta gandum dan anggur, perak dan emas, tetapi, “Sinarilah hamba-Mu dengan wajah-Mu, biarlah aku mendapat perkenan-Mu, dan izinkanlah aku mengetahuinya. Hiburlah aku dengan cahaya wajahmu di setiap hari yang berawan dan gelap. Jika dunia ini mengerutkan dahi terhadap aku, tersenyumlah kepadaku.”
• 2. Ia sangat menaruh perhatian tentang pekerjaan Tuan-nya, menganggap hal itu sebagai urusannya bahkan urusan yang utama. Untuk keperluan inilah ia ingin diajar, supaya ia dapat melaksanakan pekerjaan itu, dan melakukannya dengan baik. Jadi, supaya TUHAN berkenan atas pekerjaannya, ia berkata: Ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku. Perhatikanlah, kita harus berdoa sesungguh mungkin untuk memperoleh anugerah dan juga penghiburan. Jika Allah menyembunyikan wajah-Nya dari kita, itu adalah karena kita telah lalai dalam memegang ketetapan-ketetapan-Nya. Oleh karena itu, supaya kita layak memperoleh perkenan-Nya kembali, kita harus berdoa untuk memperoleh kebijaksanaan dalam menjalankan kewajiban kita.

Matthew Henry: Mzm 119:136

(119:136)

Di sini kita membaca tentang Daud yang tengah berada dalam dukacita.

• 1. Dukacitanya itu sungguh dalam, begitu dalam sampai ia menangis dengan air matanya berlinang seperti aliran air. Umumnya, di mana ada hati yang penuh kebaikan, di sana akan ada tangisan. Sama seperti Kristus, yang adalah seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan. Daud berdoa untuk mendapat penghiburan dalam perkenan Allah (ay. 135). Sekarang ia mengemukakan alasan bahwa ia cukup layak memperoleh penghiburan itu dan sangat membutuhkannya, sebab ia termasuk salah seorang dari orang-orang yang berkabung di Sion, dan mereka yang berbuat seperti itu akan dihiburkan (Yes. 61:3, tl).
• 2. Kesengsaraannya itu adalah kesengsaraan yang kudus. Daud tidak menangisi kesusahannya sendiri, sekalipun kesusahannya banyak, tetapi ia menangisi penghujatan yang dilakukan orang kepada Allah: karena orang tidak berpegang pada Taurat-Mu, dan juga sebab mataku tidak berpegang pada Taurat-Mu, begitulah sebagian orang mengartikannya (mata adalah gerbang masuk dan keluar sejumlah besar dosa, karena itu patut menjadi mata yang menangis), atau lebih tepat, mereka yang ada di sekitarku tidak berpegang pada Taurat-Mu (ay. 139). Perhatikanlah, dosa dari orang-orang berdosa mendatangkan dukacita bagi orang-orang kudus. Kita harus berdukacita atas segala sesuatu yang tidak dapat kita perbaiki.

Matthew Henry: Mzm 119:137-138 - 18. TSADE

18. TSADE (צ) 119:137-144 (119:137-138)

Inilah,

• 1. Kebenaran Allah, sifat kebenaran dan kesempurnaan-Nya yang tidak terbatas. Sebab Dia adalah Dia yang ada, sehingga Dia adalah Dia yang seharusnya, dan di dalam segala sesuatu berlaku sebagaimana Dia adanya. Tidak ada yang kurang, tidak ada yang hilang di dalam Allah. Kehendak-Nya adalah hukum keadilan yang abadi. Ia benar adanya, karena Ia melakukan segala sesuatu sesuai dengan hukum keadilan itu.
• 2. Kebenaran pemerintahan-Nya. Ia memerintah dunia ini menurut pemeliharaan dan pengaturan-Nya, sesuai dengan asas-asas keadilan-Nya, tanpa pernah atau dapat melakukan kesalahan terhadap semua ciptaan-Nya: hukum-hukum-Mu benar, juga janji dan ancaman serta penggenapan dari keduanya. Setiap firman Allah itu murni dan Ia akan bersikap setia kepada firman-Nya. Ia sangat mengenal kepatutan setiap perkara dan Ia akan mengadili sesuai kepatutan itu.
• 3. Kebenaran perintah-perintah-Nya, yang Ia berikan sebagai pengukur ketaatan kita: “Telah Kauperintahkan peringatan-peringatan-Mu, yang didukung oleh kekuasaan-Mu yang Mahatinggi, dan harus kami taati sesuai permintaan-Mu kepada kami. Semua peringatan-Mu itu sungguh luar biasa ada dalam keadilan dan dalam kesetiaan, dan merupakan kebenaran dan kesetiaan itu sendiri.” Sebagaimana Allah bertindak seperti diri-Nya sendiri, begitu jugalah Taurat-Nya mengharuskan kita bertindak seperti diri kita sendiri dan seperti Dia bertindak, supaya kita juga bertindak adil kepada diri sendiri dan kepada semua orang yang berurusan dengan kita, setia terhadap semua perjanjian yang mengikat kita dengan Allah dan sesama kita. Apa yang diperintahkan kepada kita untuk dilakukan adalah keadilan. Apa yang diperintahkan kepada kita untuk dipercayai adalah kesetiaan. Semua itu diperlukan bagi iman dan ketaatan kita, supaya kita dapat diyakinkan mengenai hal ini.

Matthew Henry: Mzm 119:139

(119:139)

Inilah,

• 1. Penghinaan besar yang dilontarkan orang fasik terhadap hidup keagamaan: para lawanku melupakan segala firman-Mu. Mereka telah sering mendengar firman-Mu, namun begitu sedikit memberi perhatian kepadanya, sehingga begitu cepat mereka melupakannya, bahkan dengan sengaja melupakannya. Mereka tidak saja lalai dalam membiarkan semua pengajaran terlepas dari ingatan mereka, tetapi dengan sengaja berusaha mencari jalan untuk membelakangi firman-Mu. Inilah yang menjadi dasar dari kejahatan orang-orang fasik, khususnya keganasan dan kebencian mereka terhadap umat Allah. Mereka telah melupakan firman Allah. Seandainya tidak, firman itu pasti akan menegur perbuatan mereka yang penuh dosa.
• 2. Perhatian yang dilimpahkan orang-orang saleh bagi hidup keagamaan. Daud menganggap orang-orang yang melupakan firman Allah sebagai musuh-musuhnya, sebab mereka adalah musuh agama, agama yang telah mengikat perjanjian dengan dia, baik dalam keadaan menyerang maupun bertahan. Itulah sebabnya ketika ia mengamati penghinaan mereka terhadap firman Allah, nyala cintanyabahkan dikatakan sampai menghabiskan dia. Ia merasa jengkel atas kejahatan mereka yang menyiksa jiwanya, bahkan memakannya (seperti cinta Kristus terhadap rumah Allah dalam Yohanes 2:17), membuang semua pertimbangan yang buruk, dan membuat dia lupa akan dirinya sendiri. Nyala cintaku telah menekan atau mendesak aku(begitulah yang dipahami oleh Dr. Hammond, cendekiawan Inggris abad ketujuh belas), lihat Kisah Para Rasul 18:5. Nyala cinta untuk melawan dosa harus mendesak kita melakukan apa saja yang dapat kita lakukan terhadap dosa di dalam diri kita, setidaknya berbuat lebih banyak bagi hidup keagamaan kita. Semakin jahat orang lain, semakin baik haruslah kita jadinya.

Matthew Henry: Mzm 119:140

(119:140)

Inilah,

• 1. Kasih Daud yang demikian besar terhadap firman Allah: hamba-Mu mencintainya. Setiap orang baik dan benar, yang menjadi hamba Allah, mengasihi firman Allah, sebab kasih itu membuat dia mengetahui kehendak Tuannya dan mengarahkan diri dalam pekerjaan Tuannya. Di mana ada anugerah, akan ada kasih terhadap firman Allah.
• 2. Dasar dan alasan kasih itu. Daud memandangnya sebagai hal yang sangat terujikemurniannya, oleh karena itulah ia mengasihinya. Kasih kita akan firman Allah menjadi bukti dari kasih kita kepada Allah saat kita mengasihi firman itu demi kemurniannya. Sebab, ada gambar kekudusan Allah di dalamnya yang dirancang untuk membuat kita dapat turut mengambil bagian dalam kekudusannya. Firman itu memerintahkan kesucian hati, karena firman itu sendiri sudah dibersihkan dari campuran-campuran yang merusak. Jadi, jika kita menerima firman itu di dalam terang dan kasih dari firman itu, maka firman itu juga akan membersihkan kita dari kerak-kerak duniawi dan pikiran kedagingan.

Matthew Henry: Mzm 119:141

(119:141)

Inilah,

• 1. Daud yang saleh tetapi malang. Ia orang yang berkenan di hati Allah sendiri, seorang yang dihormati Raja di atas segala Raja dengan senang hati, namun ia kecil dan hinamenurut anggapannya sendiri dan anggapan banyak orang lain. Keunggulan orang tidak selalu dapat melindungi mereka dari penghinaan, bahkan sering kali justru membuat mereka terbuka dan rentan terhadap cemoohan orang lain, serta membuat mereka merasa rendah menurut pandangan sendiri. Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah, dan telah menjadi hal yang lazim bagi umat-Nya untuk menjadi orang yang hina.
• 2. Daud yang malang tetapi saleh, kecil dan hinauntuk kesalehannya yang ketat dan bersungguh-sungguh. Namun, hati nuraninya dapat bersaksi bagi dirinya bahwa ia tidak melupakan titah-titah Allah. Ia tidak akan membuang agamanya, walaupun agama itu membuatnya menjadi sasaran penghinaan, karena ia tahu bahwa penghinaan itu dirancang untuk menguji keteguhan hatinya. Ketika kita kecil dan hina, kita lebih perlu mengingat titah-titah Allah, supaya titah-titah itu dapat mendukung kita di bawah tekanan keadaan yang rendah.

Matthew Henry: Mzm 119:142

(119:142)

Amatilah:

• 1. Bahwa firman Allah adalah keadilan, dan keadilan itu adil selama-lamanya. Itu adalah ketentuan untuk keadilan Allah, dan hal itu sesuai dengan rancangan-Nya dari kekekalan yang akan mengarahkan penghukuman-Nya bagi kekekalan. Firman Allah akan menghakimi kita, menghakimi kita dalam keadilan, dan dengan itulah keadaan kita dalam kekekalan akan ditentukan. Hal ini harus dapat membuat kita memiliki rasa hormat yang sangat besar akan firman Allah yang adalah keadilan itu sendiri, patokan dari keadilan, dan bersifat kekal dalam hal menentukan pahala dan hukuman.
• 2. Bahwa firman Allah itu adalah hukum, dan hukum itu adalah kebenaran. Lihatlah kewajiban ganda yang harus kita lakukan di bawah pengaturan firman Allah. Kita adalah makhluk-makhluk yang berakal sehat. Dan sebagaimana kita diperintah oleh kebenaran, kita harus mengakui kekuatan dan kuasanya. Jika dasar-dasar pijakannya benar, pelaksanaannya juga harus sesuai dengan dasar pijakan itu. Bila tidak, itu berarti kita sudah bertindak secara tidak masuk akal. Kita adalah makhluk ciptaan, dan karena itu kita juga warga bawahan, warga yang harus diperintah oleh Pencipta kita, sehingga apa pun yang Ia perintahkan, kita wajib menaatinya sebagai hukum. Lihatlah bagaimana di sini kewajiban-kewajiban ini, yang adalah tali-tali kesetiaan, dipelintir. Karena itu, di sini kebenaran dijelaskan, didudukkan pada tempatnya yang utama, untuk mengarahkan segala pergerakan manusia seluruhnya. Tetapi karena ada kemungkinan kuasa kebenaran itu menjadi lemah oleh kedagingan, maka di sini ada hukum untuk mengikat kehendak manusia dan membawanya untuk tunduk. Kebenaran Allah adalah hukum Taurat (Yoh. 18:37). Sudah barang tentu kita tidak boleh melanggar firman ini dan meluluh-lantakkannya.

Matthew Henry: Mzm 119:143-144

(119:143-144)

Kedua ayat ini hampir merupakan pengulangan dari dua ayat sebelumnya, namun dengan perluasan.

• 1. Sekali lagi Daud mengakui ketaatannya yang tetap kepada Allah dan kepada kewajibannya, meskipun banyak kesulitan dan keputusasaan yang harus ia hadapi. Ia telah berkata (ay. 141), aku ini kecil dan hina, namun aku tetap taat menjalankan kewajibanku. Di sini ia tidak saja merasa tidak berarti, tetapi juga sengsara. Sejauh ini dunia membuatnya seperti itu: aku ditimpa kesesakan dan kesusahan –kesesakan di luar dan kesusahan di dalam. Kedua hal itu mengejutkannya, mencengkeramnya, menawannya. Kesengsaraan sering menjadi bagian orang-orang kudus dalam dunia yang penuh air mata ini. Seketika mereka harus berdukacita oleh berbagai pencobaan. Pada ayat sebelumnya Daud berkata, tetapi titah-titah-Mu tidak kulupakan, di sini ia mengangkat kesetiaannya jauh lebih tinggi lagi: Tetapi perintah-perintah-Mu menjadi kesukaanku. Semua kesesakan dan kesusahannya tidak membuat mulutnya kehilangan selera untuk mengecap penghiburan dari firman Allah. Ia masih tetap menikmati firman itu dan menemukan bahwa kedamaian dan kesenangan yang ada di dalamnya tidak dapat dihapuskan oleh semua malapetaka yang ada pada saat sekarang. Ada banyak kesenangan, berbagai ragam kesenangan di dalam firman Allah, yaitu kenikmatan paling indah yang sering dirasakan orang-orang saleh ketika berada dalam kesesakan dan kesusahan (2 Kor. 1:5).
• 2. Sekali lagi Daud mengakui keadilan kekal firman Allah seperti ayat sebelumnya (ay. 142): Keadilan-Mu adil untuk selama-lamanyadan tidak dapat berubah. Dan ketika kuasanya diterima oleh jiwa, akan ada dasar pijakan yang mantap di dalam jiwa itu, yang menjadi mata air yang mengeluarkan air hidup(Yoh. 4:14). Kita harus lebih sering dan lebih banyak merenungkan keadilan dan kekekalan firman Allah. Di sini ia menambahkan beberapa hal sebagai kesimpulan,

• (1) Doanya memohon anugerah: Buatlah aku mengerti. Orang-orang yang banyak mengetahui firman Allah harus tetap ingin mengetahui lebih banyak lagi, sebab masih ada banyak hal untuk diketahui. Ia tidak berkata, “Berikan aku pewahyuan lebih lanjut,” tetapi ia berkata, Buatlah aku mengerti lebih lanjut. Kita harus berhasrat untuk mengerti apa yang telah diungkapkan, sedangkan apa yang telah kita ketahui haruslah kita pahami dengan lebih baik. Untuk itu kita harus datang kepada Allah guna memperoleh hati yang ingin tahu.
• (2) Harapannya akan kemuliaan: “Berilah aku pengertian yang telah diperbarui ini, dan aku akan hidup, akan hidup selama-lamanya, akan bahagia selamanya, akan dihiburkan untuk sementara ini sambil menantikan masa itu.” Inilah hidup yang kekal itu, yaitu untuk mengenal Allah(Yoh. 17:3).

Matthew Henry: Mzm 119:145-146 - 19. QOF

19. QOF (ק) 119:145-152 (119:145-146)

Di sini kita membaca perihal,

• I. Doa-doa Daud yang indah, yang ia panjatkan untuk mencari belas kasihan Allah. Di sini ia tidak bermaksud untuk menyombongkan diri dengan menyebutkan hal-hal ini atau ingin mempercayai jasa-jasanya di dalam hal-hal itu. Sebaliknya, ia merenungkannya dengan penuh sukacita, bahwa ia telah menjalani jalan yang telah ditetapkan untuk bersukacita.
• Amatilah di sini:
• 1. Bahwa di dalam batinnya, Daud ada bersama Allah di dalam doa. Ia berdoa dengan hatinya, dan doa hanya dapat diterima sejauh hati yang menyertainya. Jika doa hanya sebatas usaha di bibir, maka doa itu hanyalah usaha yang sia-sia.
• 2. Daud memohon dengan sangat kepada Allah di dalam doa. Ia berseru, sebagaimana orang yang sangat bersungguh-sungguh, dengan penuh perasaan dan kerinduan yang kudus serta hasrat yang kuat. Ia berseru dengan segenap hati. Seluruh kekuatan jiwanya tidak saja dikerahkan dan digunakan, tetapi didayagunakan sepenuhnya di dalam doanya. Doa kita bisa akan berhasil bila kita sungguh-sungguh berusaha dan bergumul di dalamnya.
• 3. Bahwa Daud mengarahkan doanya kepada Allah: Aku berseru kepada-Mu ya TUHAN. Ke manakah seorang anak akan berlari ketika ada yang menyakitinya, jika tidak kepada ayahnya?
• 4. Bahwa hal utama yang didoakan Daud adalah keselamatannya: Selamatkanlah aku. Sebuah doa yang singkat (suatu kesalahan besar jika kita menganggap bahwa doa kita akan didengar karena banyaknya kata-kata yang kita ucapkan), namun berwawasan luas dan lengkap: “Tidak saja menyelamatkan aku dari kehancuran, tetapi juga membuatku berbahagia.” Kita tidak menginginkan apa-apa lagi selain keselamatan dari Allah ( 50:23), dan hal-hal yang merupakan bagian dari keselamatan itu (Ibr. 6:9, bis).
• 5. Bahwa Daud sangat merindukan sebuah jawaban, bukan sekadar menanti dalam doa-doanya, melainkan mencoba mencari petunjuk apa yang akan terjadi dengan doa-doanya ( 5:3): “TUHAN, jawablah aku, dan izinkanlah aku mengetahui bahwa Engkau memang mendengar aku.”
• II. Maksud yang baik dari Daud, yang dengannya ia mengikat diri kepada kewajiban ketika sedang mencari belas kasihan, “Ketetapan-ketetapan-Mu hendak kupegang. Aku bertekad bahwa oleh anugerah-Mu, aku akan melakukannya.” Sebab jika kita memalingkan telinga kita untuk tidak mendengarkan hukum, kita tidak akan dapat mengharapkan jawaban damai sejahtera dari doa-doa kita (Ams. 28:9). Maksud ini digunakan sebagai sebuah permohonan penuh kerendahan hati (ay. 146): “Selamatkanlah aku dari dosa-dosaku, kebejatanku, pencobaanku, semua hambatan yang melintang di jalanku, supaya aku dapat berpegang pada peringatan-peringatan-Mu.” Kita harus berseru untuk mendapatkan keselamatan, bukan supaya memperoleh kelegaan dan penghiburan dari keselamatan itu, tetapi supaya kita memperoleh kesempatan untuk melayani Allah dengan lebih bersukacita.

Matthew Henry: Mzm 119:147-148

(119:147-148)

Di sini Daud terus menceritakan betapa ia sangat menyukai doa, sesuatu yang penting bagi penghiburan dan keuntungannya: ia berseru kepada Allah. Yaitu, mempersembahkan kasihnya yang setia dan saleh kepada Allah dengan segala kesungguhan. Amatilah:

• I. Bagian penting dari ibadahnya. Dua perbuatan besar yang menyertai dan menopang doa-doa Daud adalah,
• 1. Berharap pada firman Allah, yang mendorongnya untuk terus bertekun di dalam doa, meskipun jawabannya tidak segera datang, “Aku berseru dan berharap bahwa pada akhirnya aku akan berhasil, sebab penglihatan itu masih menanti saatnya, tetapi ia bersegera menuju kesudahannya dengan tidak menipu. Aku berharap kepada firman-Mu, yang pasti tidak akan mengecewakanku.”
• 2. Merenungkan firman Allah. Semakin akrab kita bergaul dengan firman Allah, dan semakin dalam kita merenungkannya, akan semakin mampu kita berbicara kepada Allah dalam bahasa-Nya sendiri serta akan semakin baik kita mengetahui apa yang seharusnya kita doakan. Sekadar membaca firman Allah tidak akan banyak gunanya, jadi kita harus merenungkannya juga.
• II. Jadwal harian ibadah Daud. Pagi-pagi buta aku bangun, bahkan mendahului waktu jaga malam.
• Lihatlah di sini:
• 1. Bahwa Daud adalah orang yang suka bangun pagi, kebiasaan inilah yang berperan besar dalam membentuk kesungguhannya. Ia bukanlah orang yang suka berkata, tidur sebentar lagi.
• 2. Bahwa ia mengawali setiap hari bersama Allah. Hal pertama yang ia lakukan di pagi hari, sebelum mengerjakan segala macam urusan, adalah berdoa, saat pikirannya berada dalam keadaan yang paling segar dan suasana hati yang terbaik. Jika pikiran-pikiran kita yang pertama di pagi hari adalah tentang Allah, maka pikiran itu akan menolong kita tetap berada dalam takut akan Allah sepanjang hari.
• 3. Bahwa pikirannya begitu penuh akan Allah, kepedulian, dan sukacitanya akan hidup keagamaannya, sehingga tidur sebentar lagi akan membelokkan perhatiannya. Bahkan pada waktu jaga malam, ketika ia terbangun dari tidurnya yang pertama, ia lebih memilih untuk berdoa daripada bergolek dan tidur lagi. Ia menyimpan ucapan mulut Allah dalam sanubarinya, lebih daripada simpanan makanan yang dibutuhkannya (Ayb. 23:12).
• 4. Bahwa ia akan menggunakan waktu sebaik-baiknya untuk melakukan ibadah. Sepanjang hari ia sudah dipenuhi oleh berbagai urusan, tetapi semua itu tidak seharusnya dijadikan alasan untuk melalaikan ibadah pribadi. Lebih baik mengurangi waktu tidur seperti yang dilakukan Daud daripada tidak meluangkan waktu untuk berdoa. Inilah penghiburan kita ketika berdoa di malam hari, bahwa kita tidak akan pernah dianggap datang ke takhta anugerah di saat yang tidak pantas, sebab kita boleh masuk ke sana kapan pun juga. Baal mungkin saja sedang tidur, tetapi Allah Israel tidak akan pernah terlelap. Tidak akan ada saat-saat bagi kita dilarang berbicara dengan-Nya.

Matthew Henry: Mzm 119:149

(119:149)

Di sini,

• 1. Daud memohon anugerah dan penghiburan kepada Allah dengan penuh kesungguhan. Ia memohon supaya Allah mendengarkan suaranya: “TUHAN, ada sesuatu yang harus kusampaikan kepada-Mu. Akankah aku mendapatkan pendengar yang murah hati?” Baiklah, apa yang harus ia katakan kepada Allah? Apa saja permohonannya, dan apa permintaannya? Permohonannya tidaklah panjang, tetapi ada banyak hal dalam permintaan yang tampaknya kecil itu: “Ya TUHAN, hidupkanlah aku. Bawalah aku kepada hal-hal yang baik, jadikan aku bersemangat, hidup, dan bergirang di dalam hal-hal itu. Biarlah kebiasaan anugerah ini dijadikan tindakan nyata.”
• 2. Daud mendorong dirinya sendiri untuk berharap bahwa ia akan mendapatkan apa yang ia minta, karena ia bergantung,

• (1) Pada kasih setia Allah: “Allah itu baik, karena itu Ia akan melakukan yang baik terhadapku, yang berharap di dalam rahmat-Nya. Kasih setia-Nya yang dinyatakan kepadaku akan membantu menghidupkan aku, dan memberikan kehidupan kepadaku.”
• (2) Pada keadilan Allah, yaitu kebijaksanaan-Nya (“Karena Ia mengetahui apa yang aku perlukan, dan apa yang baik bagiku, karena itulah Ia akan menghidupkan aku”), atau janji-Nya, firman yang telah dikatakan-Nya, belas kasihan yang dijamin oleh kovenan yang baru: Hidupkanlah aku sesuaidengan perkataan kovenan itu.

Matthew Henry: Mzm 119:150-151

(119:150-151)

Inilah,

• I. Ketakutan Daud akan bahaya yang ditimbulkan oleh musuh-musuhnya.
• 1. Mereka itu sangat berbahaya dan sangat rajin meneruskan rancangan mereka yang jahat: Mereka mengejar dia dengan maksud jahat, semua maksud jahat yang dapat mereka lakukan terhadap Daud atau sahabat-sahabatnya. Mereka tidak akan membuang satu kesempatan pun, dan tidak akan membiarkan satu kegagalan pun terjadi dalam upaya merugikan dia.
• 2. Mereka itu sangat tidak menaruh hormat kepada Allah dan sama sekali tidak memiliki rasa takut kepada-Nya: Mereka menjauh dari Taurat-Mu, menempatkan diri mereka sejauh mungkin dari jangkauan penghukuman dan perintah-perintah Taurat-Nya. Para penganiaya umat Allah sepertinya menganggap enteng Allah sendiri. Oleh karena itu kita dapat merasa yakin bahwa Allah akan berpihak kepada umat-Nya untuk menentang mereka.
• 3. Mereka mengejar Daud sampai begitu dekat sehingga sewaktu-waktu dia pasti akan jatuh ke dalam tangan mereka: Orang-orang itu mendekat, lebih dekat lagi, sedekat diri mereka sendiri, sehingga mereka nyaris berhasil menangkapnya. Mereka mengejarnya begitu dekat, tepat di belakangnya. Adakalanya Allah membiarkan para penganiaya menang jauh di atas umat-Nya, seperti yang dikatakan Daud, hanya satu langkah jaraknya antara aku dan maut(1 Sam. 20:3). Mungkin hal ini ditampilkan di sini untuk menunjukkan mengapa Daud begitu bersungguh-sungguh di dalam doa (ay. 149). Allah membawa kita memasuki keadaan yang sangat berbahaya, seperti yang dilakukannya terhadap Yakub, supaya kita pun dapat bergumul untuk mendapatkan berkat seperti Yakub.
• II. Keyakinan Daud akan perlindungan Allah: “Mereka mendekatuntuk membinasakan aku, tetapi Engkau dekat, ya TUHAN! Untuk menyelamatkan aku. Engkau bukan saja lebih perkasa daripada mereka sehingga sanggup menolongku melawan mereka, tetapi juga lebih dekat daripada mereka sehingga siap sedia menolongku.” Sungguh, merupakan kebahagiaan orang-orang kudus, bahwa ketika kesukaran mendekat, Allah berada dekat, dan tidak ada kesukaran yang dapat memisahkan mereka dari Dia. Ia tidak pernah berada terlampau jauh untuk dicari, sebab Ia selalu berada dalam jangkauan seruan kita dan segala sarana selalu ada untuk dipergunakan-Nya (Ul. 4:7). Segala perintah-Mu adalah benar. Musuh mengira dapat mengalahkan janji-janji Allah kepada Daud, tetapi ia merasa yakin bahwa hal itu ada di luar jangkauan kekuasaan mereka. Janji-janji-Nya itu sungguh tidak dapat diganggu gugat, dan pasti akan digenapi.

Matthew Henry: Mzm 119:152

(119:152)

Ayat ini menegaskan apa yang telah dikatakan Daud pada bagian akhir ayat sebelumnya, segala perintah-Mu adalah benar. Yang ia maksudkan adalah kovenan itu, firman yang diperintahkan Allah kepada ribuan angkatan. Janji ini teguh, sama benarnya seperti kebenaran itu sendiri. Karena,

• 1. Allah telah merencanakannya seperti itu. Ia telah merancangnya untuk menjadi kekal. Begitulah ketetapan dasarnya, begitu rapi pengaturannya dalam segala sesuatu, sehingga tidak bisa tidak selalu mengandung kepastian. Janji-janji itu ditetapkan untuk selama-lamanya, sehingga ketika langit dan bumi ini akan lenyap, setiap iota atau titik di dalam janji itu akan tetap kokoh (2 Kor. 1:20).
• 2. Daud berpendapat seperti itu, melalui pekerjaan anugerah Allah di dalam hatinya (yang menghasilkan keyakinan penuh akan kebenaran firman Allah di dalam dirinya dan memungkinkan dia bersandar pada firman itu dengan kepuasan penuh), serta melalui pekerjaan-pekerjaan pemeliharaan Allah terhadap dirinya, yang menggenapi janji-Nya jauh melampaui pengharapannya. Demikianlah, sejak dahulu kalaia telah mengetahuinya, sejak masa mudanya, semenjak ia mulai memandang kepada Allah, bahwa firman Allah adalah sesuatu yang dapat diandalkan semua orang. Keyakinan ini ditegaskan oleh berbagai pengamatan dan pengalaman sepanjang umur hidupnya sendiri dan orang-orang lain yang telah mendahuluinya berjalan di jalan Allah. Semua orang yang pernah berhubungan dengan Allah dan mempercayai-Nya, akan mengakui bahwa mereka mendapati Ia setia.

Matthew Henry: Mzm 119:153-154 - 20. RES

20. RES (ר) 119:153-160H (119:153-154)

Di sini,

I. Daud berdoa memohon bantuan dan dukungan dalam penderitaan. Kalau ada seorang di antara kamu yang menderita, baiklah ia berdoa. Biarlah ia berdoa seperti yang dilakukan Daud di sini.

• 1. Daud menaruh perhatian pada belas kasihan Allah dan ia berdoa, “Lihatlah sengsaraku. Masukkan itu dalam pertimbangan-Mu, dengan semua keadaannya, dan janganlah berpangku tangan seperti orang yang tidak peduli.” Allah memang tidak pernah mengabaikan penderitaan umat-Nya, tetapi Ia ingin supaya kita mengingat Dia(Yes. 43:26), supaya kita menceritakan dengan panjang lebar perkara kita di hadapan-Nya, dan kemudian meninggalkan masalah itu kepada pertimbangan-Nya yang penuh kasih sayang untuk mengerjakannya sesuai kebijaksanaan-Nya dengan cara dan dalam waktu-Nya yang paling sesuai.
• 2. Daud menaruh perhatian kepada kuasa Allah dan ia berdoa, “Luputkanlah aku, lihatlah kesukaranku dan keluarkanlah aku darinya.” Allah telah berjanji untuk meluputkan ( 50:15) dan kita boleh berdoa untuk itu, dengan penyerahan diri kepada kehendak-Nya yang berkaitan dengan kemuliaan-Nya, supaya kita dapat melayani Dia dengan lebih baik lagi.
• 3. Daud menaruh perhatian kepada keadilan Allah, dan ia berdoa, “Perjuangkanlah perkaraku, jadilah Engkau pelindung dan pembelaku, dan terimalah aku sebagai orang yang mencari bantuan hukum dari-Mu.” Daud memiliki alasan yang adil, tetapi musuh-musuhnya sangat banyak serta kuat, dan ia tengah berada dalam bahaya tertangkap oleh mereka. Oleh karena itu ia memohon kepada Allah supaya Ia melihat kesetiaannya dan membungkam fitnahan mereka. Jika Allah tidak memperjuangkan perkara umat-Nya, siapa yang akan melakukannya? Ia adalah Allah yang adil, dan semua umat-Nya berserah diri kepada-Nya. Oleh karena itu Ia akan memperjuangkan perkara mereka, dan ia akan melakukannya sampai berhasil dan tuntas (Yes. 51:22; Yer. 50:34).
• 4. Daud menaruh perhatian kepada anugerah Allah, dan ia berdoa, “Hidupkanlah aku. TUHAN, aku lemah dan tidak mampu menanggung kesusahanku. Jiwaku hampir-hampir tertunduk dan tenggelam. Oh, kiranya Engkau menghidupkan dan menghiburkan aku kembali, sampai keluputan itu datang!”

II. Daud berseru dengan memakai kebergantungannya pada firman Allah dan ketaatannya untuk mengikuti pertunjuk firman sebagai dasar permohonannya: Hidupkanlah akudan luputkanlah aku sesuai dengan janji-Mu, sebab Taurat-Mu tidak kulupakan. Semakin kuat kita melekat pada firman Allah, baik sebagai pedoman maupun sebagai pegangan kita, semakin yakin keluputan yang akan kita peroleh pada waktunya.

Matthew Henry: Mzm 119:155

(119:155)

Inilah,

• 1. Gambaran mengenai orang-orang fasik. Mereka tidak saja mengabaikan ketetapan-ketetapan Allah, tetapi juga tidak berusaha mencarinya. Mereka tidak berusaha mengenalnya, dan juga tidak ingin mengetahui apa yang menjadi kewajiban mereka, bahkan sama sekali tidak mau berusaha. Mereka sungguh-sungguh orang fasik yang tidak mau memikirkan Taurat TUHAN sebagai sesuatu yang layak untuk diselidiki, bahkan sama sekali mengabaikannya. Mereka dengan tegas memutuskan untuk hidup mengembara dan berjalan mengikuti keinginan hati sendiri.
• 2. Nasib orang-orang fasik: Keselamatan menjauh dariorang-orang fasik. Mereka tidak bisa punya dasar apa pun untuk berharap akan keluputan sementara. Bagaimana mungkin mereka bisa berharap bisa mencari perkenan Allah ketika berada dalam kesukaran, sementara mereka tidak pernah berusaha mencari ketetapan-ketetapan-Nya ketika sedang berada dalam kemakmuran? Keselamatan yang kekal pasti jauh dari mereka. Dengan penuh keangkuhan mereka merasa yakin akan kemampuan diri sendiri, dan bahwa mereka akan masuk sorga. Namun, mereka keliru, sesungguhnya hal itu jauh dari mereka. Mereka telah menolak keselamatan itu ketika mereka menolak Sang Juruselamat dengan kasar. Sungguh keselamatan itu sangat jauh dari mereka sehingga mereka tidak akan dapat menjangkaunya, dan semakin lama mereka berkanjang di dalam dosa, akan semakin jauh pula mereka darinya. Bahkan, sementara keselamatan itu jauh dari mereka, semakin dekatlah hukuman mereka, dan kebinasaan mereka tidak akan tertunda. Sesungguhnya Hakim telah berdiri di ambang pintu.

Matthew Henry: Mzm 119:156

(119:156)

Di sini,

• 1. Daud mengagumi anugerah Allah: Rahmat-Mu berlimpah, ya TUHAN! Sebagaimana kemuliaan-Nya, kebaikan sifat Allah merupakan sukacita orang-orang kudus. Rahmat-Nya itu lembut, sebab Ia penuh belas kasihan. Rahmat-Nya banyak, melimpah, sebuah mata air yang tidak pernah kering. Ia limpah dengan rahmat kepada semua orang yang berseru minta tolong kepada-Nya. Daud telah berbicara tentang kesengsaraan orang-orang fasik (ay. 155). Sekalipun demikian, Allah itu baik. Ada cukup banyak rahmat di dalam Allah untuk menyelamatkan mereka, jika mereka tidak “menolak kekayaan rahmat itu.”Orang-orang yang diluputkan dari hukuman orang-orang berdosa, harus selalu mengakui kebesaran rahmat Allah yang menyelamatkan mereka.
• 2. Daud memohon anugerah Allah, rahmat yang menghidupkan, sesuai dengan hukum-hukum-Nya. Artinya, sesuai dengan firman kovenan baru (yang membentuk peraturan melalui anugerah yang Ia pancarkan), atau sesuai dengan cara Allah, kebiasaan dan adat-istiadat-Nya, sebagaimana sepatutnya terhadap orang-orang yang mencintai nama-Nya (ay. 132).

Matthew Henry: Mzm 119:157

(119:157)

Di sini kita membaca perihal,

• 1. Daud dikepung oleh banyak kesukaran dan bahaya: Pengejar dan lawanku banyak. Ketika Raja Saul menjadi pengejar dan musuhnya, tidak heran kalau banyak orang ikut mengejarnya juga. Banyak orang akan mengikuti cara-cara berbahaya dari penguasa yang semena-mena. Sebagai tokoh masyarakat, Daud memiliki banyak musuh, tetapi pada saat yang sama ia juga memiliki banyak sahabat yang mengasihinya dan mereka selalu mengharapkan ia berada dalam keadaan baik. Biarlah Ia menyebabkan orang-orang itu saling bermusuhan. Dalam hal ini Daud menjadi gambaran Kristus dan gereja-Nya. Para penganiaya keduanya juga banyak, bahkan sangat banyak.
• 2. Bagaimanapun, Daud tetap menjalankan kewajibannya: “Tetapi aku tidak menyimpang dari peringatan-peringatan-Mu, sebab aku tahu bahwa ketika aku tetap setia menjalankan kewajibanku, Allah akan berpihak kepadaku, tidak peduli siapa pun yang tampil melawan aku.” Orang yang setia menjalankan kewajibannya, tidak perlu merasa takut, meskipun ia memiliki banyak musuh.

Matthew Henry: Mzm 119:158

(119:158)

Inilah,

• 1. Kesedihan Daud atas kejahatan orang-orang fasik. Meskipun lebih banyak tinggal di rumah, adakalanya ia berada di luar rumah, dan di mana-mana ia hanya melihat orang-orang fasik. Ia melihat pengkhianat-pengkhianat, yaitu mereka yang dosa-dosanya terbuka di hadapan semua orang. Ia merasa jemu karena melihat mereka mempermalukan Allah, melayani Iblis, merusak dunia, dan menghancurkan jiwa mereka sendiri. Ia merasa jemu melihat para pengkhianat yang begitu banyak jumlahnya, begitu berani, begitu sangat tidak sopan, dan begitu rajin membawa jiwa-jiwa yang lemah ke dalam perangkap mereka. Semua itu menjadi kesedihan orang-orang yang peduli akan kemuliaan Allah dan kesejahteraan umat manusia.
• 2. Alasan timbulnya kesedihan itu. Daud merasa jemu bukan karena mereka menyusahkan dia, tetapi karena mereka menggusarkan hati Allah: karena mereka tidak berpegang pada janji-Mu. Orang-orang yang membenci dosa, benar-benar membenci perbuatan itu sebagai dosa, sebagai pelanggaran Taurat TUHAN dan pencemaran firman-Nya.

Matthew Henry: Mzm 119:159

(119:159)

Inilah,

• 1. Permohonan Daud kepada Allah mengenai kasihnya terhadap titah-titah-Nya: “TUHAN, Engkau mengetahui segala sesuatu, Engkau tahu bahwa aku mengasihi titah-titah-Mu. Maka lihatlah hal itu, dan perlakukanlah aku seperti engkau biasa memperlakukan orang-orang yang mengasihi firman-Mu, yang di atas mereka semua telah Engkau agungkan Nama-Mu.” Ia tidak berkata: “Lihatlah bagaimana aku melakukan firman-Mu.” Ketaatan kita akan menyenangkan hati Allah dan akan menyenangkan diri kita sendiri, jika ketaatan itu datang dari dasar pijakan kasih.
• 2. Oleh karena itu permohonannya sesudah itu adalah: “Hidupkanlah aku, untuk menjalankan tugasku dengan penuh semangat. Bangkitkanlah aku kembali, jagalah supaya aku tetap hidup, bukan sesuai dengan suatu jasaku, sekalipun aku mengasihi firman-Mu, melainkan sesuai dengan kasih setia-Mu.” Kepada kasih setia itulah kita berutang, bahkan lebih daripada hidup itu sendiri. Kita tidak perlu ingin dihidupkan lebih jauh lagi bila kasih setia Allah telah menghidupkan kita.

Matthew Henry: Mzm 119:160

(119:160)

Di sini Daud menghibur dirinya sendiri dengan kesetiaan firman Allah untuk dijadikan sebagai dorongan bagi dirinya dan orang-orang lain yang mempercayakan diri dan mengandalkan firman itu.

• 1. Firman itu selalu didapati setia sampai sekarang ini, tidak pernah mengecewakan orang-orang yang mempertaruhkan diri kepadanya. Dasar firman-Mu adalah kebenaran untuk selama-lamanya. Sejak Allah mulai menyatakan diri-Nya kepada anak-anak manusia, maka semua yang difirmankan-Nya adalah benar dan dapat dipercaya. Dari sejak awal, gereja dibangun di atas dasar ini, dibangun di atas dasar batu karang ini. Firman itu tidak menjadi lapuk oleh berjalannya waktu, seperti halnya banyak pemerintah-pemerintah, yang tuntutan terbaiknya adalah pemenuhan hak dan kelanggengan, Quod initio non valet, tractu temporis convalescit – Yang, pertama-tama, menghendaki kesahihan, di sepanjang waktu yang diperlukan. Tetapi, permulaan firman Allah adalah benar(begitulah pemahaman sebagian orang), pemerintahan-Nya terletak di atas dasar yang pasti. Dan semua orang di segala zaman yang telah menerima firman Allah di dalam iman dan kasih, mendapati setiap perkataan yang ada di dalamnya adalah benar dan patut diterima sepenuhnya.
• 2. Firman itu akan didapati setia sampai akhir karena hukum-hukum Allah itu adil: “Segala hukum-hukum-Mu yang adil adalah untuk selama-lamanya, tidak dapat berubah, dan menghendaki kewajiban turun-temurun, serta menentukan nasib manusia sampai kekekalan.”

Matthew Henry: Mzm 119:161 - 21. SHIN

21. SIN (שׁ) 119:161-168 (119:161)

Di sini Daud ingin memberi tahu kita,

• 1. Bagaimana ia merasa tawar hati dalam menjalankan tugasnya karena takut kepada manusia: Pembesar-pembesar mengejar dia. Mereka menganggap dia sebagai pengkhianat dan musuh pemerintah. Dengan pikiran itulah mereka mengejar nyawanya dan menyuruhnya pergi beribadah kepada allah lain (1 Sam 26:19). Sudah menjadi nasib kebanyakan orang yang terbaik untuk dikejar-kejar, dan masalahnya akan menjadi lebih buruk jika pembesar-pembesar turut mengejar mereka. Sebab mereka tidak saja memiliki pedang di tangan sehingga semakin mampu melukai orang, tetapi juga memiliki hukum di pihak mereka, sehingga dapat berbuat apa saja atas nama dan demi keadilan. Sungguh sangat menyedihkan jika kekuasaan yang diperoleh para penguasa dari Allah yang seharusnya digunakan bagi kepentingan Allah, ternyata digunakan untuk melawan Dia. Tetapi, janganlah heran akan perkara itu(Pkh. 5:7). Menjadi penghiburan bagi Daud bahwa ketika pembesar-pembesar mengejarnya, ia dapat berkata dengan sesungguhnya bahwa pengejaran itu dilakukan tanpa alasan, karena ia tidak pernah melakukan sesuatu yang melawan mereka.
• 2. Bagaimanapun juga ia dapat tetap menjalankan kewajibannya karena ia takut kepada Allah: “Mereka ingin membuat aku gemetar ketakutan terhadap mereka dan perkataan mereka serta melakukan seperti yang mereka perintahkan kepadaku. Tetapi, hanya terhadap firman-Mu hatiku gemetar. Aku bertekad untuk menyenangkan Allah serta tetap berada di dalam Dia, tidak peduli siapa pun yang merasa tidak senang dan berselisih denganku.” Setiap jiwa yang baik akan gemetar terhadap firman Allah, terhadap kuasa titah-titah-Nya dan merasa ngeri akan ancamannya. Bagi orang-orang yang melakukan hal ini, tidak akan ada kuasa dan murka manusia yang bisa membuat mereka merasa ketakutan. Kita harus lebih taat kepada Allah daripada kepada manusia dan memohon pertolongan Allah, meskipun kita ada di bawah murka dunia ini (Luk. 12:4-5). Hati yang hanya gemetar terhadap firman Allah selalu dipersenjatai untuk melawan pencobaan yang datang melalui penganiayaan itu.

Matthew Henry: Mzm 119:162

(119:162)

Inilah,

• 1. Kegembiraan yang diperoleh Daud dalam firman Allah. Ia bergembira atas janji itu, bersukacita bahwa Allah telah membuka pikirannya, bahwa Israel diberkati dengan terang ketika bangsa-bangsa lain duduk dalam kegelapan, bahwa ia telah diperkenankan untuk memahami hal ini dan mengalami kuasa firman itu. Ia gemar membaca firman itu, mendengarkannya, merenungkannya, dan segala sesuatu yang ia jumpai di dalamnya menyenangkan hatinya. Baru saja ia berkata bahwa hatinya gemetar terhadap firman Allah, namun di sini ia menyatakan bahwa ia bergembira di dalam firman itu. Semakin besar rasa hormat kita akan firman Allah, semakin besar sukacita yang kita dapatkan di dalamnya.
• 2. Kadar kegembiraan itu – seperti orang yang mendapat banyak jarahan. Hal ini ditafsirkan orang sebagai kemenangan atas musuh. Melalui banyak perlawanan, jiwa dapat sampai kepada tahap ini, untuk bergembira atas janji Allah. Namun, di samping kegembiraan dan kehormatan yang diperoleh dari sebuah kemenangan, masih ada keuntungan besar yang diperoleh melalui jarahan dari medan perang, yang semakin menambah sukacita itu. Oleh firman Allah kita menjadi lebih daripada pemenang, yakni pemenang yang tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata.

Matthew Henry: Mzm 119:163

(119:163)

Cinta dan benci adalah perasaan utama dari jiwa. Jika perasaan itu dapat dikendalikan dengan benar, selebihnya akan berjalan dengan baik. Di sini kita membaca bahwa kedua hal itu dapat dikendalikan dengan benar dalam diri Daud.

• 1. Daud sangat membenci dosa, ia tidak tahan memikirkannya: Aku benci dan merasa jijik terhadap dusta. Ungkapan ini dapat diartikan sebagai kebencian terhadap semua dosa, sebab dengan berbuat dosa kita berlaku khianat dan licik terhadap Allah serta menipu diri kita sendiri. Kemunafikan adalah dusta, pengajaran yang menyimpang adalah dusta, pengingkaran iman adalah dusta. Berdusta dalam hubungan dengan orang lain atau dalam berbicara adalah dosa yang dibenci dan dirasa jijik oleh setiap orang benar. Mereka membencinya, bahkan membencinya berlipat ganda, sebab dari ketujuh perkara yang dibenci TUHAN, salah satunya adalah lidah dustadan yang lainnya adalah seorang saksi dusta yang menyembur-nyemburkan kebohongan(Ams. 6:16-19). Setiap orang tidak suka didustai. Tetapi terlebih lagi, kita harus lebih membenci berkata dusta, sebab pada kejadian yang pertama kita hanya menerima penghinaan dari manusia, sedangkan pada hal yang kedua kita menghina Allah sendiri.
• 2. Daud memiliki perasaan kasih yang mendalam terhadap firman Allah: Tetapi Taurat-Mu kucintai. Itulah sebabnya ia merasa jijik terhadap dusta, karena dusta berlawanan dengan firman Allah secara keseluruhan. Sedangkan alasan mengapa ia mengasihi Taurat Allah adalah karena kebenaran yang ada di dalamnya. Semakin sering kita melihat keindahan kebenaran yang menyukakan hati, akan semakin banyak kita melihat kecacatan dusta yang sangat menjijikkan itu.

Matthew Henry: Mzm 119:164

(119:164)

Meskipun dalam mazmur ini Daud banyak mengungkapkan keluhan, keluhan-keluhan itu tidak dapat mengusir puji-pujiannya atau menjauhkan dia dari puji-pujian. Apa pun keadaan yang harus dihadapi seorang anak Allah, ia tidak akan kekurangan bahan pujian dan karena itu juga tidak akan kekurangan semangat untuk memuji. Lihatlah di sini:

• 1. Seberapa sering Daud memuji Allah – tujuh kali dalam sehari, maksudnya, sangat sering, bukan saja setiap hari, tetapi berkali-kali dalam sehari. Banyak orang beranggapan bahwa sekali dalam seminggu itu sudah cukup memadai, atau sekali setiap dua hari. Tetapi Daud memuji Allah setidaknya tujuh kali dalam sehari. Memuji Allah adalah tugas yang harus sering kita lakukan. Kita harus memuji Allah setiap kali kita makan, memuji Dia di semua kesempatan, mengucap syukur dalam segala hal. Kita harus memuji Allah tujuh kali dalam sehari untuk hal-hal yang kekal, dan janganlah kita pernah merasa letih karenanya (ay. 62).
• 2. Untuk apa ia memuji Allah – karena hukum-hukum-Mu yang adil. Kita harus memuji Allah untuk titah-titah-Nya, yang semuanya adil dan baik, untuk janji-janji-Nya dan peringatan-peringatan akan hukuman-Nya, serta penggenapan dari keduanya. Kita harus memuji Allah bahkan untuk penderitaan kita, jika melalui anugerah-Nya kita memperoleh kebaikan melalui penderitaan itu.

Matthew Henry: Mzm 119:165

(119:165)

Inilah catatan tentang kebahagiaan orang-orang benar yang hidupnya diperintah oleh dasar pijakan kasih terhadap firman Allah, yang menjadikan firman Allah sebagai pedoman mereka dan diperintah olehnya.

• 1. Mereka merasa tenteram dan memiliki kedamaian yang kudus. Tidak ada hal yang dapat menyenangkan hati mereka lebih daripada yang mereka lakukan ini: Besarlah ketenteraman pada orang-orang yang mencintai Taurat-Mu, kepuasan yang melimpah dalam mengerjakan kewajiban mereka dan kesenangan dalam merenungkannya. Di mana ada kebenaran di situ akan tumbuh damai sejahtera(Yes. 32:17), damai sejahtera yang tidak dapat diberikan dan dirampas oleh dunia ini. Boleh saja mereka mengalami kesukaran besar di luar, tetapi di dalam batin mereka sungguh merasa damai. Sat lucis intus – kelimpahan terang batiniah. Orang-orang yang mengasihi dunia ini mengalami kesusahan besar, karena dunia tidak dapat memenuhi harapan mereka. Orang-orang yang mengasihi firman Allah akan memiliki damai sejahtera yang melimpah, karena firman Allah memenuhi harapan mereka, dan di dalamnya mereka memiliki dasar pijakan yang kuat dan pasti.
• 2. Mereka aman dan memiliki jaminan keamanan yang kudus: tidak ada batu sandungan bagi mereka, tidak ada yang dapat menjadi hal yang memalukan, jerat, atau batu sandungan bagi mereka, yang dapat membawa mereka ke dalam jerat rasa bersalah atau kesengsaraan. Tidak akan ada pemeliharaan dan pengaturan Allah yang dapat menjadi pencobaan yang tidak terkalahkan atau menjadi penderitaan yang tidak tertahankan bagi mereka. Sebaliknya, kasih mereka yang besar terhadap firman Allah akan memampukan mereka tetap memegang teguh kesetiaan mereka dan memelihara kedamaian mereka. Mereka mau menerimanya dan memanfaatkannya dengan sangat baik tanpa mengeluh serta tidak berbantah-bantah atas apa yang sedang dikerjakan Allah. Tidak ada yang dapat menyakiti atau melukai mereka, sebab segala sesuatu akan mendatangkan kebaikan bagi mereka. Karena itulah mereka akan menyambut dan menerima semuanya dengan tabah. Orang-orang yang diperintah oleh kasih yang kudus tidak akan mungkin mempersulit diri dengan segala kebimbangan hati mengenai kemurnian diri, dan juga tidak akan tersinggung terhadap saudara-saudara seiman mereka (1 Kor. 13:6-7).

Matthew Henry: Mzm 119:166

(119:166)

Inilah seluruh kewajiban seorang anak manusia, yang mengenainya kita diajar,

• 1. Untuk tetap memusatkan perhatian kita pada perkenan Allah sebagai tujuan kita: “Aku menantikan keselamatan dari pada-Mu, ya TUHAN, bukan sekadar keselamatan yang bersifat sementara, melainkan keselamatan yang kekal. Aku telah menantikan keselamatan itu sebagai kebahagiaanku dan menyimpan hartaku di dalamnya. Aku telah menantikannya sebagai kepunyaan-Mu, sebagai kebahagiaan dari persiapan-Mu, janji-janji-mu, yang ada di dalam Engkau. Menanti-nantikan keselamatan ini membuat aku terangkat mengatasi dunia dan memampukan aku bertahan di bawah tekanan semua beban-bebanku.”
• 2. Untuk tetap memusatkan mata kita kepada firman Allah sebagai pedoman kita: aku melakukan perintah-perintah-Mu. Maksudnya, aku telah memutuskan dalam hati nuraniku untuk menyelaraskan diri dengan kehendak-Mu dalam semua hal. Amatilah bagaimana Allah telah menggabungkan kedua hal tersebut di sini, janganlah ada orang yang memisahkannya. Dengan alasan apa pun kita tidak akan dapat menantikan keselamatan Allah, kecuali kita sendiri mulai menjalankan perintah-perintah-Nya (Why. 22:14). Karena itu, orang-orang yang berusaha melakukan perintah-perintah-Nya dengan sungguh, harus memelihara pengharapan yang baik akan keselamatan itu. Pengharapan itu akan menarik dan membesarkan hati dalam melakukan perintah-perintah itu. Semakin bersemangat pengharapan itu, akan semakin bersemangat pula ketaatan terhadap perintah-perintah itu.

Matthew Henry: Mzm 119:167-168

(119:167-168)

Hati nurani Daud di sini bersaksi untuk dirinya,

I. Bahwa semua yang telah ia lakukan adalah baik.

• 1. Daud mengasihi peringatan-peringatan Allah, ia amat mencintainya. Kasih kita terhadap firman Allah haruslah menjadi kasih yang paling utama (kita harus mengasihinya lebih daripada kekayaan dan kesenangan dunia ini). Kasih itu harus merupakan kasih yang berkemenangan, yakni kasih yang menundukkan dan mematikan hawa nafsu kita dan membasmi kecintaan terhadap dunia ini sampai ke akar-akarnya.
• 2. Daud memegang peringatan-peringatan Allah, jiwanya menyimpannya. Latihan badani terbatas gunanya bagi hidup keagamaan. Karena itu kita harus menjadikan usaha memegang peringatan Allah itu sebagai pekerjaan hati, atau kita tidak akan memperoleh apa-apa darinya. Jiwa harus dikuduskan dan diperbarui, dan dibawa kepada pembentukan oleh firman Allah. Jiwa harus digunakan dalam pekerjaan memuliakan Allah, sebab Ia akan disembah di dalam roh. Kita harus tetap berpegang pada dua hal ini, yaitu titah-titah dan peringatan-peringatan Allah, yang adalah perintah-perintah-Nya, melalui ketaatan kita kepadanya. Titah dan peringatan-Nya juga adalah janji-janji-Nya, dan kita harus tetap berpegang padanya melalui kebergantungan kita kepadanya.

II. Bahwa ia dipimpin oleh dasar-dasar pijakan yang baik di dalam hatinya: “Oleh karena itu aku berpegang pada titah-titah-Mu, sebab oleh iman aku telah melihat mata-Mu selalu ada di atasku, sebab seluruh hidupku terbuka di hadapan-Mu. Engkau tahu setiap langkah yang kutempuh dan terus-menerus mengamati semua yang aku katakan dan perbuat. Engkau melihat dan menerima semua hal yang kukatakan dan kuperbuat dengan baik. Engkau juga melihat dan merasa kecewa atas semua yang kukatakan dan kuperbuat dengan tidak semestinya.” Perhatikanlah, alasan bahwa mata Allah ada di atas kita di sepanjang waktu, seharusnya membuat kita bersikap sangat hati-hati dalam segala sesuatu untuk tetap berpegang pada perintah-perintah-Nya (Kej. 17:1).

Matthew Henry: Mzm 119:169-170 - 22. TAVTAW

22. TAW (ת) 119:169-176 (119:169-170)

Di sini kita membaca perihal:

• I. Permohonan untuk didengarkan diulangi sekali lagi: Biarlah teriakku sampai ke hadapan-Mu, dan sekali lagi, biarlah permohonanku datang ke hadapan-Mu. Ia menyebut doanya sebagai teriaknya, yang menunjukkan kesungguhan dan semangat yang berapi-api. Ia juga menamakan doanya sebagai permohonannya, yang menunjukkan kerendahan hatinya. Kita harus datang ke hadapan Allah seperti pengemis yang datang meminta sedekah di pintu rumah kita. Ia berharap-harap cemas apakah doanya sampai di hadapan Allah, dapat sampai dekat ke hadirat-Nya. Artinya, supaya ia dapat memperoleh anugerah dan kekuatan melalui iman dan tetap bersemangat untuk tetap menaikkan doa-doanya, supaya jangan ada kesalahan yang mencampuri dan menjadi penghambat doa-doanya serta dapat memisahkannya dari Allah, dan supaya Allah berkenan menerima doa-doanya serta memperhatikannya. Doa supaya permohonannya datang ke hadapan Allah menunjukkan rasa ketidaklayakannya yang mendalam. Itu juga memperlihatkan sebuah kekhawatiran kudus bahwa doa-doanya tidak sampai atau salah alamat, sebab ia merasa tidak layak datang di hadapan-Nya. Doa-doa kita juga tidak akan sampai ke hadapan Allah, jika Yesus Kristus tidak tampil di hadapan-Nya sebagai pengantara bagi kita.
• II. Dua permintaan khusus yang disampaikan Daud dengan sungguh-sungguh:
• 1. Supaya oleh anugerah-Nya, Allah mau memberikan hikmat kepadanya sehingga ia dapat membawa diri dengan baik di bawah penderitaannya: berilah aku pengertian. Yang ia maksudkan adalah hikmat yang penuh kecermatan untuk mengerti jalan-Nya, “Berilah aku pengertian untuk mengenal Engkau dan diriku sendiri, serta kewajibanku kepada-Mu.”
• 2. Supaya oleh pemeliharaan dan campur tangan-Nya, Allah mau mengeluarkan dia dari penderitaan-penderitaannya: lepaskanlah aku. Artinya, berikanlah kepadaku jalan keluar dari pencobaan ini (1 Kor. 10:13).
• III. Permohonan umum yang sama untuk memperkuat permintaan-permintaan ini: “TUHAN, berilah aku pengertian seperti yang telah Engkau janjikan dan kelepasan seperti yang telah Engkau janjikan. Aku tidak meminta hal-hal lain.” Hal itu juga memperkuat iman dan pengharapannya: “TUHAN, apa yang kudoakan adalah apa yang telah Engkau janjikan, jadi akankah Engkau bersikap tidak sebaik firman-Mu?”

Matthew Henry: Mzm 119:171

(119:171)

Inilah,

• 1. Perkenan besar yang diharapkan Daud dari Allah, supaya Ia mengajarkan ketetapan-ketetapan-Nya kepadanya. Inilah yang sering ia doakan di dalam mazmur ini dan mendesakkan permohonan itu dengan berbagai alasan. Nah, setelah ia hampir sampai pada bagian penutup mazmur ini, ia membicarakan permohonannya itu seperti sesuatu yang sudah pasti dan wajar. Orang-orang yang bersikap sangat rendah hati dengan anugerah Allah, dan memutuskan bersama Yakub untuk tidak membiarkan Dia pergi, jika Dia tidak memberkati mereka dengan berkat-berkat rohani, bisa merasa yakin tanpa menyombongkan diri bahwa mereka pada akhirnya akan memperoleh hal-hal yang mereka dambakan. Allah Israel akan mengaruniakan hal-hal yang mereka minta kepada-Nya.
• 2. Rasa syukur yang dijanjikan Daud apabila ia memperoleh perkenan Allah: biarlah bibirku mengucapkan puji-pujian, sebab Engkau mengajarkan ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.

• (1) Kemudian ia memiliki alasan untuk memuji Allah. Orang-orang yang diajar Allah memiliki banyak alasan untuk bersyukur, sebab inilah dasar dari semua berkat-berkat rohani, yang merupakan berkat-berkat terbaik dan panjar dari berkat-berkat yang kekal.
• (2) Kemudian ia akan mengetahui bagaimana memuji Allah dengan segenap hati. Semua orang yang diajar Allah, diajar tentang pelajaran ini, ketika Allah membuka pengertian, membuka hati, dan dengan demikian membuka bibir, supaya mulut dapat menaikkan pujiannya. Kita masih belum belajar apa-apa jika belum belajar memuji Allah.
• (3) Oleh karena itu ia begitu mendesak supaya dapat menerima pengajaran ilahi, sehingga ia dapat memuji Allah. Orang-orang yang berdoa memohon anugerah Allah harus menujukannya bagi kemuliaan Allah (Ef. 1:12).

Matthew Henry: Mzm 119:172

(119:172)

Amatilah di sini:

• 1. Pengenalan Daud yang baik akan firman Allah. Ia mengenalnya dengan begitu baik, sehingga ia siap mengaku dengan rasa puas yang luar biasa, bahwa semua perintah Allah bukan saja benar, melainkan adalah kebenaran itu sendiri, adalah pedoman dan tolok ukur kebenaran.
• 2. Ia bertekad menggunakan pengenalan itu dengan baik: Biarlah lidahku menyanyikan janji-Mu, bukan saja mengucapkan pujian bagi kemuliaan Allah, tetapi mempercakapkan firman itu untuk mengajar dan meneguhkan iman orang-orang lain, supaya mereka juga menjadi seperti dia penuh dengan firman itu (karena yang diucapkan mulut, meluap dari hati ), dan supaya mereka juga dipenuhi dengan apa yang diinginkan hatinya, yaitu firman itu. Semakin kita melihat kebenaran perintah-perintah Allah, akan semakin rajin kita mengajak orang lain untuk mengenalnya, supaya mereka juga hidup menurut kebenaran itu. Kita harus selalu menjadikan firman Allah sebagai penguasa percakapan kita, supaya kita tidak akan pernah mencederainya dengan percakapan yang berdosa atau sikap diam yang berdosa. Kita juga harus sering menjadikan firman Allah sebagai pokok percakapan kita, sehingga dapat mengenyangkan batin banyak orang dan supaya yang mendengarnya beroleh anugerah.

Matthew Henry: Mzm 119:173-174

(119:173-174)

Di sini,

• 1. Daud berdoa supaya anugerah ilahi bekerja untuknya: Biarlah tangan-Mu menjadi penolongku. Ia merasa tangannya tidak cukup mampu untuk menolong diri sendiri, dan tidak ada manusia lain yang akan datang menolongnya untuk alasan apa pun. Oleh karena itu, ia memandang kepada Allah dengan pengharapan supaya tangan yang menciptakan dia akan menolongnya, sebab jika TUHAN tidak menolong kita, dengan apakah manusia lain dapat menolong kita? Kita harus berharap supaya semua pertolongan hanya berasal dari tangan Allah sendiri, dari kuasa dan kemurahan hati-Nya.
• 2. Daud mengemukakan apa yang telah dibentuk oleh anugerah ilahi di dalam dirinya, sebagai jaminan untuk memperoleh belas kasihan Allah lebih lanjut yang menjadi persyaratannya. Ada tiga hal yang ia sampaikan:

• (1) Bahwa ia menjadikan kehidupan beragama sebagai pilihannya yang sungguh-sungguh dan cermat, “Sebab aku memilih titah-titah-Mu. Aku memperlakukannya sebagai pedoman hidupku, bukan karena aku tidak mengenal yang lain, melainkan karena aku telah mengujinya, dan ternyata tidak ada yang lebih baik lagi.” Orang-orang yang baik dan berbuat baik, sesungguhnya memang baik dan mengerjakan kebaikan, bukan secara kebetulan, melainkan karena memilih untuk melakukannya. Orang-orang yang karena itu memilih titah-titah Allah, dapat mengandalkan pertolongan-Nya dalam semua pelayanan dan penderitaan mereka.
• (2) Bahwa hatinya terarah kepada sorga: aku rindu kepada keselamatan-Mu. Ketika Daud berhasil naik takhta, ia memiliki cukup dukungan untuk tetap tinggal di dunia ini, dan ia berkata, “Betapa berbahagianya berada di tempat ini.” Namun, ia tetap memandang lebih jauh lagi dan merindukan sesuatu yang lebih baik di dalam kehidupan yang akan datang. Ada keselamatan kekal yang dirindukan semua orang kudus, dan oleh karena itu mereka berdoa supaya tangan Allah menolong mereka menuju ke sana.
• (3) Bahwa ia gemar menjalankan kewajibannya: “Taurat-Mu menjadi kesukaanku. Aku tidak sekadar bersukacita di dalamnya, tetapi Taurat itulah kesukaanku, kesukaan terbesar yang kumiliki di dunia ini.” Orang-orang yang bersukacita dalam ketaatan dapat memohon pertolongan Allah dengan iman supaya mereka terus menjalankan kewajiban mereka dalam ketaatan. Dan orang-orang yang menanti-nantikan keselamatan Allah harus menyukai Taurat-Nya dan pengharapan mereka harus dapat meningkatkan sukacita mereka.

Matthew Henry: Mzm 119:175

(119:175)

Hati Daud masih terus memuji-muji Allah, dan oleh karena itu,

• 1. Ia berdoa supaya Allah memberikan waktu kepadanya untuk memuji Dia: “Biarlah jiwaku hidup, supaya memuji-muji Engkau. Maksudnya, biarlah umur hidupku diperpanjang, supaya aku dapat hidup untuk kemuliaan-Mu.” Alasan mengapa orang yang baik dan benar berhasrat untuk hidup adalah supaya ia dapat memuji Allah di dunia orang hidup dan melakukan sesuatu demi kemuliaan-Nya. Ia tidak berdoa, “Biarlah aku hidup dan berbakti kepada negeriku, hidup dan mencukupi kebutuhan keluargaku,” tetapi, “Biarlah aku hidup, supaya dengan kehidupan ini, aku dapat memuji Allah di dalam dunia yang penuh pertentangan dan permusuhan ini.” Ketika kita mati, kita berharap pergi ke dunia yang lebih baik untuk memuji Dia, dan ini memang jauh lebih baik bagi kita, meskipun lebih perlu untuk tinggal di dunia ini karena pelayanan kita. Oleh karena itu, orang tidak akan ingin hidup lebih lama lagi kecuali untuk dapat melakukan sejumlah pelayanan bagi Allah di sini. Biarlah jiwaku hidup. Maksudnya, biarlah aku dikuduskan dan dihiburkan, sebab pengudusan dan penghiburan adalah kehidupan jiwa, dan kemudian jiwaku akan memuji-muji Engkau. Jiwa kita harus digunakan untuk memuji Allah, dan kita harus berdoa supaya memperoleh anugerah dan damai supaya kita layak untuk memuji Allah.
• 2. Daud berdoa supaya Allah memberinya kekuatan untuk memuji Dia: “Biarlah hukum-hukum-Mu menolong aku. Biarlah semua ketentuan-Mu dan semua pengaturan-Mu” (keduanya adalah hukum-hukum Allah), “akan membawaku lebih lanjut dalam mempermuliakan Allah. Biarlah keduanya menjadi pokok pujianku dan biarlah keduanya membantu melayakkan aku untuk menaikkan pujian.”

Matthew Henry: Mzm 119:176

(119:176)

Inilah,

• 1. Sebuah pengakuan pertobatan: Aku sesat, atau mengembara ke sana kemari, seperti domba yang hilang. Sebagaimana orang-orang berdosa yang belum bertobat disamakan seperti domba yang hilang (Luk. 15:4), demikian pula orang-orang kudus yang lemah dan tidak berdiri teguh disamakan seperti domba yang sesat (Mat. 18:12-13). Kita cenderung mengembara ke sana kemari seperti seekor domba, dan sangat jarang berhasil menemukan jalan kembali ketika tersesat. Karena tersesat, kita kehilangan penghiburan yang berasal dari padang yang berumput hijau, dan membuka diri terhadap ribuan bahaya yang mengancam.
• 2. Sebuah permohonan penuh kepercayaan: carilah hamba-Mu ini, seperti seorang gembala yang baik mencari seekor domba yang tersesat untuk dibawa pulang (Yeh. 34:12). “TUHAN, carilah aku, seperti dahulu aku mencari dombaku sendiri ketika domba-dombaku tersesat.” Dahulu Daud sendiri adalah seorang gembala yang lemah lembut. “TUHAN, akuilah aku sebagai salah satu domba-Mu, sebab sekalipun aku seekor domba yang tersesat, aku memiliki tanda-Mu. Pedulikanlah aku, dengan firman, kesadaran hati nurani, dan pemeliharaan-Mu. Bawalah aku kembali oleh anugerah-Mu.” Carilah aku, maksudnya, temukanlah aku, sebab Allah tidak pernah gagal dalam mencari. Bawalah aku kembali, supaya aku berbalik.
• 3. Sebuah permohonan yang penuh kepatuhan: “Meskipun aku telah tersesat, aku tidak pergi dengan sikap hati yang jahat, sebab perintah-perintah-Mu tidak kulupakan.”Dengan demikian ia menutup mazmur ini dengan perasaan bertobat atas dosa-dosanya sendiri dan bergantung dengan penuh kepercayaan pada anugerah Allah. Beginilah hendaknya orang Kristen yang bersungguh-sungguh mengakhiri tugasnya, akan mengakhiri hidupnya. Ia akan hidup serta mati dalam pertobatan dan doa.

• Amatilah di sini:
• (1) Sudah merupakan watak orang-orang yang baik dan benar bahwa mereka tidak melupakan perintah-perintah Allah. Mereka sangat senang dengan keinsafan mereka dan teguh dalam tekad mereka.
• (2) Bahkan mereka yang karena anugerah Allah selalu bersikap hati-hati terhadap kewajiban mereka pun tidak bisa tidak akan mengakui bahwa dalam banyak hal mereka telah menyimpang dari kewajiban mereka.
• (3) Mereka yang telah menyimpang dari kewajiban mereka, bila mereka mau peduli untuk lanjut dengan kewajiban mereka itu, dapat dengan keyakinan yang penuh kerendahan hati menyerahkan diri kepada pemeliharaan anugerah Allah.

SH: Mzm 119:45-66 - Firman dan iman yang aktif (Sabtu, 8 Juli 2006)

Firman dan iman yang aktif

Di tengah-tengah penentangan dan perlawanan dari dunia, iman Kristen sering kali menjadi terpojok. Iman dianggap tidak lebih dari menjaga diri agar tidak tercemar dosa. Kekudusan lebih dihayati sebagai sikap bertahan bukan sikap mempengaruhi. Hal itu sangat mungkin terjadi karena pemahaman sempit akan firman Tuhan. Firman Tuhan dianggap hanya berkuasa untuk mengatur aspek rohani dalam kehidupan seseorang bukan berotoritas penuh dan utuh atas keseluruhan hidupnya.

Pemazmur mengenal Tuhan yang firman-Nya berkuasa atas semua manusia dan berdaulat atas setiap aspek dari kehidupan umat-Nya. Itu sebabnya, pemazmur berdiri tegak menegur para pemimpin yang lalim (46). Ia berani menyingkapkan kemarahan kudusnya kepada orang fasik (53), yang hidup melawan Tuhan dan firman-Nya. Teladan pemazmur ini mendorong kita untuk berteguh tekad, tidak surut terhantam hujatan orang berdosa (51, 61). Seperti pemazmur, kita mampu dengan mantap tetap berpegang pada firman Tuhan dan bersukacita di dalamnya (47, 50, 52, 54). Hidup kudus memang berarti menjaga langkah hidup seirama dengan petunjuk- petunjuk-Nya secara teratur (55, 59, 62), dan memelihara ketaatan pada firman-Nya dalam persekutuan dengan sesama anak Tuhan (63). Akan tetapi, firman yang direnungkan itu tidak berhenti sampai di situ. Firman Tuhan memberikan hikmat serta menjadikan anak-anak Tuhan bijak dan cerdas menjawab tantangan dunia dan menang terhadapnya (66).

Kita tidak boleh membiarkan kehidupan iman kita terkurung dalam sikap mengasihani diri sendiri. Sikap demikian hanya akan melumpuhkan kesaksian hidup kita karena kita membungkamkan kebenaran Tuhan yang seharusnya kita kumandangkan di dunia milik Tuhan ini.

Camkan: Hanya dengan menjadikan firman Tuhan sumber dan pedoman hidup, hidup akan memancarkan terang Tuhan yang mengenyahkan pekatnya kehidupan dunia berdosa.

SH: Mzm 119:33-48 - Firman-Mu kehidupanku (Minggu, 22 Agustus 1999)

Firman-Mu kehidupanku

Fungsi firman Tuhan. Ada beberapa pengertian dari kata-kata yang diungkapkan pemazmur tentang firman Tuhan: (1) petunjuk ketetapan-ketetapan-Mu; (2) Taurat-Mu; (3) perintah-Mu; (4) jalan-jalan yang Kautunjukkan; (5) janji-Mu; (6) hukum-Mu; (7) titah-Mu; (8) keadilan-Mu; (9) firman-Mu. Penggunaan kata-kata ini menunjukkan bahwa pemazmur sungguh merasakan dan mengalami betapa pentingnya, kayanya, dalamnya pengertian, dan kuasa firman Tuhan dalam hidupnya. Tak ada buku lain yang memiliki kekayaan fungsi seperti firman-Nya, karena Allah sendiri yang berfirman. Ketika kita menyadari dan mengalami kekayaan fungsi dan keajaiban firman Tuhan, tak sedetik pun kita akan mengabaikan firman-Nya, karena firman-Nya terlalu berharga.

Sikap terhadap firman Tuhan. Keyakinan pemazmur akan pentingnya firman Tuhan mewarnai sikapnya terhadap firman-Nya: (1) memegang sampai saat terakhir; (2) memegang dan memelihara dengan segenap hati; (3) hidup menurut; (4) mencondongkan hati; (5) hidup sesuai; (6) rindu; (7) percaya; (8) berharap; (9) berpegang selamanya; (10) mencari; (11) bergemar; (12) mencintai; (13) bergemar; (14) merenungkan. Sikap-sikap ini muncul dalam diri seorang yang sungguh mengalami betapa indahnya firman-Nya, yang telah memimpin, menolong, memurnikan, dan menyucikan. Bila kita memiliki sikap terhadap firman Tuhan seperti pemazmur, maka kuasa firman-Nya akan menjadi bagian dalam kehidupan kita.

Hidup dalam kelegaan. Hidup karena firman Tuhan dan di dalam firman Tuhan akan memberi kelegaan sejati. Kelegaan Kristen bukan tergantung pada sepinya pergumulan atau lancarnya usaha, tetapi bila Kristen hidup sesuai dengan kebenaran firman-Nya. Kerinduan seperti inilah yang akan memotivasinya untuk sungguh-sungguh mencari dan memegang firman Tuhan sampai akhir, karena firman Tuhan adalah kehidupannya.

Doa: Ya Tuhan Yesus, berikanku firman-Mu, agar aku hidup berpegang dan menaatinya. Aku rindu firman-Mu mengubah hidupku.

SH: Mzm 119:33-48 - Taurat adalah segala-galanya (Selasa, 28 Mei 2002)

Taurat adalah segala-galanya

Pemazmur masih terus mengumandangkan keyakinannya yang mendalam pada Taurat Tuhan. Keyakinannya pada Taurat tidak hanya tiba pada kerinduan untuk mengerti dan memelihara, tetapi juga kerinduan untuk memeliharanya dengan segenap hati (ayat 33,34). Hati yang dimaksudkan di sini bukan liver, tetapi pusat hidup yang mengendalikan seluruh gerak dan tingkah laku manusia, sehingga bisa juga berarti akal budi. Pemazmur menyadari bahwa yang mengendalikan seluruh tingkah laku dan gerak hidup manusia adalah hati atau “akal budi”. Itu sebabnya jika hati dikuasai oleh dosa, maka seluruh tingkah laku, gerak, dan perbuatan manusia adalah kejahatan. Sebaliknya, jika hati manusia dipenuhi oleh Allah dan kebenaran-Nya, maka seluruh tingkah laku, gerak, dan perbuatannya adalah kebaikan. Karenanya, pemazmur meminta agar Tuhan membuat hatinya condong kepada Taurat-Nya, melakukan perintah-peri ntah- Nya, dan tidak kepada laba atau keuntungan (ayat 36). Jelas bahwa pemazmur menyadari tentang adanya kecenderungan dalam diri manusia untuk mengejar laba, harta dunia, atau keuntungan dalam berbagai cara. Orang sepertinya semata-mata bertujuan memajukan diri sendiri, kalau perlu mengurbankan, menindas, bahkan merampas kepentingan dan hak orang lain. Tindakan ini tentu saja menumpulkan kepekaan akan kebenaran dan kehendak Allah.

Pemazmur telah menunjukkan kepada kita bagaimana bersikap terhadap firman Tuhan. Firman Tuhan itu harus dipegang sampai akhir, dipelihara dengan segenap hati, bergantung dan berharap pada, mencintai, merenungkan-Nya, dan melakukan-Nya. Sikap seperti ini hanya muncul dalam diri seseorang yang sungguh mengalami dan mendalami keindahan firman Tuhan. Ini juga berarti bahwa Taurat tidak hanya untuk dimiliki seorang saja. Semua orang harus tahu tentang Taurat Tuhan.

Renungkan: Jika Anda ingin berakar dan bertumbuh dalam firman-Nya, seperti pemazmur, milikilah sikap terhadap firman Tuhan seperti yang pemazmur miliki. “Hiduplah menurut Taurat Tuhan, maka kamu akan hidup” (bdk. Luk. 10:25-28).

SH: Mzm 119:33-48 - Tekad untuk fokus pada firman Tuhan (Minggu, 3 November 2013)

Tekad untuk fokus pada firman Tuhan

Menjalani kehidupan sebagai seorang Kristen di tengah dunia yang melawan Tuhan tidak mudah. Godaan kita ialah untuk kompromi dengan cara dunia. Cara dunia ialah jalan pintas untuk mencapati tujuan atau tujuan menghalalkan cara, yang penting sensasinya, yang penting ialah saat ini. Cara dunia sepertinya menyenangkan dan bebas dari tanggung jawab. Namun jeratannya mencekik iman dan menjerumuskan kita pada kehancuran.

Bait kelima mazmur ini (33-40) mengungkapkan kerinduan pemazmur untuk fokus pada firman Tuhan. Perhatikan kata-kata kerja yang digunakan pemazmur pada tujuh baris (ayat) pertama. Semuanya berisikan permohonan yang menyatakan kerinduan itu. Ada kesadaran di hati pemazmur bahwa mengejar keuntungan itu sia-sia (36), sebaliknya mendapatkan keadilan Tuhan itulah yang berarti (40). Hanya firman yang dibaca dan diwujudkan dalam kehidupan yang akan membawa pemazmur merasakan dan menikmati keadilan Allah.

Dalam bait selanjutnya (41-48), pemazmur mengungkapkan keyakinan dan tekadnya. Dengan mengandalkan kasih setia dan keselamatan yang dari Tuhan (41), pemazmur yakin dapat menjawab semua tudingan palsu para musuh kepada dirinya (42). Dengan terus menerus memperkatakan firman Tuhan baik untuk diri sendiri maupun untuk mengajar orang lain (43, 46) pemazmur yakin hidupnya justru mendapatkan kemerdekaan (kelegaan; ay. 45). Yaitu kemerdekaan untuk bertindak dengan benar sesuai firman-Nya. Ini sesuai dengan pengajaran Tuhan Yesus sendiri, "kebenaran yang memerdekakan" (Yoh. 8:32).

Jadikan firman Tuhan fokus dalam hidup Anda. Firman Tuhan adalah kebenaran yang memerdekakan. Yaitu, merdeka untuk mengikut Tuhan. Anda tidak akan mudah digoda untuk mengikuti jalan dunia ini yang menghalalkan segala cara.

SH: Mzm 119:33-48 - Hati yang Terarah kepada Tuhan (Jumat, 16 April 2021)

Hati yang Terarah kepada Tuhan

Uang merepresentasikan kekuatan, pengaruh, dan kesuksesan. Bagi sebagian orang, uang sudah menjadi seperti tuhan. Tidak dapat disangkal bahwa uang memang dapat memberikan banyak manfaat bagi kita. Uang mungkin bisa membeli kenyamanan dan keamanan, tetapi uang tidak dapat menyelamatkan nyawa kita. Hanya Tuhan yang sanggup menjaga serta memelihara hidup dan nyawa kita.

Dalam bagian ini pemazmur menyadari pentingnya harta surgawi daripada harta duniawi. Ia mengerti betapa besar daya tarik dunia ini sehingga dalam doanya ia memohon kepada Tuhan, agar Ia senantiasa menolongnya untuk memiliki hati yang selalu condong kepada firman-Nya (36). Sebab hanya dengan hati yang condong kepada firman Tuhan ia akan dimampukan untuk hidup setia kepada Tuhan.

Nas ini memperlihatkan tingkatan kerinduan pemazmur terhadap firman Tuhan (33-35), dimulai dengan ingin melihat, memohon untuk dibuat mengerti, dan ingin hidup menurut firman itu. Begitu kuatnya ia ingin hidup dalam firman hingga akhir hidupnya (33, 44). Ungkapan-ungkapan seperti "perlihatkanlah kepadaku", "teguhkanlah", "buatlah aku", "condongkanlah", "aku rindu", dan "aku hendak", menjadi gambaran bahwa pemazmur betul-betul mengarahkan hatinya dan seluruh hidupnya kepada firman Allah.

Lebih memilih untuk melakukan firman daripada memuaskan diri dengan harta duniawi seharusnya juga menjadi prinsip hidup kita sebagai seorang Kristen. Bukankah Tuhan pernah berkata bahwa harta surgawi tersimpan aman di surga, sedangkan harta duniawi akan rusak?

Oleh sebab itu, melakukan apa yang Tuhan inginkan seharusnya menjadi prioritas hidup kita. Sebab, ketika kita terus memikirkan bagaimana mencari laba dan segala yang bersifat materi duniawi, kita akan kehilangan yang lebih berharga, yaitu Tuhan. Kita tidak mungkin menjadi hamba dari dua tuan; karena itu, kita harus memilih. Materi memang dibutuhkan untuk menopang hidup, tetapi mengarahkan hati kepada Tuhan akan mendatangkan hidup. [STG]

SH: Mzm 119:49-64 - Firman yang menghibur (Senin, 23 Agustus 1999)

Firman yang menghibur

Pernyataan pemazmur dalam perikop ini menyajikan tiga hal untuk direnungkan. Pertama, pemazmur mengungkapkan sikap hidupnya yang mengandalkan Tuhan sebagai satu-satunya sumber penghiburan dan pengharapan dalam kesengsaraan. Kedua, pemazmur mengingatkan orang-orang fasik yang melakukan penyimpangan terhadap Taurat Tuhan. Ketiga, pemazmur menjalin persekutuan yang baik dengan orang-orang yang takut akan Tuhan dan berpegang pada perintah dan ketetapan-Nya. Firman yang menyuarakan janji Tuhan adalah firman yang menghibur, meneguhkan dan menyelamatkan orang beriman sehingga mampu bertahan dalam penderitaan.

Bagianku ialah Tuhan. Kehidupan pemazmur yang dipenuhi dengan syukur dan bakti kepada Tuhan, sungguh menyadari bahwa yang terutama dan terpenting dalam hidupnya adalah Tuhan. Oleh karena itu tak ada janji yang lebih indah selain berpegang pada firman-Nya. Ia senantiasa memperhatikan jalan-jalan hidupnya, apakah sesuai dengan peringatan-peringatan-Nya. Seorang yang hidup sepenuhnya bagi Tuhan tak pernah berlambat-lambat meninggalkan dosa, dan bersegera melangkahkan kaki menuju jalan-jalan-Nya.

Renungkan: Dalam hidup Anda, siapa atau apa yang menjadi terutama dan terpenting?

SH: Mzm 119:49-64 - Taurat Tuhan adalah kekuatan dan penghiburan (Rabu, 29 Mei 2002)

Taurat Tuhan adalah kekuatan dan penghiburan

Dalam perikop ini, pemazmur mengajak kita untuk melihat beberapa hal yang juga penting dalam keyakinan tentang Taurat Tuhan. Pertama, Taurat Tuhan itu mengumandangkan tentang janji keselamatan. Hal ini membuatnya makin mengandalkan Tuhan sebagai sumber kekuatan, pengharapan, dan penghiburan, lebih-lebih ketika ia harus berada dalam kesengsaraan (ayat 50,52). Penderitaan yang mendatangkan kesengsaraan sering kali membuat seseorang tidak mengandalkan Allah. Akibatnya ia berjalan pada jalan kebinasaan. Itulah yang dialami bangsa Israel ketika mereka dibuang ke Babel. Kedua, Taurat Tuhan menghidupkan dan membuat pemazmur tidak tergoyahkan ketika diguncang cemoohan orang-orang fasik (ayat 51,53). Sebutan orang fasik ditujukan kepada mereka yang hidup di luar persekutuan umat Allah, orang-orang yang tidak setia dan tidak taat terhadap Taurat. Ketiga, Taurat Tuhan memasukkan pemazmur pada suatu komunitas orang yang takut akan Tuhan.

Untuk ketiga hal ini, pemazmur meresponinya dengan mengucapkan janji tetap setia kepada Taurat Tuhan dengan segenap hati (ayat 57). Namun, seperti tampak pada ayat-ayat sebelumnya, pemazmur tetap menyadari bahwa untuk mempertahankan janji setianya, ia membutuhkan pertolongan dan pengasihan Allah, sesuai dengan janji Allah (ayat 58). Janji setia terhadap Taurat Tuhan ini sejajar dengan tuntutan dalam Ul. 6:5, “kasihilah Tuhan, Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu”.

Hal terindah yang kita lihat dari kedekatan pemazmur dengan Taurat Tuhan adalah kehidupan yang dipenuhi rasa bakti dan syukur kepada Tuhan. Bahkan dia juga memperhatikan segala tingkah laku, jalan-jalannya, untuk tetap berada dalam koridor kebenaran Taurat Tuhan. Inilah hidup yang sungguh-sungguh indah karena sungguh-sungguh mengandalkan Tuhan dan bergantung mutlak kepada-Nya.

Renungkan: Ambil keputusan sekarang juga untuk meninggalkan dosa, hidup dalam ketaatan firman-Nya, dan menikmati keindahan penuh syukur bersama Allah.

SH: Mzm 119:49-64 - Tetap bertahan karena janji-Nya (Minggu, 10 November 2013)

Tetap bertahan karena janji-Nya

Tatkala tekanan hidup terlalu kuat, sepertinya hanya tinggal menyerah kalah, janji Tuhan selalu menjadi penguat dan pembangkit harapan. Itulah yang diungkap di dua bait ini.

Pemazmur telah menerima janji dari Tuhan sendiri (49-50) bahwa Tuhan adalah bagiannya (57). Pada masa penaklukan tanah Kanaan, dua belas suku masing-masing mendapatkan tanah pusaka yang pembagiannya dilakukan menurut undi (Yos. 13:7-8). Hanya suku Lewi tidak mendapatkan tanah pusaka (Yos. 13:14) karena Tuhanlah milik pusaka (bagian) mereka. Suku Lewi bersama dengan klan Harun mendapatkan kehormatan untuk melayani Tuhan dalam kemah suci. Selama mereka melayani Tuhan dengan cara yang benar, sesuai dengan petunjuk-Nya, mereka pun akan disertai dan diberkati Tuhan.

Kesadaran diri dipercaya melayani Tuhan merupakan kekuatan untuk tetap setia. Itulah janji Tuhan kepada kita. Tidak heran kalau tugas atau jabatan mulia itu tidak disenangi orang fasik. Mereka tidak senang karena yang dilakukan oleh hamba-hamba Tuhan itu pasti berlawanan dengan kehendak para pelaku kejahatan.

Berangkat dari kesadaran akan janji Tuhan tersebut, pemazmur memohonkan belas kasihan Tuhan (58) agar ia sanggup menghadapi segala upaya musuh menjatuhkannya, dan tetap setia melayani Dia. "Belas kasihan-Mu" dalam terjemahan harfiahnya, "Muka-Mu". Artinya, perkenan Tuhan. Dengan menyadari bahwa Tuhan berkenan atas hidupnya, pemazmur disanggupkan untuk tidak menyerah atas tekanan dari orang-orang fasik.

Apa tantangan yang Anda sedang hadapi hari ini? Fitnahan musuh? Dipersulit dalam mengurus izin karena tidak mau suap? Tekanan dari kelompok anarkis untuk membungkam iman Anda? Peganglah janji firman-Nya bahwa Dia akan menyertai Anda saat Anda berkomitmen untuk hidup berkenan kepada-Nya.

SH: Mzm 119:49-64 - Janji dan Kesetiaan Tuhan (Sabtu, 17 April 2021)

Janji dan Kesetiaan Tuhan

Siapa pun bisa dan sanggup membuat janji, tetapi tidak setiap orang bisa setia pada janjinya. Bahkan, jika hari ini kita bisa setia pada satu janji, besok belum tentu kita setia pada janji yang lain. Karena itu, kesetiaan manusia tidak dapat diandalkan sepenuhnya. Halangan untuk menepati janji bisa datang dari dalam diri kita ataupun dari luar. Namun, Tuhan tidak demikian, Dia setia dan sanggup menepati janji-Nya.

Dalam perikop ini pemazmur menceritakan kondisi hidupnya yang penuh dengan tantangan dan pergumulan. Pemazmur mengalami cemoohan dan ketidakadilan dari orang-orang fasik yang ada di sekitarnya (51, 53). Kondisi ini membuatnya tertekan. Namun, ia tahu bahwa ia memiliki sumber kekuatan dan penghiburan, yaitu janji Tuhan, janji yang membuatnya berharap dan memiliki kehidupan.

Ia tidak menghadapi para pencemooh dengan cara yang bertentangan dengan hukum Tuhan. Ia ingat akan hukum-Nya yang adil, bahkan sejak dahulu kala (52). Karena itulah, ketika keadaan di sekitarnya makin tidak menguntungkan baginya, yang pemazmur ingat hanyalah hukum dan ketetapan-ketetapan Tuhan. Pemazmur mungkin meyakini bahwa Allah pasti akan bertindak, dan akan menjadi Pembelanya di hadapan lawan-lawannya. Ia tidak perlu membela diri, Allah yang akan bertindak.

Kita juga dapat mengalami kondisi seperti pemazmur. Kita mungkin berada dalam berbagai tekanan hidup, entah itu karena masalah ekonomi, keluarga, penyakit, ataupun karena kejahatan manusia seperti ketidakadilan, fitnah, atau permusuhan. Pertanyaannya, bagaimanakah respons kita dalam menghadapi tekanan-tekanan tersebut?

Marilah kita belajar dari pemazmur. Sebesar apa pun masalah dan tekanan yang mengimpitnya, sekeras apa pun usaha manusia untuk menjatuhkannya, ia hanya berpegang pada janji dan ketetapan Allah-yang ia tahu dan yakini tidak akan pernah berubah sebab Allah setia pada janji-Nya. Itulah yang menjadi kekuatan dan memberinya sukacita. Respons seperti itulah yang akan membuat hidup kita melimpah dengan ucapan syukur. [STG]

Baca Gali Alkitab 7

Mazmur 119:65-80

Tidak ada perjalanan hidup yang selalu mulus. Setiap orang bisa saja mengalami jatuh bangun dan kemunduran rohani. Oleh karena kemunduran itulah, Tuhan memberikan teguran, bahkan hukuman, yang bisa saja datang melalui berbagai hal, termasuk dari orang-orang di sekitar kita.

Cara kita memandang hukuman akibat kelalaian kita sendiri akan sangat menentukan bagaimana perjalanan kita selanjutnya. Kali ini Pemazmur ingin mengajar kita dari pengalamannya dalam melihat teguran dan hukuman Tuhan sebagai sebuah kebaikan bagi dirinya.

Apa saja yang Anda baca?
1. Apa saja kebaikan Tuhan yang dialami oleh pemazmur? (65, 68, 73)
2. Apa anggapan dan respons pemazmur atas Taurat Tuhan? (66b, 70b, 72, 75a, 77b)
3. Mengapa Tuhan menghukum dan mendisiplinkan pemazmur dengan Taurat-Nya? (67a, 71a)
4. Apa yang diminta pemazmur kepada Tuhan? (66a, 73b, 76-80)
5. Apa komitmen pemazmur terhadap Taurat Tuhan? (67b, 69b, 71b, 74b, 78c)

Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Bagaimana pemazmur dapat melihat hukuman Tuhan sebagai sebuah kebaikan bagi dirinya?
2. Bagaimana pemazmur dapat mencintai Taurat Tuhan?

Apa respons Anda?
1. Apa bentuk rasa cinta Anda terhadap firman Tuhan?
2. Apa yang akan Anda lakukan jika karena kesalahan Anda Allah memberikan peringatan, teguran, atau hukuman?

Pokok Doa:
Agar dimampukan untuk melihat peringatan, teguran, dan hukuman Tuhan sebagai kebaikan serta mengindahkannya.

SH: Mzm 119:65-80 - Seperti pengalaman pemazmur (Selasa, 24 Agustus 1999)

Seperti pengalaman pemazmur

Harta, pekerjaan, dan segala kesibukan sehari-hari dalam pekerjaan, keluarga, masyarakat, adalah penting dan merupakan karunia Tuhan. Karunia Tuhan yang baik itu tidak boleh ditinggikan sampai akhirnya menggantikan kedudukan Allah, Sang Pemberi. Inilah alasan mengapa pemazmur sampai sedemikian rindu memahami, melaksanakan dan setia pada firman Tuhan. Mungkinkah pengalaman pemazmur ini juga mampu memacu semangat dan tekad kita untuk memahami dan menjalani kehendak-Nya? Kita pasti dimampukan-Nya, sebab yang terpenting dalam hidup ini ialah berpegang dan berjalan dalam kebaikan Tuhan.

Firman Tuhan dasar pertumbuhan. Banyak Kristen yang belum memiliki sikap seperti yang dimiliki pemazmur. Mengapa? Seringkali kerinduan pada firman Tuhan tidak diikuti oleh tekad dan semangat untuk setia menjalani kehendak-Nya. Pertumbuhan rohani kita tersendat karena tidak bertumbuhnya pengenalan kita akan Allah yang berfirman. Firman-Nya adalah makanan sehat dan bergizi bagi kerohanian kita.

Renungkan: Tekad dan semangat untuk setia menjalani firman-Nya hanya akan ada dalam diri bila kita menyadari bahwa kita berasal dari Dia.

Doa: Tuhan, tumbuhkanlah kesadaranku bahwa firman-Mu mengajarku mengerti setiap peristiwa yang terjadi dalam hidupku.

SH: Mzm 119:65-80 - Taurat Tuhan bermuara pada kebaikan (Kamis, 30 Mei 2002)

Taurat Tuhan bermuara pada kebaikan

Keadaan tertindas tidak selamanya buruk, tetapi bisa membawa kebaikan (ayat 67,71). Pembuangan di Babel bukanlah akhir dari kehidupan. Keadaan umat Allah yang tertindas, termasuk pemazmur, ditanggapi secara positif oleh pemazmur, walau banyak juga yang menanggapi peristiwa itu secara negatif. Paling tidak tanggapan negatif itu muncul dari mereka yang disebut sebagai orang kurang ajar oleh pemazmur (ayat 69,78). Mereka ini adalah orang-orang yang meninggalkan Tuhan dan tidak lagi berpegang pada Taurat Tuhan. Pemazmur dan orang-orang yang sepaham dengannya mempunyai keyakinan bahwa penindasan yang mereka alami mengandung hikmat, kebaikan, dan kesetiaan Allah (ayat 67). Bagi pemazmur, keadaan tertindas itu adalah baik karena diciptakan Tuhan dalam kesetiaan (ayat 75). Artinya, keadaan tertindas itu justru menunjuk pada kasih setia Tuhan yang menuntun seseorang untuk ma u mem ahami Taurat Tuhan serta berpegang pada janji Tuhan (ayat 67,71). Keadaan tertindas itu juga lebih baik daripada emas dan perak (ayat 72), karena emas dan perak sering kali tidak hanya membuat seseorang kehilangan kesempatan untuk merasakan, menikmati, dan mengalami kebaikan Taurat, tetapi bisa membuat umat Allah menyimpang dan tidak mengalami kebaikan Taurat.

Banyak ketetapan dan hukum Taurat yang secara konkret berbicara tentang kebaikan, keadilan, dan kebenaran. Karena itu, walaupun pemazmur menggunakan bahasa liturgis, tetapi apa yang ia katakan itu merupakan refleksi dari berbagai ketetapan, peraturan, dan hukum yang konkret serta praktis. Hal ini tampak dalam berbagai peraturan, ketetapan, dan hukum seperti yang tertuang dalam kitab Keluaran 23:1-13.

Renungkan: Dari waktu ke waktu gereja selalu berusaha menemukan kebaikan, kebenaran, dan keadilan Allah dalam konteks pergumulannya di berbagai dimensi kehidupan. Karena itu, sikap dan tindakan kita mestinya tidak mementingkan diri sendiri, melainkan memberikan pengharapan bagi orang banyak, menghibur, dan menyukakan hati mereka yang tertindas. Karena itu, melaksanakan Taurat Tuhan haruslah dengan hati yang tulus (ayat 74,80).

SH: Mzm 119:65-80 - Disiplin Tuhan (Minggu, 17 November 2013)

Disiplin Tuhan

Kebajikan Tuhan dinyatakan kepada anak-anak-Nya dengan cara berbeda-beda. Bisa dengan cara pertolongan yang nyata, berkat yang melimpah, dst. Bisa juga dengan cara yang lebih tidak terlihat, seperti berkat yang tersembunyi dari sebuah masalah. Lewat penderitaan, orang bertekun mencari Tuhan, dan bersandar kepada-Nya.

Pemazmur mengakui telah mengalami kebajikan Tuhan (65) melalui pengalamannya tertindas (67, 71). Pemazmur tahu Tuhan ada di balik kenyataan itu (75), maka ia bisa menyatakan bahwa Tuhan baik dan telah berbuat baik kepadanya (68)! Penindasan yang dialaminya merupakan suatu proses disiplin yang Tuhan terapkan kepadanya untuk membentuknya menjadi lebih baik.

Pemazmur mengaku bahwa sebelum tertindas, ia telah menyimpang dari jalan Tuhan. Pemazmur telah bertindak serupa dengan orang-orang fasik yang sombong (kurang ajar, 69, 78) yang suka mencemari orang benar dengan dusta (69). Orang yang sedemikian hatinya terbungkus dengan lemak (70). Maksudnya, hati orang tersebut tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya. Seharusnya dari hati yang sehat, keluar kasih dan kepedulian kepada sesama, dan kepekaan akan pimpinan Tuhan.

Permohonan pemazmur ialah agar ia boleh belajar mengenal Taurat agar beroleh kebijaksanaan dan pengertian, sehingga hidupnya semakin berkenan kepada Tuhan (66, 73). Dengan cara demikian, orang-orang yang jahat mendapat malu (78), sebaliknya orang benar semakin bersukacita (74, 79).

Salah satu cara firman Tuhan mendisiplin hidup kita agar bertumbuh menjadi serupa Kristus ialah dengan menegur dosa kita (2Tim. 3:16 --> "...menyatakan kesalahan..."). Ditegur tentu tidak enak, akan tetapi perlu agar kita menyadarinya dan menghentikan kesalahan itu untuk kemudian melakukan yang benar!

SH: Mzm 119:65-80 - Berfokus pada Firman Tuhan (Minggu, 18 April 2021)

Berfokus pada Firman Tuhan

Pencobaan serta pergumulan yang hadir dalam kehidupan manusia sering kali ditanggapi dengan respons yang beragam. Ada orang yang memilih menanggapinya dengan bersungut-sungut dan menyalahkan Tuhan. Namun, banyak orang lainnya yang memilih untuk memaknai pergumulannya sebagai cara Tuhan untuk mengajarkan ketetapan-Nya. Setidaknya demikianlah kesaksian pemazmur pada nas ini.

Pemazmur memahami bahwa segala tindakan Allah adalah cara-Nya untuk mengajarkan kebaikan dan ketetapan kepada manusia (71). Bagi orang-orang fasik, refleksi pemazmur tersebut adalah sebuah omong kosong. Bagaimana mungkin Allah menunjukkan kasih-Nya melalui pencobaan yang dialami manusia (69-70)? Dari sini kita melihat bahwa selain menghadapi pergumulan kehidupan, rupanya pemazmur juga menghadapi cemoohan orang-orang fasik di sekitarnya.

Namun, bagi pemazmur yang terpenting ialah tekad yang kuat untuk senantiasa berfokus dan berpegang pada ketetapan Tuhan. Fokus hidup yang senantiasa diarahkan kepada ketetapan Tuhan mentransformasi cara pandang pemazmur dalam memandang segala sesuatu.

Upaya tersebut bukanlah hal yang mudah. Karena itu, pemazmur sadar betul bahwa hanya tangan Tuhan sajalah yang memampukan serta membentuk umat-Nya (73).

Berkaca pada kehidupan kita, mari kita belajar untuk mengutamakan firman saja. Janganlah pernah meragukan kebaikan serta kesetiaan-Nya dalam kehidupan kita. Kalau firman Tuhan saja yang menjadi fokus utama kehidupan kita, maka apa pun yang terjadi dalam kehidupan ini dapat kita lihat dalam bingkai kasih serta penyertaan-Nya. Maka, tidak heran bila pemazmur bisa melihat pencobaan sebagai salah satu cara Tuhan untuk mendidik serta mengasihinya.

Betapa indahnya hidup ini bila kita memiliki pola pikir yang serupa dengan sang pemazmur. Kita akan mulai melihat dunia serta hidup kita sesuai dengan firman-Nya. Bagi Allah, segala sesuatu diciptakan sungguh amat baik. [WDN]

SH: Mzm 119:67-88 - Menderita karena firman (Minggu, 9 Juli 2006)

Menderita karena firman

Mengapa orang Kristen menderita? Ada banyak alasan, namun dari perikop ini kita bisa melihat dua macam penderitaan yang dikaitkan dengan firman Tuhan.

Pertama, penderitaan sebagai akibat proses pembelajaran firman (67). Menurut 2Tim. 3:16 salah satu manfaat firman dalam rangka mendidik orang dalam kebenaran adalah dengan menyatakan kesalahan orang tersebut. Mengapa firman menyingkapkan kesalahan? Apa maksud dan tujuan dari pengalaman menyakitkan tersebut? Pemazmur yakin bahwa Tuhan sedang mengajarkan dirinya agar hidup dalam kebenaran, serta berpegang teguh pada firman-Nya. Allah tegas. Ia akan mengizinkan penderitaan menerpa orang percaya ketika orang percaya bermain-main dengan hal-hal yang tidak benar. Tuhan baik. Ia berbuat demikian karena menginginkan yang terbaik bagi anak-anak-Nya (68, 75). Melalui penindasan, diharapkan anak-anak Tuhan sadar kesalahan mereka sehingga mereka bertobat dan belajar taat kepada firman-Nya (71).

Kedua, penderitaan sebagai bagian proses pikul salib (69). Penderitaan ini justru terjadi karena taat firman, yang mengakibatkan diri dibenci dan dikucilkan oleh dunia ini (78, 83, 85). Derita karena kebenaran memang berat, tetapi menguatkan. Dalam penderitaan, rohani dan iman kita bertumbuh dengan pengharapan yang membuat kita makin menantikan saat Tuhan menolong. Kita tidak hanya berharap Ia melegakan penderitaan, tetapi jaya menegakkan kebenaran serta menghukum pihak yang bersalah (81-84). Penderitaan karena taat firman sesungguhnya menempa anak-anak Tuhan menjadi lebih kuat serta lebih menjunjung Allah dan firman-Nya. Sebenarnya kedua macam penderitaan itu, Tuhan izinkan terjadi dalam hidup kita karena Dia mengasihi kita dan menginginkan kita semakin bersinar dalam karakter Ilahi.

Camkan: Firman Tuhan mengikis habis semua karakter buruk kita dan menopang iman kita menuju kesempurnaan.

SH: Mzm 119:81-96 - Berpegang teguh pada titah-Nya (Rabu, 25 Agustus 1999)

Berpegang teguh pada titah-Nya

"Hampir saja mereka menghabisi aku di bumi, tetapi aku tidak meninggalkan titah-titah-Mu!" Apa pun yang dialami oleh pemazmur, sekalipun itu mengancam keselamatan jiwanya, ia tahu apa yang seharusnya dilakukan, yaitu tetap berpegang teguh pada perintah Allah. Segala usaha, tenaga, dan kerinduan jiwa dicurahkan pemazmur untuk menggenapi prinsip hidupnya ini. Yang terpenting dalam hidup ini ialah berpegang dan berjalan dalam titah-titah Tuhan. Sekuat itu pulakah kerinduan dan usaha kita untuk memahami hukum-hukum-Nya dan menaati-Nya? Apabila masalah bertubi-tubi menimpa kita dan seolah Allah tak menjawab atau bertindak, seringkali hal itu membuat kita tidak setia pada firman-Nya. Pemazmur memberi teladan bagi kita untuk tetap percaya dan berpegang pada firman-Nya.

Firman-Nya tak terbatas dan kekal. Segala sesuatu di dunia ini ada batasnya: umur manusia terbatas, kekuasaan para pemimpin terbatas, kekuatan fisik seseorang terbatas, dsb.. Namun firman Tuhan tak terbatas kesempurnaannya dan luas sekali. Pada mulanya sudah ada Firman dan Firman itu akan ada sampai selama-lamanya, kekal dan tak berkesudahan. Itulah sebabnya firman-Nya layak dipercaya. Dengan firman-Nya yang tak terbatas dan kekal, Tuhan menghidupkan kita, sehingga kita tidak binasa dalam sengsara, tetapi beroleh keselamatan.

SH: Mzm 119:81-96 - Kesetiaan kepada Tuhan dan Taurat-Nya tidak hanya menghasilkan kebahagiaan, tetapi bisa juga penderitaan (Jumat, 31 Mei 2002)

Kesetiaan kepada Tuhan dan Taurat-Nya tidak hanya menghasilkan kebahagiaan, tetapi bisa juga penderitaan

Bagian ini menggambarkan tentang keadaan pemazmur yang begitu menderita karena perbuatan orang-orang yang tidak berpegang pada Taurat. Mereka tidak mendukungnya bahkan menginginkan kecelakaan dirinya yang tetap setia dan berpegang pada Taurat Tuhan (ayat 84,85,95). Dalam kenyataannya, orang-orang jahat tidak menyukai kebaikan pemazmur yang bersumber pada Tuhan dan Taurat-Nya. Dalam keadaan seperti itu, pemazmur sungguh-sungguh menyadari bahwa ia sama sekali tidak mampu menahan penderitaannya sendiri. Karena itu, ia memohon kepada Tuhan agar menolongnya (ayat 81-84) sehingga ia tetap setia berpegang pada Tuhan dan Taurat-Nya. Keteguhan pemazmur ini didasari oleh keyakinan bahwa segala sesuatu telah diciptakan oleh Tuhan menurut hukum-hukum-Nya (ayat 90,91), termasuk hukum alam. Karena itu, apa pun d i bumi ini tidak ada yang dapat menggoyahkan Taurat Tuhan di surga (ayat 89). Bahkan segala sesuatu yang Tuhan adakan, khususnya mereka yang terhimpun dalam komunitas umat Allah, wajib melayani Tuhan (ayat 91). Keterpilihan umat menempatkan umat pada posisi yang istimewa; dan keistimewaan itu tampak dalam pelayanannya kepada Tuhan melalui ketaatan melaksanakan hukum-hukum-Nya. Dengan demikian, siapa pun yang terhisab dalam komunitas umat Allah memiliki panggilan untuk mengerjakan kehendak Allah sebagaimana yang terjabar dalam berbagai ketetapan dan peraturan hukum Taurat.

Sering kali orang percaya memiliki pemahaman yang salah tentang posisi istimewa mereka. Misalnya, lebih sering menekankan hak istimewa untuk memperoleh berkat materi dan rohani yang membahagiakan dari Allah ketimbang menderita karena menjalankan kehendak Allah. Karena itu, tidak jarang orang menilai penderitaan sebagai akibat ketidaktaatan. Padahal penderitaan pun bisa terjadi karena kesetiaan dan ketaatan seseorang kepada Allah.

Renungkan: Yesus disalibkan karena ketaatan-Nya yang sempurna kepada Allah, Bapa-Nya. Maukah kita menerima risiko penderitaan karena ketaatan kepada kebenaran dan keadilan Allah?

SH: Mzm 119:81-96 - Patah namun tidak terkulai (Minggu, 24 November 2013)

Patah namun tidak terkulai

Yesaya 42:3-4 mendeskripsikan sosok hamba Tuhan yang memiliki tugas menegakkan buluh yang patah terkulai, dan menyalakan kembali sumbu yang pudar nyalanya. Saat Sang Hamba melakukannya, Ia sendiri tidak akan pudar maupun patah terkulai. Itulah Tuhan kita, Yesus Kristus. Namun bagaimana dengan kita, hamba-hamba-Nya masa kini. Adakah sumbu kita sedang meredup dan akan padam apinya, atau kita sudah terkulai bagaikan buluh yang patah?

Pemazmur di ayat-ayat 81-88 ini sepertinya ada pada kondisi serupa. Tekanan dari para musuh yang sombong (kurang ajar, 85) dan melawan Taurat membuat pemazmur merasa seperti kirbat (kantung minum yang dibuat dari kulit) yang tidak berguna karena sudah kering, sehingga digantung orang di dapur yang penuh dengan asap (80). Namun, pemazmur tidak kehilangan asa. Ia tetap percaya dan berharap kepada Tuhan, sesuai dengan janji firman-Nya.

Oleh karena itu, di bagian berikutnya (89-96), pemazmur memuji-muji Tuhan dan firman-Nya. Tuhan yang Mahakuasa dan firman-Nya yang tidak berubah menjadi dasar dan kekuatan hamba-hamba Tuhan tidak sampai hancur. Betapa pun dunia ini dengan segala kekuatannya bisa menekan umat Tuhan, Tuhan jauh lebih berkuasa. Ayat terakhir bisa dimengerti sedemikian, betapa pun manusia bisa mencapai kesempurnaannya (paling tidak menurut anggapan orang sombong), Tuhan melampaui semuanya itu.

Kalau Anda saat ini merasa sedang kering, patah, serta semangat dan iman Anda memudar, jangan menyerah. Kekuatan untuk bangkit memang bukan pada diri kita, melainkan pada Kristus. Dia yang sudah menang menghadapi segala pencobaan, Dialah yang akan memulihkan Anda sepenuhnya. Dia yang akan memberikan kekuatan ekstra sehingga Anda seperti burung rajawali, akan terbang tinggi bersama-Nya (Yes. 40:31)

SH: Mzm 119:81-96 - Kirbat yang Diasapi (Senin, 19 April 2021)

Kirbat yang Diasapi

Didesak berbagai tantangan dan pencobaan memang tidak nyaman. Orang-orang fasik dan sombong menyeruak tiada henti (85). Terimpit, lelah, dan tak berdaya; barangkali hanya sedikit kata-kata yang bisa mengekspresikan situasi tersebut.

Ketidakberdayaan itulah yang diekspresikan pemazmur dalam ungkapan "seperti kirbat yang diasapi" (83). Kirbat adalah kantung minum dari kulit, biasanya untuk mewadahi anggur. Kirbat yang diasapi akan menjadi kering sehingga menjadi mudah retak serta tidak berguna lagi. Demikianlah pemazmur menggambarkan situasi yang dialaminya. Ia terimpit oleh desakan para musuh yang mendesak, mengejar, dan mengancamnya (84-87).

Namun, pemazmur tidak kehilangan imannya. Di tengah situasi sulit ia tetap mengandalkan Tuhan. Seruan demi seruan disampaikan kepada Allah karena ia sadar bahwa hanya Tuhan sajalah sumber pertolongannya. Kesetiaan Tuhan kepada umat-Nya dibuktikan oleh firman-Nya yang tetap dan melintasi segala zaman (89-90).

Bagi pemazmur bersandar teguh pada firman adalah satu-satunya sumber kekuatannya dalam menghadapi tantangan. Jadi, tidaklah heran bila nas ini menggambarkan dengan jelas keteguhan pemazmur dalam memegang ketetapan Tuhan. Nas ini juga menunjukkan dinamika iman yang begitu hidup. Di satu sisi, ada pertanyaan dan seruan permintaan tolong kepada Allah. Namun di sisi lain, ada keteguhan hati untuk selalu bersandar pada firman Allah.

Saudara yang terkasih pernahkah kita berada pada titik seperti yang dirasakan oleh pemazmur? Berada dalam tantangan hidup tiada henti, bahkan seolah-olah segala sesuatu telah hancur dan berakhir. Seperti kirbat yang diasapi bila merujuk pada refleksi sang pemazmur. Maka, milikilah dinamika iman yang hidup sebagaimana dituturkan serta dihayati pemazmur dalam perikop ini. Ia menunjukkan keteguhan hati untuk meminta pertolongan Allah yang disertai dengan keteguhan untuk bersandar penuh pada firman-Nya. Jangan pernah menyerah! [WDN]

SH: Mzm 119:89-110 - Firman memberi hikmat (Senin, 10 Juli 2006)

Firman memberi hikmat

Orang modern mengagung-agungkan pendidikan. Menurut mereka, pendidikan bisa mengubah orang menjadi lebih baik dan bermoral karena pada dasarnya manusia itu baik. Pandangan ini keliru! Banyak orang yang berpendidikan tinggi justru menjadi penjahat berkaliber.

Hanya satu jenis pendidikan yang dapat mengubah manusia yang berdosa menjadi manusia yang beradab dan bermoral, yaitu pendidikan dari Tuhan sendiri. Tentu syarat utama mendapatkan pendidikan Tuhan adalah seseorang harus menjadi umat Tuhan terlebih dulu. Inilah yang telah dialami oleh pemazmur. Dengan pengakuan bahwa dia adalah milik Tuhan (94), pemazmur mengungkapkan faedah pendidikan Tuhan. Pertama, firman Tuhan menjadikan anak-anak Tuhan bijaksana dan berakal budi melebihi kepandaian para guru bahkan pengetahuan para orang tua (89-100). Hal ini bukan meremehkan peran para guru atau para orang tua yang telah makan asam garam kehidupan. Firman Tuhan membuat kita memiliki cara pandang dan cara menilai dari sudut Allah berdiri.

Kedua, pendidikan Tuhan memberikan hikmat yang dapat mengatasi kelicikan para musuh Tuhan yang hendak memperdaya anak-anak Tuhan ke dalam kesesatan (98, 110). Dengan berpegang pada firman Tuhan, kita dipelihara dari kesesatan. Firman Tuhan menuntun kita pada jalan kebenaran (101, 104, 105). Ketiga, firman Tuhan menjadi kesukaan hidup anak-anak Tuhan (103). Kedekatan dengan Tuhan membuat hidup kita bergairah (92). Firman memberi tenaga rohani yang membuat kita semakin giat melayani-Nya dengan penuh syukur (108).

Dengan firman-Nya, Tuhan menopang kehidupan di dunia ini. Dengan kasih setia-Nya, Ia menopang hidup anak-anak-Nya untuk menjadi yang terbaik di mata-Nya serta menjadi teladan moral bagi dunia yang kacau ini.

Renungkan: Menghadapi orang yang sungguh penuh firman Tuhan, orang dunia secerdik apa pun pasti "kewalahan."

SH: Mzm 119:97-112 - Firman Tuhan memberi hikmat (Kamis, 26 Agustus 1999)

Firman Tuhan memberi hikmat

Tak ada hikmat yang lebih tinggi daripada hikmat Allah. Seorang yang ingin memiliki hikmat-Nya, harus hidup seturut firman-Nya. Pemazmur meyakini bahwa ia menjadi lebih berakal budi, lebih mengerti, dan lebih bijaksana, karena kuasa hikmat firman-Nya. Hikmat tidak tergantung pada pendidikan, usia, kedudukan, dlsb., tetapi pada firman Tuhan.

Firman yang menghidupkan. Dalam keadaan sangat tertindas, permohonan pemazmur kepada Tuhan menyatakan suatu pemahaman bahwa ketergantungan hidupnya hanya kepada Tuhan. Ia tidak berharap kepada yang lain, tetapi kepada Tuhan yang sanggup menghidupkannya sesuai dengan firman-Nya. Itulah sebabnya lahir puji-pujian di sela-sela pergumulannya mempertaruhkan nyawa karena orang-orang fasik yang telah memasang jerat terhadapnya. Firman Tuhan menjadi milik pusakanya untuk selama-lamanya. Kehidupan seorang yang sangat bergantung pada firman-Nya akan nyata dalam sikap imannya; ketika ia mengalami penderitaan dan penindasan, Tuhan semata yang menjadi pusat kehidupannya.

Doa: Ya Tuhan, frman-Mu yang memberi hikmat dan yang menghidupkan, kiranya mewujudnyatakan iman pengharapanku kepada-Mu dalam segala situasi.

SH: Mzm 119:97-112 - Cinta akan Taurat Tuhan mendatangkan kesukaan (Sabtu, 1 Juni 2002)

Cinta akan Taurat Tuhan mendatangkan kesukaan

Cinta kepada Tuhan adalah dasar yang membuat seseorang tetap berpegang, memelihara, dan melaksanakan Taurat Tuhan dalam keadaan apa pun (ayat 97,107,109), bahkan juga menghadirkan rasa suka, kemauan, dan kerinduan yang luar biasa untuk mengerti dan menjalaninya. Jelas bahwa kondisi tersebut telah mendatangkan berbagai manfaat bagi kualitas hidup seseorang.

Secara terang-terangan pemazmur mengatakan bahwa, pertama, Taurat telah membuatnya lebih bijaksana daripada musuh-musuhnya (ayat 98). Kata bijaksana (= hikmat) berasal dari bahasa Ibrani "khokhma" yang dapat diartikan sebagai kepandaian untuk membedakan yang baik dari yang jahat, yang adil dari yang tidak adil, yang benar dari yang tidak benar. Karena berhikmat, seseorang dapat melakukan yang baik, yang adil, dan yang benar (bdk. 1Raj. 3). Kedua, Taurat telah membuatnya lebih berakal budi daripada gurunya (ayat 99). Mungkin secara intelektual guru lebih berilmu, tetapi belum tentu lebih berakal budi daripada seseorang yang hidupnya bergantung kepada Allah dan Taurat-Nya. Ketiga, Taurat membuatnya lebih mengerti daripada orang-orang tua (ayat 100). Masalah kualitas pengertian akan Taurat tidak ditentukan oleh umur, tetapi oleh cinta kepada Taurat-Nya. Mengerti Taurat tidak terbatas hanya pada mengerti saja, tetapi harus sampai pada tahap menjalankan apa yang dimengerti.

Pengalaman kita memperlihatkan bahwa banyak orang yang mengerti kebaikan Allah, tetapi tidak menuangkannya dalam kehidupan sehari-hari. Taurat Tuhan adalah pelita yang menuntun seseorang untuk berjalan dalam terang Allah. Jelas bahwa orang yang setia terhadap Taurat tidak akan berjalan dalam kegelapan karena Terang itu selalu menuntunnya untuk melakukan hal-hal yang suci, bersih, dan benar di hadapan Allah.

Renungkan: Firman mampu memberikan terang dalam langkah-langkah kehidupan kita. Firman berkuasa memperbarui hidup dan memberikan kekuatan baru di dalamnya. Apa yang terjadi dalam hidup kita seandainya tidak ada firman yang menuntun dan menerangi hidup kita?

SH: Mzm 119:97-112 - Pelita bagi kakiku (Minggu, 1 Desember 2013)

Pelita bagi kakiku

Ayat 105 yang terkenal ini, bukan sekadar slogan untuk digemakan dalam pelatihan-pelatihan BGA (Baca Gali Alkitab). Ayat ini bisa dikatakan sentral dari Mazmur 119. Apa yang pemazmur ungkapkan dari bait ke bait pada hakikatnya ialah suatu ungkapan refleksi dan penghayatan akan kehidupan yang bersumber dan berdasar pada firman Tuhan. Tanpa firman Tuhan, hidup hanya bak tumbuhan ataupun binatang, yaitu hidup semata kodrati. Manusia diciptakan segambar dengan Allah, yang berarti inti kehidupannya ada pada Allah sendiri. Maka, tepatlah kata Tuhan Yesus, "manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah" (Mat. 4:4).

Demikian dalam dua bait ini, pemazmur mulai dengan sikap yang benar, yaitu mencintai Taurat (97). Lalu ia melanjutkannya dengan bertekad bulat untuk merenungkan dan mempelajari Taurat (103-104) dan akhirnya memberlakukannya dalam kehidupan, apa pun yang terjadi (106, 112). Pemazmur menyadari Taurat memberinya hikmat yang melampaui orang-orang bijak dan tipu daya musuh (98-100), sehingga menjauhkannya dari kejahatan (101-104). Bahkan penindasan dan ancaman pembinasaan tidak membuat pemazmur menyerah kalah dan tersesat dalam dosa (107-110).

Pegangan hidup yang pasti dalam dunia ini bukan pada segala sesuatu yang dunia ini tawarkan, yaitu kekayaan, kekuasaan, kenikmatan, dst. Semuanya itu bersifat sementara, dalam sekejap bisa hilang. Namun, firman yang hidup itulah yang menjadi kekuatan dan jaminan untuk menjalani hidup sekarang ini, walau tanpa semua yang dunia tawarkan. Juga untuk mencapai hidup yang akan datang, yaitu yang kekal. Bulatkan tekad untuk merenungkan firman-Nya dan mematuhi segala perintah-Nya. Anda takkan kecewa. Ayo belajar BGA dengan kami.

SH: Mzm 119:97-112 - Firman-Nya Sumber Kebijaksanaan (Selasa, 20 April 2021)

Firman-Nya Sumber Kebijaksanaan

Dari mana datangnya hikmat serta kebijaksanaan untuk menjalani kehidupan ini? Sebagian orang mengasosiasikan kebijaksanaan dengan kecerdasan intelektual, sementara sebagian lagi mengaitkannya dengan kekayaan pengalaman hidup.

Namun, menurut pemazmur, kebijaksanaan dan hikmat datang dari kecintaan untuk mempelajari, menghayati, serta melakukan firman. Kecintaan itu jugalah yang menghadirkan damai sejahtera dalam hidup manusia. Pemazmur menggambarkan kecintaan-Nya pada firman lewat kalimat ini: "Betapa kucintai Taurat-Mu! Aku merenungkannya sepanjang hari" (97).

Konsistensi dalam merenungkan firman itulah yang membuat ia memperoleh kebijaksanaan. Secara metaforis ia menjelaskan bahwa kebijaksanaan yang diperolehnya melebihi para pengajarnya serta orang-orang tua (99-10). Dalam sistem masyarakat Israel kuno, dua pihak yang disebutkan pemazmur tersebut memiliki posisi sebagai sumber pengetahuan dan didikan.

Secara spesifik, hikmat dan kebijaksanaan yang diperolehnya dari pengenalan akan firman bertujuan untuk membantu pemazmur dalam menghindarkan diri dari kejahatan yang merintangi hidupnya. Maka, tidaklah heran bila pemazmur menggambarkan firman Tuhan laksana pelita bagi langkah kaki dan terang untuk menerangi jalannya (105). Kalau perjalanan hidup digambarkan laksana melangkah di sebuah jalan, maka satu-satunya cara untuk mengusir kegelapan atau kejahatan yang merintangi perjalanan tersebut adalah dengan menghadirkan terang, yaitu firman Tuhan itu sendiri.

Di zaman modern ini, moralitas seolah-olah menjadi makin ambigu. Sulit untuk membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Sebagai orang percaya hendaknya kita menjalani kehidupan dengan penuh hikmat dan kebijaksanaan yang berasal dari firman Tuhan. Komitmen terhadap firman itulah yang menjadikan kita teguh dalam menjalani hidup serta tidak berkompromi terhadap ketidakbenaran dan kejahatan. [WDN]

SH: Mzm 119:111-132 - Firman dan pertumbuhan sikap (Selasa, 11 Juli 2006)

Firman dan pertumbuhan sikap

Jika kita jujur maka akan kita akui bahwa banyak dari keputusan dan tindakan kita yang tidak didorong oleh alasan yang benar. Salah satu alasan paling berpengaruh adalah takut akan manusia. Takut ditolak, takut direndahkan, takut ditanggapi negatif, takut dianggap tidak berpihak, takut dilawan. Kita perlu sadar bahwa dengan demikian kita sedang membiarkan orang lain membentuk diri kita, bukan Tuhan. Akhirnya kita makin menyimpang dari menjadi diri yang sepadan dengan rencana Allah.

Bergaul dengan firman secara teratur dan mendalam akan menumbuhkan jati diri dan sikap-sikap yang benar di dalam kita. Sikap benar terhadap sesama tumbuh sebagai akibat sikap kita terhadap firman Allah, membuat karakter kita mengalami pemurnian dan penyelarasan dengan sikap hati Allah sendiri. Sikap benar apa saja akan tumbuh sebagai akibat dari bergaul akrab dan menaati firman? Hati akan condong kepada apa yang dinilai baik dan mulia. Jika firman menjadi harta pusaka (111) kita akan meminati keputusan Allah (112), membenci sikap bercabang hati (113). Kita akan lebih takut gentar terhadap Allah daripada takut kepada orang yang melawan Allah (117-120).

Firman menanamkan dalam diri kita janji dan prinsip bahwa saat kita takut kita dapat berdoa memohon perlindungan-Nya (116). Kebiasaan menatap kemuliaan Allah dalam firman membuat kita mampu melihat kepalsuan dari kemuliaan orang fasik (119). Penilaian Allah menjadi penilaian kita. Sikap kita mengalami pemurnian. Tindakan kita makin serasi dengan hati Allah sendiri. Untuk tiba pada kondisi demikian diperlukan proses panjang dan tekun. Disiplin membaca-gali Alkitab melalui Santapan Harian hendaknya dilihat sebagai proses pembentukan sikap itu.

Renungkan: Memang kita masih harus dan perlu hidup terlibat dalam masyarakat. Dibekali pemahaman firman yang kental, kita akan terlibat tidak dengan membunglon, tetapi membawa pengaruh positif dari kebenaran Tuhan.

SH: Mzm 119:113-128 - Bersukacita dalam ketetapan-Nya (Jumat, 27 Agustus 1999)

Bersukacita dalam ketetapan-Nya

Hampir seluruh bacaan kita menggambarkan sikap pemazmur yang penuh cinta, sukacita, dan pengabdian kepada firman. Sikap "terpuji" ini dialaminya justru ketika ia berada dalam keadaan yang tertindas. Sungguh ironis bukan? Dapatkah kita memiliki sikap seperti pemazmur ketika berbagai penderitaan, ancaman, bencana, pergumulan, dan masalah mewarnai kehidupan kita? Belajar dari sikap dan tindakan pemazmur, Kristen pun akan menemukan bahwa dalam penindasan dan pergumulan tersimpan makna dan hikmah-Nya.

Bersikap terhadap penindasan. Ungkapan pengalaman pemazmur ini memiliki kesamaan pesan yang dituliskan Yakobus dalam pasal 1:2-4 "... anggaplah sebagai kebahagiaan, apabila kamu jatuh dalam berbagai-bagai pencobaan, ... menghasilkan ketekunan, ... tak kekurangan apa pun!" Semoga setiap penindasan yang terjadi dalam hidup kita membawa kita bertelut di depan Tuhan dalam doa, puji-pujian, dan ucapan syukur. Memandang kepada Tuhan yang Maha Kuasa dan Maha Besar, yang mampu melakukan segala perkara, akan menguatkan kita secara khusus dalam menghadapi penindasan. Kiranya firman Tuhan yang bernilai itu meneguhkan kehidupan kita.

Doa: Tuhan ajarlah aku untuk melihat kebijaksanaan dan anugerah-Mu dalam tiap pencobaan dan penindasan.

SH: Mzm 119:113-128 - Taurat Tuhan adalah perisai (Minggu, 2 Juni 2002)

Taurat Tuhan adalah perisai

Pengalaman hidup pemazmur menunjukkan bahwa Taurat adalah perisai yang telah membela dan mempertahankan kesetiaannya kepada Tuhan dan janji-Nya (ayat 116). Ia juga menyadari bahwa usahanya untuk setia dan taat terhadap Taurat Tuhan bukanlah jalan untuk memperoleh keselamatan (ayat 117), "Sokonglah aku, supaya aku selamat." Bahkan ketika pemeras-pemeras menindas pemazmur (ayat 121,122), ia mengatakan, "Mataku sangat merindukan keselamatan ... dari pada-Mu dan ... " (ayat 123,124).

Dengan demikian, walaupun pemazmur sudah sekuat tenaga berusaha setia dan menjalankan Taurat Tuhan, ia tetap sadar bahwa jaminan keselamatan itu ada pada Allah (ayat 122). Keselamatan yang dimaksudkan di sini juga berarti selamat dari godaan untuk berbuat jahat; selamat dalam menjalankan firman Tuhan agar tidak terjerumus ke dalam perbuatan jahat. Hal ini tampak dari kata-kata pemazmur, "menjauhlah dariku, hai penjahat-penjahat; aku hendak memegang perintah-perintah Allahku "(ayat 115).

Beberapa ayat dari pemazmur ini menggambarkan bahwa ia berada dalam keadaan tertindas. Tertindas bukan secara materiil, tetapi moril. Ia digoda untuk meninggalkan Taurat dan Allah. Saat itu, masa pembuangan, adalah masa pencobaan berat bagi mereka yang setia kepada Allah dan Taurat-Nya. Mereka dipaksa untuk hidup menurut kepercayaan bangsa Babel yang politeistis. Banyak orang percaya yang merasa kehilangan kesempatan untuk meraih keuntungan dari jalan-jalan yang jahat.

Renungkan: Pernahkah Anda berdoa, "Ya Tuhan lepaskan aku dari godaan yang menggiurkan ini," ketika berhadapan dengan godaan yang jahat, tetapi menawarkan kesukaan dunia?

SH: Mzm 119:113-128 - Melawan kebimbangan (Minggu, 8 Desember 2013)

Melawan kebimbangan

Nabi Elia pernah menegur dengan keras umat Israel karena kemenduaan hati mereka (1Raj. 18:21). Di satu sisi mengaku umat Tuhan, di sisi lain mengikuti raja mereka, Ahab, menyembah Baal. Pemazmur menegaskan sikapnya untuk tetap setia kepada Tuhan dan taurat-Nya. Di matanya, sikap bimbang sama saja dengan dosa (113). Contoh orang yang bimbang di Perjanjian Lama ialah Raja Ahab. Dalam kemenduaan hatinya, ia akhirnya menyerah kepada nafsu serakah dan menyalahgunakan kekuasaannya sebagai raja untuk merampas tanah rakyatnya (1Raj. 21).

Di bagian pertama (113-120), pemazmur yakin Tuhan akan menghakimi orang yang sesat karena kebimbangannya (118-119). Seperti sanga, yaitu kotoran yang disingkirkan dari logam oleh proses pembakaran, demikian orang fasik disingkirkan. Oleh karena itu, pemazmur menyatakan rasa takutnya akan keadilan Tuhan (120). Ia sadar kalau tidak berjaga-jaga, ia bisa berlaku seperti orang fasik.

Di bagian kedua, (121-128) pemazmur meyakini hidupnya sampai saat itu telah menjalankan kebenaran (121, 127-128). Oleh karena itu ia meminta jaminan pemeliharaan Tuhan (122-124). Ia mengharapkan kasih setia Tuhan dinyatakan. Ia bahkan meminta Tuhan bertindak menyatakan kuasa-Nya atas orang fasik (126) karena perbuatan mereka yang sengaja melanggar Taurat telah membebani pemazmur (121-122).

Mengikut Tuhan memang tidak boleh mendua hati. Tuhan Yesus pernah menegaskan dalam khotbah di bukit (6:24), bahwa kita tidak dapat beribadah kepada Tuhan sekaligus Mamon. Apa lagi kita yang sudah ditebus oleh Kristus. Kita merupakan milik Kristus sepenuhnya. Biarlah kita belajar mengabdikan hidup kita juga sepenuhnya untuk melayani-Nya, sambil terus menerus memercayakan diri pada pemeliharaan-Nya.

SH: Mzm 119:113-128 - Tuhan yang Adil (Rabu, 21 April 2021)

Tuhan yang Adil

Tuhan dikenal di sepanjang sejarah karena kasih setia-Nya, namun Ia juga dikenal karena keadilan-Nya. Ia merangkul umat yang setia, dan menegur dengan keras orang yang berbuat jahat serta berbalik dari-Nya. Umat Tuhan harus memilih di antara kedua posisi tersebut dan tidak bisa mendua hati. Itulah yang ingin diungkapkan pemazmur lewat perikop pada hari ini.

Pemazmur mengungkapkan kenyataan yang ditemukannya. Ia banyak menjumpai orang fasik. Sebagaimana sering diungkapkan pada bagian lain dalam pasal 119, selain berbalik dari ketetapan Tuhan, mereka juga menjadi ancaman bagi orang-orang benar (115). Dalam ungkapan iman pemazmur, orang fasik ini tidak akan terus melakukan ketidakadilan karena ada Tuhan yang akan bertindak tegas. Percuma menyelubungi ketidakbenaran dalam tipu muslihat karena Tuhan pasti mengetahuinya (118).

Dalam bahasa yang keras pemazmur menggambarkan keberadaan orang fasik di hadapan Tuhan layaknya sanga yang akan disingkirkan. Sanga adalah kotoran yang disingkirkan dari logam melalui proses pembakaran. Ketegasan serta keadilan Tuhan inilah yang seharusnya membuat gentar segenap umat percaya. Jikalau kasih dan perlindungan Tuhan adalah sesuatu yang nyata, maka demikian pula dengan penghukuman-Nya.

Pemazmur mengungkapkan pilihannya bahwa ia hendak senantiasa berpegang pada firman Tuhan (121-128). Komitmen sepenuh hati pada firman akan membuat seseorang waspada terhadap perintah serta peringatan Tuhan. Pemazmur sadar bahwa pilihannya itu akan mendatangkan kebaikan serta keadilan baginya.

Kehidupan yang kita jalani sesungguhnya penuh dengan pilihan yang bermuara pada dua hal, yakni hidup sesuai ketetapan Tuhan atau sebaliknya; dan setiap pilihan itu memiliki konsekuensi. Firman Tuhan mengingatkan kita untuk senantiasa memilih pilihan yang seturut dengan firman-Nya. Mereka yang memilih untuk menduakan-Nya mungkin hidupnya seolah baik-baik saja, tetapi ingatlah keadilan Tuhan akan selalu dinyatakan pada waktunya. [WDN]

SH: Mzm 119:129-144 - Firman Tuhan ajaib (Sabtu, 28 Agustus 1999)

Firman Tuhan ajaib

Keajaiban firman Tuhan tidak akan dialami oleh orang yang tidak percaya terhadap firman Tuhan sebagai firman yang diinspirasikan Allah. Bukti dari keajaiban firman ialah hidup Kristen yang berubah dan terus diperbaharui. Firman Tuhan menuntun jiwa yang disegarkan ke jalan yang benar adalah merupakan keajaiban di dalam hidup manusia. Firman Tuhan mampu mengajar dan membentuk kita untuk hidup benar dan kudus. Keajaiban firman Tuhan dan Roh Kudus yang bekerja dalam hidup kita memurnikan kerohanian kita. Roh Kudus mengerjakan pembaharuan di dalam hidup kita. Roh Kudus juga yang memampukan kita bertahan dalam menghadapi berbagai tekanan dan kesulitan hidup.

Cinta firman Tuhan memberi penghiburan. Kerinduan jiwa untuk dekat Tuhan merupakan cerminan haus dan lapar akan hadirat Tuhan; yang mewujud dalam jiwa yang senantiasa haus dan lapar akan kebenaran firman Tuhan. Allah berkenan terhadap orang yang rendah hati dan miskin (sikap haus dan lapar) akan firman-Nya. Sikap demikian merupakan kunci untuk mencintai firman Tuhan. Cinta firman Tuhan tidak bisa dipaksakan, tetapi akan muncul dari sikap hati yang sadar akan kebutuhan yang paling mendasar pada saat pribadi bersekutu dengan Tuhan.

SH: Mzm 119:129-144 - Taurat Tuhan itu ajaib (Senin, 3 Juni 2002)

Taurat Tuhan itu ajaib

Dari sekian banyak keajaiban-keajaiban yang ada di dunia ini, hanya satu keajaiban yang perlu diketahui, dihayati karena menyangkut dunia dan kehidupan sesudah kematian, yaitu keajaiban Taurat Tuhan. Keajaiban apa yang ditampilkan oleh Taurat Tuhan? Pemazmur memberikan suatu gambaran tentang apa yang dimaksud dengan keajaiban Taurat Tuhan, seperti "ajaib, memberi terang, memberi pengertian". Ungkapan-ungkapan ini bukanlah isapan jempol, tetapi sesuatu yang telah dibuktikan kebenarannya oleh pemazmur ketika ia menjalankannya, bahkan mengalaminya. Mungkin pemazmur tidak akan mengatakan hal ini jika ia tidak mengalaminya sendiri. Taurat Tuhan mampu memberi terang tidak hanya bagi akal budi, tetapi seluruh hidup. Taurat Tuhan juga memberikan kepada kita pengertian Ilahi.

Meskipun pemazmur telah menyaksikan, dan menghayati keajaiban Taurat Tuhan, ia tetap menyadari bahwa ia atau siapa saja sama sekali tidak memiliki kekuatan untuk menahan tekanan dari mereka yang membenci Taurat. Menyadari hal itu, pemazmur tidak henti-hentinya menaikkan tiga permintaan kepada Tuhan yang empunya Taurat. Pertama, agar Tuhan meneguhkan langkahnya, sehingga kejahatan tidak menguasainya (ayat 133). Kedua, agar Tuhan membebaskannya dari pemerasan manusia (ayat 134), dan ketiga, agar Tuhan tetap mengajarkan kepadanya ketetapan-ketetapan Tuhan, sehingga ia tidak melupakan Taurat Tuhan.

Tidak dapat kita pungkiri bahwa dunia sekarang ini lebih tertarik dan terkuras waktunya untuk mencari solusi terbaik bagi kepentingan dirinya sendiri. Ketertarikan ini ternyata mengakibatkan merosotnya minat diri untuk beribadah kepada Tuhan, dan membaca Alkitab. Mengapa? Apakah karena kita tidak lagi mengakui bahwa firman Tuhan itu luar biasa ajaibnya?

Renungkan: Pemazmur mengatakan pada dirinya, "mulutku kungangakan dan megap-megap, sebab aku mendambakan perintah-perintah-Mu." Sedangkan kepada yang tidak berpegang pada Taurat-Nya pemazmur mengatakan, "Air mataku berlinang-linang seperti aliran air, karena orang tidak berpegang pada Taurat-Mu."

SH: Mzm 119:129-144 - Bodoh atau bebal? (Minggu, 15 Desember 2013)

Bodoh atau bebal?

Manakah yang lebih mudah, mendidik orang yang belum berpengalaman namun mau belajar, atau mengajar orang yang sok tahu, merasa pintar sehingga tidak perlu belajar lagi? Hal itu mungkin yang dirasakan pemazmur pada bagian pertama (129-136). Air mata pemazmur dicurahkan bukan untuk orang bodoh (=tidak berpengalaman, 130) melainkan untuk mereka yang merasa tidak perlu memegang Taurat (136; lih. juga 139). Hal itu berarti mereka merasa sudah tahu segala sesuatu dan merasa pasti bisa mengelola hidup mereka sendiri tanpa pertolongan Tuhan! Itulah orang bebal (bnd. Mzm. 53:2).

Oleh karena itu, di bagian pertama ini pemazmur menekankan keajaiban firman Tuhan serta fungsinya sebagai pencerah bagi orang yang mau belajar (129-130). Sebodoh apa pun seseorang, kalau ia mau diajar Tuhan, pasti hidupnya berubah. Pemazmur sendiri menyatakan kerinduannya untuk terus menerus belajar firman Tuhan dan berharap Tuhan sendiri yang akan mengajarnya (131, 135).

Pada bagian kedua (137-144), pemazmur meneruskan tekadnya untuk tetap berpaut pada firman Tuhan. Dua alasan diberikan. Pertama, Tuhan adil maka firman-Nya juga adil (137-138, 142, 144). Keadilan itu berarti juga, mereka yang menolak belajar Taurat, akan tetap tinggal dalam kebebalan mereka. Kedua, janji Tuhan merupakan sesuatu yang pasti (140). Maka apa pun yang terjadi, pemazmur tetap akan mengandalkan Tuhan dan firman-Nya.

Apakah Anda seorang pembelajar firman Tuhan seperti pemazmur? Atau Anda merasa sudah tahu semuanya, merasa sanggup mengatur hidup sendiri dan tidak membutuhkan Tuhan? Kiranya kita semua memiliki kerendahan hati seperti pemazmur, untuk belajar dari firman-Nya, dan belajar melakukannya dengan meneladani Tuhan Yesus yang telah mewujudkan firman Allah dalam hidup-Nya sepenuhnya.

SH: Mzm 119:129-144 - Bergantung pada Tuhan (Kamis, 22 April 2021)

Bergantung pada Tuhan

Pada zaman ini kata "ketergantungan" terlanjur mendapat konotasi negatif. Tahukah kita bahwa Mazmur 119 juga merefleksikan bentuk ketergantungan, tetapi dalam konotasi positif, yakni ketergantungan pemazmur pada firman dan ketetapan Allah.

Pemazmur mengekspresikan ketergantungannya lewat 176 bait yang dibagi dalam 22 stanza. Setiap stanza berisi 8 baris dan biasa terdapat kata kunci yang mengalami pengulangan. Pada nas ini kata-kata tersebut adalah "Taurat Tuhan, janji-Mu, dan titah-Mu".

Pemazmur mengungkapkan kenyataan yang meneguhkan atas firman Tuhan. Firman Tuhan sungguh menakjubkan (129), sebab menyingkapkan segala sesuatu, menampakkan jalan kebenaran, dan melingkupi manusia dengan damai-Nya. Singkatnya, firman memberi petunjuk dan pengertian bagi manusia yang memiliki keterbatasan dalam memahami segala sesuatu (130).

Menurut pemazmur, anugerah Allah terwujud melalui firman-Nya yang menghadirkan relasi, bimbingan, didikan, penyelamatan, dan juga berkat (130-136). Pemazmur menyadari bahwa manusia tidak bisa mengandalkan kekuatan diri sendiri untuk menjaga relasi dengan Tuhan, mengalahkan dosa, serta menaati firman-Nya.

Relasi dengan Allah harus selalu dimulai dengan sikap tunduk kepada firman-Nya, dan dari sanalah kita mendapatkan terang Allah, bimbingan, bahkan kekuatan dari-Nya dalam menjalani kehidupan.

Pemazmur mengingatkan bahwa keadilan Allah akan diungkapkan ke atas orang yang berbalik dari-Nya (137-144). Sudah sepatutnya manusia gentar di hadapan-Nya, tetap bergantung serta berserah dalam segala hal. Pemazmur mengungkapkan keprihatinannya atas mereka yang berbalik dari Allah (136).

Alangkah indahnya bila kita dapat berproses seturut dengan nas pembacaan pada hari ini untuk memiliki ketergantungan penuh pada Allah dan firman-Nya. Ketergantungan terhadap yang bukan Allah seperti harta, jabatan, bahkan teknologi sama sekali tidak memberi kita jaminan. Karena itu, berbaliklah kepada Allah dan bergantunglah pada firman-Nya. [WDN]

SH: Mzm 119:133-154 - Firman dan doa (Rabu, 12 Juli 2006)

Firman dan doa

Saat krisis menimpa kehidupan anak-anak Tuhan, apakah yang mampu menopang mereka agar tetap tegar beriman? Hanya kehidupan doa dan firman yang disiplin dapat memberi topangan yang kokoh konsisten. Doa menghasilkan kekuatan untuk bertahan, sedangkan firman menjadi pedoman bagaimana menghadapi kesulitan dan menang terhadapnya.

Krisis terberat tentu saja ketika kita menghadapi penghujatan terhadap firman Tuhan (136, 150). Serangan terhadap firman Tuhan sama saja dengan upaya menggoncang sendi-sendi keimanan itu sendiri. Padahal firman Tuhanlah yang menopang kehidupan anak Tuhan dan membuatnya bersukacita serta penuh pengharapan untuk dapat menanggulangi berbagai krisis (137-144). Oleh karena itu, marilah kita belajar untuk memanjatkan doa-doa permohonan kita kepada Tuhan agar kita terus menerima firman Tuhan yang menopang hidup kita (133-135). Marilah kita nyatakan tekad untuk lebih sungguh-sungguh menerapkan setiap perintah-Nya dalam hidup ini (145-149). Kita harus memanjatkan doa demikian dengan keyakinan penuh bahwa Tuhan dapat diandalkan (153- 154) dan segala firman-Nya tak pernah gagal (151-152).

Teladan pemazmur ketika krisis melanda patut kita tiru. Semakin keadaan sulit, semakin kita perlu bergiat mencari hadirat Tuhan dalam doa dan firman (147-148). Marilah kita memeriksa diri kita masing- masing. Seberapa disiplinkah kita menjalankan waktu teduh? Janganlah menunggu krisis melanda baru mencari pegangan pada Tuhan lewat doa dan firman. Bentuklah kebiasaan dan pola yang teratur tiap-tiap hari untuk menghampiri takhta-Nya secara pribadi maupun dalam persekutuan sesama umat Tuhan.

Renungkan: Kekuatan dan kemenangan melawan krisis sehebat apa pun tidak akan didapat dari usaha sendiri, melainkan dari Tuhan lewat kehidupan dan doa dan firman sehat.

SH: Mzm 119:145-160 - Permohonan terus-menerus (Minggu, 29 Agustus 1999)

Permohonan terus-menerus

Bila firman Tuhan dipegang dan dilaksanakan dengan setia dan bertanggungjawab, pasti hidup ini diwarnai dengan penuh keadilan, kebenaran dan kesetiaan. Pemazmur sungguh menyakini bahwa unsur-unsur inilah yang sangat merupakan kebutuhan untuk merasakan, menikmati hidup berbahagia dalam dunia yang serba tidak adil, tidak benar dan tidak setia. Untuk dapat mewujudkan masyarakat yang sesuai dengan kehendak Allah, yaitu suatu komunitas Ilahi, seperti halnya yang dilakukan oleh pemazmur, yaitu tiada henti, terus-menerus memohon pertolongan Tuhan, agar kita dimampukan melaksanakan hukum-hukum Tuhan dengan baik dan benar.

Pergumulan untuk setia. Sekalipun permohonan terus-menerus dipanjatkan, tetapi godaan di sekitar pun semakin gencar mempengaruhi. Salah satu pepatah mengatakan: "Lebih mudah melakukan sesuatu yang buruk dari pada yang baik". Demikianlah, setia pada hukum-hukum Tuhan akan banyak pergumulan. Tantangan dari diri sendiri berarti godaan, tetapi juga ancaman dari luar, dari sesama kita. Karena Taurat Tuhan, pemazmur ada dalam sengsara. Justru dalam keadaan ini, maka ia memerlukan pertolongan. Ia sadar bahwa bantuan itu bukan dari dirinya sendiri, bukan pula dari orang-orang sekitarnya, melainkan dari Tuhannya. Karena itu tidak putus-putusnya ia berseru kepada Tuhan, minta pertolongan-Nya. Betapa teguh pegangannya dan kuat imannya, sehingga tidak satu hal pun dapat menceraikannya dari Tuhan dan hukum-hukum-Nya.

Mengikuti jejak langkah pemazmur. Hidup di tengah-tengah tantangan dan ancaman membutuhkan kerendahan hati, kesetiaan pada firman Tuhan, dan tekad untuk berlapang dada. Berbagai cara akan dilakukan dunia agar Kristen menderita. Mengatasi keadaan seperti ini, marilah kita berusaha untuk mengikuti jejak langkah pemazmur dengan penuh keyakinan bahwa orang yang setia sampai tamat, pasti beroleh kemenangan.

Doa: Hadirlah ya Allah dalam hatiku, penuhilah hatiku dengan firman-Mu yang penuh kasih, agar aku dapat mengatasi pergumulanku.

SH: Mzm 119:145-160 - Tuhan penolong satu-satunya (Selasa, 4 Juni 2002)

Tuhan penolong satu-satunya

Seperti halnya orang-orang yang berusaha melakukan segala sesuatu dengan tulus dan jujur mengalami berbagai tekanan, agaknya pemazmur pun mengalami hal yang sama. Penderitaan pemazmur karena melakukan yang benar, makin berat dan memuncak. Tetapi, keadaan ini tidak membuatnya menjauhi Allah, justru dengan konsentrasi penuh, dan dengan segala kekuatan yang ada padanya, ia berteriak minta tolong kepada Allah (ayat 145). Ia tidak menyisakan lagi tenaga dan pikirannya ketika berseru kepada Allah. Hal itu dilakukan bukan karena Tuhan tuli atau tidak mau mendengarkan seruannya, tetapi karena kepasrahan yang utuh dan penuh kepada Tuhan.

Kita melihat dua hal penting dalam sikap pemazmur ini. Pertama, ia sadar bahwa tiada sesuatu pun di dunia yang dapat menolongnya dari penderitaan ini, kecuali Tuhan. Kedua, ia juga tahu bahwa melepaskan dan melupakan Taurat hanyalah menambah beban penderitaannya, dan itu bukan jalan keluar sebab jalan keluar hanya ada pada Allah sebagai satu-satunya sumber kebaikan.

Semakin beratnya beban penderitaan pemazmur disebabkan semakin banyak orang-orang yang menjauhkan diri dari Taurat Tuhan yang mengejar pemazmur dengan maksud jahat (ayat 150). Namun, ia mengetahui cara untuk dapat bertahan, yaitu dengan mendekatkan diri kepada Tuhan. Ia yakin bahwa Tuhannya tidak pernah menjauhkan diri dari orang-orang yang mencintai Dia dan Taurat-Nya (ayat 147,148). Dari pemazmur kita belajar hal penting tentang kedekatan hubungannya dengan Allah, yaitu pemazmur merasa bahwa di dalam Taurat-Nya ia berjumpa dengan perkataan Allah yang menguatkan iman.

Renungkan: Banyak orang menjauhkan diri dari Allah karena menganggap bahwa Allah juga menjauhkan diri darinya sebab penderitaan yang dialaminya. Anggapan ini sangat salah karena Allah tidak pernah menjauhkan diri dari manusia. Bahkan ketika manusia kehilangan harapan karena pemberontakannya sendiri, karena dosa, Tuhanlah yang berinisiatif datang dan menebus manusia melalui Yesus Kristus, Putra-Nya yang tunggal.

SH: Mzm 119:145-160 - Meminta pertolongan Tuhan (Minggu, 22 Desember 2013)

Meminta pertolongan Tuhan

Orang yang hidup dekat dengan Tuhan seharusnya merasa aman dan nyaman. Namun rasa aman dan nyaman itu harus dihayati dengan iman, bukan dengan mengandalkan perasaan atau sensasi inderawi semata. Kenyataannya, dunia ini jahat. Dunia dengan para fasiknya bukan hanya gemar melakukan berbagai kejahatan tetapi juga berupaya menganiaya orang benar. Itu rupanya yang menjadi seruan minta tolong pemazmur pada bagian-bagian ini.

Pemazmur meminta pertolongan Tuhan (145-147) karena orang-orang jahat bermaksud membinasakannya (150, 157). Permintaan tolong pemazmur bukan dipanjatkan hanya saat sedang mengalami tekanan. Sebenarnya pemazmur senantiasa mendekatkan diri pada Tuhan sebagai suatu disiplin rohani. "Pagi-pagi buta" (147), dan "mendahului waktu jaga malam" (148) mungkin membicarakan waktu yang sama. Pada masa itu, malam dibagi menjadi tiga bagian, yaitu 6 sore -10 malam, 10 malam -2 pagi, dan 2-6 pagi. Sebelum waktu jaga ketiga (2-6 pagi) berakhir, pemazmur telah bangun untuk merenungkan firman Tuhan. Disiplin rohani pemazmur mirip mungkin dengan saat teduh kita yang dilaksanakan pagi hari, sebelum segala aktivitas hari itu dilaksanakan.

Oleh karena disiplin rohani inilah, pemazmur beroleh keyakinan bahwa Tuhan dekat dengan dirinya (151). Maka pemazmur berani meminta pertolongan Tuhan agar ia diluputkan dari niat jahat para musuh untuk membinasakannya. Ia berani mengandalkan Tuhan karena Tuhan adil (160) dan berlimpah rahmat (156). Dengan merenungkan firman Tuhan setiap pagi, pemazmur dapat menaikkan doa permohonannya dengan suatu kepastian. Tuhan akan memampukannya melalui hari itu dengan berkemenangan!

Sudahkah kita mendisiplin rohani kita dengan bersaat-teduh setiap hari? Bila belum, maukah kita mulai sekarang? Gunakan BGA yang kami kembangkan!

SH: Mzm 119:145-160 - Menemukan Kepastian dalam Tuhan (Jumat, 23 April 2021)

Menemukan Kepastian dalam Tuhan

Manusia mencari kepastian dan rasa aman melalui berbagai hal yang dapat ditemukan di sepanjang hidupnya, lewat mengupayakan kehidupan yang nyaman, berkecukupan, atau tubuh yang sehat.

Sementara, melalui nas hari ini pemazmur menawarkan alternatif lain dalam kita mencari kepastian serta rasa aman, yakni dengan melekat pada Allah melalui tekad yang kuat untuk hidup dalam firman-Nya.

Pergumulan dan tantangan kehidupan adalah keniscayaan, tetapi bagaimana seseorang menghadapinya adalah pilihan masing-masing. Pemazmur menghadapi pergumulan kehidupannya dengan berseru meminta tolong kepada Allah (145-147). Ia menunjukkan keteguhan hatinya untuk mencari Tuhan dan mengharapkan pertolongan-Nya. Di sepanjang waktu, mulai dari terbitnya matahari hingga tenggelamnya, ia terus mencari ketetapan Tuhan. Upaya pemazmur mungkin mirip dengan disiplin-disiplin rohani yang kita lakukan pada masa kini.

Tidak ada hal yang dapat menjauhkan pemazmur dari firman Tuhan. Walau orang jahat yang berpaling dari Taurat Tuhan mengancam hidupnya dan ingin membinasakannya (157), dan tekanan kehidupan mengimpit, namun tidak satu kali pun pemazmur berpaling dari firman Tuhan. Hatinya tetap teguh mencari Tuhan karena pengalaman imannya sendiri yang menyatakan bahwa firman Tuhan adalah benar dan penuntun kehidupannya (158-159). Makin ia haus akan firman Tuhan, makin ia merasa dekat dengan Tuhan.

Kehidupan yang kita jalani di dunia mungkin bukanlah kehidupan yang mudah. Pergumulan datang silih berganti mengisi kehidupan. Banyak orang mengatasinya dengan mencari kepastian hidup lewat hal yang sifatnya sementara saja.

Namun, sesungguhnya segenap kepastian hidup yang kita cari hanya bisa kita dapatkan melalui relasi yang dekat dengan-Nya. Seperti pemazmur, disiplin rohani, yaitu beribadah, berdoa, membaca firman, berpuasa, dan hidup kudus, adalah tindakan yang harus kita ambil. [WDN]

SH: Mzm 119:155-176 - Berpaut terus pada firman (Kamis, 13 Juli 2006)

Berpaut terus pada firman

Penutup mazmur ini agak sedikit membingungkan, "Aku sesat seperti domba yang hilang, carilah hamba-Mu ini." Bukankah seluruh isi mazmur ini penuh ungkapan pujian syukur, keyakinan, keluhan dan permohonan serta bertubi-tubi pernyataan kesetiaan pemazmur dalam mengikut Tuhan? Bahkan di ayat 110, pemazmur tegas berkata, "...tetapi aku tidak sesat dari titah-titah-Mu."

Permohonan yang menutup rangkaian panjang Mazmur ps. 119 ini, sebenarnya merupakan pengakuan kerendah-hatian pemazmur. Walaupun selama ini ia telah mempertahankan hidup taat dan setia terhadap firman Tuhan, tekanan yang bertubi-tubi dari pihak musuh dapat saja membuat ia lemah dan tidak mawas diri sampai dosa kesombongan menjeratnya jatuh.

Dengan pengakuan yang merendahkan hati seperti itu, pemazmur hendak mengingatkan kita semua agar waspada terhadap segala tipu daya yang dapat membawa kita keluar dari menikmati firman Tuhan. Kita harus melawan dan sedikit pun tidak boleh menyerah terhadap hujatan orang yang meremehkan firman Tuhan sebagai tidak relevan untuk hidup ini. Sebaliknya, kita harus ikrarkan tekad untuk mengiring Tuhan senantiasa sehingga kita dapat menikmati hadirat-Nya lewat persekutuan dalam firman-Nya (162-167). Kita harus terbuka di hadapan Tuhan agar firman- Nya senantiasa mengoreksi hidup kita (168).

Dua hal bisa kita lakukan dengan meneladani pemazmur. Pertama, kita tidak boleh lengah. Jangan sedikit pun kita biarkan fokus kita beralih dari Tuhan kepada dunia. Kedua, kita harus selalu terbuka kepada teguran firman Tuhan. Siap berpaling dari pelanggaran yang sudah disingkapkan oleh firman dan terimalah perbaikan dari Tuhan Yesus, agar kita menjadi lebih sempurna dalam ketaatan dan kesetiaan pada firman-Nya.

Responsku: _____________________________________________________________ _____________________________________________________________

SH: Mzm 119:161-176 - Jiwaku memuji-Mu (Senin, 30 Agustus 1999)

Jiwaku memuji-Mu

Mazmur yang panjang ini diakhiri dengan bait yang penuh pujian. Pujian ini lahir bukan dari pengalaman pemazmur yang telah bebas dari segala penderitaan dan penindasan, melainkan dari keputusan pemazmur untuk tetap berpegang pada firman-Nya, yang menjadi kesukaan selama hidupnya. Pengalaman pahit dalam hidupnya tak sedikit pun menggeser/menggoyahkan tekadnya untuk melangkah sesuai dengan firman-Nya. Apa pun yang terjadi, firman-Nya tetap terpenting dan terutama dalam hidupnya. Ketika hati kita penuh pujian, karena firman-Nya yang memimpin langkah hidup kita, maka kita pasti akan dimampukan untuk menatap pergumulan dengan iman pengharapan bahwa Tuhan beserta kita.

Respons terhadap firman Tuhan. Pemazmur telah memberi teladan praktis dalam memberi respons terhadap firman Tuhan, sehingga pengalaman kerohaniannya diperkaya dengan hadirnya kuasa dan keajaiban firman-Nya. Bagaimana respons kita terhadap kekayaan firman yang baru tiap hari? Adakah firman itu membentuk dan memurnikan hidup kita? Hal ini akan menjadi pengalaman kerohanian kita bila kita mau hidup terbuka di hadapan-Nya, rela dibersihkan dan dipimpin firman kebenaran-Nya, sehingga kita semakin peka akan dosa-dosa kita dan mengarahkan diri pada jalan-Nya.

SH: Mzm 119:161-176 - Setia dan taat = hidup damai sejahtera (Rabu, 5 Juni 2002)

Setia dan taat = hidup damai sejahtera

Dari ayat-ayat awal sampai akhir Mazmur 119, tidak henti-hentinya pemazmur menggambarkan bagaimana bahagia dan nikmatnya seseorang yang berpegang dan hidup menurut Taurat Tuhan. Ayat 161-176 ini pun menggambarkan hal yang sama.

Menurut pemazmur, damai sejahtera Allah itu antara lain tampak dalam beberapa bentuk. Pertama, keberanian menghadapi musuh-musuh yang mengejarnya tanpa alasan. Artinya ia tidak takut menghadapi ancaman apa pun (ayat 161). Inilah tanda orang yang pasrah kepada Tuhan dan kehendak-Nya. Dengan sendirinya orang seperti ini merasakan ketenteraman dan kenyamanan dalam kehidupannya (ayat 165). Kedua, tidak mengalami depresi, tidak merasa kalut, tidak melarikan diri dari keberanian untuk menerima kenyataan hidup, dan berusaha memecahkan persoalannya dengan sukacita. Hal ini dilandasi oleh keyakinan bahwa itu dilakukan bersama Tuhan. Seseorang yang melupakan kenyataan hidupnya dan tidak berusaha memecahkannya dengan dalih iman, sama dengan orang yang hidup di awan-awan, dan tidak ada bedanya dengan mereka yang mengkonsumsi obat-obatan terlarang.

Kecintaan dan kesetiaan pemazmur kepada Taurat sungguh-sungguh telah membawa dia pada damai sejahtera Allah (ayat 163,167). Karena itulah, pemazmur tidak bisa berbuat lain, kecuali memuji-muji Allah terus-menerus (ayat 164,171,172,175). Perlu kita sadari bahwa pujian yang dilakukan pemazmur keluar secara spontan karena kekagumannya pada Allah dan Taurat-Nya. Memuji Tuhan yang dimaksudkan di sini tidak semata-mata dalam bentuk kata-kata dan nyanyian, sebab Tuhan tidak termakan oleh pujian. Memuji Tuhan di sini berarti mengerahkan segala kemampuan, kekuatan, dan segenap jiwa melalui perbuatan-perbuatan baik yang bersumber pada Allah dan Taurat-Nya. Allah sudah mengaruniakan kebaikan, keselamatan, keadilan, dan kebenaran yang nyata dalam Kristus kepada kita. Maka, sudah seharusnya kita memuji-muji Allah dalam perkataan, nyanyian, dan perbuatan kita.

Renungkan: Setia dan taat kepada Tuhan dan Taurat-Nya berarti hidup dalam damai sejahtera Allah.

SH: Mzm 119:161-176 - Minta penggembalaan Tuhan (Minggu, 29 Desember 2013)

Minta penggembalaan Tuhan

Cukupkah anak Tuhan bermodalkan firman Tuhan untuk mengarungi kehidupan yang keras ini dengan berkemenangan? Sebagai pedoman, tentu lebih dari cukup. Firman Tuhan adalah petunjuk dari Allah sendiri untuk kehidupan yang berkemenangan di dunia milik Allah sendiri. Akan tetapi, kekuatan untuk menjalani hidup yang berkemenangan tentu bergantung kepada Tuhan sendiri. Di sinilah pemazmur memohon Tuhan untuk menggembalakan dirinya supaya tidak tersesat di jalan kehidupan (176).

Kunci hidup berkemenangan bukan sekadar memiliki dan membaca buku petunjuk (=manual) kehidupan, melainkan memperoleh kuasa untuk melakukannya. Kuasa itu ada pada Tuhan sendiri (166, 173, 174). Itulah kuasa Roh Kudus yang menyertai dan memberikan kuasa kepada setiap anak Tuhan. Firman Tuhan bukan hanya petunjuk, tetapi juga janji penyertaan Tuhan (170) dan kuasa untuk setiap orang yang membacanya. Itu sebabnya, walaupun penindasan terus berlangsung sepanjang hidup pemazmur (161), ia tetap secara konsisten dan disiplin memelihara relasi intimnya dengan Tuhan (164).

Mari menutup tahun 2013 ini dengan mengandalkan firman Tuhan dan Roh Kudus-Nya. Mungkin tahun ini Anda sering mengabaikan firman-Nya, dan tidak bersandar pada kuasa-Nya. Tidak heran hidup Anda lebih banyak kalahnya daripada menang menghadapi cobaan dan tantangan dari dunia ini. Namun, Tuhan sudah menyatakan kasih setia-Nya. Dia menuntun Anda sampai di penghujung 2013 ini. Oleh karena itu mari, di hari minggu terakhir 2013 ini kita kembali kepada tekad semula, yaitu bersama pemazmur meminta Tuhan menggembalakan kita memasuki 2014. Kita percaya, Dia yang setia akan memipin langkah kita, dengan pedoman firman-Nya dan dengan pimpinan Roh Kudus-Nya dalam hidup kita.

SH: Mzm 119:161-176 - The Power of God's Word (Sabtu, 24 April 2021)

The Power of God's Word

Banyak dari kita memiliki hobi membaca, entah itu buku, artikel, koran, dan sebagainya. Namun, apakah kita juga senang membaca Alkitab?

Dalam bacaan kita hari ini, pemazmur berulang kali mengungkapkan betapa dia kagum dan mencintai Taurat Tuhan. Dengan mencintai Taurat Tuhan, pemazmur menunjukkan bagaimana ia menjalani hidupnya. Pertama, gentar terhadap firman Tuhan. Bahkan, kegentaran ini melebihi kegentarannya terhadap pembesar-pembesar yang tidak suka kepadanya dan mengejarnya tanpa alasan (161). Kedua, bergembira dan mencintai Taurat Tuhan (162). Ketiga, penuh dengan puji-pujian kepada-Nya (171). Hal ini tentu didasari oleh janji dan ketetapan Tuhan yang pemazmur peroleh dari Taurat Tuhan. Keempat, menjauhi yang jahat dan melakukan perintah-Nya. Kelima, hidup penuh dengan pengharapan.

Sekalipun pemazmur berada dalam kesukaran dan dikejar-kejar oleh para pembesar, ia tetap berharap dan menantikan pertolongan Tuhan. Kita dapat melihat buah dari cinta akan Taurat Tuhan. Pertama, kita akan memperoleh ketenteraman besar, sekalipun diimpit oleh banyak masalah. Kedua, tidak ada yang membuat kita tersandung. Sebab, Taurat Tuhan tentu mengajar kita untuk selalu melakukan hal-hal yang benar. Itulah kekuatan firman Tuhan jika kita mau menghidupi dan melakukannya.

Namun, kita sendirilah yang menyusahkan hidup kita dengan bersandar pada pengertian kita sendiri. Kemudian, kita cemas, khawatir, dan hilang harapan. Kita tidak tahu ke mana mencari pertolongan karena kita jarang, bahkan tidak pernah membaca firman Tuhan; atau kita mungkin membacanya, tetapi lupa akan firman-Nya sebab tidak berakar.

Oleh sebab itu, marilah kita tekun membaca serta merenungkan firman Tuhan. Biarlah kita menjadi cinta akan firman sehingga kita tahu kebenaran dan janji-janji Tuhan, yang menuntun serta memberi ketenteraman, sukacita, dan pengharapan. Janji-janji Tuhan yang bisa menghidupkan jiwa kita kembali ketika kita menjadi takut dan khawatir dalam menghadapi persoalan hidup. [SDL]

Baca Gali Alkitab 8

Mazmur 120

Fitnah adalah perkataan yang memutarbalikkan kebenaran dan mendustai kebenaran. Perbuatan ini jelas sangat jahat. Dampaknya tidak hanya merusak hidup seseorang, tetapi juga menghancurkan kehidupan masyarakat. Bagi pelaku fitnah sudah ada hukuman yang menantinya di kemudian hari, tetapi bagaimana dengan orang yang difitnah? Di mana dia bisa mencari pembelaan dan perlindungan?

Siapakah yang dapat menolongnya untuk mengungkapkan kebenaran?

Apa saja yang Anda baca?
1. Apa yang dirasakan dan yang terjadi atas diri pemazmur? (1, 3)
2. Dari apa pemazmur meminta untuk dilepaskan? (2)
3. Kepada siapa pemazmur meminta pertolongan? (1-2)
4. Apa yang dimiliki para pemfitnah sehingga membuat pemazmur merasakan kesesakan? (3-4)
5. Mengapa pemazmur menganggap dirinya celaka? (5-6)
6. Bagaimana karakteristik pemazmur dan bagaimana pula karakteristik pemfitnah? (7)

Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Jika mengalami fitnah, kepada siapa Anda akan datang meminta kebenaran dan pertolongan?
2. Karakter apa yang seharusnya Anda miliki sebagai orang percaya di tengah-tengah dunia?

Apa respons Anda?
1. Apa yang akan Anda lakukan jika difitnah?
2. Jika tidak boleh membalas, apa yang akan Anda lakukan terhadap pemfitnah?
3. Gaya hidup seperti apa yang Anda harus hidupi agar terhindar dari fitnah?

Pokok Doa:
Agar Tuhan menolong dalam menghadapi fitnah dari orang-orang yang bermaksud jahat.

Utley: Mzm 119:41-48

NASKAH TERJEMAHAN BARU: Mazm 119:41-48 (Vav)
41 Kiranya kasih setia-Mu mendatangi aku, ya TUHAN, keselamatan dari pada-Mu itu sesuai dengan janji-Mu, 42 supaya aku dapat memberi jawab kepada orang yang mencela aku, sebab aku percaya kepada firman-Mu. 43 Janganlah sekali-kali mencabut firman kebenaran dari mulutku, sebab aku berharap kepada hukum-hukum-Mu. 44 Aku hendak berpegang pada Taurat-Mu senantiasa, untuk seterusnya dan selamanya. 45 Aku hendak hidup dalam kelegaan, sebab aku mencari titah-titah-Mu. 46 Aku hendak berbicara tentang peringatan-peringatan-Mu di hadapan raja-raja, dan aku tidak akan mendapat malu. 47 Aku hendak bergemar dalam perintah-perintah-Mu yang kucintai itu. 48 Aku menaikkan tanganku kepada perintah-perintah-Mu yang kucintai, dan aku hendak merenungkan ketetapan-ketetapan-Mu.

Mazm 119:41-48 Bait ini ditandai dengan COHORTATIVE dan KATA KERJA TUNGGAL.

• 1. aku dapat memberi jawab, Mazm 119:42a - BDB 772, KB 851, Qal IMPERFECT digunakan dalam arti COHORTATIVE
• 2. aku percaya, Mazm 119:42b - BDB 105, KB 120, Qal PERFECT, TUNGGAL
• 3. aku berharap, Mazm 119:43b - BDB 403, KB 407, Piel PERFECT, TUNGGAL
• 4. aku hendak.. senantiasa, Mazm 119:44a - BDB 1036, KB 1581, Qal COHORTATIVE, TUNGGAL
• 5. aku hendak hidup, Mazm 119:45a - BDB 229, KB 246, Hithpael COHORTATIVE, TUNGGAL
• 6. aku mencari, Mazm 119:45b - BDB 205, KB 233, Qal PERFECT, TUNGGAL
• 7. aku hendak berbicara, Mazm 119:46a - BDB 180, KB 210, Piel COHORTATIVE, TUNGGAL
• 8. aku hendak bergemar, Mazm 119:47a - BDB 1044, KB 1613, Hithpalpel IMPERFECT, TUNGGAL, digunakan dalam arti COHORTATIVE.
• 9. kucintai, Mazm 119:47b - BDB 12, KB 17, Qal PERFECT, TUNGGAL
• 10. aku menaikkan, Mazm 119:48a - BDB 669, KB 724, Qal IMPERFECT, TUNGGAL, digunakan dalam arti COHORTATIVE
• 11. kucintai, Mazm 119:48b - sama seperti # 9
• 12. aku hendak merenungkan, Mazm 119:48c - BDB 967, KB 1319, Qal COHORTATIVE, TUNGGAL Mengenal Tuhan dan wahyu-Nya menuntut tanggapan pribadi!

Mazm 119:41 Perhatikan bahwa "kasih setia" (lihat Topik Khusus:\\See id_TOPIKUTLEY 00111\\ KASIH SETIA (HESED)) dan "keselamatan" (lihat Topik Khusus:\\See id_TOPIKUTLEY 00147\\ KESELAMATAN (ISTILAH PL)) dipersonifikasikan sebagai hal-hal yang datang kepada para pengikut setia. Karena itu mereka bertindak dengan cara yang saleh.

Mazm 119:43a KATA KERJA ini (BDB 664, KB 717, Hiphil JUSSIVE) berarti "merebut." Ini digunakan dalam arti pemlepasan dari

• 1. kematian - Ul 32:39; Mazm 22:20; 33:19; 56:13; 86:13; Ams 24:11
• 2. dosa - Mazm 39:8; 79:9

Di sini sepertinya ini terkait dengan Mazm 119:42, yang menunjukkan jawaban dari wahyu Allah kepada orang- orang yang mencela si pemazmur (suatu aplikasi PB yang baik adalah Mat 10:19-22; Mr 13:9-12, khususnya Mr 13:11; Luk 21:12-19).

Mazm 119:44 Baris puisi ini menekankan relevansi saat ini dan masa depan dari wahyu Allah (lih. Mat 5:17-19).

Mazm 119:46 Ini menunjukkan

• 1. kesaksian para pengikut yang setia kepada para raja yang dikalahkan
• 2. suatu aspek pembuatan perjanjian para pengikut yang setia dengan bangsa-bangsa asing
• 3. sebuah metafora para pengikut yang setia untuk orang-orang kuat atau berpendidikan

Mazm 119:48a "Menaikkan tangan" adalah posisi normal untuk berdoa dalam budaya Israel (Mazm 28:2; 63:4; 134:2; 141:2; 143:6; Rat 2:19; 1Tim 2:8). Sekali lagi, biasanya seseorang "mengangkat tangan" kepada Allah Sendiri tetapi di sini untuk wahyu-Nya.

□ "aku hendak merenungkan" Lihat catatan pada Mazm 119:15.

Utley: Mzm 119:49-56

NASKAH TERJEMAHAN BARU: Mazm 119:49-56 (Zayin)
49 Ingatlah firman yang Kaukatakan kepada hamba-Mu, oleh karena Engkau telah membuat aku berharap. 50 Inilah penghiburanku dalam sengsaraku, bahwa janji-Mu menghidupkan aku. 51 Orang-orang yang kurang ajar sangat mencemoohkan aku, tetapi aku tidak menyimpang dari Taurat-Mu. 52 Aku ingat kepada hukum-hukum-Mu yang dari dahulu kala, ya TUHAN, maka terhiburlah aku. 53 Aku menjadi gusar terhadap orang-orang fasik, yang meninggalkan Taurat-Mu. 54 Ketetapan-ketetapan-Mu adalah nyanyian mazmur bagiku di rumah yang kudiami sebagai orang asing. 55 Pada waktu malam aku ingat kepada nama-Mu, ya TUHAN; aku hendak berpegang pada Taurat-Mu. 56 Inilah yang kuperoleh, bahwa aku memegang titah-titah-Mu.

Mazm 119:49 "Ingatlah" KATA KERJA ini (BDB 269, KB 269) muncul tiga kali dalam bait ini.

• 1. Mazm 119:49 - Qal IMPERATIVE
• 2. Mazm 119:52 - Qal PERFECT
• 3. Mazm 119:55 - Qal PERFECT

Si Pemazmur meminta YHWH untuk mengingat dia (Mazm 119:49) karena ia ingat dan taat kepada-Nya. (Mazm 119:55b, 56b)

Perhatikan semua KATA KERJA-nya (kecuali IMPERATIVE yang pertama) berbentuk PERFECT atau IMPERFECT dengan waw (lihat Topik Khusus: TATA BAHASA IBRANI). Pengetahuan dan tindakan si pemazmur menyelesaikan pandangan dunia, realitas gaya hidup! Firman Allah tidak hanya berupa informasi tetapi

• 1. pengharapan, Mazm 119:49b
• 2. penghiburan, Mazm 119:50a, 52b
• 3. pemeliharaan, Mazm 119:50b
• 4. panduan untuk hidup, Mazm 119:51b
• 5. lagu, Mazm 119:54a
• 6. pemikiran di malam hari, Mazm 119:55a
• 7. Mazm 119:56a
• a. kebahagiaan - TEV
• b. berkat - NRSV
• c. kenyamanan - Peshitta

□ "Hamba-Mu" Di sini ini merujuk pada para pengikut setia yang mencari, mengenal, dan berharap dalam firman Allah. Lihat catatan pada Ul 34:5 secara online di www.freebiblecommentary.org. lihat Topik Khusus: HAMBA-KU.

□ "Berharap" Ini secara harfiah adalah "menunggu" (BDB 430, KB 407, Piel PERFECT). Ide menunggu janji- janji Allah untuk digenapi adalah suatu tindakan iman dan pengharapan. Bukannya mungkin, bisa jadi, diharapkan, tetapi pengharapan yang yakin-terjadinya-hanya-belum pasti-kapan waktunya (mirip dengan penggunaan PB yang terkait dengan Kedatangan Kedua). Ini adalah suatu tema berulang dari Mazmur (Mazm 31:24; 33:18,22; 71:5; 119:49,74,81,114,147; dalam suatu pengertian kelompok dalam Mazm 130:7; 131:3). Pemikiran ini dinyatakan dengan baik dalam Rom 15:4.

Mazm 119:50 "penghiburan" KATA BENDA ini (BDB 637) hanya muncul di sini dan Ayub 6:10, tapi KATA KERJA- nya (BDB 636, KB 688) adalah lazim.

Penghiburan di tengah-tengah penderitaan ini adalah keterpercayaan dari firman Tuhan! Ia verada bersama dengan para pengikut setia, bahkan di saat-saat kesusahan, kegagalan, serangan, depresi, dan ragu-ragu (lih. Ul 31:6; Yos 1:5; 1Sam 12:22; 1Raj 6:13; 8:57; 2Kor 4:9; Ibr 13:5). Bagaimana saya tahu ketika keadaan sekitar berteriak berbeda? firman-Nya! Mazm 119:52 mengingatkan kita agar melihat tindakan Allah di masa lalu!

Mazm 119:51 Si Pemazmur telah mengalami serangan dari mereka yang mengetahui hukum Allah, tetapi menolaknya (Mazm 119:51b, 53). Iman yang benar memiliki karakteristik yang bisa diamati. Ketaatan adalah bukti nyata dari iman yang benar (lihat Topik Khusus: MEMELIHARA).

□ "menyimpang" KATA KERJA ini (BDB 639, KB 692, Qal PERFECT) memiliki bidang semantik yang luas dan biasanya menunjukkan "merentang," "menyebar," atau "membengkok," tapi di sini ini memiliki arti kiasan khusus tentang penyimpangan dari jalan, jalan yang merupakan "jalan Allah" (yaitu, Mazm 139:24). Firman Allah adalah sebuah jalan, jalur, lajur yang dengan jelas ditandai. Jalur ini menuju kepada kehidupan, damai, sukacita, dan persekutuan dengan Allah (Mazm 119:105; Ams 6:23). Sebutan pertama bagi gereja PB dalam Kisah Para Rasul adalah "Jalan." Setiap penyimpangan dari pedoman yang jelas dari firman Allah akan membawa masalah!

Ungkapan PL tentang "berbelok ke kanan atau ke kiri" dapat dilihat dalam Ul 5:32; 17:11,20; 28:14; Ams 4:27). Tinggallah tetap di jalan!

Mazm 119:53 Seringkali dalam PL tampaknya orang-orang salehlah yang menurunkan murka pada musuh-musuh mereka, tetapi dalam kenyataannya mereka justru meminta Tuhan untuk setia kepada firman-Nya sebelumnya (yaitu, Im 26; Ul 27; 28; 29; 30). Sebuah contoh yang baik dari hal ini adalah Mazm 119:158. Murka pantas diterima karena ketidaktaatan yang terrencana dan disengaja. Dosa dan pemberontakan memiliki konsekuensi baik dalam waktu tertentu dan kekekalan. Tetaplah berada di jalan yang diberikan Tuhan!

Mazm 119:54 Ayat ini tampaknya (Mazm 119:19) membicarakan tentang kehidupan. Firman Allah, bagi mereka yang mengenalnya dan melakukannya, membawa suatu lagu harian, seumur hidup (Mazm 42:8)! Apakah Anda sedang bernyanyi?

Mazm 119:55 "Nama-Mu" lihat Topik Khusus: "NAMA" YHWH.

□ "Pada waktu malam" Kata "malam" ini dapat memiliki beberapa konotasi.

• 1. suatu waktu refleksi
• a. Mazm 16:7
• b. Mazm 63:6
• c. Mazm 77:6
• 2. suatu waktu kesesakan - Mazm 77:2
• 3. waktu doa / pujian
• a. Mazm 42:8
• b. Mazm 92:1-2
• c. Mazm 119:62
• d. Mazm 149:5
• e. Yes 26:9
• f. Mat 14:23; Luk 6:12
• g. Kis 16:25

□ "berpegang pada Taurat-Mu" Refleksi, doa, dan pujian di waktu malam harus menghasilkan hidup saleh di siang hari! Ketaatan adalah bukti dari iman (lih. Luk 6:46).

Mazm 119:56 Baris pertama bersifat mendua karena tidak adanya pendahulu yg jelas.

Namun demikian, perhatikan ini menekankan kembali ketaatan yang ada di baris kedua! Ingatlah jumlah yang besar dari istilah-istilah untuk wahyu Allah (yaitu, firman, hukum, aturan, titah, dll). lihat Topik Khusus: ISTILAH- ISTILAH UNTUK WAHYU ALLAH.

Utley: Mzm 119:57-64

NASKAH TERJEMAHAN BARU: Mazm 119:57-64 (Heth)
57 Bagianku ialah TUHAN, aku telah berjanji untuk berpegang pada firman-firman-Mu. 58 Aku memohon belas kasihan-Mu dengan segenap hati, kasihanilah aku sesuai dengan janji-Mu. 59 Aku memikirkan jalan-jalan hidupku, dan melangkahkan kakiku menuju peringatan-peringatan-Mu. 60 Aku bersegera dan tidak berlambat-lambat untuk berpegang pada perintah-perintah-Mu. 61 Tali-tali orang-orang fasik membelit aku, tetapi Taurat-Mu tidak kulupakan. 62 Tengah malam aku bangun untuk bersyukur kepada-Mu atas hukum-hukum-Mu yang adil. 63 Aku bersekutu dengan semua orang yang takut kepada-Mu, dan dengan orang-orang yang berpegang pada titah-titah-Mu. 64 Bumi penuh dengan kasih setia-Mu, ya TUHAN, ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.

Mazm 119:57 "Bagianku ialah TUHAN" Istilah "bagian" ini (BDB 324) memiliki beberapa kegunaan tidak ada peruntukan lahan untuk Levi

• Bil 18:20
• Ul 18:2
• Yos 13:33
• Yeh 44:28

Pembagian Tanah Perjanjian kepada suku-suku

• Yos 17:5,14; 19:9
• Yeh 47:13

Israel sebagai bangsa yang khusus di antara umat manusia

• Yer 10:16
• Yer 51:19

sesuatu yang diberikan oleh Tuhan untuk orang benar dan orang fasik

• Ayub 20:29; 27:13; 31:2
• Pkhotbah. 21: 20,21; Ayub 03:22; 5:17-18; 9:9

digunakan secara metáfora untuk hubungan iman khusus dengan

• YHWH Mazm 16:5; 73:26; 119:57; 142:5
• Rat 3:24

□ "aku telah berjanji untuk berpegang pada firman-firman-Mu" KATA KERJA ini (BDB 1036, KB 1581) mencirikan bait ini sebagai "ingatlah" (Mazm 119:49-56).

• 1. Mazm 119:57 - Qal INFINITIVE CONSTRUCT
• 2. Mazm 119:60 - Qal INFINITIVE CONSTRUCT
• 3. Mazm 119:63 - Qal ACTIVE PARTICIPLE
• 4. perhatikan juga Mazm 119:55

Ketaatan sangatlah penting! Ketaatan mengungkapkan hati! lihat Topik Khusus: MEMEGANG.

Mazm 119:58 "dengan segenap hati" Ini adalah sebuah ungkapan dari Ulangan (lih. Ul 6:5; 10:12; 11:13; 13:3; 30:2) yang menunjukkan sebuah pengabdian yang lengkap. Di kemudian dalam sejarah Israel frasa ini digunakan untuk

• 1. menunjukkan pengabdian Daud yang lengkap kepada Allah
• 2. menunjukkan pengabdian parsial Salomo kepada Allah

Untuk "hati" lihat Topik Khusus:\\See id_TOPIKUTLEY 00088\\ HATI.

□ Perhatikan permintaan doa ini (yaitu, Qal IMPERATIVE, Mazm 41:4; 56:1; 57:1) didasarkan atas kesetiaan YHWH kepada firman / janji-Nya (lih. Mazm 119:41,58,76,116,170). Keterpercayaan dari YHWH dan wahyu-Nya ini merupakan pilar penting dari iman alkitabiah (lihat empat khotbah tentang keterpercayaan dari Alkitab secara online di www.freebiblecommentary.org, halaman rumah, paragraf pertama, link).

Mazm 119:59-60 Sebagaimana YHWH dipanggil untuk setia kepada janji-janji-Nya, sekarang si pemazmur menegaskan kesetiaannya (Mazm 119:57b, 61b). Ketaatan langsung kepada hukum Allah mengungkapkan suatu pengabdian yang lengkap !!

Perhatikan penekanan dari dua kata kerjanya.

• 1. bersegera - BDB 301, KB 300, Qal PERFECT
• 2. berlambat (dinegasikan) - BDB 554, KB 552, Hithpalpel IMPERFECT

Allah dipanggil untuk menjawab dengan cepat (Mazm 69:17; 79:8; 102:2; 143:7), demikian juga, harusnya para pengikut setia cepat merespon dorongan Roh.

Mazm 119:59 "melangkahkan… menuju" KATA KERJA ini (BDB 996, KB 1427, Hiphil IMPERFECT dengan waw) memiliki bidang semantik yang luas tetapi merupakan istilah kunci yang digunakan untuk kata "pertobatan." Oleh karena itu, beberapa komentator (Buku Pegangan UBS, hal. 1014.) melihat ayat ini merujuk kepada seseorang yang telah melanggar hukum Allah, tetapi telah berubah lagi untuk memegangnya dan memuja Tuhan.

Mazm 119:61 Tidaklah mudah bagi pemazmur untuk hidup dengan setia karena selalu ada musuh-musuh.

KATA KERJA-nya (BDB 728, KB 795, Piel PERFECT) hanya ditemukan di sini dan diterjemahkan (lihat NIDOTTE, vol. 3, h. 339):

• 1. TL - "mengelilingi"
• 2. NKJV - "mengikat"
• 3. LXX, NRSV, NJB - "menjerat"
• 4. TEV - "meletakkan perangkap"
• 5. JPSOA - "melilit"
• 6. Peshitta - "melanda"

AB (hal. 181) menghubungkannya dengan Mazm 116:3 dan, seperti biasa, melihat baris ini sebagai merujuk pada kuburan kematian yang dipersonifikasikan.

□ "Taurat-Mu tidak kulupakan" Ini adalah tema berulang dalam Mazmur ini (Mazm 119:61,83,109,141,153,176). Orang jahat melupakan hukum Allah (Mazm 50:22; 119:139).

Mazm 119:62 meditasi malam ini terkait dengan Mazm 119:55.

Mazm 119:63 Perhatikan bagaimana para pengikut setia ditandai.

• 1. orang yang takut / hormat kepada-Mu
• 2. orang yang berpegang pada wahyu-Mu

Tidak akan ada klaim yang bisa dibuat tentang persekutuan dengan Allah sementara hidup dalam ketidaktaatan seara sengaja.

Mazm 119:64 Perhatikan aspek universal ayat ini. Untuk "bumi" lihat Topik Khusus:\\See id_TOPIKUTLEY 00297\\ TANAH, NEGARA, BUMI.

Istilah yang diterjemahkan "kasih setia" oleh NASB adalah hesed. Lihat Topik Khusus:\\See id_TOPIKUTLEY 00111\\ KASIH SETIA (HESED)) dan catatan di Mazm 33:1-5!

"ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku" Ini hanya IMPERATIVE yang kedua di bait ini (Mazm 119:58b). Meskipun pemazmur merenungkan firman/janji Tuhan, dia masih perlu lebih memahaminya lagi! Studi Alkitab secara teratur, yang dipimpin Roh sangatlah penting untuk seorang percaya yang bertumbuh, dewasa (lihat Mazm 119:12,26,64,108,124,135,171)!

Utley: Mzm 119:65-72

NASKAH TERJEMAHAN BARU: Mazm 119:65-72 (Teth)
65 Kebajikan telah Kaulakukan kepada hamba-Mu, ya TUHAN, sesuai dengan firman-Mu. 66 Ajarkanlah kepadaku kebijaksanaan dan pengetahuan yang baik, sebab aku percaya kepada perintah-perintah-Mu. 67 Sebelum aku tertindas, aku menyimpang, tetapi sekarang aku berpegang pada janji-Mu. 68 Engkau baik dan berbuat baik; ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku. 69 Orang yang kurang ajar menodai aku dengan dusta, tetapi aku, dengan segenap hati aku akan memegang titah-titah-Mu. 70 Hati mereka tebal seperti lemak, tetapi aku, Taurat-Mu ialah kesukaanku. 71 Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu. 72 Taurat yang Kausampaikan adalah baik bagiku, lebih dari pada ribuan keping emas dan perak.

Mazm 119:65 Ayat ini merangkum pandangan dunia dari para pengikut setia. Pengetahuan (Mazm 119:66) dan ketaatan (Mazm 119:67,69) akan wahyu Allah membawa kehidupan yang damai, sehat, dan bahagia. Kehidupan yang sejati hanya ditemukan di dalam Dia. Ingat dalam Mazmur ini pengenalan akan firman Allah disamakan dengan mengenal Allah sendiri!

Hampir setiap ayat dari Mazmur ini memiliki sebuah kata Ibrani yang menunjukkan wahyu Allah (lihat Topik Khusus: ISTILAH UNTUK WAHYU ALLAH (MENGGUNAKAN ULANGAN DAN MAZMUR)).

Kata Ibrani בוט (BDB 373) memulai ayat, Mazm 119:65,66,68,71,72. Inilah kata kunci bait ini.

Mazm 119:66 Meskipun pemazmur tahu wahyu Allah, ia sadar bahwa ia perlu memahami lebih dan lebih lagi (Mazm 119:68, kedua KATA KERJA "mengajar" ini, BDB 540, KB 531, adalah Piel IMPERATIVE, yaitu, permohonan doa, Mazm 119:12,26,64,66,68,108,124,135,171).

Mazm 119:66-70 "aku percaya" Ada beberapa KATA KERJA PERFECT yang menyatakan sikap pemazmur.

• 1. aku percaya - BDB 52, KB 63, Hiphil PERFECT (lihat Topik Khusus: PERCAYA, KEPERCAYAAN, IMAN DAN KESETIAAN DALAM PL)
• 2. aku berpegang - BDB 1036, KB 1581, Qal PERFECT (lihat Topik Khusus: BERPEGANG)
• 3. aku suka - BDB 1044, KB 1613, Pilpel PERFECT, lih. Mazm 1:2; 112:1; 119:16,24,35,47,70,77,92,143,174

Perhatikan bagaimana naiknya mental harus diimbangi dengan kehidupan yang taat (Yak 1:22-25).

Mazm 119:67 Si Pemazmur mengakui ketaktaatannya di masa lalu yang mengakibatkan disiplin Allah. Disiplin Allah adalah tindakan orangtua yang penuh kasih (lih. Ibr 12:5-13). Kutuk di Im 26 dan Ul 27; 28; 29; 30 adalah reaksi Allah terhadap ketidaktaatan perjanjian dan kerinduan-Nya terhadap para pengikut-Nya agar mengubah cara-cara mereka! Ia ingin memberkati kita! Disiplin selalu memiliki tujuan penebusan!

Mazm 119:68 Baris pertama puisi ini menggambarkan karakter Allah. Dia adalah "baik" (BDB 373 II, Mazm 25:8; 86:5; 100:5; 106:1; Yer 33:11; Nah 1:7). lihat Topik Khusus: KARAKTERISTIK ISRAEL ALLAH (PL).

□ "ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku" Ini adalah penggunaan kedua dari Piel IMPERATIVE dari KATA KERJA ini (Mazm 119:66). Allah ingin menyatakan diri-Nya dan kehendak-Nya melalui Kitab Suci.

Mazm 119:69-70 Seperti yang sangat sering terjadi di Mazmur, si pemazmur merasa diserang. Kaum arogan telah berbohong tentang dia. Secara kontekstual sulitlah untuk mengidentifikasi siapa si penyerang ini. Mereka seringkali adalah para orang kaya dan berkuasa dari masyarakat, seperti di sini (yaitu, "gemuk," BDB 316, Mazm 119:70a, Mazm 17:10; 73:7; ini secara rohani sejajar dengan Yes 6:10, BDB 1031 I). Tapi kekayaan yang sejati bagi pemazmur adalah pengenalan tentang Allah dan wahyu-Nya (Mazm 119:72, lih. Mazm 19:10).

Mazm 119:69 KATA KERJA ini (BDB 381, KB 378, Qal PERFECT) di baris 1 berarti memlester atau mengolesi (lih. Ayub 13:4). Bait ini memiliki dua IMPERFECT yang menggambarkan tindakan yang sedang berlangsung pemazmur.

• 1. aku akan memegang, Mazm 119:69 - BDB 665, KB 718, Qal IMPERFECT
• 2. aku akan belajar, Mazm 119:71 - BDB 540, KB 531, Qal IMPERFECT

Mazm 119:70 "hati" Lihat Topik Khusus:\\See id_TOPIKUTLEY 00088\\ HATI.

Mazm 119:70b Tidak ada kata "tapi" dalam naskah bahasa Ibraninya. Namun demikian, kontras yang tajamnya tersirat. Konsep "dua jalan" dari Ul 30:15-20 dan Mazm 1:1 tersirat.

Mazm 119:71 Pemazmur mengakui bahwa disiplin dari Allah adalah suatu manfaat karena menyebabkan dia bisa kembali kepada-Nya dan firman-Nya. Ketidakadilan kehidupan, konsekuensi mengerikan bagi pilihan pribadi sering justru menjadi kesempatan untuk lebih mempercayai Tuhan. Sebuah buku yang telah membantu saya di bidang ini adalah karangan Hannah Whithall Smith Rahasia Kehidupan Bahagia Orang Kristen.

Utley: Mzm 119:73-80

NASKAH TERJEMAHAN BARU: Mazm 119:73-80 (Yodh)
73 Tangan-Mu telah menjadikan aku dan membentuk aku, berilah aku pengertian, supaya aku dapat belajar perintah-perintah-Mu. 74 Orang-orang yang takut kepada-Mu melihat aku dan bersukacita, sebab aku berharap kepada firman-Mu. 75 Aku tahu, ya TUHAN, bahwa hukum-hukum-Mu adil, dan bahwa Engkau telah menindas aku dalam kesetiaan. 76 Biarlah kiranya kasih setia-Mu menjadi penghiburanku, sesuai dengan janji yang Kauucapkan kepada hamba-Mu. 77 Biarlah rahmat-Mu sampai kepadaku, supaya aku hidup, sebab Taurat-Mu adalah kegemaranku. 78 Biarlah orang-orang yang kurang ajar mendapat malu, karena mereka berlaku bengkok terhadap aku tanpa alasan; tetapi aku akan merenungkan titah-titah-Mu. 79 Biarlah berbalik kepadaku orang-orang yang takut kepada-Mu, orang-orang yang tahu peringatan-peringatan-Mu. 80 Biarlah hatiku tulus dalam ketetapan-ketetapan-Mu, supaya jangan aku mendapat malu.

Mazm 119:73 Ayat ini menegaskan penciptaan Allah atas pemazmur. Ini dinyatakan dalam beberapa cara.

• 1. Singgungan ke Kej 2:7 ( "dibentuk" [tubuh] - BDB 427; "hari pembentukan" - Mazm 139:16)
• 2. Tangan-Mu menjadikan aku - BDB 793 I, lih. Ayub 10:8; 31:15; Mazm 139:15
• 3. pekerjaan tangan-Mu - Ayub 10:3; 14:15; Mazm 138:8
• 4. kedua KATA KERJA ini muncul dalam Ul 32:6 dan merujuk ke Israel secara kelompok

Manusia adalah makhluk khusus yang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah (Kej 1:26-27) bagi persekutuan (Kej 3:8). Masing-masing adalah ciptaan yang unik (Mazm 139:14-16). Mengenali hal ini adalah cara pandang dunia alkitabiah! Kita bukanlah hasil dari kejadian atau proses acak. Ada tujuan dalam penciptaan setiap orang.

□ "Berilah aku pengertian" Ini adalah satu-satunya doa permohonan yang bersifat IMPERATIVE (BDB 106, KB 122, Hiphil IMPERATIVE) di bait ini (Mazm 119:73-80), tetapi ada beberapa JUSSIVE.

Hanya Tuhanlah yang bisa membuka pikiran makhluk manusia yang telah jatuh untuk belajar (BDB 540, KB 531, Qal COHORTATIVE) tentang diri-Nya dengan memahami wahyu-Nya. Pembelajaran ini (seperti KATA KERJA Shema dari Ul 6:4-9). menyiratkan aplikasi gaya hidup wahyu Allah sehari-hari.

Mazm 119:74 "Kiranya" ini adalah tanda-tanda sebuah konstruksi JUSSIVE (Mazm 119:74,76,77,78,79,80). Ini juga mencerminkan permintaan doa.

Dalam ayat ini ada dua.

• 1. melihat - BDB 906, KB 1157, Qal IMPERFECT digunakan dalam arti JUSSIVE
• 2. bersukacita - BDB 970, KB 1333, Qal IMPERFECT digunakan dalam arti JUSSIVE.

Perhatikan realitas ini didasarkan pada:

• 1. kesabaran pemazmur (har. "menunggu," "berharap," Mazm 119:74b)
• 2. pengetahuan pemazmur tentang wahyu Allah (Mazm 119:75)
• 3. penderitaan ilahi pemazmur (Mazm 119:67,71,75)

KATA KERJA "menunggu" (BDB 403, KB 407, Piel PERFECT) menunjukkan kesabaran. Biasanya KATA KERJA ini menunjukkan harapan / kesabaran dalam Allah sendiri (lih. Ayub 13:15; Mazm 31:24; 33:22; 38:15; 39:7; 42:5,11; 43:5; 69:3; 130:7; 131:3), tetapi dalam Mazm 119 konsep teologis dari wahyu Allah (lihat Topik Khusus: ISTILAH UNTUK WAHYU ALLAH) digantikan dengan Allah sendiri. Mereka sama. Mengenal firman Allah adalah mengenal Allah. Yang satu bersifat informatif dan yang lain relasional tetapi mereka harus berjalan bersama-sama!

Mazm 119:75 "Engkau telah menindas aku dalam kesetiaan" YHWH adalah benar dalam firman-Nya dan setia kepada maksud tujuan-Nya bagi para pengikut-Nya yang setia. Ada tujuan yang lebih besar dalam penciptaan. Lihat Topik Khusus:\\See id_TOPIKUTLEY 00265\\ RENCANA PENEBUSAN KEKAL YHWH. Bahkan "penderitaan" memiliki tujuan akhir (lih. Rat 3:19-38; Ibr 5:8; 12:1-13). Tujuan keselamatan bukanlah hanya persekutuan di dalam suatu tempat / kondisi di masa depan tapi persekutuan intim sekarang, yang mencerminkan karakteristik kekeluargaan dari para pengikut YHWH terhadapa mereka yang Dia ciptakan, yang karena Kejatuhan, belum mengenal-Nya!

Haruslah diingat bahwa masalah-masalah dalam kehidupan ini memiliki beberapa kemungkinan asal / tujuan.

• 1. Penghakiman atas dosa untuk mengembalikan atau memulai suatu hubungan iman dalam YHWH (lih. Mazm 69:26)
• 2. hasil dari Kejatuhan. Kejahatan telah memasuki dunia kita. Hal-hal buruk yang bukan kehendak Allah terjadi (lihat Topik Khusus: ANIAYA).
• 3. mereka menyebabkan kita untuk percaya kepada Tuhan dan mengembangkan iman kita (lih. Rom 5:3-5; Ibr 5:8; 12:10-11).

Karena saya tidak pernah tahu yang manakah itu, saya memilih untuk berfokus pada #3! Pandangan dunia saya adalah bahwa tidak ada yang kebetulan yang terjadi terhadap umat Allah!

□ "Hukum-hukum" lihat Topik Khusus: HAKIM, PENGHAKIMAN, AND KEADILAN (שׁפט) DALAM YESAYA.

□ "Adil" Lihat Topik Khusus:\\See id_TOPIKUTLEY 00115\\ KEBENARAN.

Mazm 119:76 "kasih setia-Mu" Lihat Topik Khusus:\\See id_TOPIKUTLEY 00111\\ KASIH SETIA (HESED)).

□ "Sesuai dengan janji" Ini adalah suatu tema yang berulang (lih. Mazm 119:65). Allah adalah setia terhadap wahyu-Nya.

Mazm 119:77 "Taurat-Mu adalah kegemaranku" Lihat catatan pada Mazm 119:66-70.

Mazm 119:78a ini mencerminkan Mazm 119:69-70. Orang kurang ajar akan mendapat malu (lihat catatan pada Mazm 119:6), tetapi pemazmur yang setia tidak (lih. Mazm 119:80).

Mazm 119:78b "aku akan merenungkan titah-titah-Mu" Para pengikut Setia menghabiskan waktu dalam firman Allah. Mereka belajar, merenungi, dan berusaha untuk menerapkan apa yang dikatakan Firman. Pikiran kita menjadi tindakan kita. Meditasi atas wahyu adalah penting (Mazm 1:2; 119:15,23,48,78,97,148). Seberapa sering Anda menghabiskan waktu dalam firman Allah?

Mazm 119:79 Ayat ini menegaskan kebenaran bahwa para pencari Allah perlu melihat-Nya pada mereka yang mengaku mengikuti-Nya. Para pengikut setia harus menjadi lampu yang mengarahkan kepada Allah.

□ "Orang-orang yang tahu" lihat Topik Khusus: TAHU.

Mazm 119:80 "tulus" Lihat Topik Khusus:\\See id_TOPIKUTLEY 00296\\ TAK BERSALAH, TANPA DOSA, TAK BERNODA, TANPA CELA.

Utley: Mzm 119:81-88

NASKAH TERJEMAHAN BARU: Mazm 119:81-88 (Kaph)
81 Habis jiwaku merindukan keselamatan dari pada-Mu, aku berharap kepada firman-Mu. 82 Habis mataku merindukan janji-Mu; aku berkata: "Bilakah Engkau akan menghiburkan aku?" 83 Sebab aku telah menjadi seperti kirbat yang diasapi; namun ketetapan-ketetapan-Mu tidak kulupakan. 84 Berapa lagi hari-hari hamba-Mu ini? Bilakah Engkau menghukum orang-orang yang mengejar aku? 85 Orang-orang yang kurang ajar telah menggali lobang bagiku, orang-orang yang tidak menuruti Taurat-Mu. 86 Segala perintah-Mu dapat dipercaya; mereka mengejar aku tanpa alasan — tolonglah aku! 87 Hampir saja mereka menghabisi aku di bumi, tetapi aku tidak meninggalkan titah-titah-Mu. 88 Hidupkanlah aku sesuai dengan kasih setia-Mu, supaya aku berpegang pada peringatan yang Kauberikan.

Mazm 119:81-88 Bait ini didominasi oleh KATA KERJA KALIMAT PERFECT. Pemazmur merasa diserang!

• 1. Orang-orang yang mengejar aku, Mazm 119:84
• 2. Orang-orang kurang ajar telah menggali lubang bagiku, Mazm 119:85
• 3. Orang-orang yang tidak menuruti Taurat-Mu, Mazm 119:85
• 4. mereka mengejar aku tanpa alasan, Mazm 119:86
• 5. mereka hampir saja menghancurkan saya di bumi, Mazm 119:87

Dia mengaku setia kepada firman Allah dan memohon pada Allah agar bertindak atas namanya.

• 1. Tolonglah aku - BDB 740, KB 810, Qal IMPERATIVE, Mazm 119:86
• 2. Hidupkanlah / lestarikan aku - BDB 1036, KB 1581, Piel IMPERATIVE, Mazm 119:88

Mazm 119:81 "jiwa" Ini adalah istilah nephesh (BDB 659). Untuk pembahasan lengkapnya lihat catatan pada Kej 35:18 online di www.freebiblecommentary.org.

□ "Merindukan" Pemazmur menggunakan beberapa KATA KERJA untuk menggambarkan keadaan fisik dan mentalnya.

• 1. merindukan - BDB 477, KB 476, Qal PERFECT, Mazm 119:81
• 2. berharap - BDB 403, KB 407, Piel PERFECT, Mazm 119:81
• 3. habis mata - BDB 477, KB 476, Qal PERFECT, Mazm 119:82
• 4. menjadi seperti kantong kulit dalam asap - BDB 224, KB 243, Qal PERFECT. Ini adalah suatu ungkapan yang tidak biasa dan langka. Tampaknya berarti "terbakar" dan "rapuh. Tetapi karena baris berikutnya bisa menunjukkan asap kebutaan (lih. 1Kor 13:12).

Mazm 119:82 Di tengah masalah-masalah kehidupan dan serangan pribadi, bahkan para pengikut setia boleh menanyakan Tuhan "mengapa?" Atau "kapan akan berakhir?"

Mazm 119:83 Ungkapan dari Mazm 119:83A ini tidak lazim dan mendua (lihat catatan di Mazm 119:81, # 4).

Baris kedua merupakan upaya si pemazmur untuk menegaskan kesetiaan sendiri (Mazm 119:81b, 87b, perhatikan juga Mazr Mazm 119:61,141,153,176). Si penganiayanya layak menerima penghakiman Allah tapi dia tidak. Dia melemparkan dirinya ke dalam kesetiaan Allah (Mazm 119:88a).

Mazm 119:84 "Berapa lagi hari-hari hamba-Mu ini" Ini menegaskan

• 1. pengetahuan Allah akan masa depan (lih. Mat 10:29-31)
• 2. waktu kehidupan manusia yang terbatas (Mazm 39:4)
• 3. panggilan untuk bertindak dengan tepat pada waktu yang kita miliki masing-masing (Mazm 90:12; Mat 6:25-34; Ef 5:15-16.)

Mazm 119:85 "menggali lobang" Ini adalah sebuah ungkapan berburu. Sebuah lubang yang digali untuk menangkap mangsa. Ini menjadi metafora untuk pengkhianatan manusia (Mazm 7:15; 57:6; Yer 18:22).

Terjemahan NEB dan REB melihat akar kata Ibrani "ekor" (BDB 967) bukannya "lubang" (BDB 1001). Ini hanya sekedar perubahan dari שׂ ke שׁ

Mazm 119:86 Kata "perintah" di sini bisa merujuk ke "kutukan-kutukan" pada mereka yang melanggar Allah yang dinyatakan (lih. Im 26; Ul 27; 28; 29; 30). Ini adalah si penganiaya yang dimaksud dalam Mazm 119:85b yang tidak hidup sesuai dengan hukum Allah.

Mereka adalah tepat kebalikan dari para pengikut setia (Mazm 119:81,82,83,87).

□ "Tolonglah aku" IMPERATIVE ini mirip dengan Mazm 109:26. Loyalitas perjanjian Allah (yaitu, hesed, Mazm 119:88A; lihat Topik Khusus:\\See id_TOPIKUTLEY 00111\\ KASIH SETIA (HESED)) adalah dasar dari pengharapan umat manusia. Ini adalah karakter yang tidak berubah dari rahmat dan karunia-Nya yang membawa harapan dan perdamaian di dunia yang jatuh ini. lihat Topik Khusus: KARAKTERISTIK ALLAH ISRAEL (PL).

Mazm 119:88A Buku Pegangan UBS (hal. 1022) menyebutkan bahwa MT dan LXX memiliki KATA KERJA "selamatkanlah hidupku" (BDB 310, KB 309, Piel IMPERATIVE), sedangkan teks DSS-nya memiliki "bersikap baiklah kepadaku" (lih. TEV).

Mazm 119:88b Ini adalah keinginan dari pengikut setia Allah (Mazm 19:14)!

KATA KERJA "memegang" ini (BDB 1036, KB 1581) adalah Qal COHORTATIVE. lihat Topik Khusus: MEMEGANG. Ketaatan kepada wahyu sangatlah penting dan merupakan bukti dari hubungan iman seseorang dengan YHWH dan Mesias-Nya (lih. Luk 6:46).

Utley: Mzm 119:89-96

NASKAH TERJEMAHAN BARU: Mazm 119:89-96 (Lamedh)
89 Untuk selama-lamanya, ya TUHAN, firman-Mu tetap teguh di sorga. 90 Kesetiaan-Mu dari keturunan ke keturunan; Engkau menegakkan bumi, sehingga tetap ada. 91 Menurut hukum-hukum-Mu semuanya itu ada sekarang, sebab segala sesuatu melayani Engkau. 92 Sekiranya Taurat-Mu tidak menjadi kegemaranku, maka aku telah binasa dalam sengsaraku. 93 Untuk selama-lamanya aku tidak melupakan titah-titah-Mu, sebab dengan itu Engkau menghidupkan aku. 94 Aku kepunyaan-Mu, selamatkanlah aku, sebab aku mencari titah-titah-Mu. 95 Orang-orang fasik menantikan aku untuk membinasakan aku; tetapi aku hendak memperhatikan peringatan-peringatan-Mu. 96 Aku melihat batas-batas kesempurnaan, tetapi perintah-Mu luas sekali.

Mazm 119:89 "selama-lamanya" \\See ID_TOPIKUTLEY 00282 SELAMANYA (‘OLAM)\\.

□ "Ya TUHAN" Lihat Topik Khusus:\\See id_TOPIKUTLEY 00197\\ NAMA TUHAN.

□ "firman-Mu tetap teguh di sorga" KATA KERJA-KATA KERJA ini (BDB 662, KB 714, Niphal PARTICIPLE) arti dasarnya adalah "berdiri." Ini adalah satu-satunya penggunaan dari KATA KERJA ini dalam ungkapan ini.

Ide bahwa Allah yang menetapkan / meneguhkan ciptaan adalah dorongan dari Mazm 119:90-91 (KATA KERJA yang berbeda, BDB 763, KB 840). Perhatikan hal-hal yang "berdiri."

• 1. firman YHWH (Mazm 119:89b, 91a)
• 2. kesetiaan YHWH
• 3. ciptaan YHWH

Mereka semua hamba-hamba-Nya (Mazm 119:91b). Tapi catat Mazm 119:96 tampaknya menyiratkan suatu kontras. Namun demikian, tekanan dari kontras tersebut tidak pasti.

Mazm 119:90a Kebenaran ini diparaleli di Mazm 36:5; 89:1-2. Mereka berbicara tentang kekekalan Allah, firman-Nya, dan ciptaan-Nya. Kesetiaan mencirikan

• 1. Allah sendiri
• 2. wahyu-Nya dalam kata-kata
• 3. wahyu-Nya dalam penciptaan (Mazm 119:91; 148:1-6; Yer 31:35-37)

Mazm 119:91 "segala sesuatu melayani Engkau" Ungkapan ini merujuk pada semua ciptaan (yaitu, Kej 1, Mazm 103:19; Pengkh 11:5; Yer 10:16; 51:19). Firman Allah membawa alam fisik menjadi ada dan menopangnya. Alam fisik ada batasnya (Mazm 119:96), tetapi firman Allah tidak memiliki batas.

Mazm 119:92 "Sekiranya" Perhatikan sifat bersyarat dari pernyata-pernyataan berikut ini tentang pemazmur yang perlu penyelamatan / penghidupan kembali dan wahyu dari Allah, yang abadi. Perhatikan jumlah "aku" di Mazm 119:92-96 dalam NASB (6) yang menggambarkan pikiran dan tindakan pemazmur.

Mazm 119:93 "selama-lamanya aku tidak melupakan titah-titah-Mu" Lihat catatan pada Mazm 119:16,61.

□ "sebab dengan itu Engkau menghidupkan aku" KATA KERJA ini adalah sebuah PERFECT Piel yang menunjukkan tindakan penyelamatan oleh Allah yang telah selesai. Hal ini kontras dengan IMPERATIVE dari Mazm 119:88.

Mazm 119:94 "aku kepunyaan-Mu" Si Pemazmur menegaskan bahwa, sebagai makhluk ciptaan, ia milik YHWH, pencipta segala sesuatu yang memenuhi maksud tujuan-Nya.

□ "Selamatkanlah aku" Ini adalah sebuah Hiphil IMPERATIVE, satu-satunya IMPERATIVE dalam bait ini. Lihat Topik Khusus:\\See id_TOPIKUTLEY 00147\\ KESELAMATAN (ISTILAH PL)). Pemazmur merasa diserang (Mazm 119:95a). Dalam Mazm 119:92 istilah "sengsara" ini bisa merujuk pada lembaga "orang jahat" atau Tuhan (Mazm 119:67,71).

YHWH menyelamatkan mereka yang mencari / percaya kepada-Nya (Mazm 13:5; 25:2; 31:14; 52:8; 56:4; 86:2). Ada dua aspek perjanjian (Ilahi dan individu manusia)!

□ "aku mencari titah-titah-Mu" Ide bahwa para pengikut setia secara aktif mencari (BDB 205, KB 233, Qal PERFECT) wahyu Allah ini juga terjadi di Mazm 119:2,45,155. Ada aspek Ilahi untuk wahyu dan aspek individu untuk wahyu!

Mazm 119:96 Ayat ini sulit dimengerti. Namun demikian, apa pun yang "terbatas" (tampaknya merujuk pada ciptaan) selalu berkebalikan dengan wahyu Allah yang kekal (har. "luas") (yaitu, tidak memiliki batas).

Istilah "kesempurnaan" ini (BDB 479) hanya ditemukan di sini.

Pemazmur berseru kepada Yang kekal untuk menyelamatkannya. Orang fasik binasa, ciptaan akan binasa (yaitu, 2Pet 3:10,12), tetapi Dia Yang Kekal mengingat para pengikut setia-Nya!

Utley: Mzm 119:97-104

NASKAH TERJEMAHAN BARU: Mazm 119:97-104 (Lamedh)
97 Betapa kucintai Taurat-Mu! Aku merenungkannya sepanjang hari. 98 Perintah-Mu membuat aku lebih bijaksana dari pada musuh-musuhku, sebab selama-lamanya itu ada padaku. 99 Aku lebih berakal budi dari pada semua pengajarku, sebab peringatan-peringatan-Mu kurenungkan. 100 Aku lebih mengerti dari pada orang-orang tua, sebab aku memegang titah-titah-Mu. 101 Terhadap segala jalan kejahatan aku menahan kakiku, supaya aku berpegang pada firman-Mu. 102 Aku tidak menyimpang dari hukum-hukum-Mu, sebab Engkaulah yang mengajar aku. 103 Betapa manisnya janji-Mu itu bagi langit-langitku, lebih dari pada madu bagi mulutku. 104 Aku beroleh pengertian dari titah-titah-Mu, itulah sebabnya aku benci segala jalan dusta.

Mazm 119:97 "Betapa kucintai Taurat-Mu" Dalam banyak hal Mazm 19; 119 adalah kebalikan teologis dari presentasi kitab-kitab sejarah dan kitab nabi-nabi tentang bagaimana Israel bertindak terhadap wahyu Allah.

Cinta (BDB 12, KB 17, Qal PERFECT, lih. Mazm 119:47,48,113,127,163,165) ditandai sebagai "merenungkan sepanjang hari" (Mazm 119:15,48,99).

Mencintai adalah (lih. Ul 6:5).

• 1. menghabiskan waktu bersama dengan
• 2. bersukacita di
• 3. mematuhi
• 4. menyampaikan kepada orang lain

Frasa yang diterjemahkan oleh NASB "sepanjang hari" ini adalah kata Ibrani 'olam. \\See ID_TOPIKUTLEY 00282 SELAMANYA (‘OLAM)\\.

Mazm 119:98 Sebuah pengetahuan tentang wahyu Allah membuat pengikut setia lebih bijaksana dari

• 1. musuh-musuhnya, Mazm 119:98
• 2. guru-gurunya, Mazm 119:99
• 3. berusia (yaitu, berpengalaman), Mazm 119:100

Mazm 119:100 Perhatikan bahwa hikmat bukanlah hanya sekedar pengetahuan tetapi ketaatan gaya hidup (Mazm 119:100b). Ketaatan ini digambarkan sebagai

• 1. Terhadap segala jalan kejahatan aku menahan kakiku (Mazm 1:1; 5:8; 16:11; 139:24; Ams 1:15; 4:14)
• 2. tidak menyimpang dari hukum-hukum-Mu (suatu ungkapan untuk penyimpangan dari jalan Allah yang dinyatakan, lih. Ul 17:20; Yos 23:6)

Nama pertama bagi gereja adalah "Jalan" (Kis 9:2; 18:25,26; 19:9,23; 22:4; 24:14,22).

Mazm 119:101b "supaya aku berpegang pada firman-Mu" Ini adalah kebenaran teologis kuncinya. lihat Topik Khusus: MEMEGANG.

Mazm 119:102b Dalam Mazm 119 Allah dan wahyu-Nya digabung. Mengenal Dia berarti mengenal firman-Nya. Allah adalah guru dan isi dari wahyu. Permintaan agar Allah mengajari si pemazmur ditemukan dalam Mazm 119:12,26,33,64,10,124,135,171.

Mazm 119:103 Ayat ini mencerminkan Mazm 19:10b tapi dengan kata yang berbeda untuk "manis" (BDB 576, KB 594, Niphal PERFECT, har. "halus," hanya ditemukan di sini dalam PL). Ungkapan "manis" adalah cara untuk menggambarkan bagaimana ajaran Tuhan membuat hidup menyenangkan dan damai!

Mazm 119:104 Hanya ada satu sumber yang tepat dari kebenaran, kehidupan, kedamaian, dan sukacita – YHWH. Mengenal Dia berarti secara agresif menolak (har. "membenci") semua cara-cara lain (misalnya, Mazm 119:53,128,163; Ams 13:5; Am 5:15).

Utley: Mzm 119:105-112

NASKAH TERJEMAHAN BARU: Mazm 119:105-112 (Nun)
105 Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku. 106 Aku telah bersumpah dan aku akan menepatinya, untuk berpegang pada hukum-hukum-Mu yang adil. 107 Aku sangat tertindas, ya TUHAN, hidupkanlah aku sesuai dengan firman-Mu. 108 Kiranya persembahan sukarela yang berupa puji-pujian berkenan kepada-Mu, ya TUHAN, dan ajarkanlah hukum-hukum-Mu kepadaku. 109 Aku selalu mempertaruhkan nyawaku, namun Taurat-Mu tidak kulupakan. 110 Orang-orang fasik telah memasang jerat terhadap aku, tetapi aku tidak sesat dari titah-titah-Mu. 111 Peringatan-peringatan-Mu adalah milik pusakaku untuk selama-lamanya, sebab semuanya itu kegirangan hatiku. 112 Telah kucondongkan hatiku untuk melakukan ketetapan-ketetapan-Mu, untuk selama-lamanya, sampai saat terakhir.

Mazm 119:105 Tidak ada KATA KERJA dalam ayat ini. Firman Tuhan menerangi kehidupan (Mazm 43:3; Ams 6:23; 2Pet 1:19). Hidup digambarkan sebagai sebuah jalur, jalur yang ditandai dengan jelas, ditandai oleh wahyu Ilahi (Mazm 89:15; Yes 2:5; 1Yoh 1:7). Menyimpang ke kanan atau ke kiri akan membawa bencana.

Kita tahu dari PB bahwa wahyu utama Allah adalah Yesus (Yoh 1:1-14; Fili 2:6-11; Kol 1:13-16; Ibr 1:2-3).

Dia adalah terang dunia (Yoh 1:4; 8:12; 9:5).

Mazm 119:106 Pemazmur menegaskan bahwa ia telah berjalan di jalur Wahyu Allah. Bentuk-bentuk KATA KERJA ini menyiratkan suatu keputusan awal dan suatu komitmen yang berkelanjutan tehadap wahyu Allah. Iman alkitabiah adalah sebuah "gerbang" (perjumpaan pribadi pertama dengan Tuhan) dan "sebuah jalur / jalan" (gaya hidup yang berkelanjutan, ketaatan setiap hari). Yesus mengajarkan ini dalam Mat 7:13-14. Ini adalah suatu keputusan dan pemuridan.

Dalam kehidupan Yahudi modern, orang-orang muda mempelajari Alkitab Ibrani, dan pada usia 13 untuk anak laki-laki Mat 12 untuk anak perempuan, mereka berkomitmen untuk tetap memegangnya (Bar-Mitzvah, Bat- Mitzvah).

Mazm 119:107 Sifat dari penderitaan itu tidak pasti. Ini bisa jadi

• 1. orang fasik, Mazm 119:110 (lih. Ayub 24:13)
• 2. Allah sendiri akibat ketidaktaatan pemazmur sebelumnya (Mazm 119:67,71)

□ "hidupkanlah aku" Ini secara harfiah adalah "beri saya kehidupan" (BDB 310, KB 309) dan merupakan permintaan berulang (lih. Mazm 119:25,37,40,50,88,93,107,149,154,156,159,175). Di sini mungkin berarti kehidupan fisik, tetapi orang yang tahu wahyu Allah juga tahu itu menandakan kehidupan rohani yang sehat juga. Hidup datang "menurut kata Anda."

Mazm 119:108a Ayat ini dan ayat-ayat lain sejenisnya adalah asal-usul dari orang-orang Yahudi menyembah YHWH dalam kata-kata, bukan korban karena Bait Suci mereka telah dihancurkan (lih. Yes 57:19; Hos 14:2; Ibr 13:15).

Mazm 119:108b Memahami adalah mustahil tanpa bantuan Ilahi. Allah berupaya untuk membuka pikiran kita kepada- Nya dan pedoman-Nya bagi kehidupan (Mazm 119:12,26,64,66,68,124,135,171).

Mazm 119:109 "jiwa" ini adalah istilah Ibrani nephesh (BDB 659). Lihat catatan lengkap di Kej 35:18 online.

□ "Di tanganku" ungkapan Ibrani ini bisa dipahami dalam dua cara.

• 1. dalam suatu arti negatif, di mana "tangan" merujuk pada kekuasaan di atas orang lain (lih ditulis dalam Hak 12:3; 1Sam 19:5; 28:21; Ayub 13:14, lihat Topik Khusus:\\See id_TOPIKUTLEY 00299\\ TANGAN (DILUKISKAN DARI YEHEZKIEL))
• 2. dalam arti positif, di mana "tangan" merujuk pada kuasa Allah menjaga dan perlindungan (misalnya, Mazm 31:5).

MT memiliki "di tanganku," sedangkan LXX memiliki "di tanganmu." Yang pertama akan menunjukkan bahwa mengikuti wahyu Allah berarti beroposisi dengan dunia yang jatuh. Yang kedua menunjukkan penjagaan Allah atas kekuasaan dan pemeliharaan (lih. NJB) Allah.

Mazm 119:110 Pemazmur sedang dituduh melakukan beberapa pelanggaran perjanjian tapi ia menegaskan kesetiaannya terhadap wahyu Allah.

Kata "jerat" ini, seperti "lubang" dari Mazm 119:85, adalah sebuah perangkap binatang, di sini digunakan sebagai metafora untuk serangan agresif manusia.

Mazm 119:111-112 Wahyu Allah kepada Israel adalah bukti hubungan khusus mereka kepada-Nya. Pemazmur menegaskan kesetiaan dan ketaatannya kepada wahyu tersebut. lihat Topik Khusus: MEMEGANG.

Mazm 119:111 "semuanya itu kegirangan hatiku" Israel bermegah dalam wahyu Allah (Mazm 1:2; 19:7-11). Bagi orang-orang yang mengenal Tuhan ini bukanlah beban melainkan suatu kegemaran (Mazm 119:14,16,24,35,47,70,77,92,143,162,174).

Mazm 119:112 "selamanya" lihat Topik Khusus: \\See ID_TOPIKUTLEY 00282 SELAMANYA (‘OLAM)\\.

□ "Sampai saat terakhir" Lihat yang sama mengungkapkan komitmen terus-menerus (Mazm 119:106) wahyu Allah dalam Mazm 119:33.

Utley: Mzm 119:113-120

NASKAH TERJEMAHAN BARU: Mazm 119:113-120 (Samekh)
113 Orang yang bimbang hati kubenci, tetapi Taurat-Mu kucintai. 114 Engkaulah persembunyianku dan perisaiku; aku berharap kepada firman-Mu. 115 Menjauhlah dari padaku, hai penjahat-penjahat; aku hendak memegang perintah-perintah Allahku. 116 Topanglah aku sesuai dengan janji-Mu, supaya aku hidup, dan janganlah membuat aku malu dalam pengharapanku. 117 Sokonglah aku, supaya aku selamat; aku hendak bersukacita dalam ketetapan-ketetapan-Mu senantiasa. 118 Engkau menolak semua orang yang sesat dari ketetapan-ketetapan-Mu, sebab sia-sia tipu muslihat mereka. 119 Sebagai sanga Kauanggap semua orang fasik di bumi; sebab itu aku mencintai peringatan-peringatan-Mu. 120 Badanku gemetar karena ketakutan terhadap Engkau, aku takut kepada penghukuman-Mu.

Mazm 119:113 "Orang yang bimbang hati kubenci" KATA SIFAT "bimbang" ini (BDB 704 II) hanya muncul di sini. Alkitab JPSOA menerjemahkannya "hati yang terbagi." Ini terkait dengan KATA BENDA nya (BDB 704) yang ditemukan dalam 1Raj 18:21. Lihat Yak 1:8; 4:8.

Bait ini mengontraskan dua jenis individu.

• 1. penganiaya si pemazmur
• a. bimbang, Mazm 119:113a
• b. orang yang berbuat jahat, Mazm 119:115
• c. orang-orang yang menyimpang dari ketetapan Allah, Mazm 119:118a
• d. penipu, Mazm 119:118b
• e. fasik, Mazm 119:119
• 2. pemazmur
• a. mengasihi Taurat Allah, Mazm 119:113b
• b. berharap pada firman Allah, Mazm 119:114b
• c. memegang perintah-perintah Allah, Mazm 119:115b
• d. bersukacita dalam ketetapan Allah, Mazm 119:117b
• e. mencintai peringatan Allah, Mazm 119:119b
• f. takut kepada penghukuman Allah, Mazm 119:120b

□ "kucintai" Kontras jelas ini menunjukkan kesenjangan yang lebar yang berkembang di antara orang-orang yang mengasihi Allah dan wahyu-Nya dan mereka yang tidak! Tidak ada daerah netral.

Mazm 119:114 "Engkaulah persembunyianku" KATA BENDA ini (BDB 712) menunjukkan sebuah tempat berlindung.

• 1. tabernakel / bait suci - Mazm 27:5
• 2. Allah sendiri - Mazm 31:20; 32:7,10
• 3. naungan sayap-Nya - Mazm 61:4
• 4. bayangan Yang Mahakuasa - Mazm 91:1 (lihat Topik Khusus:\\See id_TOPIKUTLEY 00049\\ BAYANGAN SEBAGAI METAFORA UNTUK PERLINDUNGAN DAN PEMELIHARAAN)

□ "perisaiku" KATA BENDA ini (BDB 171) dipersonifikasikan sebagai perlindungan YHWH atas para pengikut-Nya.

• 1. Abraham - Kej 15:1
• 2. Israel - Ul 33:29; Mazm 33:20; 59:11; 115:9,10
• 3. Si pemazmur - Mazm 3:3; 18:2; 28:7; 84:9
• 4. orang yang benar - Mazm 5:12
• 5. orang yang jujur - Mazm 7:10
• 6. orang-orang yang berlindung pada-Nya - Mazm 18:30,35; Ams 30:5
• 7. mereka yang berjalan dengan lurus - Mazm 84:11; Ams 2:7
• 8. orang yang takut akan Dia - Mazm 115:11
• 9. raja-Nya - Mazm 144:2

□ "aku berharap kepada firman-Mu" KATA KERJA ini (BDB 403, KB 407, Piel PERFECT) menunjukkan harapan dan kepercayaan pasien bahwa Allah akan memenuhi janji-janji-Nya (Mazm 31:24; 33:18,22; 69:3; 119:43,49,74,81,114,147).

□ Mazm 119:115-117 baris-baris puisi ini semuanya dimulai dengan IMPERATIVE (yaitu, permohonan doa). Semua akarnya dimulai dengan sebuah samekh.

• 1. Menjauhlah dari padaku para penjahat - BDB 693, KB 747, Qal IMPERATIVE
• 2. Topanglah aku sesuai dengan janji-Mu - BDB 701, KB 759, Qal IMPERATIVE
• 3. Sokonglah aku - BDB 703, KB 761, Qal IMPERATIVE

Perhatikan bagaimana baris kedua memberikan hasil yang diinginkan.

• 1. aku hendak memegang perintah-perintah Allahku - Qal COHORTATIVE
• 2. aku hidup - Qal IMPERFECT digunakan dalam arti COHORTATIVE
• 3. supaya aku selamat - Niphal COHORTATIVE (Mazm 119:117A)
• 4. aku hendak bersukacita dalam ketetapan-ketetapan-Mu senantiasa (Mazm 119:117b)

Mazm 119:118 Petunjuk ayat ini tentang penyembahan berhala (lih. Yes 28:15; Yer 10:14; 51:17), bukan hanya ketidaktaatan terhadap perjanjian. Istilah "menolak" ini (BDB 699, KB 756) hanya ditemukan di sini dan di Rat 1:15. Ini adalah contoh lain dari istilah langka yang dipilih agar cocok dengan bentuk akrostiknya.

Mazm 119:119-120 Perhatikan bahwa "cinta" (lih. Ul 6:4-6) dan "takut" (Mazm 119:120) adalah sejalan. Ada rasa hormat kepada Allah semesta (yaitu, NIDOTTE, vol. 2, hal. 529), yang juga Juruselamat alam semesta, yang juga Hakim alam semesta!

Istilah "gemetar" ini (BDB 702, KB 760, Qal PERFECT) hanya ditemukan di sini dan Piel nya hanya dalam Ayub 4:15. Suatu Bentuk yang terkait (yaitu, vokal yang berbeda) hanya ditemukan di Yer 51:27. Ini satu lagi kata langka yang maknanya tidak pasti yang digunakan agar cocok dengan bentuk akrostik.

Mazm 119:119

• NASB "Engkau telah melenyapkan orang fasik"
• NKJV "Engkau menyingkirkan semua orang fasik"
• NRSV "Sebagai sanga Kauanggap semua orang fasik"
• NJB "Dalam pandangan Anda semua orang fasik. . .adalah seperti karat"
• JPSOA "Engkau menyingkirkan orang fasik"
• LXX "Semua orang berdosa. . .Kuhitung sebagai pemberontak "

The BDB 991 dan KB 1409 memiliki beberapa saran bagi bentuk Hiphil dari akar ini.

• 1. menyebabkan berhenti, mengakhiri, lih. Mazm 46:9
• 2. membasmi, menghancurkan, lih. Mazm 8:2;\\
• 3. menyebabkan berhenti dari
• 4. menghilangkan, lih. Mazm 89:44
• 5. menyebabkan gagal

Proyek Teks UBS (h. 411) memiliki dua pilihan.

• 1. Engkau menghentikan
• 2. Engkau mempertimbangkan / menganggap

Pilihan #2 mendapatkan peringkat "C" (keraguan besar).

Kata pertama dari Mazm 119:119 adalah "sampah" (BDB 691), yang digunakan di luar aturan normalnya agar cocok dengan pola akrostiknya. Ini merujuk pada produk limbah dari pemurnian logam. Hal yang tidak berguna dan dibuang.

Utley: Mzm 119:121-128

NASKAH TERJEMAHAN BARU: Mazm 119:121-128 (Ayin)
121 Aku telah menjalankan hukum dan keadilan; janganlah menyerahkan aku kepada pemeras-pemerasku! 122 Jadilah jaminan bagi hamba-Mu untuk kebaikan, janganlah orang-orang yang kurang ajar memeras aku. 123 Mataku sangat merindukan keselamatan dari pada-Mu dan merindukan janji-Mu yang adil. 124 Perlakukanlah hamba-Mu sesuai dengan kasih setia-Mu, dan ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku. 125 Hamba-Mu aku ini, buatlah aku mengerti, supaya aku tahu peringatan-peringatan-Mu. 126 Waktu untuk bertindak telah tiba bagi TUHAN; mereka telah merombak Taurat-Mu. 127 Itulah sebabnya aku mencintai perintah-perintah-Mu lebih dari pada emas, bahkan dari pada emas tua. 128 Itulah sebabnya aku hidup jujur sesuai dengan segala titah-Mu; segala jalan dusta aku benci.

Mazm 119:121-128 Bait ini mengikuti pola yang umum. Pemazmur menggambarkan dirinya kontras dengan mereka yang melawannya.

• 1. pemazmur
• a. Dia telah melakukan hukum (BDB 1048), Mazm 119:121
• b. Dia telah melakukan keadilan (BDB 841) Mazm 119:121
• c. Matanya sangat merindukan keselamatan dari pada Allah, Mazm 119:123a
• d. Matanya sangat merindukan janji Allah yang adil, Mazm 119:123b
• e. Dia adalah hamba Allah, Mazm 119:122,124,125
• f. Dia mencintai perintah-perintah Allah, Mazm 119:127
• g. Dia hidup jujur sesuai dengan segala titah Allah, Mazm 119:128a
• h. Dia benci segala jalan dusta, Mazm 119:128b (Mazm 31:6; 119:104,163; Ams 13:5)
• 2. lawan-Nya ditandai sebagai
• a. pemeras-pemerasku (BDB 798, KB 897, Qal PARTICIPLE) Mazm 119:121b
• b. kurang ajar, Mazm 119:122b (Mazm 119:21,51,69,78,85)
• c. mereka telah merombak hukum Allah, Mazm 119:126b
• d. mereka menyukai jalan dusta (tersirat) Mazm 119:128b

Mazm 119:121 "hukum" lihat Topik Khusus: HAKIM, PENGHAKIMAN, AND KEADILAN (שׁפט) DALAM YESAYA.

□ "keadilan" Lihat Topik Khusus:\\See id_TOPIKUTLEY 00115\\ KEBENARAN.

Mazm 119:122 Ini adalah yang pertama dari lima permohonan doa.

• 1. Jadilah jaminan bagi hamba-Mu untuk kebaikan, Mazm 119:122A - BDB 786, KB 876, Qal IMPERATIVE (har. "menggadaikan"), lih. Ayub 17:3; Yes 38:14
• 2. janganlah orang-orang yang kurang ajar (BDB 267) memeras aku, Mazm 119:122B - BDB 798, KB 897, Qal IMPERFECT digunakan dalam arti JUSSIVE. Bentuk Qal ACTIVE PARTICIPLE nya digunakan dalam Mazm 119:121 untuk menandai para musuh-Nya.
• 3. Perlakukanlah hamba-Mu sesuai dengan kasih setia-Mu, Mazm 119:124a - BDB 793, KB 889, Qal IMPERATIVE. ‘Hesed’ dari YHWH (BDB 338) adalah tema berulang, Mazm 51:1; 106:45; 109:26; 119:88,149,159.
• 4. ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku, Mazm 119:124b - BDB 540, KB 531, Piel IMPERATIVE, ini adalah tema berulang yang lain, Mazm 119:12,26,64,108,135,171
• 5. buatlah aku mengerti, Mazm 119:125a - BDB 106, KB 122, Hiphil IMPERATIVE, ini adalah tema berulang ang lain lagi, lih. Ayub 32:8; Mazm 119:27,34,73,125,130,144,169

□ "untuk kebaikan" Dahood mungkin benar (lihat AB, Vol. 17A, hal. 187) bahwa lamedh sebelum "baik" (BDB 373 II) bisa menyatakan VOCATIVE nya (yaitu, Oh Yang Baik), seperti dalam Mazm 119:126 didepan YHWH, yang diterjemahkan "ya TUHAN."

□ Alkitab Belajar NASB (hal. 869) membuat suatu pengamatan yang menarik, mengikuti catatan-catatan Masora Yahudi, bahwa Mazm 119:122 adalah satu-satunya ayat dalam Mazm 119 yang di dalam nya rujukan langsung atau tidak langsung (misalnya, Mazm 119:90,121,132) terhadap wahyu Allah (lihat Topik Khusus: ISTILAH UNTUK WAHYU ALLAH) tidak muncul. Namun demikian, Dahood dalam AB (hal. 193) menegaskan bahwa Mazm 119:37,90,121,122,132,149 tak memiliki kata yang spesifik bagi wahyu Allah.

Mazm 119:123 Keselamatan biasanya merujuk pada pembebasan fisik (lihat Topik Khusus:\\See id_TOPIKUTLEY 00147\\ KESELAMATAN (ISTILAH PL)) tetapi di sini baris berikutnya menyiratkan suatu Kerinduan akan semua Janji Allah agar membuahkan hasil (menyiratkan janji-janji kebangsaan dan bahkan eskatologis).

Mazm 119:124 "kasih setia" Lihat Topik Khusus:\\See id_TOPIKUTLEY 00111\\ KASIH SETIA (HESED)).

Mazm 119:125 "supaya aku tahu" Dalam konteks ini "tahu" (BDB 393, KB 390, Qal COHORTATIVE) pasti merujuk pada pemahaman. Namun demikian, KATA KERJA Ibraninya sering menunjukkan suatu unsur dari hubungan pribadi. lihat Topik Khusus: TAHU.

Mazm 119:126 "Waktu untuk bertindak telah tiba bagi TUHAN" Para pengikut Setia memegang Firman dan Janji Allah secara Serius. Mereka melihat kejahatan dan kekacauan dalam penciptaan dan dengan penuh kerinduan menginginkan Tuhan untuk campur tangan dalam sejarah manusia dan menggenapi semua firman-Nya (lih. Rom 8:18-25)!

Mazm 119:127b Ini mengingatkan saya akan Mazm 7:10 (Mazm 119:103)! Oh, betapa berharganya keterbukaan diri Allah dalam wahyu. Dia belum meninggalkan orang percaya dalam relativitas tanpa pengharapan dari dunia / jaman yang jatuh ini. Dia telah mengkomunikasikan kehendak dan jalan-Nya bagi kita agar menemukan dan menjaga persekutuan yang intim dengan-Nya, Bahkan sekarang!

Mazm 119:128 Ini adalah pandangan dunia dari para pengikut setia. Orang-orang percaya tentu saja tidak memahami semua wahyu Allah, tetapi mereka mempercayai Alah. Ini persis berlawanan dengan mereka yang

• 1. memilih beberapa wahyu-Nya tetapi tidak semuanya (Mazm 119:113)
• 2. memilih allah-allah lain (yaitu, penyembahan berhala, Mazm 31:6; 119:104; Yer 10:3).

Ada beberapa pertanyaan tentang Mazm 119:128.

• 1. Mengapa dimulai dengan "Itulah sebabnya," ketika ini tidak secara logis terhubung ke Mazm 119:127? Mungkin untuk agar bisa cocok dengan akrostiknya (Mazm 119:127 juga dimulai dengan "Itulah sebabnya" untuk keperluan akrostiknya).
• 2. Mengapa menggunakan kata "semua" berulang-ulang?
• 3. Mengapa KATA KERJA, רשׁי (BDB 448, KB 449, Piel PERFECT), yang biasanya diterjemahkan "lancar," "lurus" atau "benar." Kemungkinan itu menandakan jalur / jalan yang benar (yaitu "kebenaran" sebagai suatu tongkat / buluh pengukur, lih. Ams 3:6) versus "jalur / jalan palsu."

Utley: Mzm 119:129-136

NASKAH TERJEMAHAN BARU: Mazm 119:129-136 (Pe)
129 Peringatan-peringatan-Mu ajaib, itulah sebabnya jiwaku memegangnya. 130 Bila tersingkap, firman-firman-Mu memberi terang, memberi pengertian kepada orang-orang bodoh. 131 Mulutku kungangakan dan megap-megap, sebab aku mendambakan perintah-perintah-Mu. 132 Berpalinglah kepadaku dan kasihanilah aku, sebagaimana sepatutnya terhadap orang-orang yang mencintai nama-Mu. 133 Teguhkanlah langkahku oleh janji-Mu, dan janganlah segala kejahatan berkuasa atasku. 134 Bebaskanlah aku dari pada pemerasan manusia, supaya aku berpegang pada titah-titah-Mu. 135 Sinarilah hamba-Mu dengan wajah-Mu, dan ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku. 136 Air mataku berlinang seperti aliran air, karena orang tidak berpegang pada Taurat-Mu.

Mazm 119:129 "ajaib" lihat Topik Khusus: PERKARA-PERKARA AJAIB.

□ "Jiwa" Ini adalah nephesh (BDB 659), yang menunjukkan kehidupan seseorang. Lihat catatan lengkap di Kej 35:18 online.

□ "memegangnya" Ini adalah penekanan yang berulang (lih. Mazm 119:2,22,33,34,56,69,100,115,129,145,168, lihat Topik Khusus: MEMEGANG). Iman alkitabiah tidaklah hanya sekedar terang tetapi berjalan dalam terang (Mazm 89:15; 119:105; Ams 6:23; Yes 2:5; 1Yoh 1:5-7).

Perhatikan penekanan yang sama pada ketaatan dalam Mazm 119:134b, "tahu," Qal COHORTATIVE (BDB 1036, KB 1581).

110:130 "Bila tersingkap" Ini adalah satu-satunya penggunaan kata ini (BDB 836) dalam PL. Sekali lagi kata yang jarang digunakan agar sesuai dengan bentuk akrostiknya.

□ "bodoh" Kata ini (BDB 834) dapat memiliki konotasi negatif (yaitu, Ams 1:22) atau positif. Di sini ini positif. Allah ingin semua manusia mengenal Dia dan kehendak-Nya. Di sini ini menunjukkan seseorang yang bisa diajar (Mazm 19:7) tapi yang, tak tahu kenapa, tidak mengenal wahyu Allah.

Mazm 119:131 Ini adalah tiga ungkapan untuk keinginan yang kuat.

• 1. Mulut ternganga - Ayub 29:23
• 2. Megap-megap - Mazm 42:1
• 3. Mendambakan - Mazm 119:20

Kata yang terakhir ini (BDB 383) hanya ditemukan di sini dalam PL.

Mazm 119:132-135 Ada serangkaian permohonan doa yang bersifat IMPERATIVE.

• 1. Berpalinglah kepadaku - BDB 815, KB 937, Qal IMPERATIVE, lih. Mazm 25:16; 69:16
• 2. Kasihanilah aku - BDB 335, KB 334, Qal IMPERATIVE
• 3. Teguhkanlah langkahku - BDB 465, KB 464, Hiphil IMPERATIVE
• 4. Bebaskanlah aku - BDB 804, KB 911, Qal IMPERATIVE (lihat Topik Khusus: TEBUSAN / MENEBUS)
• 5. Sinarilah hambamu - BDB 21, KB 24, Hiphil IMPERATIVE
• 6. Ajarkanlah… kepadaku - BDB 540, KB 531, Piel IMPERATIVE

Ada juga satu lagi permintaan yang dinyatakan dalam suatu negatif (yaitu, "janganlah segala kejahatan berkuasa atasku," Mazm 19:13, tapi dengan KATA KERJA berbeda). Ini ialah suatu Hiphil IMPERFECT yang digunakan dalam arti JUSSIVE, Mazm 119:133b.

Mazm 119:132b Betapa merupakan suatu karakterisasi yang indah dari para pengikut Allah yang setia (Mazm 5:11; 69:36; Yes 56:6)! Namanya mewakili Allah sendiri. lihat Topik Khusus: "NAMA" YHWH.

Mazm 119:133 "Teguhkanlah langkahku" Ini adalah citra jalan yang jelas, mulus, tak terhalang (Mazm 17:5), yang dimungkinkan oleh wahyu, tindakan, dan janji-janji Allah (yaitu, Yes 40:3-4).

Mazm 119:135 "Sinarilah hamba-Mu dengan wajah-Mu" Ini merupakan suatu kiasan untuk berkat Imamat dari Bil 6:24-26. Hal ini disinggung beberapa kali dalam Kitab Mazmur (Mazm 4:6; 31:16; 67:1; 80:3,7,19, dan di sini).

Ungkapan yang sebaliknya ialah agar YHWH menyembunyikan wajah-Nya (Mazm 10:11; 13:1; 22:24; 27:9; 44:24; 69:17; 88:14; 102:2; 104:29; 143:7; Yes 57:17).

Mazm 119:136 Ini adalah ayat penting karena sebagian besar rujukan kepada mereka yang tidak memegang hukum Allah menyerukan penghakiman (yaitu, Mazm 119:53,158). Ini menunjukkan kesedihan dan doa syafaat pemazmur bagi yang patuh.

Orang bertanya apakah pemazmur sedang memikirkan musuh pribadinya atau dosa keseluruhan Israel (lih. Yer 9:1,18; 14:17; Rat 3:48).

Utley: Mzm 119:137-144

NASKAH TERJEMAHAN BARU: Mazm 119:137-144 (Tsadhe)
137 Engkau adil, ya TUHAN, dan hukum-hukum-Mu benar. 138 Telah Kauperintahkan peringatan-peringatan-Mu dalam keadilan dan dalam kesetiaan belaka. 139 Nyala cintaku menghabiskan aku, sebab para lawanku melupakan segala firman-Mu. 140 Janji-Mu sangat teruji, dan hamba-Mu mencintainya. 141 Aku ini kecil dan hina, tetapi titah-titah-Mu tidak kulupakan. 142 Keadilan-Mu adil untuk selama-lamanya, dan Taurat-Mu benar. 143 Aku ditimpa kesesakan dan kesusahan, tetapi perintah-perintah-Mu menjadi kesukaanku. 144 Peringatan-peringatan-Mu adil untuk selama-lamanya, buatlah aku mengerti, supaya aku hidup.

Mazm 119:137-144 Bait ini mengontraskan kualitas YHWH dan / atau wahyu-Nya dengan kondisi pemazmur saat ini.

Z

• 1. YHWH / wahyu-Nya dicirikan sebagai
• a. adil
• (1) KATA SIFAT (BDB 843), Mazm 119:137
• (2) KATA BENDA (MASKULIN, BDB 841), Mazm 119:138-144 (FEMININE, BDB 842, Mazm 119:142)
• b. benar (BDB 449), Mazm 119:137
• c. setia (KATA KETERANGAN, BDB 547), Mazm 119:138, lih. Mazm 119:86
• d. teruji (BDB 864, KB 1057, Qal PASSIVE PARTICIPLE), Mazm 119:140
• e. kekal (BDB 761), Mazm 119:142,144
• f. benar (BDB 54), Mazm 119:142
• 2. pemazmur
• a. ia memiliki berapi-api untuk wahyu Allah (atau melawan musuh-musuhnya) tetapi musuh-musuhnya telah melupakan mereka, Mazm 119:139
• b. dia mencintai wahyu Allah, Mazm 119:140
• c. ia kecil dan dibenci tapi tidak lupa wahyu Allah, Mazm 119:141
• d. kesulitan dan penderitaan telah menimpanya namun ia gemar wahyu Allah, Mazm 119:143

Mazm 119:137 "TUHAN" Lihat Topik Khusus:\\See id_TOPIKUTLEY 00197\\ NAMA TUHAN.

Mazm 119:139 Dalam konteks tampaknya "semangat" pemazmur (BDB 888) diarahkan, tidak secara positif, terhadap firman Allah, tetapi terhadap orang-orang yang telah lupa firman-Nya (Mazm 69:9; 119:53). Ini adalah kebalikan dari Mazm 119:136.

Mazm 119:140

• NASB NKJV "sangat murni" NRSV, LXX "sangat teruji"
• TEV "pasti"
• NJB, REB "sangat teruji"
• JPSOA "sangat murni"

KATA KERJA ini (BDB 864, KB 1057, Qal PASSIVE PARTICIPLE) menunjukkan apa yang telah disempurnakan oleh api dan sampah yang dibuang dipisahkan dari logam murni.

Mazm 119:141

• NASB NKJV, NRSV, Peshitta "kecil"
• TEV "tidak penting"
• NJB "lemah"
• JPSOA "diremehkan"
• LXX "muda"
• REB "tak diperhitungkan"

Pertanyaannya adalah, apakah kata ini (BDB 859 I) menunjukkan

• 1. Usia (lih. Kej 43:33; 48:14; Hak 6:15; Mazm 68:27)
• 2. ukuran fisik (lih. 1Sam 9:21; Yes 60:22; Yer 48:4; 49:20; 50:45)
• 3. reputasi sosial (lih. Mi 5:2; dan di sini)

□ Ini adalah sebuah contoh klasik dari pembalikan peran PL. Pemazmur yang setia disebut "hina" (BDB 102, KB 117, Niphal PARTICIPLE) padahal itu seharusnya adalah mereka yang dengan sengaja melupakan / mengabaikan wahyu Allah. Kondisi luar (Mazm 119:143) di dunia yang jatuh ini tidak mencerminkan evaluasi dari Allah yang suatu hari nanti akan meluruskan segalanya!

Mazm 119:142 "benar" lihat Topik Khusus: PERCAYA, KEPERCAYAAN, IMAN DAN KESETIAAN DALAM PL.

Mazm 119:143 Ini adalah misteri mengapa orang benar menderita (lih Ayub; Mazm 73). Si Pemazmur memegang, mencintai, dan bertindak atas wahyu Allah, tetapi ia masih menderita di tangan orang-orang fasik dan keadaan zaman yang jatuh ini (yaitu, penyakit, ketidakadilan sosial, dll).

Masalahnya bukanlah Tuhan atau firman-Nya, namun kondisi jatuh dari ciptaan ini (Kej 3:6,11-12,13; Mazm 14:3; Rom 1:18-3:31).

Mazm 119:144 Satu-satunya permohonan doa yang bersifat IMPERATE di bait ini adalah Mazm 119:144b (lih. Mazm 119:27,125). Perhatikan bahwa pemahaman harus menghasilkan hidup yang saleh (BDB 310, KB 309, Qal IMPERFECT yang digunakan dalam arti COHORTATIVE).

Utley: Mzm 119:145-152

NASKAH TERJEMAHAN BARU: Mazm 119:145-152 (Qoph)
Aku berseru dengan segenap hati; jawablah aku, ya TUHAN! Ketetapan-ketetapan-Mu hendak kupegang. 146 Aku berseru kepada-Mu; selamatkanlah aku! Aku hendak berpegang pada peringatan-peringatan-Mu. 147 Pagi-pagi buta aku bangun dan berteriak minta tolong; aku berharap kepada firman-Mu. 148 Aku bangun mendahului waktu jaga malam untuk merenungkan janji-Mu. 149 Dengarlah suaraku sesuai dengan kasih setia-Mu; ya TUHAN, hidupkanlah aku sesuai dengan hukum-Mu. 150 Mendekat orang-orang yang mengejar aku dengan maksud jahat, mereka menjauh dari Taurat-Mu. 151 Engkau dekat, ya TUHAN, dan segala perintah-Mu adalah benar. 152 Sejak dahulu aku tahu dari peringatan-peringatan-Mu, bahwa Engkau telah menetapkannya untuk selama-lamanya.

145

Mazm 119:145-152 Seperti yang sangat umum di bait-bait akrostik ini, pemazmur membandingkan tindakan dan pikirannya dengan orang-orang yang menganiayanya.

• 1. Pemazmur
• a. Aku berseru dengan segenap hati, Mazm 119:145A
• b. Ketetapan-ketetapan-Mu hendak kupegang, Mazm 119:145b
• c. Aku berseru kepada-Mu, Mazm 119:146a
• d. Aku hendak berpegang pada peringatan-peringatan-Mu, Mazm 119:146b
• e. Pagi-pagi buta aku bangun dan berteriak minta tolong, Mazm 119:147a
• f. Aku berharap kepada firman-Mu, Mazm 119:147b
• g. Untuk merenungkan janji-Mu, Mazm 119:148b
• h. Sejak dahulu aku tahu dari peringatan-peringatan-Mu, Mazm 119:152a
• 2. Para penindasnya
• a. Mendekat orang-orang yang mengejar aku dengan maksud jahat, Mazm 119:150a
• b. Mereka menjauh dari Taurat-Mu, Mazm 119:150b

□ Dalam terang perbandingan ini pemazmur membuat empat permohonan doa.

• 1. Jawablah aku, Mazm 119:145a - BDB 772, KB 851, Qal IMPERATIVE
• 2. Selamatkalah aku, Mazm 119:146a - BDB 446, KB 448, Hiphil IMPERATIVE
• 3. Dengarlah suaraku, Mazm 119:149a - BDB 1033, KB 1570, Qal IMPERATIVE
• 4. Hidupkanlah aku, Mazm 119:149b - BDB 310, KB 309, Piel IMPERATIVE

Ada sebuah permintaan tambahan yang tersirat di Mazm 119:151a. Saat orang fasik datang mendekat kepadanya, dia menegaskan bahwa YHWH dekat, Mazm 119:151. Ini adalah sebuah pernyataan (tidak ada KATA KERJA nya) tetapi juga sekaligus sebuah doa!

Mazm 119:145 "dengan segenap hati" Ini bisa dipahami dalam dua pengertian.

• 1. dengan semua keberadaanku (seperti ungkapan yang sama dalam Mazm 103:1, "semua yang ada padaku")
• 2. menegaskan ia bukan seorang pengikut yang "mendua hati" (Mazm 119:113) atau setengah hati (kontraskan Daud, yang berhati penuh dengan Salomo di usia tuanya, setengah hati)

□ "Ya TUHAN" Ada tiga vokatif yang membahas YHWH dalam bait ini (Mazm 119:145,149,151). Untuk "YHWH" lihat Topik Khusus:\\See id_TOPIKUTLEY 00197\\ NAMA TUHAN.

Mazm 119:148 Pemazmur tidak bisa tidur karena

• 1. serangan dari orang Israel yang tidak setia (mungkin para penyembah berhala)
• 2. ibadahnya yang sepenuh hati kepada wahyu Allah

Mazm 119:149 Pemazmur meminta YHWH bertindak karena

• 1. Karakternya kasih-setia-Nya
• 2. wahyu-Nya (yaitu, Alkitab)
• 3. kebodohan orang fasik (yaitu, jaman yang tidak adil dan jatuh ini)

Mazm 119:152 "Sejak dulu" Ini bisa merujuk pada:

• 1. tindakan Allah di jaman dulu (Mazm 24:2; 78:69; 89:11; 102:25; 104:5) dan wahyu pada Leluhur
• 2. sejarah panjang pemazmur tentang mengenal dan mempercayai Allah dan wahyu-Nya.

□ "Selamanya" \\See ID_TOPIKUTLEY 00282 SELAMANYA (‘OLAM)\\.

Utley: Mzm 119:153-160

NASKAH TERJEMAHAN BARU: Mazm 119:153-160 (Resh)
153 Lihatlah sengsaraku dan luputkanlah aku, sebab Taurat-Mu tidak kulupakan. 154 Perjuangkanlah perkaraku dan tebuslah aku, hidupkanlah aku sesuai dengan janji-Mu. 155 Keselamatan menjauh dari orang-orang fasik, sebab ketetapan-ketetapan-Mu tidaklah mereka cari. 156 Rahmat-Mu berlimpah, ya TUHAN, hidupkanlah aku sesuai dengan hukum-hukum-Mu. 157 Pengejar dan lawanku banyak, tetapi aku tidak menyimpang dari peringatan-peringatan-Mu. 158 Melihat pengkhianat-pengkhianat, aku merasa jemu, karena mereka tidak berpegang pada janji-Mu. 159 Lihatlah, betapa aku mencintai titah-titah-Mu! Ya TUHAN, hidupkanlah aku sesuai dengan kasih setia-Mu. 160 Dasar firman-Mu adalah kebenaran dan segala hukum-hukum-Mu yang adil adalah untuk selama-lamanya.

Mazm 119:153-160 Ada serentetan (8) permohonan doa yang bersifat IMPERATIVE berdasarkan pada karakter Allah (lih. Mazm 119:156a) dan ketaatan pemazmur terhadap wahyu-Nya. Inilah esensi dari perjanjian (lihat Topik Khusus:\\See id_TOPIKUTLEY 00245\\ PERJANJIAN).

• 1-2. lihatlah, Mazm 119:153,159 - BDB 906, KB 1157, Qal IMPERATIVE
• 3. luputkanlah, Mazm 119:153 - BDB 322, KB 321, Piel IMPERATIVE
• 4. perjuangkanlah perkaraku, Mazm 119:154 - BDB 936, KB 1224, Qal IMPERATIVE, lih. Mazm 35:23-24; 43:1
• 5. tebuslah aku, Mazm 119:154 - BDB 322, KB 321, Piel IMPERATIVE
• 6-8. hidupkanlahku, Mazm 119:154,156,159 - BDB 310, KB 309, Piel IMPERATIVE

Mazm 119:153 "sengsaraku" Sifat dari penderitaan ini tidak pernah dinyatakan tetapi ada dua kemungkinan utama.

• 1. masalah dan musuh yang dikirim Tuhan (Mazm 119:67,71)
• 2. musuh-musuh pribadi (ini cocok dengan konteks ini)
• a. orang fasik, Mazm 119:155
• b. mereka tidak mencari ketetapan-Mu, Mazm 119:155
• c. pengejarku, Mazm 119:157
• d. lawanku, Mazm 119:157
• e. pengkhianat, Mazm 119:158
• f. mereka yang tidak memegang wahyu Allah, Mazm 119:158

□ "sebab Taurat-Mu tidak kulupakan" Ingat Mazmur ditulis dalam lingkup teologis dari perjanjian Musa yang berbasis kinerja (Mazm 119:154b, 156B, 159B) Pemazmur menyoroti kesetiaan-Nya.

• 1. sebab Taurat-Mu tidak kulupakan, Mazm 119:153, lih. Mazm 119:83,109,141
• 2. sebab ketetapan-ketetapan-Mu tidaklah mereka cari, sedang aku (tersirat), Mazm 119:155
• 3. tetapi aku tidak menyimpang dari peringatan-peringatan-Mu, Mazm 119:157
• 4. mereka tidak berpegang pada janji-Mu, sedangkan aku (tersirat), Mazm 119:158
• 5. betapa aku mencintai titah-titah-Mu, Mazm 119:159

Mazm 119:154 "Perjuangkanlah perkaraku" Ini adalah sebuah kata pengadilan. Suatu hari nanti semua kehidupan sadar (malaikat dan manusia) akan berdiri di hadapan Allah untuk memberikan pertanggung-jawaban atas karunia kehidupan (lih. Mat 25:31-46; 2Kor 5:10; Wahy 20:11-15). Rom 8:31-39 mencatat citra ini.

• 1. Allah sebagai Hakim
• 2. Setan sebagai jaksa penuntut
• 3. Yesus sebagai pembela bagi para pengikut setia
• 4. Malaikat-malaikat sebagai penonton (Lih. 1Kor 4:9; Ef 2:7; 3:10)

Frasa ini juga dapat menunjukkan YHWH sebagai "penebus sanak saudara" yang membela atas nama saudara (lih. Im 25:23-28; Rut 3; Ayub 19:23-27; Ams 23:11; Yer 50:34; 51:36; Rat 3:58).

Mazm 119:155 "keselamatan" Lihat Topik Khusus:\\See id_TOPIKUTLEY 00147\\ KESELAMATAN (ISTILAH PL)).

Mazm 119:156-157 Perhatikan dua kata dari akar yang sama (BDB 912 I), "berlimpah," Mazm 119:156 dan "banyak," Mazm 119:157.

Ada banyak musuh (Mazm 119:157), tetapi ada juga Allah yang besar (Mazm 119:156). Kebenaran yang sama ini dinyatakan dalam 1 Petrus di mana satu kata (beraneka ragam) menjelaskan

• 1. keberagaman godaan, 1Pet 1:6
• 2. keberagaman anugerah Allah, 1Pet 4:10

Mazm 119:158 "aku merasa jemu" Ini tampaknya keras bagi orang percaya PB. Tapi ingat ini adalah perjanjian Musa.

Emosi-emosi manusia sering dinyatakan dalam citra hiperbolik. Cinta pemazmur kepada Tuhan dan firman-Nya menyebabkan dia bereaksi secara agresif (Mazm 139:21) terhadap orang-orang yang

• 1. menolaknya
• 2. menerima hanya sebagian yang dipilih darinya
• 3. bermain munafik

Allah sendiri telah mengungkapkan sikap-Nya sendiri (Mazm 95:10) terhadap orang-orang yang menolak wahyu- Nya dalam Im 26 dan Ul 27; 28; 29; 30. Kepada siapa yang banyak diberi, banyak dituntut (lih. Luk 12:48). Para lawan dari pemazmur tampaknya sesama orang Israel.

Mazm 119:160 Tidak ada KATA KERJA dalam ayat ini. NASB menyediakan dua KATA KERJA "adalah."

□ "Dasar" Ini berarti "seluruh", yang membentuk paralel yang lebih baik dengan baris puisi berikutnya daripada "esensi."

□ "Kebenaran" Ini bukan kebenaran melawan kepalsuan tapi kesetiaan melawan ketidaksetiaan. Firman Allah adalah tepat kebalikan dari kata-kata manusia yang jatuh. lihat Topik Khusus: PERCAYA, KEPERCAYAAN, IMAN DAN KESETIAAN DALAM PL.

□ "selama-lamanya" lihat Topik Khusus: SELAMANYA ('OLAM).

□ "adil" Lihat Topik Khusus:\\See id_TOPIKUTLEY 00115\\ KEBENARAN.

Utley: Mzm 119:161-168

NASKAH TERJEMAHAN BARU: Mazm 119:161-168 (Shin)
161 Pembesar-pembesar mengejar aku tanpa alasan, tetapi hanya terhadap firman-Mu hatiku gemetar. 162 Aku gembira atas janji-Mu, seperti orang yang mendapat banyak jarahan. 163 Aku benci dan merasa jijik terhadap dusta, tetapi Taurat-Mu kucintai. 164 Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau, karena hukum-hukum-Mu yang adil. 165 Besarlah ketenteraman pada orang-orang yang mencintai Taurat-Mu, tidak ada batu sandungan bagi mereka. 166 Aku menantikan keselamatan dari pada-Mu, ya TUHAN, dan aku melakukan perintah-perintah-Mu. 167 Aku berpegang pada peringatan-peringatan-Mu, dan aku amat mencintainya. 168 Aku berpegang pada titah-titah-Mu dan peringatan-peringatan-Mu, sebab seluruh hidupku terbuka di hadapan-Mu.

Mazm 119:161-168 Bait ini ditandai dengan KATA-KATA KERJA PERFECT yang menunjukkan tindakan yang telah lengkap, selesai, tercapai. Pemazmur sedang menegaskan telah menjadi apakah dirinya karena Allah dan wahyu- Nya.

• 1. terhadap firman-Mu hatiku gemetar, Mazm 119:161b, lih. Mazm 119:120
• 2. Aku gembira atas janji-Mu, Mazm 119:162a
• 3. Aku benci dan merasa jijik terhadap dusta, Mazm 119:163a, lih. Mazm 119:104,118; Ams 13:5
• 4. Taurat-Mu kucintai, Mazm 119:163b
• 5. Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau, Mazm 119:164a
• 6. orang-orang yang mencintai (yaitu, pemazmur adalah salah satunya) Taurat-Mu, Mazm 119:165a
• 7. Aku menantikan keselamatan dari pada-Mu, Mazm 119:166A
• 8. aku melakukan perintah-perintah-Mu, Mazm 119:166b
• 9. Aku berpegang pada peringatan-peringatan-Mu, Mazm 119:167a
• 10. aku amat mencintainya, Mazm 119:167b
• 11. Aku berpegang pada titah-titah-Mu, Mazm 119:168a
• 12. seluruh hidupku terbuka di hadapan-Mu, Mazm 119:168b

Mazm 119:161a Istilah "pembesar" ini (BDB 978) memiliki suatu penggunaan semantik yang luas yang meliputi para pemimpin sipil, suku, dan agama (lih. Mazm 119:23). Penulis Mazm 119 tidak berada dalam kategori sosial ini dan sering dianiaya oleh mereka yang berkuasa.

Mazm 119:161b Sungguh mengejutkan bahwa baris puisi ini mengungkapkan kekaguman yang menggentarkan terhadap wahyu Allah, dan baris berikutnya berbicara tentang bersukacita di dalamnya. Namun kedua emosi ini berlaku untuk Kitab Suci. Firman membawa ketakutan, harapan, damai, dan sukacita kepada manusia yang jatuh!

Alkitab JPSOA menerjemahkan "gemetar" (BDB 808, KB 922, Qal PERFECT) sebagai "perasaan hatiku pada firman-Mu" untuk membentuk paralel dengan Mazm 119:162a.

Mazm 119:162b Jarahan ini tidaklah terkait dengan hal-hal fisik tetapi dengan pengetahuan tentang wahyu Allah dan kemauan untuk bertindak di atasnya!

Mazm 119:164 "tujuh kali" lihat Topik Khusus: NOMOR SIMBOLIK DALAM ALKITAB.

Mazm 119:165 Ayat ini memberikan dua manfaat spesifik dari mencintai wahyu Allah.

• 1. Ketenteraman yang besar (lihat Topik Khusus: PEACE [SHALOM])
• 2. Tak ada alasan untuk tersandung (BDB 506)

Cara lain untuk mengungkapkan kebenaran yang sama ini ditemukan di dalam Ams 3:1-12,13-26, menggunakan citra pengajaran dan hikmat seorang ayah! Mengenal dan mengikuti Tuhan membawa manfaat dalam kehidupan ini dan berikutnya!

Ingat, kata "tersandung" (BDB 506) adalah ungkapan yang berkaitan dengan konsep wahyu Allah sebagai jalur yang ditandai dengan jelas, mulus, lurus, dan bebas hambatan (Mazm 119:105; Ams 6:23).

Mazm 119:166 Harapan dari ayat ini disejajari oleh "merindukan" dari Mazm 119:174. Pembebasan Tuhan adalah di masa depan tetapi pasti! Ia akan melakukan apa yang Ia janjikan (secara individu dan kelompok).

Mazm 119:167 "berpegang" Ketaatan sangatlah penting baik dalam PL dan PB. Perjanjian Baru (Injil PB) dari Yer 31:31-34 mengubah mekanismenya tetapi bukan tujuannya. Tuhan menginginkan suatu umat untuk merefleksikan karakter-Nya kepada bangsa-bangsa supaya mereka datang kepada-Nya dan diselamatkan! lihat Topik Khusus: MEMEGANG.

KATA KERJA ini (BDB 1036, KB 1581, Qal PERFECT) diulang di Mazm 119:168 untuk penekanan!

Mazm 119:168b Kebenaran yang sama ini adalah hakikat dari Mazm 139. Allah sepenuhnya tahu hati dan pikiran masing-masing makhluk ciptaan khusus-Nya (yaitu, manusia, lih. 1Sam 16:7; 1Raj 8:39; 1Taw 28:9; Mazm 7:9; 17:3; 66:10; Yer 11:20; 17:10; 20:12; Luk 16:15; Kis 1:24).

Utley: Mzm 119:169-176

NASKAH TERJEMAHAN BARU: Mazm 119:169-176 (Tav)
169 Biarlah teriakku sampai ke hadapan-Mu, ya TUHAN; berilah aku pengertian sesuai dengan firman-Mu. 170 Biarlah permohonanku datang ke hadapan-Mu; lepaskanlah aku sesuai dengan janji-Mu. 171 Biarlah bibirku mengucapkan puji-pujian, sebab Engkau mengajarkan ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku. 172 Biarlah lidahku menyanyikan janji-Mu, sebab segala perintah-Mu benar. 173 Biarlah tangan-Mu menjadi penolongku, sebab aku memilih titah-titah-Mu. 174 Aku rindu kepada keselamatan dari pada-Mu, ya TUHAN, dan Taurat-Mu menjadi kesukaanku. 175 Biarlah jiwaku hidup, supaya memuji-muji Engkau, dan biarlah hukum-hukum-Mu menolong aku. 176 Aku sesat seperti domba yang hilang, carilah hamba-Mu ini, sebab perintah-perintah-Mu tidak kulupakan.

Mazm 119:169-176 Bait yang terakhir ini ditandai dengan JUSSIVE, tiga darinya diikuti oleh IMPERATIVE (Mazm 119:169,170,176).

• 1. Biarlah teriakku sampai ke hadapan-Mu, Mazm 119:169a - BDB 897, KB 1132, Qal IMPERFECT digunakan dalam arti JUSSIVE
• 2. berilah aku pengertian, Mazm 119:169b - BDB 106, KB 122, Hiphil IMPERATIVE
• 3. Biarlah permohonanku datang ke hadapan-Mu, Mazm 119:170a - BDB 97, KB 112, Qal IMPERFECT digunakan dalam arti JUSSIVE; perhatikan paralel antara Mazm 119:169a dan 170a
• 4. lepaskanlah aku, Mazm 119:170b - BDB 664, KB 717, Hiphil IMPERATIVE
• 5. Biarlah bibirku mengucapkan puji-pujian, Mazm 119:171A - BDB 615, KB 665, Hiphil IMPERFECT digunakan dalam arti JUSSIVE
• 6. Biarlah lidahku menyanyikan, Mazm 119:172a - BDB 777, KB 854, Qal JUSSIVE
• 7. Biarlah tangan-Mu menjadi penolongku, Mazm 119:173a - BDB 224, KB 243, Qal JUSSIVE
• 8. Biarlah jiwaku hidup, Mazm 119:175A - BDB 310, KB 309, Qal JUSSIVE
• 9. supaya memuji-muji Engkau, Mazm 119:175A - BDB 237, KB 248, Piel IMPERFECT digunakan dalam arti JUSSIVE
• 10. biarlah hukum-hukum-Mu menolong aku, Mazm 119:175b - BDB 740, KB 810, Qal IMPERFECT digunakan dalam arti JUSSIVE
• 11. carilah hamba-Mu ini, Mazm 119:176a - BDB 134, KB 152, Piel IMPERATIVE

Mazmur ini disimpulkan dengan sejumlah permohonan doa!

Mazm 119:171-173 Perhatikan bagaimana baris kedua dari setiap ayat menjelaskan alasan dari permohonan tersebut.

Mazm 119:176a Citra umat Allah sebagai domba yang tersesat ini juga ditemukan dalam Yes 53:6; Yer 50:6; Yeh 34:2-19; Za 10:2-3. Di sinilah didasarkan citra tentang

• 1. Allah sebagai Gembala - Mazm 23; Yeh 34
• 2. Mesias sebagai Gembala - Za 10; 11; Yoh 10:1-18. Domba perlu pemeliharaan perlindungan yang konstan dan pribadi!

Bentuk IMPERATIVE dari Mazm 119:176a mengingatkan orang pada Mat 18:12-14 dan Luk 15:4-7. Allah sungguh "mencari" domba yang hilang! Haleluya!

Topik Teologia: Mzm 119:48

Wahyu Allah
Wahyu Khusus

Pengudusan
Pengudusan: Fakta yang Tergenapi dan Proses Pertumbuhan
Pengudusan sebagai Pertumbuhan dalam Anugerah
Sarana Pertumbuhan
Pertumbuhan dalam Anugerah Melalui Meditasi
Ula 6:6 Ula 11:18 Ula 32:46 Yos 1:8 Ayu 22:22 Maz 1:2 Maz 4:5 Maz 16:8 Maz 19:15 Maz 37:31 Maz 40:9 Maz 46:11 Maz 48:10 Maz 63:6-7 Maz 77:11-13 Maz 104:33-34 Maz 119:11 Maz 119:15 Maz 119:27 Maz 119:48 Maz 119:55 Maz 119:59 Maz 119:78 Maz 119:95 Maz 119:97-99 Maz 119:148 Maz 139:17-18 Maz 143:5-6 Maz 145:5

Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
Berkomunikasi dengan Allah
Merenungkan Allah
Renungkanlah Firman Allah
Yos 1:8 Ayu 22:22 Maz 1:2 Maz 37:31 Maz 40:9 Maz 119:11 Maz 119:15 Maz 119:23 Maz 119:48 Maz 119:78 Maz 119:97 Maz 119:99 Maz 119:148

Topik Teologia: Mzm 119:49

Wahyu Allah
Wahyu Khusus

Topik Teologia: Mzm 119:50

Wahyu Allah
Wahyu Khusus

Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
Menikmati Allah
Memperoleh Penghiburan dalam Allah
Mendapatkan Penghiburan dalam Allah
Ayu 15:11 Maz 23:1-4 Maz 71:19-21 Maz 86:17 Maz 94:19 Maz 119:50 Maz 119:52 Maz 119:76 Maz 119:82 Yes 12:1 Yes 40:1-2 Yes 49:13 Yes 51:3,12 Yes 52:9 Yes 57:16,18 Yes 61:1-3 Yes 66:13 Yer 31:13 Hos 2:13-14 Zak 1:13,17 Rom 15:5 2Ko 1:3-4 2Ko 7:6 Ibr 6:18

Topik Teologia: Mzm 119:51

Wahyu Allah
Wahyu Khusus
Kuasa Ilahi Kitab Suci
Tujuan Alkitab
Kitab Suci adalah untuk Menghibur
Maz 119:50-52 Maz 119:76

Dosa
Para Pendosa Angkuh (Arogan)
Ayu 35:12 Ayu 41:25 Maz 5:6 Maz 10:2,5 Maz 17:10 Maz 73:8 Maz 75:5 Maz 101:5 Maz 119:21 Maz 119:51 Maz 119:69 Maz 119:78 Maz 119:85 Maz 119:122 Yes 2:17 Yes 13:11 Mal 4:1 2Pe 2:10
Kecongkakan adalah Dosa yang Besar
Ula 8:11-14,17 Ula 17:18-20 Maz 10:2-4 Maz 17:10-11 Maz 36:12 Maz 38:17 Maz 40:5 Maz 73:6-9,11 Maz 119:51,69,78,85,122 Maz 123:4 Maz 131:1 Maz 140:6 Ams 13:10 Ams 18:12 Ams 21:24 Ams 30:13 Ams 30:32 Yes 65:2-3,5 Yeh 16:49 1Ko 8:1-2 1Ko 10:12 2Te 2:4 2Ti 3:2

Topik Teologia: Mzm 119:52

Wahyu Allah
Wahyu Khusus

Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
Orang Percaya Iiarus Mengingat Firman Allah
Bil 15:39-40 Maz 119:52 Mal 4:4
Mendapatkan Penghiburan dalam Allah
Ayu 15:11 Maz 23:1-4 Maz 71:19-21 Maz 86:17 Maz 94:19 Maz 119:50 Maz 119:52 Maz 119:76 Maz 119:82 Yes 12:1 Yes 40:1-2 Yes 49:13 Yes 51:3,12 Yes 52:9 Yes 57:16,18 Yes 61:1-3 Yes 66:13 Yer 31:13 Hos 2:13-14 Zak 1:13,17 Rom 15:5 2Ko 1:3-4 2Ko 7:6 Ibr 6:18

Topik Teologia: Mzm 119:53

Wahyu Allah
Wahyu Khusus
Kuasa Ilahi Kitab Suci
Respons Benar terhadap Alkitab
Kitab Suci Dihargai
Maz 119:53-54 Maz 119:126-128 Maz 119:136 Maz 119:139 Maz 119:158

Dosa
Dosa-dosa Terhadap Allah
Dosa-dosa Penolakan
Meninggalkan Allah
Ula 31:16-17 Yos 24:20 Hak 10:13-14 1Sa 12:10 1Ta 28:9 2Ta 7:19-20 2Ta 15:2 2Ta 24:20 Ezr 8:22 Maz 89:31-34 Maz 119:53 Yes 1:4,28 Yes 65:11-12 Yer 2:13-19 Yer 8:5 Yer 17:5,13 Yeh 18:24 Yeh 33:12 Wah 2:4

Topik Teologia: Mzm 119:54

Wahyu Allah
Wahyu Khusus

Topik Teologia: Mzm 119:55

Allah yang Berpribadi
Pribadi Allah
Nama Allah
Gagasan tentang Nama Ilahi
Umat Meresponi Nama Ilahi itu
Mereka Mengingat Nama Ilahi
Maz 119:55

Pengudusan
Pengudusan: Fakta yang Tergenapi dan Proses Pertumbuhan
Pengudusan sebagai Pertumbuhan dalam Anugerah
Sarana Pertumbuhan
Pertumbuhan dalam Anugerah Melalui Meditasi
Ula 6:6 Ula 11:18 Ula 32:46 Yos 1:8 Ayu 22:22 Maz 1:2 Maz 4:5 Maz 16:8 Maz 19:15 Maz 37:31 Maz 40:9 Maz 46:11 Maz 48:10 Maz 63:6-7 Maz 77:11-13 Maz 104:33-34 Maz 119:11 Maz 119:15 Maz 119:27 Maz 119:48 Maz 119:55 Maz 119:59 Maz 119:78 Maz 119:95 Maz 119:97-99 Maz 119:148 Maz 139:17-18 Maz 143:5-6 Maz 145:5

Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
Mengetahui Allah dan Mengingat-Nya
Mengingat Allah
Orang Percaya Harus Mengingat Allah
Ula 8:18 Neh 4:14 Maz 42:6-7 Maz 63:7-9 Maz 119:55 Pengk 12:1,6-7 Yer 51:50 Yun 2:7 Zak 10:9

Topik Teologia: Mzm 119:56

Wahyu Allah
Wahyu Khusus

Topik Teologia: Mzm 119:57

Allah yang Berpribadi
Pribadi Allah
Nama-nama, Gelar-gelar Deskriptif dan Kiasan-kiasan untuk Allah
Bagian
Maz 73:26 Maz 119:57 Maz 142:6 Rat 3:24

Wahyu Allah
Mode atau Cara Wahyu
Wahyu Melalui Kitab Suci
Maz 1:1-3 Maz 19:7-11 Maz 119:1-4 Maz 119:13-16 Maz 119:27,29-32 Maz 119:57 Maz 119:75 Maz 119:89-93,96 Maz 119:105 Maz 119:137-138 Maz 119:151-152 Maz 119:160 Maz 119:161-168 Yes 30:8 Dan 9:2 Mat 22:43-44 Luk 24:27 Luk 24:44-45 Yoh 5:39-40,46 Yoh 10:34-35 Kis 1:16 Kis 17:2-3 Kis 18:28 Kis 28:23,25-27 Rom 1:1-3 Rom 15:4 1Ko 15:1-4 Gal 3:22 2Ti 3:15-17 Ibr 3:7-11 Ibr 10:15-17 Yak 2:8 2Pe 1:19-21

Topik Teologia: Mzm 119:59

Keselamatan
Pertobatan
Natur Pertobatan
Pertobatan adalah Perpalingan Hati dari Dosa kepada Allah
Pertobatan Disadari Melalui Beberapa Hal
Pertobatan Disadari Melalui Refleksi Pribadi
1Ra 8:38 Maz 4:5 Maz 119:59 Rat 3:40 1Ko 11:28 2Ko 13:5 Gal 6:4 2Ti 2:7

Pengudusan
Pengudusan: Fakta yang Tergenapi dan Proses Pertumbuhan

Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab Terhadap Sesama dan Alam
Tanggung Jawab untuk Mencari Kebajikan dan Kualitas Pribadi
Suka Mawas Diri
Maz 4:5 Maz 19:13,14 Maz 77:7 Maz 119:59 Maz 139:23-24

Topik Teologia: Mzm 119:60

Wahyu Allah
Wahyu Khusus
Kuasa Ilahi Kitab Suci
Respons Benar terhadap Alkitab
Kitab Suci Ditaati
Ula 4:1,9,12-14,29-31 Ula 5:29,32-33 Ula 11:13-15 Yos 2:25; 1Ra 6:12 Maz 119:4-6 Maz 119:34 Maz 119:44 Maz 119:56 Maz 119:60 Maz 119:67 Maz 119:112 Maz 119:134 Yer 7:23 Yeh 11:20 Mat 7:24-25 Luk 8:21 Yoh 14:15 Yoh 17:6 2Te 1:8 2Te 3:14 Yak 1:22-25 1Pe 4:17 1Yo 5:2-3

Pengudusan
Pengudusan: Fakta yang Tergenapi dan Proses Pertumbuhan
Pengudusan sebagai Pertumbuhan dalam Anugerah
Sarana Pertumbuhan
Pertumbuhan, dalam Anugerah Melalui Pengakuan Dosa
Ezr 9:4-15 Neh 1:6-9 Neh 9:2-3 Ayu 9:20 Ayu 13:23 Ayu 39:37 Ayu 42:5 Maz 19:13 Maz 32:5 Maz 38:4-5,19 Maz 40:12-14 Maz 41:5 Maz 51:3-7 Maz 69:6 Maz 106:6 Maz 119:59-60 Maz 119:176 Maz 130:1-4 Ams 28:13 Yes 6:5 Yes 59:12-15 Yes 64:5-7 Yer 3:13,21-22,25 Yer 14:7,20-22 Yer 31:18-19 Rat 3:40-42 Dan 9:4-19 Luk 15:17-21 Yak 5:16 1Yo 1:9

Topik Teologia: Mzm 119:61

Wahyu Allah
Wahyu Khusus
Kuasa Ilahi Kitab Suci
Respons Benar terhadap Alkitab
Kitab Suci Diingati
Maz 119:11 Maz 119:16 Maz 119:61 Maz 119:83 Maz 119:109 Maz 119:141 Maz 119:153 Maz 119:176

Topik Teologia: Mzm 119:62

Wahyu Allah
Wahyu Khusus
Kuasa Ilahi Kitab Suci
Respons Benar terhadap Alkitab
Kitab Suci Diucapkan untuk Terima Kasih
Maz 119:62

Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
Memuliakan Allah

Topik Teologia: Mzm 119:63

Gereja
Misi, Pelayanan dan Aktivitas Gereja
Persekutuan dalam Gereja
Maz 55:14-15 Maz 119:63 Maz 133:1-3 Mat 23:8 Mar 10:42-45 Luk 24:13-15 Yoh 13:34-35 Yoh 15:12 Kis 17:4 Kis 20:35 Rom 12:15 1Ko 16:19-20 2Ko 6:14-18 2Ko 13:13 Gal 2:9 Gal 6:2 Fili 1:3-5 Fili 2:1-2 Kol 2:2 1Te 4:18 Ibr 13:1 1Pe 2:17 1Yo 1:3-7 1Yo 4:7-8,11-13

Topik Teologia: Mzm 119:64

Wahyu Allah
Wahyu Khusus

Topik Teologia: Mzm 119:66

Wahyu Allah
Wahyu Khusus
Kuasa Ilahi Kitab Suci
Respons Benar terhadap Alkitab
Kitab Suci Dipercayai
Maz 119:30-32 Maz 119:42 Maz 119:66

Keselamatan
Iman yang Menyelamatkan
Objek dari Iman yang Menyelamatkan
Allah adalah Objek dari Iman yang Menyelamatkan
2Ta 20:20 Maz 4:6 Maz 9:11 Maz 31:7 Maz 37:3 Maz 119:65-66 Yes 26:4 Yes 43:10 Yes 50:10 Mar 11:22 Yoh 12:44 Ibr 6:1 Ibr 11:1,6 1Pe 1:21

Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
Berkomunikasi dengan Allah
Berdoa kepada Allah
Unsur-unsur Doa
Permohonan
Permohonan untuk Pengajaran
Kel 33:12-13 Maz 25:4-5 Maz 27:11 Maz 86:11 Maz 119:12 Maz 119:26-27 Maz 119:33-34 Maz 119:66,68 Maz 119:108 Maz 119:124-125 Maz 143:10

Topik Teologia: Mzm 119:67

Pekerjaan-Pekerjaan Allah
Pemeliharaan Allah
Pemeliharaan dan Penderitaan
Pemeliharaan-Nya Mengajar dan Membentuk Umat-Nya Melalui Kesengsaraan
Ula 8:5 Ayu 5:17-18 Ayu 36:8-10,12 Maz 94:12-13 Maz 119:67,71 Ams 3:11-12 Yes 26:8,9,16 Yes 48:10 Dan 11:35 Hos 5:14-15 Zak 13:9 Mal 3:2-3 Ibr 12:4-11

Wahyu Allah
Wahyu Khusus
Kuasa Ilahi Kitab Suci
Respons Benar terhadap Alkitab
Kitab Suci Ditaati
Ula 4:1,9,12-14,29-31 Ula 5:29,32-33 Ula 11:13-15 Yos 2:25; 1Ra 6:12 Maz 119:4-6 Maz 119:34 Maz 119:44 Maz 119:56 Maz 119:60 Maz 119:67 Maz 119:112 Maz 119:134 Yer 7:23 Yeh 11:20 Mat 7:24-25 Luk 8:21 Yoh 14:15 Yoh 17:6 2Te 1:8 2Te 3:14 Yak 1:22-25 1Pe 4:17 1Yo 5:2-3

Dosa
Natur Dosa
Dosa adalah Pelanggaran Aktif Terhadap Hukum Allah
Kesalahpahaman terhadap Hukum Allah, Sengaja atau Tidak Sengaja
Ima 4:13 Ima 22:14 Ayu 6:24 Ayu 12:16 Ayu 19:4 Maz 119:67 Yes 29:24 Yeh 44:10 Mar 13:5-6 1Ko 6:9-10 Gal 6:7 2Te 2:9-12 1Ti 2:14 Ibr 3:10 1Yo 3:7 2Yo 1:7

Pengudusan
Pengudusan: Fakta yang Tergenapi dan Proses Pertumbuhan
Pengudusan sebagai Pertumbuhan dalam Anugerah
Sarana Pertumbuhan
Pertumbuhan dalam Anugerah Melalui Disiplin
Ula 8:5 Ayu 5:17 Ayu 33:14-30 Maz 6:2 Maz 94:12-13 Maz 118:18 Maz 119:67,71 Ams 3:11-12 1Ko 11:32 Ibr 12:3-12 1Pe 4:1-2 Wah 3:19

Topik Teologia: Mzm 119:68

Allah yang Berpribadi
Atribut-Atribut Allah
Allah itu Baik
Kej 1:31 Kel 33:19 2Ta 5:13 2Ta 6:41 2Ta 30:18 Maz 25:7-8 Maz 31:20 Maz 34:9 Maz 52:11 Maz 73:1 Maz 84:12 Maz 100:5 Maz 106:1 Maz 107:1 Maz 118:1 Maz 119:68 Maz 135:3 Maz 145:7,9,15-16 Yer 33:10-11 Rat 3:25 Nah 1:7 Mat 5:45 Mat 7:11 Mat 19:17 Mar 10:18 Kis 14:17 Rom 8:32 2Te 1:11 Yak 1:5,17 2Pe 1:3

Pekerjaan-Pekerjaan Allah
Urutan Penciptaan Allah
Kebaikan dari Urutan Penciptaan
Kej 1:10 Kej 1:12 Kej 1:16-18 Kej 1:25 Kej 1:31 Kej 2:3 Maz 104:24,28 Maz 119:68 1Ti 4:4

Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
Berkomunikasi dengan Allah
Berdoa kepada Allah
Unsur-unsur Doa
Permohonan
Permohonan untuk Pengajaran
Kel 33:12-13 Maz 25:4-5 Maz 27:11 Maz 86:11 Maz 119:12 Maz 119:26-27 Maz 119:33-34 Maz 119:66,68 Maz 119:108 Maz 119:124-125 Maz 143:10

Topik Teologia: Mzm 119:69

Wahyu Allah
Wahyu Khusus
Kuasa Ilahi Kitab Suci
Nama-nama untuk Alkitab (Atau Pembagiannya)
Persepsi
Maz 19:8 Maz 103:17-18 Maz 119:4 Maz 119:15 Maz 119:56 Maz 119:69 Maz 119:104 Maz 119:128 Maz 119:173

Dosa
Para Pendosa Angkuh (Arogan)
Ayu 35:12 Ayu 41:25 Maz 5:6 Maz 10:2,5 Maz 17:10 Maz 73:8 Maz 75:5 Maz 101:5 Maz 119:21 Maz 119:51 Maz 119:69 Maz 119:78 Maz 119:85 Maz 119:122 Yes 2:17 Yes 13:11 Mal 4:1 2Pe 2:10
Dusta dan Kepalsuan
Kel 20:16 Ayu 15:35 Ayu 21:34 Ayu 24:25 Ayu 31:33 Maz 5:7 Maz 31:19 Maz 50:19 Maz 52:4-6 Maz 55:21-22 Maz 62:5 Maz 63:12 Maz 116:11 Maz 119:69 Maz 120:3-4 Ams 2:12-15 Ams 6:16-17,19 Ams 10:18 Ams 12:22 Ams 17:4 Ams 19:22 Ams 21:6 Ams 26:23-26 Yes 59:2-3 Yer 5:2 Yer 7:8 Yer 9:3-6 Hos 4:1-2 Hos 12:1 Zak 8:16-17 Kis 5:7-9 Efe 4:25 Kol 3:9 Wah 21:8 Wah 22:15
Kecongkakan adalah Dosa yang Besar
Ula 8:11-14,17 Ula 17:18-20 Maz 10:2-4 Maz 17:10-11 Maz 36:12 Maz 38:17 Maz 40:5 Maz 73:6-9,11 Maz 119:51,69,78,85,122 Maz 123:4 Maz 131:1 Maz 140:6 Ams 13:10 Ams 18:12 Ams 21:24 Ams 30:13 Ams 30:32 Yes 65:2-3,5 Yeh 16:49 1Ko 8:1-2 1Ko 10:12 2Te 2:4 2Ti 3:2

Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
Menaati Allah
Taat kepada Allah
Sikap Terhadap Ketaatan
Ketaatan Harus Seluruh Jiwa Raga
Ula 28:14 Yos 1:7 Yos 22:2-3,5 Ezr 7:10 Maz 18:22-24 Maz 119:69 Mat 6:24

Topik Teologia: Mzm 119:70

Wahyu Allah
Wahyu Khusus
Kuasa Ilahi Kitab Suci
Respons Benar terhadap Alkitab
Kitab Suci Disenangi
Maz 1:2 Maz 119:16 Maz 119:24 Maz 119:35 Maz 119:70 Maz 119:77 Maz 119:92 Maz 119:143 Maz 119:174

Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
Menikmati Allah
Kesukaan dalam Allah
Firman-Nya sebagai Sumber Kesukaan
Maz 1:2 Maz 112:1 Maz 119:16 Maz 119:24 Maz 119:35 Maz 119:47 Maz 119:70 Maz 119:77 Maz 119:92 Rom 7:22

Topik Teologia: Mzm 119:71

Pekerjaan-Pekerjaan Allah
Pemeliharaan Allah
Pemeliharaan dan Penderitaan
Pemeliharaan-Nya Mengajar dan Membentuk Umat-Nya Melalui Kesengsaraan
Ula 8:5 Ayu 5:17-18 Ayu 36:8-10,12 Maz 94:12-13 Maz 119:67,71 Ams 3:11-12 Yes 26:8,9,16 Yes 48:10 Dan 11:35 Hos 5:14-15 Zak 13:9 Mal 3:2-3 Ibr 12:4-11

Wahyu Allah
Wahyu Khusus
Kuasa Ilahi Kitab Suci
Tujuan Alkitab
Kitab Suci adalah untuk Belajar
Ula 5:1 Maz 119:7 Maz 119:71 Maz 119:73 Maz 119:98-100,102,104 Maz 119:130 Luk 24:45 1Ko 2:10-13

Pengudusan
Pengudusan: Fakta yang Tergenapi dan Proses Pertumbuhan
Pengudusan sebagai Pertumbuhan dalam Anugerah
Sarana Pertumbuhan
Pertumbuhan dalam Anugerah Melalui Disiplin
Ula 8:5 Ayu 5:17 Ayu 33:14-30 Maz 6:2 Maz 94:12-13 Maz 118:18 Maz 119:67,71 Ams 3:11-12 1Ko 11:32 Ibr 12:3-12 1Pe 4:1-2 Wah 3:19

Topik Teologia: Mzm 119:72

Pekerjaan-Pekerjaan Allah
Allah sebagai Pemberi Hukum
Kej 26:5 Kel 15:25 Ima 18:4-5 Ima 20:22 Bil 19:2 Bil 31:21 Ula 6:1 Ula 30:16 1Ra 9:4 2Ra 10:31 1Ta 16:40 2Ta 34:14 Ezr 7:12,14 Maz 1:1-2 Maz 18:21-22 Maz 19:7-11 Maz 37:31 Maz 119:72 Maz 119:142 Yes 1:10 Yes 33:22 Yes 42:21 Yer 31:33 Yeh 20:19 Rom 7:22,25-26 Yak 4:12
Pujian Pencipta
2Ra 19:15 1Ta 16:25-26 2Ta 2:12 Neh 9:6 Ayu 12:9-10 Ayu 36:24-29 Maz 28:5-6 Maz 40:6 Maz 90:1-2 Maz 92:5-6 Maz 103:22 Maz 104:1-31 Maz 111:2-4,7-8 Maz 119:72-73 Maz 121:2 Maz 145:10 Maz 146:5-6 Maz 148:1-6 Yes 40:12,21-22,26,28-31 Yer 32:17 Amo 9:6 Kis 4:24 Rom 1:20,25 1Ko 8:6 Kol 1:15-17 Wah 14:7

Wahyu Allah
Wahyu Khusus

Topik Teologia: Mzm 119:73

Pekerjaan-Pekerjaan Allah
Urutan Penciptaan Allah

Wahyu Allah
Wahyu Khusus

Topik Teologia: Mzm 119:74

Wahyu Allah
Wahyu Khusus
Kuasa Ilahi Kitab Suci
Respons Benar terhadap Alkitab
Kitab Suci Diharapkan
Maz 119:43 Maz 119:49 Maz 119:74 Maz 119:81 Maz 119:114 Maz 119:147

Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
Beriman kepada Allah
Berharap kepada Allah
Objek Pengharapan
Firman Allah adalah Objek Pengharapan
Maz 119:74 Maz 119:81 Maz 119:114 Maz 119:147 Maz 130:5

Topik Teologia: Mzm 119:75

Pekerjaan-Pekerjaan Allah
Pemeliharaan Allah
Pemeliharaan dan Penderitaan
Pemeliharaan-Nya Mengirimkan Kesengsaraan
Kej 3:16 Kel 4:11 Ayu 10:17 Maz 55:20 Maz 66:10-12 Maz 88:16-19 Maz 119:75 Rat 1:12-14 Rat 3:1-3 Yoh 9:1-3 Yoh 11:4

Wahyu Allah
Wahyu Melalui Kitab Suci
Maz 1:1-3 Maz 19:7-11 Maz 119:1-4 Maz 119:13-16 Maz 119:27,29-32 Maz 119:57 Maz 119:75 Maz 119:89-93,96 Maz 119:105 Maz 119:137-138 Maz 119:151-152 Maz 119:160 Maz 119:161-168 Yes 30:8 Dan 9:2 Mat 22:43-44 Luk 24:27 Luk 24:44-45 Yoh 5:39-40,46 Yoh 10:34-35 Kis 1:16 Kis 17:2-3 Kis 18:28 Kis 28:23,25-27 Rom 1:1-3 Rom 15:4 1Ko 15:1-4 Gal 3:22 2Ti 3:15-17 Ibr 3:7-11 Ibr 10:15-17 Yak 2:8 2Pe 1:19-21
Alkitab adalah Adil
Ula 4:8 Maz 19:10 Maz 119:7 Maz 119:75 Maz 119:106 Maz 119:138 Maz 119:160 Maz 119:164 Pengk 12:10 Rom 7:12

Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
Mengetahui Allah dan Mengingat-Nya
Mengenal Allah
Nilai Pengenalan akan Allah
Pengenalan akan Allah Memberikan Kepercayaan Pribadi dalam Rencana Allah
Maz 119:75 Maz 140:13 Rom 8:28

Topik Teologia: Mzm 119:76

Wahyu Allah
Wahyu Khusus
Kuasa Ilahi Kitab Suci
Tujuan Alkitab
Kitab Suci adalah untuk Menghibur
Maz 119:50-52 Maz 119:76

Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
Menikmati Allah
Memperoleh Penghiburan dalam Allah
Mendapatkan Penghiburan dalam Allah
Ayu 15:11 Maz 23:1-4 Maz 71:19-21 Maz 86:17 Maz 94:19 Maz 119:50 Maz 119:52 Maz 119:76 Maz 119:82 Yes 12:1 Yes 40:1-2 Yes 49:13 Yes 51:3,12 Yes 52:9 Yes 57:16,18 Yes 61:1-3 Yes 66:13 Yer 31:13 Hos 2:13-14 Zak 1:13,17 Rom 15:5 2Ko 1:3-4 2Ko 7:6 Ibr 6:18

Topik Teologia: Mzm 119:78

Dosa
Para Pendosa Angkuh (Arogan)
Ayu 35:12 Ayu 41:25 Maz 5:6 Maz 10:2,5 Maz 17:10 Maz 73:8 Maz 75:5 Maz 101:5 Maz 119:21 Maz 119:51 Maz 119:69 Maz 119:78 Maz 119:85 Maz 119:122 Yes 2:17 Yes 13:11 Mal 4:1 2Pe 2:10
Kecongkakan adalah Dosa yang Besar
Ula 8:11-14,17 Ula 17:18-20 Maz 10:2-4 Maz 17:10-11 Maz 36:12 Maz 38:17 Maz 40:5 Maz 73:6-9,11 Maz 119:51,69,78,85,122 Maz 123:4 Maz 131:1 Maz 140:6 Ams 13:10 Ams 18:12 Ams 21:24 Ams 30:13 Ams 30:32 Yes 65:2-3,5 Yeh 16:49 1Ko 8:1-2 1Ko 10:12 2Te 2:4 2Ti 3:2

Pengudusan
Pengudusan: Fakta yang Tergenapi dan Proses Pertumbuhan
Pengudusan sebagai Pertumbuhan dalam Anugerah
Sarana Pertumbuhan
Pertumbuhan dalam Anugerah Melalui Meditasi
Ula 6:6 Ula 11:18 Ula 32:46 Yos 1:8 Ayu 22:22 Maz 1:2 Maz 4:5 Maz 16:8 Maz 19:15 Maz 37:31 Maz 40:9 Maz 46:11 Maz 48:10 Maz 63:6-7 Maz 77:11-13 Maz 104:33-34 Maz 119:11 Maz 119:15 Maz 119:27 Maz 119:48 Maz 119:55 Maz 119:59 Maz 119:78 Maz 119:95 Maz 119:97-99 Maz 119:148 Maz 139:17-18 Maz 143:5-6 Maz 145:5

Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
Berkomunikasi dengan Allah
Merenungkan Allah
Renungkanlah Firman Allah
Yos 1:8 Ayu 22:22 Maz 1:2 Maz 37:31 Maz 40:9 Maz 119:11 Maz 119:15 Maz 119:23 Maz 119:48 Maz 119:78 Maz 119:97 Maz 119:99 Maz 119:148

Topik Teologia: Mzm 119:81

Wahyu Allah
Wahyu Khusus
Kuasa Ilahi Kitab Suci
Respons Benar terhadap Alkitab
Kitab Suci Diharapkan
Maz 119:43 Maz 119:49 Maz 119:74 Maz 119:81 Maz 119:114 Maz 119:147

Umat Manusia Pada Umumnya
Unsur-unsur Pembentuk Keindividualitas Manusia
Jiwa Manusia
Jiwa sebagai Keadaan dari Pikiran
Emosi Manusia
Kej 42:21 1Sa 1:10 Ayu 3:20 Ayu 10:1 Ayu 30:25 Ayu 33:20 Maz 6:4 Maz 35:9 Maz 43:5 Maz 84:3 Maz 119:81 Yes 38:15 Yes 61:10 Rat 3:20 Yeh 27:31 Zak 11:8 Luk 12:19 Yoh 12:27 1Te 5:23

Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
Beriman kepada Allah
Berharap kepada Allah
Objek Pengharapan
Firman Allah adalah Objek Pengharapan
Maz 119:74 Maz 119:81 Maz 119:114 Maz 119:147 Maz 130:5

Topik Teologia: Mzm 119:82

Umat Manusia Pada Umumnya
Manusia sebagai Suatu Kesatuan Hidup
Keutuhan Manusia Direpresentasikan oleh Mata
Ayu 7:8 Ayu 24:15 Maz 119:82 Maz 119:148 Ams 30:17 Yes 64:4 Yer 32:5 Mal 1:5 Luk 10:23 Kis 1:9 2Ko 4:18 Ibr 12:2 Wah 1:7

Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
Menikmati Allah
Memperoleh Penghiburan dalam Allah
Mendapatkan Penghiburan dalam Allah
Ayu 15:11 Maz 23:1-4 Maz 71:19-21 Maz 86:17 Maz 94:19 Maz 119:50 Maz 119:52 Maz 119:76 Maz 119:82 Yes 12:1 Yes 40:1-2 Yes 49:13 Yes 51:3,12 Yes 52:9 Yes 57:16,18 Yes 61:1-3 Yes 66:13 Yer 31:13 Hos 2:13-14 Zak 1:13,17 Rom 15:5 2Ko 1:3-4 2Ko 7:6 Ibr 6:18

Topik Teologia: Mzm 119:83

Wahyu Allah
Wahyu Khusus
Kuasa Ilahi Kitab Suci
Respons Benar terhadap Alkitab
Kitab Suci Diingati
Maz 119:11 Maz 119:16 Maz 119:61 Maz 119:83 Maz 119:109 Maz 119:141 Maz 119:153 Maz 119:176

Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
Menaati Allah
Taat kepada Allah
Sikap Terhadap Ketaatan
Orang yang Taat Harus Menghormati Allah dan Firman-Nya
Maz 1:1-2 Maz 119:11,15 Maz 119:20 Maz 119:83 Maz 119:97 Maz 119:111 Maz 119:128 Rom 7:22

Topik Teologia: Mzm 119:85

Dosa
Para Pendosa Angkuh (Arogan)
Ayu 35:12 Ayu 41:25 Maz 5:6 Maz 10:2,5 Maz 17:10 Maz 73:8 Maz 75:5 Maz 101:5 Maz 119:21 Maz 119:51 Maz 119:69 Maz 119:78 Maz 119:85 Maz 119:122 Yes 2:17 Yes 13:11 Mal 4:1 2Pe 2:10
Kecongkakan adalah Dosa yang Besar
Ula 8:11-14,17 Ula 17:18-20 Maz 10:2-4 Maz 17:10-11 Maz 36:12 Maz 38:17 Maz 40:5 Maz 73:6-9,11 Maz 119:51,69,78,85,122 Maz 123:4 Maz 131:1 Maz 140:6 Ams 13:10 Ams 18:12 Ams 21:24 Ams 30:13 Ams 30:32 Yes 65:2-3,5 Yeh 16:49 1Ko 8:1-2 1Ko 10:12 2Te 2:4 2Ti 3:2

Topik Teologia: Mzm 119:86

Wahyu Allah
Wahyu Khusus

Topik Teologia: Mzm 119:87

Wahyu Allah
Wahyu Khusus
Kuasa Ilahi Kitab Suci
Respons Benar terhadap Alkitab
Kitab Suci Dihidupi
Maz 119:87 Maz 119:102 Maz 119:105 Maz 119:133

Topik Teologia: Mzm 119:88

Wahyu Allah
Wahyu Khusus
Kuasa Ilahi Kitab Suci
Nama-nama untuk Alkitab (Atau Pembagiannya)
Ketetapan-ketetapan
1Ra 3:14 1Ra 11:38 Maz 19:8 Maz 93:5 Maz 119:2 Maz 119:24 Maz 119:46 Maz 119:88 Maz 119:99 Maz 119:111 Maz 119:129 Maz 119:138 Maz 119:144 Maz 119:152

Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
Menaati Allah
Taat kepada Allah
Objek dari Ketaatan
Kita Harus Taat pada Perkataan Allah
Maz 103:20 Maz 119:17 Maz 119:88 Luk 11:28 Yoh 17:6 Yak 1:22 Wah 3:8

Topik Teologia: Mzm 119:89

Allah yang Berpribadi
Natur Allah sebagai Pribadi
Allah itu Aktif
Allah Aktif dalam Alam Semesta
Kej 1:1 Neh 9:6 Ayu 9:8 Maz 24:1-2 Maz 33:6 Maz 95:3-5 Maz 104:1-32 Maz 119:89-91 Pengk 11:5 Yes 42:5-8 Yes 44:24 Yes 45:12 Amo 4:13 Ibr 1:10 Ibr 3:4 Ibr 11:3 Wah 14:7

Yesus Kristus
Kristus dalam Perjanjian Lama
Pra-eksistensi Kristus
Pra-eksistensi Kristus dalam Teologi
Firman
Maz 33:6 Maz 107:20 Maz 119:89 Maz 147:15-18

Pekerjaan-Pekerjaan Allah
Penjagaan Allah
Allah Aktif atas Ciptaan
Neh 9:6 Ayu 34:12-15 Maz 36:5-9 Maz 66:8-9 Maz 104:29-30 Maz 119:89-91 Maz 145:1-21 Yes 40:28 Kis 17:28 Kol 1:17 1Ti 6:13 Ibr 1:2-3

Wahyu Allah
Wahyu Melalui Kitab Suci
Maz 1:1-3 Maz 19:7-11 Maz 119:1-4 Maz 119:13-16 Maz 119:27,29-32 Maz 119:57 Maz 119:75 Maz 119:89-93,96 Maz 119:105 Maz 119:137-138 Maz 119:151-152 Maz 119:160 Maz 119:161-168 Yes 30:8 Dan 9:2 Mat 22:43-44 Luk 24:27 Luk 24:44-45 Yoh 5:39-40,46 Yoh 10:34-35 Kis 1:16 Kis 17:2-3 Kis 18:28 Kis 28:23,25-27 Rom 1:1-3 Rom 15:4 1Ko 15:1-4 Gal 3:22 2Ti 3:15-17 Ibr 3:7-11 Ibr 10:15-17 Yak 2:8 2Pe 1:19-21
Wahyu Khusus

Topik Teologia: Mzm 119:90

Allah yang Berpribadi
Natur Allah sebagai Pribadi
Allah itu Aktif
Allah Aktif dalam Alam Semesta
Kej 1:1 Neh 9:6 Ayu 9:8 Maz 24:1-2 Maz 33:6 Maz 95:3-5 Maz 104:1-32 Maz 119:89-91 Pengk 11:5 Yes 42:5-8 Yes 44:24 Yes 45:12 Amo 4:13 Ibr 1:10 Ibr 3:4 Ibr 11:3 Wah 14:7

Pekerjaan-Pekerjaan Allah
Urutan Penciptaan Allah
Allah Aktif atas Ciptaan
Neh 9:6 Ayu 34:12-15 Maz 36:5-9 Maz 66:8-9 Maz 104:29-30 Maz 119:89-91 Maz 145:1-21 Yes 40:28 Kis 17:28 Kol 1:17 1Ti 6:13 Ibr 1:2-3

Wahyu Allah
Mode atau Cara Wahyu
Wahyu Melalui Kitab Suci
Maz 1:1-3 Maz 19:7-11 Maz 119:1-4 Maz 119:13-16 Maz 119:27,29-32 Maz 119:57 Maz 119:75 Maz 119:89-93,96 Maz 119:105 Maz 119:137-138 Maz 119:151-152 Maz 119:160 Maz 119:161-168 Yes 30:8 Dan 9:2 Mat 22:43-44 Luk 24:27 Luk 24:44-45 Yoh 5:39-40,46 Yoh 10:34-35 Kis 1:16 Kis 17:2-3 Kis 18:28 Kis 28:23,25-27 Rom 1:1-3 Rom 15:4 1Ko 15:1-4 Gal 3:22 2Ti 3:15-17 Ibr 3:7-11 Ibr 10:15-17 Yak 2:8 2Pe 1:19-21

Topik Teologia: Mzm 119:91

Allah yang Berpribadi
Natur Allah sebagai Pribadi
Allah itu Aktif
Allah Aktif dalam Alam Semesta
Kej 1:1 Neh 9:6 Ayu 9:8 Maz 24:1-2 Maz 33:6 Maz 95:3-5 Maz 104:1-32 Maz 119:89-91 Pengk 11:5 Yes 42:5-8 Yes 44:24 Yes 45:12 Amo 4:13 Ibr 1:10 Ibr 3:4 Ibr 11:3 Wah 14:7

Pekerjaan-Pekerjaan Allah
Urutan Penciptaan Allah
Allah Aktif atas Ciptaan
Neh 9:6 Ayu 34:12-15 Maz 36:5-9 Maz 66:8-9 Maz 104:29-30 Maz 119:89-91 Maz 145:1-21 Yes 40:28 Kis 17:28 Kol 1:17 1Ti 6:13 Ibr 1:2-3

Wahyu Allah
Wahyu Melalui Kitab Suci
Maz 1:1-3 Maz 19:7-11 Maz 119:1-4 Maz 119:13-16 Maz 119:27,29-32 Maz 119:57 Maz 119:75 Maz 119:89-93,96 Maz 119:105 Maz 119:137-138 Maz 119:151-152 Maz 119:160 Maz 119:161-168 Yes 30:8 Dan 9:2 Mat 22:43-44 Luk 24:27 Luk 24:44-45 Yoh 5:39-40,46 Yoh 10:34-35 Kis 1:16 Kis 17:2-3 Kis 18:28 Kis 28:23,25-27 Rom 1:1-3 Rom 15:4 1Ko 15:1-4 Gal 3:22 2Ti 3:15-17 Ibr 3:7-11 Ibr 10:15-17 Yak 2:8 2Pe 1:19-21
Alkitab Bertahan Selamanya
Maz 93:5 Maz 119:89,91 Mat 5:17-18 Luk 16:16-17 Luk 21:33 Yoh 10:35 1Pe 1:23

Topik Teologia: Mzm 119:92

Wahyu Allah
Wahyu Melalui Kitab Suci
Maz 1:1-3 Maz 19:7-11 Maz 119:1-4 Maz 119:13-16 Maz 119:27,29-32 Maz 119:57 Maz 119:75 Maz 119:89-93,96 Maz 119:105 Maz 119:137-138 Maz 119:151-152 Maz 119:160 Maz 119:161-168 Yes 30:8 Dan 9:2 Mat 22:43-44 Luk 24:27 Luk 24:44-45 Yoh 5:39-40,46 Yoh 10:34-35 Kis 1:16 Kis 17:2-3 Kis 18:28 Kis 28:23,25-27 Rom 1:1-3 Rom 15:4 1Ko 15:1-4 Gal 3:22 2Ti 3:15-17 Ibr 3:7-11 Ibr 10:15-17 Yak 2:8 2Pe 1:19-21
Kitab Suci Disenangi
Maz 1:2 Maz 119:16 Maz 119:24 Maz 119:35 Maz 119:70 Maz 119:77 Maz 119:92 Maz 119:143 Maz 119:174

Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
Menikmati Allah

Topik Teologia: Mzm 119:93

Wahyu Allah
Wahyu Melalui Kitab Suci
Maz 1:1-3 Maz 19:7-11 Maz 119:1-4 Maz 119:13-16 Maz 119:27,29-32 Maz 119:57 Maz 119:75 Maz 119:89-93,96 Maz 119:105 Maz 119:137-138 Maz 119:151-152 Maz 119:160 Maz 119:161-168 Yes 30:8 Dan 9:2 Mat 22:43-44 Luk 24:27 Luk 24:44-45 Yoh 5:39-40,46 Yoh 10:34-35 Kis 1:16 Kis 17:2-3 Kis 18:28 Kis 28:23,25-27 Rom 1:1-3 Rom 15:4 1Ko 15:1-4 Gal 3:22 2Ti 3:15-17 Ibr 3:7-11 Ibr 10:15-17 Yak 2:8 2Pe 1:19-21
Kitab Suci adalah untuk Pemeliharaan
Maz 119:25 Maz 119:37 Maz 119:50 Maz 119:93 Maz 119:107 Maz 119:116 Maz 119:175 Efe 6:13,17 1Yo 2:1

Topik Teologia: Mzm 119:94

Wahyu Allah
Wahyu Khusus
Kuasa Ilahi Kitab Suci
Respons Benar terhadap Alkitab
Kitab Suci Dicari
Maz 119:94

Keselamatan
Pertobatan
Natur Pertobatan
Pertobatan adalah Perpalingan Hati dari Dosa kepada Allah
Pertobatan Disadari Melalui Beberapa Hal
Pertobatan Disadari Melalui Memikiran Pekerjaan dan Jalan Allah
Ula 4:39 1Sa 12:24 Ayu 23:13-15 Ayu 37:14 Ayu 42:5-6 Maz 8:2,4 Maz 64:10 Maz 119:94-95 Pengk 7:13 Yes 41:19-20 Yer 30:24 Yeh 12:2-3

Topik Teologia: Mzm 119:95

Wahyu Allah
Wahyu Khusus
Kuasa Ilahi Kitab Suci
Respons Benar terhadap Alkitab
Kitab Suci Dimeditasikan
Maz 1:2 Maz 119:15 Maz 119:48 Maz 119:95 Maz 119:97 Maz 119:148

Keselamatan
Pertobatan
Natur Pertobatan
Pertobatan adalah Perpalingan Hati dari Dosa kepada Allah
Pertobatan Disadari Melalui Beberapa Hal
Pertobatan Disadari Melalui Memikiran Pekerjaan dan Jalan Allah
Ula 4:39 1Sa 12:24 Ayu 23:13-15 Ayu 37:14 Ayu 42:5-6 Maz 8:2,4 Maz 64:10 Maz 119:94-95 Pengk 7:13 Yes 41:19-20 Yer 30:24 Yeh 12:2-3

Pengudusan
Pengudusan: Fakta yang Tergenapi dan Proses Pertumbuhan
Pengudusan sebagai Pertumbuhan dalam Anugerah
Sarana Pertumbuhan
Pertumbuhan dalam Anugerah Melalui Meditasi
Ula 6:6 Ula 11:18 Ula 32:46 Yos 1:8 Ayu 22:22 Maz 1:2 Maz 4:5 Maz 16:8 Maz 19:15 Maz 37:31 Maz 40:9 Maz 46:11 Maz 48:10 Maz 63:6-7 Maz 77:11-13 Maz 104:33-34 Maz 119:11 Maz 119:15 Maz 119:27 Maz 119:48 Maz 119:55 Maz 119:59 Maz 119:78 Maz 119:95 Maz 119:97-99 Maz 119:148 Maz 139:17-18 Maz 143:5-6 Maz 145:5

Topik Teologia: Mzm 119:96

Wahyu Allah
Wahyu Melalui Kitab Suci
Maz 1:1-3 Maz 19:7-11 Maz 119:1-4 Maz 119:13-16 Maz 119:27,29-32 Maz 119:57 Maz 119:75 Maz 119:89-93,96 Maz 119:105 Maz 119:137-138 Maz 119:151-152 Maz 119:160 Maz 119:161-168 Yes 30:8 Dan 9:2 Mat 22:43-44 Luk 24:27 Luk 24:44-45 Yoh 5:39-40,46 Yoh 10:34-35 Kis 1:16 Kis 17:2-3 Kis 18:28 Kis 28:23,25-27 Rom 1:1-3 Rom 15:4 1Ko 15:1-4 Gal 3:22 2Ti 3:15-17 Ibr 3:7-11 Ibr 10:15-17 Yak 2:8 2Pe 1:19-21
Alkitab Tidak Terbatasi 224
Maz 119:96

Topik Teologia: Mzm 119:97

Wahyu Allah
Wahyu Khusus

Pengudusan
Pengudusan: Fakta yang Tergenapi dan Proses Pertumbuhan
Pengudusan sebagai Pertumbuhan dalam Anugerah
Sarana Pertumbuhan
Pertumbuhan dalam Anugerah Melalui Meditasi
Ula 6:6 Ula 11:18 Ula 32:46 Yos 1:8 Ayu 22:22 Maz 1:2 Maz 4:5 Maz 16:8 Maz 19:15 Maz 37:31 Maz 40:9 Maz 46:11 Maz 48:10 Maz 63:6-7 Maz 77:11-13 Maz 104:33-34 Maz 119:11 Maz 119:15 Maz 119:27 Maz 119:48 Maz 119:55 Maz 119:59 Maz 119:78 Maz 119:95 Maz 119:97-99 Maz 119:148 Maz 139:17-18 Maz 143:5-6 Maz 145:5

Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
Orang yang Taat Harus Menghormati Allah dan Firman-Nya
Maz 1:1-2 Maz 119:11,15 Maz 119:20 Maz 119:83 Maz 119:97 Maz 119:111 Maz 119:128 Rom 7:22
Renungkanlah Firman Allah
Yos 1:8 Ayu 22:22 Maz 1:2 Maz 37:31 Maz 40:9 Maz 119:11 Maz 119:15 Maz 119:23 Maz 119:48 Maz 119:78 Maz 119:97 Maz 119:99 Maz 119:148

Topik Teologia: Mzm 119:98

Wahyu Allah
Wahyu Khusus
Kuasa Ilahi Kitab Suci
Tujuan Alkitab
Kitab Suci adalah untuk Belajar
Ula 5:1 Maz 119:7 Maz 119:71 Maz 119:73 Maz 119:98-100,102,104 Maz 119:130 Luk 24:45 1Ko 2:10-13

Pengudusan
Pengudusan: Fakta yang Tergenapi dan Proses Pertumbuhan
Pengudusan sebagai Pertumbuhan dalam Anugerah
Sarana Pertumbuhan
Pertumbuhan dalam Anugerah Melalui Meditasi
Ula 6:6 Ula 11:18 Ula 32:46 Yos 1:8 Ayu 22:22 Maz 1:2 Maz 4:5 Maz 16:8 Maz 19:15 Maz 37:31 Maz 40:9 Maz 46:11 Maz 48:10 Maz 63:6-7 Maz 77:11-13 Maz 104:33-34 Maz 119:11 Maz 119:15 Maz 119:27 Maz 119:48 Maz 119:55 Maz 119:59 Maz 119:78 Maz 119:95 Maz 119:97-99 Maz 119:148 Maz 139:17-18 Maz 143:5-6 Maz 145:5

Topik Teologia: Mzm 119:99

Wahyu Allah
Wahyu Khusus

Pengudusan
Pengudusan: Fakta yang Tergenapi dan Proses Pertumbuhan
Pengudusan sebagai Pertumbuhan dalam Anugerah
Sarana Pertumbuhan
Pertumbuhan dalam Anugerah Melalui Meditasi
Ula 6:6 Ula 11:18 Ula 32:46 Yos 1:8 Ayu 22:22 Maz 1:2 Maz 4:5 Maz 16:8 Maz 19:15 Maz 37:31 Maz 40:9 Maz 46:11 Maz 48:10 Maz 63:6-7 Maz 77:11-13 Maz 104:33-34 Maz 119:11 Maz 119:15 Maz 119:27 Maz 119:48 Maz 119:55 Maz 119:59 Maz 119:78 Maz 119:95 Maz 119:97-99 Maz 119:148 Maz 139:17-18 Maz 143:5-6 Maz 145:5

Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
Berkomunikasi dengan Allah
Merenungkan Allah
Renungkanlah Firman Allah
Yos 1:8 Ayu 22:22 Maz 1:2 Maz 37:31 Maz 40:9 Maz 119:11 Maz 119:15 Maz 119:23 Maz 119:48 Maz 119:78 Maz 119:97 Maz 119:99 Maz 119:148

Topik Teologia: Mzm 119:102

Allah yang Berpribadi
Pribadi Allah
Nama-nama, Gelar-gelar Deskriptif dan Kiasan-kiasan untuk Allah
Pengajar
Maz 25:9 Maz 27:11 Maz 94:12 Maz 119:102 Maz 119:171

Wahyu Allah
Wahyu Khusus

Topik Teologia: Mzm 119:103

Wahyu Allah
Wahyu Khusus

Umat Manusia Pada Umumnya
Unsur-unsur Pembentuk Keindividualitas Manusia
Bagian dari Tubuh Manusia sebagai Aspek Moral Kemanusiaan
Bentuk Wajah Manusia
Mulut
2Sa 1:16 Ayu 6:30 Ayu 9:20 Ayu 31:30 Maz 17:3 Maz 37:30 Maz 49:4 Maz 59:13 Maz 119:103 Maz 144:11 Ams 4:24 Ams 8:7 Ams 10:31 Ams 15:2 Ams 16:23 Ams 18:6 Ams 26:28 Ams 27:2 Pengk 5:6 Zef 3:13 Mal 2:6 Mat 12:34 Mat 15:11 Rom 10:8-10 Yak 3:10

Topik Teologia: Mzm 119:104

Wahyu Allah
Wahyu Khusus

Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab Terhadap Sesama dan Alam
Tanggung Jawab untuk Mencari Kebajikan dan Kualitas Pribadi
Benci Terhadap Kejahatan
Maz 31:7 Maz 45:8 Maz 97:10 Maz 101:3 Maz 119:104 Maz 119:128 Maz 119:163

Topik Teologia: Mzm 119:105

Wahyu Allah
Wahyu Melalui Kitab Suci
Maz 1:1-3 Maz 19:7-11 Maz 119:1-4 Maz 119:13-16 Maz 119:27,29-32 Maz 119:57 Maz 119:75 Maz 119:89-93,96 Maz 119:105 Maz 119:137-138 Maz 119:151-152 Maz 119:160 Maz 119:161-168 Yes 30:8 Dan 9:2 Mat 22:43-44 Luk 24:27 Luk 24:44-45 Yoh 5:39-40,46 Yoh 10:34-35 Kis 1:16 Kis 17:2-3 Kis 18:28 Kis 28:23,25-27 Rom 1:1-3 Rom 15:4 1Ko 15:1-4 Gal 3:22 2Ti 3:15-17 Ibr 3:7-11 Ibr 10:15-17 Yak 2:8 2Pe 1:19-21
Wahyu Khusus

Topik Teologia: Mzm 119:106

Wahyu Allah
Wahyu Khusus

Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
Menaati Allah
Taat kepada Allah
Objek dari Ketaatan
Kita Harus Taat pada Hukum Allah
Ima 18:4-5 Ima 25:18-19 Ezr 7:26 Maz 1:1-2 Maz 119:106 Yak 1:25

Topik Teologia: Mzm 119:107

Wahyu Allah
Wahyu Khusus
Kuasa Ilahi Kitab Suci
Tujuan Alkitab
Kitab Suci adalah untuk Pemeliharaan
Maz 119:25 Maz 119:37 Maz 119:50 Maz 119:93 Maz 119:107 Maz 119:116 Maz 119:175 Efe 6:13,17 1Yo 2:1

Topik Teologia: Mzm 119:108

Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
Memuji Allah dengan Mulutmu
Maz 40:4 Maz 51:17 Maz 71:8,14 Maz 109:30-31 Maz 119:108 Maz 145:21 Maz 149:6
Permohonan untuk Pengajaran
Kel 33:12-13 Maz 25:4-5 Maz 27:11 Maz 86:11 Maz 119:12 Maz 119:26-27 Maz 119:33-34 Maz 119:66,68 Maz 119:108 Maz 119:124-125 Maz 143:10

Topik Teologia: Mzm 119:111

Wahyu Allah
Wahyu Khusus

Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
Menaati Allah
Taat kepada Allah
Sikap Terhadap Ketaatan
Orang yang Taat Harus Menghormati Allah dan Firman-Nya
Maz 1:1-2 Maz 119:11,15 Maz 119:20 Maz 119:83 Maz 119:97 Maz 119:111 Maz 119:128 Rom 7:22

Topik Teologia: Mzm 119:112

Wahyu Allah
Wahyu Khusus

Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
Menaati Allah
Taat kepada Allah
Sikap Terhadap Ketaatan
Ketaatan Dilakukan Melalui Resolusi Pikiran
Kel 24:7 Yos 24:15,24 Maz 17:3 Maz 40:9 Maz 101:1-4 Maz 119:112 Maz 119:145 Kol 4:12

Topik Teologia: Mzm 119:113

Wahyu Allah
Wahyu Khusus
Kuasa Ilahi Kitab Suci
Respons Benar terhadap Alkitab
Kitab Suci Dikasihi
Maz 119:47-48 Maz 119:97 Maz 119:113 Maz 119:119 Maz 119:127-128 Maz 119:140 Maz 119:159 Maz 119:163 Maz 119:165 Maz 119:167

Topik Teologia: Mzm 119:114

Pekerjaan-Pekerjaan Allah
Pemeliharaan Allah
Pemeliharaan Allah Berlaku di Dalam Kehidupan Orang-orang Percaya
Pemeliharaan-Nya Memproteksi Orang-orang Percaya
Kej 15:1 1Sa 25:29 2Sa 22:33 Ayu 5:11 Maz 4:9 Maz 9:10 Maz 12:8 Maz 16:5 Maz 17:7-9 Maz 18:36 Maz 23:1-6 Maz 28:8 Maz 29:11 Maz 34:8-9 Maz 46:6-8 Maz 56:4-5,12,14 Maz 57:2 Maz 59:17 Maz 61:4 Maz 91:1,3-4 Maz 116:6 Maz 119:114 Maz 121:3-8 Maz 125:2 Ams 3:25-26 Ams 14:26 Ams 18:10 Ams 29:25 Yes 40:11 Yes 41:10 Yes 43:1-2 Yoh 17:11-12,15 2Te 3:3 Ibr 13:6

Wahyu Allah
Wahyu Khusus

Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
Beriman kepada Allah
Berharap kepada Allah
Objek Pengharapan
Firman Allah adalah Objek Pengharapan
Maz 119:74 Maz 119:81 Maz 119:114 Maz 119:147 Maz 130:5

Topik Teologia: Mzm 119:116

Pekerjaan-Pekerjaan Allah
Pemeliharaan Allah
Pemeliharaan Allah Berlaku di Dalam Kehidupan Orang-orang Percaya
Pemeliharaan-Nya Menjaga Orang-orang percaya
Ayu 10:12 Maz 31:23 Maz 37:28 Maz 41:3 Maz 54:3 Maz 63:8 Maz 66:8-9 Maz 119:116-117 Maz 138:7 Maz 145:20 Maz 146:7-9 Ams 2:8 Ams 16:7 Yoh 10:28 Fili 1:6 1Te 5:23

Wahyu Allah
Wahyu Khusus

Topik Teologia: Mzm 119:118

Pekerjaan-Pekerjaan Allah
Pemeliharaan Allah
Pemeliharaan dan Kejahatan
Penghukuman Temporal Atas Orang-orang Fasik
Pemeliharaan-Nya Membalas Dendam Melalui Hukuman
Kej 6:13 Ula 7:10 2Sa 23:6-7 Ayu 4:8-9 Ayu 11:11,20 Ayu 18:5-6,16-17,21 Ayu 38:1,12-15 Maz 1:4-6 Maz 11:6 Maz 34:17,22 Maz 37:10,12-13,20 Maz 89:31-33 Maz 92:10 Maz 94:23 Maz 119:118-119 Ams 2:22 Ams 11:23 Yes 1:28 Yes 9:12-13 Yes 9:17-18 Yer 23:19 Yer 48:11-12 Yeh 11:21 Yer 48:11-12 Yeh 11:21 Yeh 22:31 Zef 3:1-2,7 Mal 4:1,3 Mat 23:33 Kis 3:22-23 Rom 1:18 1Pe 4:17-18

Dosa
Dosa-dosa Terhadap Allah
Dosa-dosa Penolakan
Menjauh dari Allah
Maz 14:3 Maz 58:4 Maz 78:57 Maz 95:10 Maz 119:21,118 Ams 5:23 Ams 14:14,22 Yes 44:20 Yer 2:19,27 Yer 3:22 Yer 5:6-7 Yer 7:24 Yer 14:2-7 Yer 15:6 Hos 11:6-7 Hos 14:2,5 Rom 1:27 Ibr 10:38-39 2Pe 3:17

Topik Teologia: Mzm 119:119

Pekerjaan-Pekerjaan Allah
Pemeliharaan Allah
Pemeliharaan dan Kejahatan
Penghukuman Temporal Atas Orang-orang Fasik
Pemeliharaan-Nya Membalas Dendam Melalui Hukuman
Kej 6:13 Ula 7:10 2Sa 23:6-7 Ayu 4:8-9 Ayu 11:11,20 Ayu 18:5-6,16-17,21 Ayu 38:1,12-15 Maz 1:4-6 Maz 11:6 Maz 34:17,22 Maz 37:10,12-13,20 Maz 89:31-33 Maz 92:10 Maz 94:23 Maz 119:118-119 Ams 2:22 Ams 11:23 Yes 1:28 Yes 9:12-13 Yes 9:17-18 Yer 23:19 Yer 48:11-12 Yeh 11:21 Yer 48:11-12 Yeh 11:21 Yeh 22:31 Zef 3:1-2,7 Mal 4:1,3 Mat 23:33 Kis 3:22-23 Rom 1:18 1Pe 4:17-18

Wahyu Allah
Wahyu Khusus
Kuasa Ilahi Kitab Suci
Respons Benar terhadap Alkitab
Kitab Suci Dikasihi
Maz 119:47-48 Maz 119:97 Maz 119:113 Maz 119:119 Maz 119:127-128 Maz 119:140 Maz 119:159 Maz 119:163 Maz 119:165 Maz 119:167

Dosa
Deskripsi tentang Dosa-dosa dan Pendosa
Metafora untuk Para Pendosa
Para Pendosa seperti Sanga / Sampah
Maz 119:119 Ams 25:4-5 Yes 1:25 Yeh 22:17-22

Topik Teologia: Mzm 119:120

Wahyu Allah
Wahyu Khusus
Kuasa Ilahi Kitab Suci
Respons Benar terhadap Alkitab
Kitab Suci Dihormati
Maz 119:120 Maz 119:161 Yes 66:2

Umat Manusia Pada Umumnya
Flesh adalah Substansi Jasmaniah
Ima 13:38 Ima 17:15-16 Bil 8:7 2Ra 6:30 Ayu 4:15 Ayu 14:22 Ayu 21:6 Maz 16:9 Maz 63:2 Maz 84:3 Maz 119:120 Ams 4:22 Ams 14:30 Pengk 12:12 Luk 24:39 Yoh 3:6 Rom 2:28 1Ko 15:39 Gal 2:20 1Ti 3:16 Yud 1:8
Keutuhan Manusia Direpresentasikan oleh Flesh (Tubuh, Man, Orang)
Ayu 4:15 Ayu 13:14 Ayu 14:22 Ayu 21:6 Maz 16:9 Maz 27:2 Maz 63:2 Maz 84:3 Maz 119:120 Ams 4:22 Ams 14:30 Pengk 2:3 Pengk 11:10 Mat 16:17 Mat 19:5-6 Yoh 17:2 Kis 2:17 Rom 11:14 1Ko 1:29 Gal 1:16

Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
Memuliakan Allah

Topik Teologia: Mzm 119:124

Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
Berkomunikasi dengan Allah
Berdoa kepada Allah
Unsur-unsur Doa
Permohonan
Permohonan untuk Pengajaran
Kel 33:12-13 Maz 25:4-5 Maz 27:11 Maz 86:11 Maz 119:12 Maz 119:26-27 Maz 119:33-34 Maz 119:66,68 Maz 119:108 Maz 119:124-125 Maz 143:10

Topik Teologia: Mzm 119:126

Wahyu Allah
Wahyu Khusus
Kuasa Ilahi Kitab Suci
Respons Benar terhadap Alkitab
Kitab Suci Dihargai
Maz 119:53-54 Maz 119:126-128 Maz 119:136 Maz 119:139 Maz 119:158

Topik Teologia: Mzm 119:127

Wahyu Allah
Wahyu Khusus

Topik Teologia: Mzm 119:128

Wahyu Allah
Wahyu Khusus

Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
Menaati Allah
Taat kepada Allah
Sikap Terhadap Ketaatan
Orang yang Taat Harus Menghormati Allah dan Firman-Nya
Maz 1:1-2 Maz 119:11,15 Maz 119:20 Maz 119:83 Maz 119:97 Maz 119:111 Maz 119:128 Rom 7:22

Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab Terhadap Sesama dan Alam
Tanggung Jawab untuk Mencari Kebajikan dan Kualitas Pribadi
Benci Terhadap Kejahatan
Maz 31:7 Maz 45:8 Maz 97:10 Maz 101:3 Maz 119:104 Maz 119:128 Maz 119:163

Topik Teologia: Mzm 119:129

Wahyu Allah
Wahyu Khusus

Topik Teologia: Mzm 119:130

Wahyu Allah
Wahyu Khusus

Topik Teologia: Mzm 119:131

Wahyu Allah
Wahyu Khusus

Topik Teologia: Mzm 119:132

Allah yang Berpribadi
Pribadi Allah

Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
Allah Menunjukkan Kasih Setia-Nya kepada Mereka yang Mengasihi-Nya
Kel 20:5-6 Maz 119:132
Permohonan untuk Rahmat dan Anugerah
2Ta 6:18-19 Maz 25:16 Maz 28:2 Maz 30:9 Maz 31:10-11 Maz 41:11 Maz 86:3,6 Maz 116:1-2 Maz 119:132 Maz 123:2-3 Maz 130:1-2 Maz 140:7 Maz 142:2-8 Maz 143:1 Mat 9:27 Mat 20:30-31 Ibr 4:16

Topik Teologia: Mzm 119:133

Pekerjaan-Pekerjaan Allah
Pemeliharaan Allah
Pemeliharaan Allah Berlaku di Dalam Kehidupan Orang-orang Percaya
Pemeliharaan-Nya Menuntun Orang-orang Percaya
Maz 37:23-24 Maz 40:5 Maz 73:23-24 Maz 119:133 Maz 121:3 Ams 3:5-6 Ams 16:9 2Te 3:5

Wahyu Allah
Wahyu Khusus

Topik Teologia: Mzm 119:134

Wahyu Allah
Wahyu Khusus
Kuasa Ilahi Kitab Suci
Respons Benar terhadap Alkitab
Kitab Suci Ditaati
Ula 4:1,9,12-14,29-31 Ula 5:29,32-33 Ula 11:13-15 Yos 2:25; 1Ra 6:12 Maz 119:4-6 Maz 119:34 Maz 119:44 Maz 119:56 Maz 119:60 Maz 119:67 Maz 119:112 Maz 119:134 Yer 7:23 Yeh 11:20 Mat 7:24-25 Luk 8:21 Yoh 14:15 Yoh 17:6 2Te 1:8 2Te 3:14 Yak 1:22-25 1Pe 4:17 1Yo 5:2-3

Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
Berkomunikasi dengan Allah
Berdoa kepada Allah
Unsur-unsur Doa
Permohonan
Permohonan untuk Pelepasan dari Penindasan
Ayu 34:26-28 Maz 34:7 Maz 72:12 Maz 102:18 Maz 119:134

Topik Teologia: Mzm 119:135

Allah yang Berpribadi
Pribadi Allah
Antropomorfisme untuk Allah
Muka
Kej 32:30 Kel 33:11 Kel 33:20,23 Bil 6:25-26 Bil 12:8 Ula 5:4 Ula 34:10 1Ta 16:11 2Ta 7:14 Maz 27:8-9 Maz 34:17 Maz 67:2 Maz 80:20 Maz 105:4 Maz 119:135 1Pe 3:12

Topik Teologia: Mzm 119:137

Allah yang Berpribadi
Atribut-Atribut Allah
Allah itu Mahabenar
Kej 18:25 Ezr 9:15 Ayu 4:17 Ayu 37:23 Maz 7:10 Maz 11:7 Maz 25:8 Maz 33:4-5 Maz 36:7 Maz 89:15 Maz 92:13-16 Maz 98:2 Maz 119:137,142 Maz 129:4 Maz 145:7,17 Yes 28:17 Yes 45:21 Yer 9:24 Yer 12:1 Dan 9:7,14 Hos 14:10 Zef 3:5 Yoh 17:25 Rom 1:17 Rom 3:21 2Ti 4:8

Wahyu Allah
Wahyu Melalui Kitab Suci
Maz 1:1-3 Maz 19:7-11 Maz 119:1-4 Maz 119:13-16 Maz 119:27,29-32 Maz 119:57 Maz 119:75 Maz 119:89-93,96 Maz 119:105 Maz 119:137-138 Maz 119:151-152 Maz 119:160 Maz 119:161-168 Yes 30:8 Dan 9:2 Mat 22:43-44 Luk 24:27 Luk 24:44-45 Yoh 5:39-40,46 Yoh 10:34-35 Kis 1:16 Kis 17:2-3 Kis 18:28 Kis 28:23,25-27 Rom 1:1-3 Rom 15:4 1Ko 15:1-4 Gal 3:22 2Ti 3:15-17 Ibr 3:7-11 Ibr 10:15-17 Yak 2:8 2Pe 1:19-21
Alkitab adalah Benar
Maz 19:9 Maz 33:4 Maz 119:128 Maz 119:137 Maz 119:144

Topik Teologia: Mzm 119:138

Wahyu Allah
Wahyu Melalui Kitab Suci
Maz 1:1-3 Maz 19:7-11 Maz 119:1-4 Maz 119:13-16 Maz 119:27,29-32 Maz 119:57 Maz 119:75 Maz 119:89-93,96 Maz 119:105 Maz 119:137-138 Maz 119:151-152 Maz 119:160 Maz 119:161-168 Yes 30:8 Dan 9:2 Mat 22:43-44 Luk 24:27 Luk 24:44-45 Yoh 5:39-40,46 Yoh 10:34-35 Kis 1:16 Kis 17:2-3 Kis 18:28 Kis 28:23,25-27 Rom 1:1-3 Rom 15:4 1Ko 15:1-4 Gal 3:22 2Ti 3:15-17 Ibr 3:7-11 Ibr 10:15-17 Yak 2:8 2Pe 1:19-21
Wahyu Khusus

Topik Teologia: Mzm 119:140

Wahyu Allah
Wahyu Khusus

Topik Teologia: Mzm 119:142

Allah yang Berpribadi
Atribut-Atribut Allah
Allah itu Mahabenar
Kej 18:25 Ezr 9:15 Ayu 4:17 Ayu 37:23 Maz 7:10 Maz 11:7 Maz 25:8 Maz 33:4-5 Maz 36:7 Maz 89:15 Maz 92:13-16 Maz 98:2 Maz 119:137,142 Maz 129:4 Maz 145:7,17 Yes 28:17 Yes 45:21 Yer 9:24 Yer 12:1 Dan 9:7,14 Hos 14:10 Zef 3:5 Yoh 17:25 Rom 1:17 Rom 3:21 2Ti 4:8

Pekerjaan-Pekerjaan Allah
Keputusan-keputusan Allah
Kedaulatan Pemerintahan Allah
Pemerintahan Allah pada Umumnya
Allah sebagai Pemberi Hukum
Kej 26:5 Kel 15:25 Ima 18:4-5 Ima 20:22 Bil 19:2 Bil 31:21 Ula 6:1 Ula 30:16 1Ra 9:4 2Ra 10:31 1Ta 16:40 2Ta 34:14 Ezr 7:12,14 Maz 1:1-2 Maz 18:21-22 Maz 19:7-11 Maz 37:31 Maz 119:72 Maz 119:142 Yes 1:10 Yes 33:22 Yes 42:21 Yer 31:33 Yeh 20:19 Rom 7:22,25-26 Yak 4:12

Wahyu Allah
Wahyu Khusus

Topik Teologia: Mzm 119:143

Wahyu Allah
Wahyu Khusus
Kuasa Ilahi Kitab Suci
Respons Benar terhadap Alkitab
Kitab Suci Disenangi
Maz 1:2 Maz 119:16 Maz 119:24 Maz 119:35 Maz 119:70 Maz 119:77 Maz 119:92 Maz 119:143 Maz 119:174

Topik Teologia: Mzm 119:144

Wahyu Allah
Wahyu Khusus

Topik Teologia: Mzm 119:147

Wahyu Allah
Wahyu Khusus
Kuasa Ilahi Kitab Suci
Respons Benar terhadap Alkitab
Kitab Suci Diharapkan
Maz 119:43 Maz 119:49 Maz 119:74 Maz 119:81 Maz 119:114 Maz 119:147

Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
Firman Allah adalah Objek Pengharapan
Maz 119:74 Maz 119:81 Maz 119:114 Maz 119:147 Maz 130:5
Berdoalah Kapan Saja, Pagi, Siang atau Malam
1Ra 18:36 1Ta 23:30 Maz 4:5 Maz 5:4 Maz 55:18 Maz 86:4 Maz 88:2 Maz 88:14 Maz 119:147 Mar 1:35 Luk 2:37 Luk 6:12 Kis 3:1 Kis 10:30 Kis 16:25 1Te 3:10 1Ti 5:5 2Ti 1:3

Topik Teologia: Mzm 119:148

Wahyu Allah
Wahyu Khusus

Umat Manusia Pada Umumnya
Manusia sebagai Suatu Kesatuan Hidup
Keutuhan Manusia Direpresentasikan oleh Mata
Ayu 7:8 Ayu 24:15 Maz 119:82 Maz 119:148 Ams 30:17 Yes 64:4 Yer 32:5 Mal 1:5 Luk 10:23 Kis 1:9 2Ko 4:18 Ibr 12:2 Wah 1:7

Pengudusan
Pengudusan: Fakta yang Tergenapi dan Proses Pertumbuhan
Pengudusan sebagai Pertumbuhan dalam Anugerah
Sarana Pertumbuhan
Pertumbuhan dalam Anugerah Melalui Meditasi
Ula 6:6 Ula 11:18 Ula 32:46 Yos 1:8 Ayu 22:22 Maz 1:2 Maz 4:5 Maz 16:8 Maz 19:15 Maz 37:31 Maz 40:9 Maz 46:11 Maz 48:10 Maz 63:6-7 Maz 77:11-13 Maz 104:33-34 Maz 119:11 Maz 119:15 Maz 119:27 Maz 119:48 Maz 119:55 Maz 119:59 Maz 119:78 Maz 119:95 Maz 119:97-99 Maz 119:148 Maz 139:17-18 Maz 143:5-6 Maz 145:5

Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
Berkomunikasi dengan Allah
Merenungkan Allah
Renungkanlah Firman Allah
Yos 1:8 Ayu 22:22 Maz 1:2 Maz 37:31 Maz 40:9 Maz 119:11 Maz 119:15 Maz 119:23 Maz 119:48 Maz 119:78 Maz 119:97 Maz 119:99 Maz 119:148

Topik Teologia: Mzm 119:151

Wahyu Allah
Wahyu Melalui Kitab Suci
Maz 1:1-3 Maz 19:7-11 Maz 119:1-4 Maz 119:13-16 Maz 119:27,29-32 Maz 119:57 Maz 119:75 Maz 119:89-93,96 Maz 119:105 Maz 119:137-138 Maz 119:151-152 Maz 119:160 Maz 119:161-168 Yes 30:8 Dan 9:2 Mat 22:43-44 Luk 24:27 Luk 24:44-45 Yoh 5:39-40,46 Yoh 10:34-35 Kis 1:16 Kis 17:2-3 Kis 18:28 Kis 28:23,25-27 Rom 1:1-3 Rom 15:4 1Ko 15:1-4 Gal 3:22 2Ti 3:15-17 Ibr 3:7-11 Ibr 10:15-17 Yak 2:8 2Pe 1:19-21
Wahyu Khusus

Topik Teologia: Mzm 119:152

Wahyu Allah
Wahyu Melalui Kitab Suci
Maz 1:1-3 Maz 19:7-11 Maz 119:1-4 Maz 119:13-16 Maz 119:27,29-32 Maz 119:57 Maz 119:75 Maz 119:89-93,96 Maz 119:105 Maz 119:137-138 Maz 119:151-152 Maz 119:160 Maz 119:161-168 Yes 30:8 Dan 9:2 Mat 22:43-44 Luk 24:27 Luk 24:44-45 Yoh 5:39-40,46 Yoh 10:34-35 Kis 1:16 Kis 17:2-3 Kis 18:28 Kis 28:23,25-27 Rom 1:1-3 Rom 15:4 1Ko 15:1-4 Gal 3:22 2Ti 3:15-17 Ibr 3:7-11 Ibr 10:15-17 Yak 2:8 2Pe 1:19-21
Wahyu Khusus

Topik Teologia: Mzm 119:158

Wahyu Allah
Wahyu Khusus
Kuasa Ilahi Kitab Suci
Respons Benar terhadap Alkitab
Kitab Suci Dihargai
Maz 119:53-54 Maz 119:126-128 Maz 119:136 Maz 119:139 Maz 119:158

Dosa
Deskripsi tentang Dosa-dosa dan Pendosa
Karakter Para Pendosa
Para Pendosa Tidak Taat
Neh 9:26 Maz 119:158 Yes 30:9 Yer 22:21 Yer 35:14 Kis 7:39 Efe 2:1-2 Tit 3:3 Ibr 4:6,11 1Pe 2:7-8 2Pe 2:14

Topik Teologia: Mzm 119:160

Wahyu Allah
Wahyu Melalui Kitab Suci
Maz 1:1-3 Maz 19:7-11 Maz 119:1-4 Maz 119:13-16 Maz 119:27,29-32 Maz 119:57 Maz 119:75 Maz 119:89-93,96 Maz 119:105 Maz 119:137-138 Maz 119:151-152 Maz 119:160 Maz 119:161-168 Yes 30:8 Dan 9:2 Mat 22:43-44 Luk 24:27 Luk 24:44-45 Yoh 5:39-40,46 Yoh 10:34-35 Kis 1:16 Kis 17:2-3 Kis 18:28 Kis 28:23,25-27 Rom 1:1-3 Rom 15:4 1Ko 15:1-4 Gal 3:22 2Ti 3:15-17 Ibr 3:7-11 Ibr 10:15-17 Yak 2:8 2Pe 1:19-21
Wahyu Khusus

Topik Teologia: Mzm 119:161

Wahyu Allah
Wahyu Melalui Kitab Suci
Maz 1:1-3 Maz 19:7-11 Maz 119:1-4 Maz 119:13-16 Maz 119:27,29-32 Maz 119:57 Maz 119:75 Maz 119:89-93,96 Maz 119:105 Maz 119:137-138 Maz 119:151-152 Maz 119:160 Maz 119:161-168 Yes 30:8 Dan 9:2 Mat 22:43-44 Luk 24:27 Luk 24:44-45 Yoh 5:39-40,46 Yoh 10:34-35 Kis 1:16 Kis 17:2-3 Kis 18:28 Kis 28:23,25-27 Rom 1:1-3 Rom 15:4 1Ko 15:1-4 Gal 3:22 2Ti 3:15-17 Ibr 3:7-11 Ibr 10:15-17 Yak 2:8 2Pe 1:19-21
Wahyu Khusus

Topik Teologia: Mzm 119:162

Wahyu Allah
Wahyu Melalui Kitab Suci
Maz 1:1-3 Maz 19:7-11 Maz 119:1-4 Maz 119:13-16 Maz 119:27,29-32 Maz 119:57 Maz 119:75 Maz 119:89-93,96 Maz 119:105 Maz 119:137-138 Maz 119:151-152 Maz 119:160 Maz 119:161-168 Yes 30:8 Dan 9:2 Mat 22:43-44 Luk 24:27 Luk 24:44-45 Yoh 5:39-40,46 Yoh 10:34-35 Kis 1:16 Kis 17:2-3 Kis 18:28 Kis 28:23,25-27 Rom 1:1-3 Rom 15:4 1Ko 15:1-4 Gal 3:22 2Ti 3:15-17 Ibr 3:7-11 Ibr 10:15-17 Yak 2:8 2Pe 1:19-21
Wahyu Khusus

Topik Teologia: Mzm 119:163

Wahyu Allah
Wahyu Melalui Kitab Suci
Maz 1:1-3 Maz 19:7-11 Maz 119:1-4 Maz 119:13-16 Maz 119:27,29-32 Maz 119:57 Maz 119:75 Maz 119:89-93,96 Maz 119:105 Maz 119:137-138 Maz 119:151-152 Maz 119:160 Maz 119:161-168 Yes 30:8 Dan 9:2 Mat 22:43-44 Luk 24:27 Luk 24:44-45 Yoh 5:39-40,46 Yoh 10:34-35 Kis 1:16 Kis 17:2-3 Kis 18:28 Kis 28:23,25-27 Rom 1:1-3 Rom 15:4 1Ko 15:1-4 Gal 3:22 2Ti 3:15-17 Ibr 3:7-11 Ibr 10:15-17 Yak 2:8 2Pe 1:19-21
Kitab Suci Dikasihi
Maz 119:47-48 Maz 119:97 Maz 119:113 Maz 119:119 Maz 119:127-128 Maz 119:140 Maz 119:159 Maz 119:163 Maz 119:165 Maz 119:167

Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab Terhadap Sesama dan Alam
Tanggung Jawab untuk Mencari Kebajikan dan Kualitas Pribadi
Benci Terhadap Kejahatan
Maz 31:7 Maz 45:8 Maz 97:10 Maz 101:3 Maz 119:104 Maz 119:128 Maz 119:163

Topik Teologia: Mzm 119:164

Wahyu Allah
Wahyu Melalui Kitab Suci
Maz 1:1-3 Maz 19:7-11 Maz 119:1-4 Maz 119:13-16 Maz 119:27,29-32 Maz 119:57 Maz 119:75 Maz 119:89-93,96 Maz 119:105 Maz 119:137-138 Maz 119:151-152 Maz 119:160 Maz 119:161-168 Yes 30:8 Dan 9:2 Mat 22:43-44 Luk 24:27 Luk 24:44-45 Yoh 5:39-40,46 Yoh 10:34-35 Kis 1:16 Kis 17:2-3 Kis 18:28 Kis 28:23,25-27 Rom 1:1-3 Rom 15:4 1Ko 15:1-4 Gal 3:22 2Ti 3:15-17 Ibr 3:7-11 Ibr 10:15-17 Yak 2:8 2Pe 1:19-21
Wahyu Khusus

Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
Memuliakan Allah
Berdoalah Senantiasa, dengan Terus Menerus, dan dengan Teratur
Maz 116:2 Maz 119:164 Dan 6:11 Luk 18:1 Kis 1:14 Kis 2:42 Kis 3:1 Kis 6:3-4 Kis 10:2 Rom 1:9-10 Efe 6:18 1Te 1:2 1Te 5:17 2Te 1:11

Topik Teologia: Mzm 119:165

Wahyu Allah
Wahyu Melalui Kitab Suci
Maz 1:1-3 Maz 19:7-11 Maz 119:1-4 Maz 119:13-16 Maz 119:27,29-32 Maz 119:57 Maz 119:75 Maz 119:89-93,96 Maz 119:105 Maz 119:137-138 Maz 119:151-152 Maz 119:160 Maz 119:161-168 Yes 30:8 Dan 9:2 Mat 22:43-44 Luk 24:27 Luk 24:44-45 Yoh 5:39-40,46 Yoh 10:34-35 Kis 1:16 Kis 17:2-3 Kis 18:28 Kis 28:23,25-27 Rom 1:1-3 Rom 15:4 1Ko 15:1-4 Gal 3:22 2Ti 3:15-17 Ibr 3:7-11 Ibr 10:15-17 Yak 2:8 2Pe 1:19-21
Kitab Suci Dikasihi
Maz 119:47-48 Maz 119:97 Maz 119:113 Maz 119:119 Maz 119:127-128 Maz 119:140 Maz 119:159 Maz 119:163 Maz 119:165 Maz 119:167

Topik Teologia: Mzm 119:166

Wahyu Allah
Mode atau Cara Wahyu
Wahyu Melalui Kitab Suci
Maz 1:1-3 Maz 19:7-11 Maz 119:1-4 Maz 119:13-16 Maz 119:27,29-32 Maz 119:57 Maz 119:75 Maz 119:89-93,96 Maz 119:105 Maz 119:137-138 Maz 119:151-152 Maz 119:160 Maz 119:161-168 Yes 30:8 Dan 9:2 Mat 22:43-44 Luk 24:27 Luk 24:44-45 Yoh 5:39-40,46 Yoh 10:34-35 Kis 1:16 Kis 17:2-3 Kis 18:28 Kis 28:23,25-27 Rom 1:1-3 Rom 15:4 1Ko 15:1-4 Gal 3:22 2Ti 3:15-17 Ibr 3:7-11 Ibr 10:15-17 Yak 2:8 2Pe 1:19-21

Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
Mencari Allah
Nantikan Allah
Menantikan Allah
Maz 5:4 Maz 27:14 Maz 33:20 Maz 37:7,34 Maz 38:16 Maz 40:2 Maz 59:10-11 Maz 119:166 Maz 130:5-6 Ams 20:22 Yes 8:17 Yes 26:8 Yes 30:18 Yes 51:5 Yes 64:4 Rat 3:24,26 Hos 12:6 Mik 7:7 Zef 3:8 Mar 15:43 Wah 6:9-11

Topik Teologia: Mzm 119:169

Wahyu Allah
Wahyu Khusus

Topik Teologia: Mzm 119:171

Allah yang Berpribadi
Pribadi Allah
Nama-nama, Gelar-gelar Deskriptif dan Kiasan-kiasan untuk Allah
Pengajar
Maz 25:9 Maz 27:11 Maz 94:12 Maz 119:102 Maz 119:171

Wahyu Allah
Wahyu Khusus
Kuasa Ilahi Kitab Suci
Respons Benar terhadap Alkitab
Kitab Suci Dipuji
Maz 56:5 Maz 119:164 Maz 119:171-172

Umat Manusia Pada Umumnya
Unsur-unsur Pembentuk Keindividualitas Manusia
Bagian dari Tubuh Manusia sebagai Aspek Moral Kemanusiaan
Bentuk Wajah Manusia
Bibir
Ayu 13:6 Ayu 15:6 Ayu 33:3 Maz 12:3-4 Maz 31:19 Maz 63:4 Maz 119:171 Maz 140:10 Ams 5:1-4 Ams 10:13 Ams 10:21 Ams 12:19 Ams 14:3 Ams 15:7 Ams 16:13 Ams 16:23 Ams 17:4 Ams 20:15 Ams 23:16 Ams 26:23 Yes 59:3 Mal 2:7 Mat 15:8 Rom 3:13 Kol 3:8 Ibr 13:15

Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
Memuliakan Allah

Topik Teologia: Mzm 119:172

Wahyu Allah
Wahyu Khusus

Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
Memuliakan Allah
Memuji Allah
Alasan-alasan Memuji Allah
Memuji Allah untuk Hukum-Nya yang Adil
Maz 119:164 Maz 119:171-172

Topik Teologia: Mzm 119:173

Wahyu Allah
Wahyu Khusus
Kuasa Ilahi Kitab Suci
Nama-nama untuk Alkitab (Atau Pembagiannya)
Persepsi
Maz 19:8 Maz 103:17-18 Maz 119:4 Maz 119:15 Maz 119:56 Maz 119:69 Maz 119:104 Maz 119:128 Maz 119:173

Topik Teologia: Mzm 119:174

Wahyu Allah
Wahyu Khusus

Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
Menikmati Allah
Sukacita dalam Allah
Alasan-alasan Bersukacita bagi Orang-orang Percaya
Orang-orang Percaya Bersukacita karena Allah Telah Memberikan Firman-Nya
Maz 19:9 Maz 119:14 Maz 119:92 Maz 119:174 Yer 15:16 1Te 1:6 1Yo 1:4

Topik Teologia: Mzm 119:175

Wahyu Allah
Wahyu Khusus

Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
Memuliakan Allah
Memuji Allah
Natur dan Hasil-hasil dari Memuji Allah
Pujian itu Bergantung pada Allah
Maz 8:3 Maz 30:12-13 Maz 51:17 Maz 61:2-9 Maz 79:9,12-13 Maz 119:175 Maz 142:8 Yes 61:11

Topik Teologia: Mzm 119:176

Wahyu Allah
Wahyu Khusus
Kuasa Ilahi Kitab Suci
Respons Benar terhadap Alkitab
Kitab Suci Diingati
Maz 119:11 Maz 119:16 Maz 119:61 Maz 119:83 Maz 119:109 Maz 119:141 Maz 119:153 Maz 119:176

Pengudusan
Pengudusan: Fakta yang Tergenapi dan Proses Pertumbuhan
Pengudusan sebagai Pertumbuhan dalam Anugerah
Sarana Pertumbuhan
Pertumbuhan, dalam Anugerah Melalui Pengakuan Dosa
Ezr 9:4-15 Neh 1:6-9 Neh 9:2-3 Ayu 9:20 Ayu 13:23 Ayu 39:37 Ayu 42:5 Maz 19:13 Maz 32:5 Maz 38:4-5,19 Maz 40:12-14 Maz 41:5 Maz 51:3-7 Maz 69:6 Maz 106:6 Maz 119:59-60 Maz 119:176 Maz 130:1-4 Ams 28:13 Yes 6:5 Yes 59:12-15 Yes 64:5-7 Yer 3:13,21-22,25 Yer 14:7,20-22 Yer 31:18-19 Rat 3:40-42 Dan 9:4-19 Luk 15:17-21 Yak 5:16 1Yo 1:9

Pendahuluan / Garis Besar

Full Life: Mazmur (Pendahuluan Kitab)

Penulis : Daud dan orang lain

Tema : Doa dan Pujian

Tanggal Penulisan: Sebagian besar abad ke-10 hingga ke-5 SM.

Latar Belakang

Judul Ibrani untuk kitab Mazmur adalah _tehillim_, yang berarti "puji-pujian"; judul dalam Septuaginta (PL dalam bahasa Yunani, dikerjakan sekitar 200 SM) ialah _psalmoi_, yang berarti "nyanyian yang diiringi alat musik gesek atau petik".

Musik memainkan peranan penting dalam ibadah Israel (1Taw 15:16-22; bd.Mazm 149:1--150:6); mazmur-mazmur menjadi nyanyian pujian Israel. Berbeda dengan sebagian besar syair dan nyanyian di dunia Barat yang ditulis dengan sajak dan irama, syair dan nyanyian PL didasarkan pada kesejajaran pemikiran di mana baris(-baris) kedua (atau yang berikutnya) pada hakikatnya menyatakan ulang (kesejajaran sinonim), memperlihatkan kontras (kesejajaran antitetikal), atau secara progresif melengkapi baris yang pertama (kesejajaran sintetik). Ketiga bentuk kesejajaran ini dipakai dalam Mazmur. Mazmur terdini yang diketahui digubah oleh Musa pada abad ke-15 SM (Mazm 90:1-17); sedangkan yang paling akhir adalah dari abad ke-6 sampai ke-5 SM (mis. Mazm 137:1-9). Akan tetapi, sebagian besar dari mazmur ditulis pada abad ke-10 SM semasa zaman keemasan puisi Israel.

Judul-judul atau kalimat pembukaan pada permulaan sebagian besar mazmur (dalam Alkitab Indonesia menjadi bagian dari mazmur), sekalipun bukan bagian asli dan terilham dari mazmur, sudah berusia tua (sebelum Septuaginta) dan penting. Isi dari kalimat pembukaan itu berbeda-beda, meliputi kategori seperti

1. (1) nama penulis (mis. Mazm 47:1-10, "Dari bani Korah"),
2. (2) bentuk mazmur (mis. Mazm 32:1-11, "nyanyian pengajaran" [bah. Inggris "maskil"] syair hasil renungan atau bertujuan mengajar),
3. (3) istilah-istilah musik (mis. Mazm 4:1-9, "Untuk pemimpin biduan. Dengan permainan kecapi"),
4. (4) catatan liturgis (mis. Mazm 45:1-18, "Nyanyian kasih" [versi Inggris NIV -- nyanyian pernikahan]), dan
5. (5) catatan sejarah singkat (mis. Mazm 3:1-9, "Mazmur Daud ketika ia lari dari Absalom, anaknya").

Mengenai penulis mazmur-mazmur ini, kalimat pembukaan menyebutkan Daud selaku penggubah 73 mazmur, Asaf 12 (seorang Lewi yang berkarunia musik dan nubuat, lih. 1Taw 15:16-19; 2Taw 29:30), bani Korah 10 (keluarga dengan karunia musik), Salomo 2, dan masing-masing satu oleh Heman, Etan, dan Musa. Kecuali Musa, Daud, dan Salomo, semua penggubah lainnya adalah imam atau orang Lewi dengan karunia musik dan tanggung jawab dalam ibadah kudus pada masa pemerintahan Daud. Lima puluh mazmur tidak diketahui penggubahnya. Acuan-acuan alkitabiah dan sejarah memberi kesan bahwa Daud (bd. 1Taw 15:16-22), Hizkia (Ams 25:1; bd. 2Taw 29:25-30), dan Ezra (bd. Neh 10:39; Neh 11:22; Neh 12:27-36,45-47) terlibat pada waktu yang berlainan dalam memilih mazmur-mazmur untuk dipakai bersama di Yerusalem. Penyusunan kitab ini yang terakhir mungkin dilakukan pada masa Ezra dan Nehemia (450-400 SM).

Tujuan

Kitab Mazmur, sebagai doa dan pujian yang diilhamkan Roh, ditulis, secara umum, untuk mengungkapkan perasaan mendalam hati sanubari manusia dalam hubungan dengan Allah.

1. (1) Banyak yang ditulis sebagai doa kepada Allah, mengungkapkan
1. (a) kepercayaan, kasih, penyembahan, ucapan syukur, pujian, dan kerinduan akan persekutuan erat;
2. (b) kekecewaan, kesesakan mendalam, ketakutan, kekhawatiran, penghinaan dan seruan untuk pembebasan, kesembuhan, atau pembenaran.
2. (2) Yang lain ditulis sebagai nyanyian yang mengungkapkan pujian, ucapan syukur, dan pemujaan kepada Allah dan hal-hal besar yang telah dilakukan-Nya.
3. (3) Beberapa mazmur berisi bagian-bagian penting berhubungan dengan Mesias.

Survai

Selaku suatu kumpulan dari 150 mazmur, kitab ini meliput bermacam-macam pokok, termasuk penyataan tentang Allah, ciptaan, umat manusia, keselamatan, dosa dan kejahatan, keadilan dan kebenaran, penyembahan dan pujian, doa dan hukuman. Allah dipandang dengan beraneka ragam cara: sebuah benteng perlindungan, batu karang, perisai, gembala, tentara, pencipta, penguasa, hakim penebus, pemelihara, penyembuh, dan penuntut balas; Ia mengungkapkan kasih, kemarahan, dan belas kasihan, dan Ia ada di mana-mana, mengetahui segala sesuatu dan mahakuasa. Umat Allah juga dilukiskan dengan aneka cara: biji mata, domba, orang kudus, orang jujur dan benar yang diangkat-Nya dari sumur berlumpur, menempatkan kakinya pada batu karang, dan menaruh nyanyian baru di dalam mulut mereka. Allah mengarahkan langkah-langkah mereka, memuaskan kerinduan rohani mereka, mengampuni semua dosa mereka, menyembuhkan segala penyakit mereka dan menyediakan tempat tinggal kekal bagi mereka.

Salah satu cara yang bermanfaat untuk meninjau kitab ini ialah dengan berbagai kategori umum yang dipakai untuk menggolongkan mazmur-mazmur ini (dengan agak bertumpang-tindih).

1. (1) _Nyanyian Haleluya atau pujian_ : mazmur-mazmur ini membesarkan nama, kemegahan, kebaikan, kebesaran, dan keselamatan Allah (mis. Mazm 8:1-9; Mazm 21:1-13; Mazm 33:1--34:22; Mazm 103:1--106:48; Mazm 111:1--113:9; Mazm 115:1--117:2; Mazm 135:1-21; Mazm 145:1--150:6).
2. (2) _Nyanyian Ucapan Syukur_ : Mazmur-mazmur ini mengakui pertolongan Allah dalam menyelamatkan dan membebaskan seseorang atau Israel selaku bangsa (mis. Mazm 18:1-50; Mazm 30:1-12; Mazm 34:1-22; Mazm 41:1-13; Mazm 66:1-20; Mazm 92:1-15; Mazm 100:1-5; Mazm 106:1-48; Mazm 116:1-19; Mazm 118:1-29; Mazm 124:1-8; Mazm 126:1-6; Mazm 136:1-26; Mazm 138:1-8).
3. (3) _Mazmur Doa dan Permohonan_ : Tercakup mazmur-mazmur ratapan dan permohonan kepada Allah, kerinduan akan Allah, dan syafaat bagi umat Allah (mis. Mazm 3:1--6:10; Mazm 13:1-6; Mazm 43:1-5; Mazm 54:1-7; Mazm 67:1-7; Mazm 69:1--70:5; Mazm 79:1--80:19; Mazm 85:1--86:17; Mazm 88:1-52; Mazm 90:1-17; Mazm 102:1-28; Mazm 141:1--143:12).
4. (4) _Mazmur Pengakuan Dosa_ : Berfokus pada pengakuan dosa (mis. Mazm 32:1-11; Mazm 38:1-22; Mazm 51:1-19; Mazm 130:1-8).
5. (5) _Nanyian Sejarah Kudus_ : Mengisahkan kembali urusan Allah dengan Israel sebagai bangsa (mis. Mazm 78:1-72; Mazm 105:1--106:48; Mazm 108:1-13; Mazm 114:1-8; Mazm 126:1-6; Mazm 137:1-9).
6. (6) _Mazmur Pemahkotaan Tuhan_ : Mazmur-mazmur ini dengan tegas menyatakan bahwa "Tuhan adalah Raja" (mis. Mazm 24:1-10; Mazm 47:1-9; Mazm 93:1-5; Mazm 96:1--99:1-99:9).
7. (7) _Nyanyian Liturgis_ : Mazmur-mazmur ini digubah untuk perayaan atau kebaktian khusus (mis. Mazm 15:1-5; Mazm 24:1-10; Mazm 45:1-17; Mazm 68:1-35; Mazm 113:1--118:29; keenam mazmur terakhir ini dipergunakan dalam perayaan Paskah setiap tahun).
8. (8) _Mazmur Kepercayaan dan Pengabdian_ : Mazmur-mazmur ini mengungkapkan:
1. (a) kepercayaan seseorang akan integritas Allah dan pertolongan kehadiran-Nya, dan
2. (b) pengabdian hati kepada Allah (mis. Mazm 11:1-8; Mazm 16:1-11; Mazm 23:1-6; Mazm 27:1-14; Mazm 31:1--32:11; Mazm 40:1-17; Mazm 46:1-11; Mazm 56:1-13; Mazm 62:1--63:11; Mazm 91:1-16; Mazm 119:1-176; Mazm 130:1--131:3; Mazm 139:1-24).
9. (9) _Nyanyian Ziarah_ : Juga disebut "Nyanyian-nyanyian Zion" atau "Nyanyian-nyanyian Pendakian" yang dinyanyikan oleh para peziarah sepanjang perjalanan mereka ke Yerusalem untuk perayaan Paskah, Pentakosta, atau Pondok Daun setiap tahun (mis. Mazm 43:1-5; Mazm 46:1-11; Mazm 48:1-14; Mazm 76:1-12; Mazm 84:1-12; Mazm 87:1-7; Mazm 120:1--134:3).
10. (10) _Nyanyian Penciptaan_ : Mazmur-mazmur ini mengakui hasil perbuatan Allah di sorga dan di bumi (mis. Mazm 8:1-9; Mazm 19:1-14; Mazm 29:1-11; Mazm 33:1-22; Mazm 65:1-13; Mazm 104:1-35).
11. (11) _Mazmur-mazmur Hikmat dan Pendidikan_ : Mazmur-mazmur ini merenungkan cara-cara Allah dan mendidik kita mengenai kebenaran (mis. Mazm 1:1-6; Mazm 34:1-22; Mazm 37:1-40; Mazm 73:1-28; Mazm 112:1-8; Mazm 119:1-176; Mazm 133:1-3).
12. (12) _Mazmur Kerajaan atau Mesias_ : Mazmur-mazmur ini melukiskan beberapa pengalaman Raja Daud atau Raja Salomo yang mempunyai makna nubuat dan yang akhirnya digenapi dalam kedatangan Mesias, Yesus Kristus (mis. Mazm 2:1-12; Mazm 8:1-9; Mazm 16:1-11; Mazm 22:1-31; Mazm 40:1--41:13; Mazm 45:1-17; Mazm 68:1--69:36; Mazm 72:1-20; Mazm 89:1-52; Mazm 102:1-28; Mazm 110:1-7; Mazm 118:1-29).
13. (13) _Mazmur Bernada Kutukan_ : Mazmur-mazmur ini mengundang kutukan atau hukuman Allah atas orang fasik (mis. Mazm 7:1-17; Mazm 35:1-28; Mazm 55:1-23; Mazm 58:1-11; Mazm 59:1-17; Mazm 69:1-36; Mazm 109:1-31; Mazm 137:1-9; Mazm 139:19-22). Karena banyak orang Kristen bingung oleh mazmur-mazmur ini, perlu diperhatikan bahwa mazmur kutukan ini digubah selaku ungkapan semangat demi nama Allah, keadilan, dan kebenaran-Nya, dan dari kebencian kuat terhadap kejahatan dan bukan karena perasaan dendam yang picik. Pada hakikatnya mazmur-mazmur ini berseru kepada Allah agar meninggikan orang benar dan merendahkan orang fasik.

Ciri-ciri Khas

Sembilan ciri utama menandai kitab Mazmur ini.

1. (1) Merupakan kitab terpanjang dalam Alkitab dan berisi pasal yang terpanjang (Mazm 119:1-176), yang terpendek (Mazm 117:1-2) dan ayat tengah (Mazm 118:8).
2. (2) Sebagai kitab nyanyian dan ibadah Ibrani, kerohaniannya yang dalam dan luas itu menjadikan kitab ini bagian PL yang paling digemari dan dibaca oleh orang percaya.
3. (3) "_Haleluya_" (pujilah Tuhan), istilah Ibrani yang diakui secara universal di kalangan orang percaya, dipakai 28 kali dalam Alkitab, 24 di antaranya dalam kitab ini. Di dalam Mazm 150 pujian kepada Tuhan mencapai puncaknya dan menyampaikan pujian yang utuh dan sempurna kepada Tuhan.
4. (4) Tidak ada kitab lain di Alkitab yang demikian terang-terangan mengungkapkan perasaan dan kebutuhan manusia dalam hubungan dengan Allah dan kehidupan ini. Nyanyian pujian dan pengabdian mengalir dari gunung-gunung tertinggi, dan seruan-seruan keputusasaannya timbul dari lembah-lembah terdalam.
5. (5) Sekitar separuh mazmur mencakup doa iman di tengah kesengsaraan.
6. (6) Inilah kitab yang paling banyak dikutip di PB.
7. (7) Berisi banyak "pasal kesayangan" seperti pasal Mazm 1:1-6; Mazm 23:1-6; Mazm 24:1-10; Mazm 34:1-22; Mazm 37:1-40; Mazm 84:1-12; Mazm 91:1-16; Mazm 103:1-22; Mazm 119:1-176; Mazm 121:1-8; Mazm 139:1-24; dan Mazm 150:1-6.
8. (8) Mazmur 119 (Mazm 119:1-176) adalah unik dalam Alkitab karena
1. (a) panjangnya (176 ayat),
2. (b) kasihnya yang agung kepada Firman Allah, dan
3. (c) susunan sastranya yang mencakup 22 stanza dengan masing-masing delapan ayat, dan setiap stanza mengawali setiap ayatnya dengan huruf yang sama, juga setiap stanza memakai huruf yang berturut-turut dari abjad Ibrani sebagai bantuan untuk mengingat (yaitu, suatu akrostik).
9. (9) Ciri sastranya yang paling menonjol adalah gaya syair yang disebut paralelisme, mencakup irama pemikiran dan bukan irama sajak atau matra; ciri khas ini menjadikan beritanya dapat diterjemahkan ke dalam bahasa yang lain tanpa terlalu banyak kesulitan.

Penggenapan Dalam Perjanjian Baru

Ada 186 kutipan dari kitab Mazmur dalam PB, jauh lebih banyak daripada kitab PL lainnya. Jelaslah bahwa mazmur-mazmur begitu meresap dalam hati Yesus dan penulis kitab PB lainnya dan bahwa Roh Kudus sering memakai mazmur di dalam ajaran Yesus dan ayat-ayat lain di mana Yesus menggenapi Alkitab selaku Mesias yang dinubuatkan. Misalnya, Mazm 110:1-7 yang singkat (7 ayat) dikutip lebih banyak dalam PB daripada pasal PL lainnya; mazmur ini berisi nubuat tentang Yesus sebagai Mesias, sebagai Anak Allah dan sebagai imam abadi menurut peraturan Melkisedek. Mazmur Mesias lainnya yang dikenakan kepada Yesus dalam PB adalah:Mazm 2:1-12; Mazm 8:1-9; Mazm 16:1-11; Mazm 22:1-31; Mazm 40:1-17; Mazm 41:1-13; Mazm 45:1-17; Mazm 68:1-35; Mazm 69:1-36; Mazm 89:1-52; Mazm 102:1-28; Mazm 109:1-31; dan Mazm 118:1-29. Mazmur ini dikenakan kepada

1. (1) Yesus selaku nabi, imam, dan raja;
2. (2) kedua kedatangan-Nya;
3. (3) kedudukan sebagai Anak dan sifat-Nya;
4. (4) penderitaan dan kematian-Nya yang mendamaikan; dan
5. (5) kebangkitan-Nya. Ringkasnya, Mazmur termasuk kitab PL dengan nubuat paling terinci tentang Kristus dan tertanam sangat dalam di seluruh amanat para penulis PB.

Full Life: Mazmur (Garis Besar)

Garis Besar

I. Kitab 1 !!: Mazmur 1-41
(Mazm 1:1-41:13)
II. Kitab 2 !!: Mazmur 42-72
(Mazm 42:1-72:19)
III. Kitab 3 !!: Mazmur 73-89
(Mazm 73:1-89:52)
IV. Kitab 4 !!: Mazmur 90-106
(Mazm 90:1-106:48)
V. Kitab 5 !!: Mazmur 107-150
(Mazm 107:1-150:1-6)

Matthew Henry: Mazmur (Pendahuluan Kitab)

• Di hadapan kita sekarang terbuka salah satu bagian yang paling disukai dan juga paling unggul dari semua bagian Perjanjian Lama. Bahkan, karena begitu banyaknya terdapat hal-hal mengenai Kristus dan Injil-Nya, dan juga tentang Allah dan hukum-Nya di dalamnya, sehingga kitab ini disebut sebagai intisari atau ringkasan dari kedua Perjanjian. Sejarah Israel yang banyak tersedia bagi kita, memungkinkan kita untuk mengikuti dan mempelajarinya, dan di sana disajikan dan diajarkan kepada kita pengetahuan tentang Allah. Kitab Ayub membawa kita memasuki proses belajar mengajar, serta memberikan kita berbagai pemikiran dan debat berguna tentang Allah dan pemeliharaan-Nya. Tetapi, kitab ini membawa kita masuk ke dalam ruang mahakudus, menjauhkan kita dari pergaulan sehari-hari dengan sesama, dengan para politisi, ahli filsafat, atau para pembantah dunia ini, dan mengarahkan kita memasuki persekutuan dengan Allah, dengan menghibur jiwa kita dan membawanya beristirahat di dalam Dia, dengan mengangkat dan membuat hati kita berserah kepada-Nya. Dengan demikian kita dapat berada di atas gunung bersama Allah. Dan kalau sudah begini, kita sungguh tidak tahu apa yang menjadi keuntungan kita bila kita tidak berkata, “Betapa bahagianya berada di tempat ini.” Mari kita selidiki:
• I. Judul kitab ini.
• 1. Kitab ini disebut Mazmur. Judul ini yang dirujuk di dalam Lukas 24:44. Orang Ibrani menyebutnya Tehillim, yang dengan tepat menunjukkan Mazmur-mazmur Pujian, karena banyak di mazmur di dalam kitab tersebut yang bercorak seperti itu. Namun, Mazmur merupakan sebuah kata yang lebih umum maknanya, yang berarti semua gubahan apa saja yang punya susunan tertentu yang cocok untuk dinyanyikan, dan isinya bisa bersifat sejarah, pengajaran, permohonan, maupun puji-pujian. Meskipun bernyanyi itu selayaknya menyuarakan rasa sukacita, namun tujuan nyanyian lebih luas maksudnya. Nyanyian itu membantu kita untuk mengingat sesuatu, dan untuk mengungkapkan maupun menggairahkan semua perasaan lain seperti halnya perasaan sukacita ini. Imam-imam memiliki nyanyian ratapan maupun sukacita. Dengan demikian, menyanyikan mazmur sudah merupakan ibadah bagi kita dan maksudnya yang luas, karena kita bukan hanya diarahkan untuk memuji Allah, tetapi juga untuk mengajar dan menegur seorang akan yang lain di dalam mazmur, dan puji-pujian, dan nyanyian rohani (Kol. 3:16).
• 2. Kitab ini disebut Kitab Mazmur. Begitulah yang disebut oleh Petrus dalam Kisah Para Rasul 1:20. Kitab ini merupakan kumpulan mazmur-mazmur, yaitu semua mazmur yang diilhamkan secara ilahi. Meskipun mazmur-mazmur ini digubah dalam berbagai masa dan berbagai kesempatan, semuanya dikumpulkan bersama-sama di dalam kitab ini tanpa rujukan atau ketergantungan satu sama lain. Dengan demikian semua mazmur ini terpelihara dari kemungkinan tercecer atau hilang, dan siap digunakan bagi kebaktian jemaat. Lihatlah, betapa baiknya Tuan yang kita layani, betapa menyenangkannya jalan-jalan hikmat yang disediakan-Nya, sehingga saat kita diperintahkan untuk bernyanyi, yang cukup membuat kita menjadi sibuk, mulut kita pun dipenuhi-Nya dengan kata-kata dan tangan kita disediakan dengan nyanyian-nyanyian.
• II. Penulis kitab ini. Tidak diragukan lagi bahwa pada mulanya semua mazmur ini berasal dari Roh yang mulia. Mazmur adalah nyanyian rohani, firman yang diajarkan oleh Roh Kudus. Penulis sebagian besar mazmur ini adalah Daud, anak Isai, yang karena itu ia diberi gelar sebagai pemazmur yang disenangi di Israel (2Sam. 23:1). Beberapa mazmur yang tidak mencantumkan namanya di dalam judul, dengan jelas dianggap berasal dari dia di tempat lain dalam Alkitab, seperti Mazmur 2 (Kis. 4:25), Mazmur 96 dan 105 (1Taw. 16). Satu mazmur dinyatakan dengan jelas sebagai doa Musa (Mzm. 90). Beberapa mazmur diisyaratkan ditulis oleh Asaf (2Taw. 29:30), di mana dikatakan bahwa orang-orang Lewi menyanyikan puji-pujian untuk Tuhan dengan kata-kata Daud dan Asaf. Di situ dikatakan bahwa Asaf adalah seorang pelihat atau nabi. Beberapa mazmur tampaknya ditulis kemudian pada masa yang jauh setelah itu, misalnya Mazmur 137, yang ditulis ketika masa pembuangan di Babel. Namun, dapat dipastikan bahwa sebagian besar mazmur ditulis oleh Daud sendiri, yang sangat mahir dalam hal puisi dan musik. Daud memang ditetapkan, memenuhi syarat, dan digerakkan untuk menegakkan ibadah bermazmur di dalam jemaat Allah, seperti halnya Musa dan Harun di zaman mereka, yang menegakkan ibadah korban. Ibadah yang ditegakkan oleh Musa dan Harun sudah digantikan, tetapi yang ditegakkan Daud tetap ada, dan akan tetap ada sampai akhir zaman, ketika ditelan oleh nyanyian-nyanyian kekekalan. Di sini Daud menjadi gambaran dari Kristus, yang adalah keturunannya, bukan keturunan Musa, karena Ia datang untuk mengambil alih korban sembelihan (keluarga Musa segera hilang dan punah setelah itu), selain juga untuk menegakkan dan mengabadikan sukacita dan pujian. Sebab keturunan Daud di dalam Kristus tidak akan pernah berakhir.
• III. Tujuan kitab ini. Maksud dan tujuannya jelas.
• 1. Untuk membantu apa yang telah dipraktikkan dalam agama alamiah dan untuk menyalakan perasaan saleh dalam jiwa manusia yang harus kita baktikan kepada Allah sebagai pencipta, pemilik, pengatur, dan pelindung kita. Kitab Ayub membantu membuktikan dasar-dasar mengenai kesempurnaan dan penyelenggaraan ilahi. Namun, kitab ini membantu kita untuk mengungkapkan dan membuktikan kepercayaan kita akan dasar-dasar yang kita yakini itu di dalam doa dan pujian, dalam pengakuan akan hasrat hati kita akan Dia, ketergantungan kita kepada-Nya, serta seluruh ibadah dan penyerahan diri sepenuhnya kepada-Nya. Di dalam bagian lain dalam Kitab Suci ditunjukkan bahwa Allah itu tak terbatas mengatasi manusia dan bahwa Dia itu Tuhan yang berdaulat di atas segalanya. Namun demikian, Kitab Mazmur ini menunjukkan kepada kita bahwa kita yang seperti binatang menjalar di bumi ini boleh bergaul dengan Dia. Selain itu, kalau bukan karena salah kita sendiri, ada banyak cara di mana kita bisa tetap bersekutu dengan Dia dalam rupa-rupa keadaan hidup kita sebagai manusia.
• 2. Untuk mempromosikan dan memajukan keunggulan agama wahyu, dan dengan cara yang paling menyenangkan menganjurkannya kepada dunia. Sedikit saja, atau tidak ada hukum seremonial (yang hanya bersifat upacara saja) yang muncul di seluruh Kitab Mazmur. Meskipun korban sembelihan dan korban sajian tetap berlanjut selama berabad-abad, namun di sini kedua hal itu digambarkan sebagai hal yang tidak berkenan kepada Allah (Mzm. 40:7; 51:19), sebagai hal yang kurang bermakna, yang pada saatnya nanti akan lenyap. Namun, firman dan hukum Allah, khususnya bagian-bagian yang berbicara tentang akhlak dan kewajiban yang kekal, ada tertulis di sini untuk diagungkan dan dihormati, lebih daripada yang tertulis di mana pun juga. Dan Kristus yang menjadi puncak dan pusat agama wahyu, yang menjadi dasar, batu penjuru, dan batu utama dari bangunan yang dimuliakan itu, dibicarakan dengan jelas dalam kitab ini dalam bentuk pelambangan dan nubuat. Di sini dibicarakan semua penderitaan-Nya dan kemuliaan yang mengikutinya, serta kerajaan yang hendak dibangun-Nya di dunia ini. Di dalam kerajaan inilah kovenan Allah dengan Daud mengenai kerajaannya digenapi. Betapa tingginya nilai yang diberikan kitab ini terhadap firman Allah, terhadap segala ketetapan dan penghakiman-Nya, serta terhadap kovenan dan janji-janji agung dan mulia-Nya untuk menepati kovenan-Nya itu. Karena itu, betapa kitab ini sangat menganjurkan kita untuk menggunakan firman-Nya, ketetapan dan penghakiman-Nya serta kovenan dan janji-janji-Nya itu sebagai pedoman dan jangkar kita, serta sebagai warisan kita sampai selama-lamanya!
• IV. Manfaat kitab ini. Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk menanamkan terang ilahi ke dalam pemahaman kita. Namun, manfaat kitab ini terutama sangat unggul dalam menanamkan kehidupan dan kuasa ilahi, serta kehangatan yang kudus ke dalam perasaan kita. Tidak ada satu pun tulisan dalam Alkitab yang lebih bermanfaat dalam membantu ibadah renungan orang-orang kudus dibandingkan kitab ini. Manfaat tersebut telah dinikmati oleh jemaat segala zaman, sejak mazmur ini ditulis dan beberapa bagiannya dikirimkan kepada pemimpin biduan untuk keperluan kebaktian jemaat.
• 1. Mazmur ini bermanfaat untuk dinyanyikan. Untuk menyanyikan lagu himne dan nyanyian rohani, kita boleh mencari di luar mazmur-mazmur Daud, tetapi kita tidak perlu itu. Aturan persajakan dalam bahasa Ibrani tidak jelas, bahkan oleh orang-orang terpelajar sekalipun. Namun demikian, mazmur-mazmur ini seyogyanya dibawakan sesuai dengan aturan persajakan setiap bahasa, setidaknya supaya dapat dinyanyikan untuk mendidik jemaat. Menurut saya, sangatlah menghibur kita, bila kita menyanyikan mazmur Daud, karena kita mempersembahkan puji-pujian kepada Allah yang persis sama seperti yang dipersembahkan kepada-Nya pada masa Daud dan raja-raja Yehuda yang saleh lainnya. Begitu kaya dan indah gubahan puisi-puisi ilahi ini, sehingga tidak akan pernah menjemukan dan lekang karena waktu.
• 2. Kitab mazmur ini bermanfaat untuk dibacakan dan dinyatakan oleh para pelayan Kristus, karena mazmur ini mengandung kebenaran-kebenaran yang agung dan mulia, serta peraturan mengenai baik dan jahat. Tuhan kita Yesus menjelaskan mazmur-mazmur kepada murid-murid-Nya, mazmur-mazmur Injil, dan Ia membukakan pemahaman mereka (karena Ia memegang kunci Daud) untuk memahaminya (Luk. 24:44).
• 3. Mazmur ini bermanfaat untuk dibaca dan direnungkan oleh semua orang baik. Mazmur ini menjadi sumber melimpah yang darinya semua orang akan menimba air dengan kegirangan.
• (1) Pengalaman pemazmur sangat bermanfaat untuk membimbing, memperingatkan, dan menguatkan kita. Pemazmur sering memberi tahu kita tentang apa yang terjadi antara Allah dan jiwanya. Ia memberi tahu kita apa yang dapat kita harapkan dari Allah dan apa yang Ia harapkan serta kehendaki dari kita sehingga Ia berkenan kepada kita. Daud adalah orang yang memiliki hati Allah. Oleh karena itu, orang-orang yang sedikit banyak memiliki hati seperti Daud bolehlah berharap bahwa mereka juga diperbarui oleh anugerah Allah sesuai dengan gambar dan rupa Allah. Banyak orang sangat merasa terhibur saat hati nurani mereka menyaksikan kebenaran mazmur-mazmur ini, sehingga dengan segenap hati mereka dapat berkata, “Amin” atas doa-doa dan puji-pujian Daud.
• (2) Bahkan ungkapan-ungkapan yang digunakan pemazmur juga sangat bermanfaat. Melalui ungkapan ini Roh Kudus akan membantu kita dalam kelemahan doa-doa kita, sebab kita tidak tahu bagaimana sebenarnya harus berdoa kepada Allah. Kapan saja kita mendekati Allah, dan juga saat kita kembali kepada Dia untuk pertama kalinya, kita dibimbing untuk membawa serta kata-kata penyesalan (Hos. 14:3), kata-kata ini, yang diajarkan oleh Roh Kudus. Jika kita membuat mazmur-mazmur Daud ini akrab dengan kita seperti yang seharusnya kita lakukan, maka saat kita menghampiri takhta anugerah, untuk maksud apa saja, untuk membuat pengakuan, permohonan, atau ucapan syukur, kita akan terbantu karenanya. Apa pun perasaan saleh yang bekerja di dalam diri kita, hasrat atau pengharapan, kepedihan atau sukacita yang kudus, kita akan menemukan di sana kata-kata yang tepat yang dapat kita ungkapkan, perkataan benar yang tidak dapat disalahkan. Akan sangat baik bila kita mengumpulkan dari Kitab Mazmur ini ungkapan-ungkapan peribadatan dan renungan yang paling sesuai dan paling menggerakkan hati, dan kemudian mengatur dan mengelompokkannya menurut beberapa topik doa, supaya lebih mudah bagi kita untuk menggunakannya. Bisa juga, sekali-sekali kita pilih mazmur tertentu yang berbeda-beda dan berdoa memakai mazmur pilihan itu. Ketika kita berdoa dengan cara ini, kita mencerna ayat-ayatnya dalam pikiran kita dan mempersembahkan hasil renungan itu kepada Allah. Cendekiawan Dr. Hammond (Theolog Inggris, 1605-1660), menulis dalam kata pengantar buku tafsirannya atas Kitab Mazmur (bagian 29) sebagai berikut, “Bahwa merenungkan beberapa bagian mazmur sampai hati kita dipengaruhi, digerakkan dan diteguhkan oleh hidup dan daya yang ada dalam ayat-ayat mazmur itu sungguh lebih baik daripada sekadar mengucapkannya mengikuti sang pemazmur itu, sebab dalam ibadah-ibadah, tidak ada yang harus dihindari selain daripada tindakan-tindakan pengulangan yang tidak membangkitkan perasaan apa-apa di dalam hati.” Seperti yang dinasihatkan oleh Augustinus (354-430, theolog dan filsuf Kristen – pen.), “Jika kita membangun roh kita dengan perasaan yang dikandung dalam mazmur, maka kita boleh yakin akan perkenanan Allah saat kita menggunakan perkataan yang dipakai dalam Mazmur itu.” Mazmur ini bukan hanya dapat membantu kita untuk merenung dan membangkitkan perasaan kita untuk menyembah, memuji dan memuliakan Allah, tetapi juga menjadi petunjuk bagi kita untuk melakukan apa yang harus kita lakukan dalam kehidupan kita, serta mengajar kita cara untuk jujur di jalan kita, sehingga pada akhirnya kita akan melihat keselamatan yang dari Allah (Mzm. 50:23). Kitab Mazmur ini bukan hanya sangat bermanfaat bagi jemaat Perjanjian Lama, tetapi lebih-lebih lagi bagi kita orang-orang Kristen, kitab mazmur ini lebih bermanfaat dibandingkan dengan jemaat yang hidup sebelum kedatangan Kristus. Karena sama seperti korban-korban Musa, demikian jugalah nyanyian-nyanyian Daud dibuat menjadi jelas dan terpahami oleh Injil Kristus yang membawa kita memasuki selubung itu. Demikianlah, dengan doa-doa dan puji-pujian Daud, semua doa Rasul Paulus dalam surat-suratnya, serta nyanyian-nyanyian baru dalam Kitab Wahyu, kita akan diperlengkapi untuk perbuatan baik ini, karena semua tulisan itu membuat manusia kepunyaan Allah itu sempurna.
• Mengenai pembagian kitab ini, kita tidak perlu sampai begitu cermat. Tidak ada (atau sangat jarang ada) hubungan antara satu mazmur dengan mazmur lainnya, juga tidak ada alasan tertentu dalam pengurutan mazmur yang satu sesudah yang lainnya seperti yang ada sekarang. Walaupun demikian, tampaknya mazmur yang ditempatkan pertama itu berasal dari masa kuno, karena mazmur yang kedua sekarang berasal dari zaman para rasul (Kis. 13:33). Salinan bahasa Latin kuno yang kasar (bukan klasik) menggabungkan pasal kesembilan dan kesepuluh. Semua penulis Katolik Roma mengikuti pembagian itu. Oleh karena itu pencantuman nomor pasal di seluruh Kitab Mazmur mereka selalu kurang satu dibandingkan salinan kita (yang bukan Katolik – pen.). Kita mencantumkan pasal 11, mereka pasal 10, kita menulis pasal 119, mereka mencantumkan pasal 118. Namun, mereka membagi pasal 147 menjadi dua pasal, sehingga jumlah seluruh pasal mencapai 150. Beberapa orang berusaha mengurangi jumlah pasal tersebut dengan mengelompokkannya di bawah beberapa judul yang sesuai menurut pokok masalah yang dibicarakan dalam mazmur-mazmur itu. Namun, sering didapati banyak keragaman pokok pembicaraan dalam satu mazmur yang sama, sehingga penggabungan tersebut tidak dapat dibuat dengan pasti. Namun, tujuh Mazmur penyesalan dosa dengan cara tertentu telah disatukan sebagai ibadah oleh banyak orang. Mazmur-mazmur tersebut adalah pasal 6, 32, 38, 51, 102, 130, dan 143. Kitab Mazmur dibagi menjadi lima kitab yang masing-masing diakhiri dengan kata Amin, ya Amin, atau Haleluya. Kitab pertama di akhiri oleh pasal 41, yang kedua oleh pasal 72, yang ketiga oleh pasal 89, yang keempat oleh pasal 106, dan yang kelima oleh pasal 150. Sebagian orang lagi membagi Kitab Mazmur ini menjadi tiga bagian besar yang masing-masing memuat lima puluh pasal. Sebagian lain lagi membagi menjadi enam puluh bagian, dua bagian untuk setiap hari, pagi dan petang, selama sebulan. Biarlah setiap orang Kristen yang baik membagi kitab ini untuk mereka masing-masing, sehingga mereka dapat meningkatkan pengenalan mereka akan isi dan maksud tulisan ini dengan cara yang paling baik dan sesuai. Dengan demikian, dalam setiap kesempatan apa saja mereka dapat menyanyikan mazmur ini di dalam roh dan dengan pengertian yang penuh.

Jerusalem: Mazmur (Pendahuluan Kitab)

KITAB MAZMUR

PENGANTAR

Sama seperti bangsa tetangganya - Mesir, Mesopotamia, Kanaan - demikian juga bangsa Israel sejak awal mula menciptakan sajak-sajak lirik yang bermacam-macam bentuknya. Beberapa sajak semacam itu berhasil masuk ke dalam kitab-kitab sejarah yang tercantum dalam Alkitab, misalnya Nyanyian, Kej 15, Nyanyian Sumur, Bil 21:17-18, Nyanyian Kemenangan Debora, Hak 5, Ratapan Daud atas Saul dan Yonatan, 2Sam 1, dll, dan lagi lagu-lagu pujian bagi Yudas dan Simon Makabe, 1Mak 3:3-9 dan 14:4-15. Dalam Perjanjian Baru masih terdapat Lagu Maria (Magnificat). Lagu Zakharia (Benedictus) dan Lagu Simeon (Nunc dimittis). Banyak bagian kitab para Nabi juga termasuk jenis Sastera itu. Dahulu kala sudah ada kumpulan-kumpulan sajak, yang hanya kita kenal judulnya atau beberapa kepingannya saja, misalnya Kitap Peperangan Tuhan, Bil 21:14, dan Kitab Orang Jujur, Yos 10:13; 2 Sam 1:18. Akan tetapi khazanah lirik keagamaan bangsa Israel ialah kitab Mazmur.

Judul

Kitab Mazmur (dalam bahasa Yunani "Psalterion", kata yang sebenarnya berarti alat musik bertali yang mengiringi nyanyian) adalah sekumpulan mazmur yang berjumlah 150. Mulai dengan Mzm 10 sampai dengan Mzm 148 nomor urutan mazmur dalam Alkitab Ibrani (yang diikuti terjemahan ini) mendahului nomor urutannya dalam Alkitab Yunani (dan Latin) dengan satu satuan. Sebabnya ialah: Alkitab Yunani (dan Latin, Vurgata) menyatukan Mazm 9 dan 10 dan Mzm 114 dan 115, dan membagikan Mzm 116 dan 147 menjadi dua mazmur tersendiri.

Dalam bahasa Ibrani kitab Mazmur disebut "Tehillim", artinya "Puji-pujian". Tetapi sebutan itu hanya sesuai dengan sejumlah mazmur saja. Dalam judul- judulnya mazmur-mazmur paling sering disebut "Mizmor", yang menjadi asal kata Arab-Indonesia "Mazmur". Sejumlah mazmur dalam judulnya disebut "nyanyian" dan hanya kata ini dibubuhkan pada masing-masing lagu dalam kumpulan "Nyanyian- nyanyian Ziarah", Mzm 120-134. Nama-nama lain agak jarang muncul dan kata Ibrani yang bersangkutan sering sulit dimengerti.

Gaya sastera

Pengelompokan mazmur-mazmur yang paling tepat, diperoleh dengan jalan mempelajari gaya sasteranya. Ditinjau dari segi gaya sasteranya yang berbeda- beda dapat kita bedakan tiga jenis utama, yaitu: Puji-pujian, Doa (permohonan) dan Ucapan syukur. Pengelompokan ini tidak mencakup semua mazmur, sebab terdapat juga jenis-jenis campuran, mazmur-mazmur yang menyimpang dari jenis-jenis tersebut atau yang secara lain berbeda. Selain itu pengelompokan tersebut tidak selalu sesuai dengan suatu pengelompokan berdasarkan isi, tema dan ujud mazmur- mazmur.

1. Puji-pujian. Ke dalam kelompok ini termasuk antara lain Mzm 8, 19, 29, 33, 46-48, 76, 84, 87, 96-100, 103-106, 113, 114, 117, 122, 135, 136, 145-150. Susunan mazmur-mazmur ini agak tetap. Setiap mazmur puji-pujian mulai denganbagian pembukaan yang mengajak untuk memuji Tuhan. Bagian ini mazmur puji- pujian mengungkapkan berbagai alasan mengapa Allah harus dipuji, yaitu karya- karya yang dilakukan Allah dalam alam, khususnya karya penciptaannya, dan karya- karya yang dilakukanNya dalam sejarah, teristimewanya penyelamatan yang dianugerahkan Allah kepada umatNya. Bagian penutup ada kalanya mengulang bagian pembukaan dan kadang-kadang berupa doa.

Menurut temanya kelompok mazmur-mazmur ini dapat dibagikan menjadi dua macam yaitu: Nyanyian-nyanyian Sion, Mzm 46, 48, 76, 87 yang dengan nada eskatologis meluhurkan Kota Suci, yaitu tempat kediaman Yang Mahatinggi dan tujuan para peziarah, bdk Mzm 84 dan 122; mazmur-mazmur Kerajaan Allah, khususnya Mzm 47, 93, 96-98, yang terdapat gaya bahasa yang mengingatkan gaya bahasa para Nabimengagungkan Yahwe sebagai raja dunia semesta. Oleh karena mazmur-mazmur ini memakai kata dan gambaran-gambaran yang lazim dalam melukiskan raja-raja manusiawi yang naik tahta, maka pernah ada usaha menghubungkan mazmur-mazmur tersebut dengan suatu pesta pelantikan Yahwe sebagai raja, yang kanon dirayakan oleh bangsa Israel, serupa dengan pesta pelantikan dewa Marduk di Babel. Akan tetapi adanya perayaan semacam itu di Israel merupakan hipotesa yang tidak terbuka.

2. Doa-doa (permohonan) atau mazmur-mazmur penderitaan atau juga ratapan- ratapan. Latin dari pada Pujian-pujian, mazmur-mazmur permohonan itu tidak memuji kemuliaan Allah tetapi ditujukan kepadaNya. Pada umumnya bagian pembukaan mazmur-mazmur ini berupa seruan yang disusul seruan minta tolong, suatu doa atau ucapan kepercayaan. Dalam bagian inti mazmur maka pendoa berusaha menggerakkan hati Allah dengan melukiskan di hadapanNya keadaan gawat si pendoa. Dalam menggambarkan keadaan itu dipakailah macam-macam kiasan yang sudah lazim, sehingga jarang dapat ditentukan keadaan historis dan konkrit manakah yang di dalamnya doa itu diucapkan. Dikatakan tentang air, jurang, jerat-jerat maut atau jerat-jerat dunia orang mati (syeol), musuh-musuh atau binatang-binatang (anjing, singa, banteng dan sebagainya) yang mengancam atau menerkam; dikatakan pula mengenai tulang-tulang yang menjadi kering dan jantung yang berdebar-debar ketakutan. Ada mazmur di mana si pendoa menegaskan bahwa ia seorang benar, Mzm 7, 17, 26 dan juga yang berupa pengakuan dosa, Mzm 51 dan mazmur-mazmur tobat yang lain. Kepada Allah diingatkan karunia-karunia yang dahulu dianugerahkanNya atau Ia ditegor karena rupa-rupanya Ia lupa dan tidak hadir, misalnya Mzm 9-10, 22, 44. Tetapi pemazmur juga dapat menegaskan bahwa ia tetap percaya dan mengharap, Mzm 3, 5, 42-43, 55-57, 63, 130, dll. Ada kalanya mazmur-mazmur permohonan itu hanya berupa suatu seruan kepercayaan dan pengharapan, Mzm 4, 11, 16, 23, 62, 91, 121, 125, 131. Sering kali permohonan berakhir, ada kalanya tiba-tiba dengan mencetuskan keyakinan bahwa doa sudah dikabulkan dan dengan ucapan syukur, misalnya Mzm 6, 22, 69, 140.

Mazmur-mazmur permohonan tersenut dapat berupa doa bersama atau doa perorangan.

a). Doa bersama misalnya Mzm 12, 44, 60, 74, 79, 83, 85, 106, 123, 129, 137. Doa-doa ini dicetuskan dengan alasan suatu bencana nasional, misalnya dikalahkannya atau dibinasakannya umat dalam perang, atau dengan alasan suatu keperluan bersama. Maka umat memohon keselamatan atau pemulihan bangsa. Setidak- tidaknya Mzm 74 dan 137, yang serupa dengan Ratapan yang dikatakan karangan nabi Yeremia, mencerminkan keadaan yang disebabkan oleh kehancurannya kota Yerusalem pada tahun 587. Mzm 85 mengucapkan rasa hati kaum buangan yang sudah kembali ke tanah airnya. Mzm 106 berupa suatu pengakuan dosa umat.

b) Doa perorangan misalnya Mzm 3, 5-7, 13, 17, 22, 25, 26, 28, 31, 35, 38, 42-43, 51, 54-57, 59, 63, 64, 69-71, 77, 86, 102, 120, 130, 140-143. Jumlah mazmur ini cukup besar dan pokok isinya bermacam-macam, seperti bahaya maut, penganiayaan, pembuangan, usia lanjut, dan khususnya orang mohon dibebaskan dari penyakit, fitnah dan dosa. Sukar memastikan siapa sesungguhnya musuh-musuh, yaitu "mereka yang berbuat jahat", yang menjadi sebab keluhan atau kemarahan si pendoa. Tetapi bagaimanapun juga musuh-musuh itu bukanlah - seperti dikatakan sementara ahli - tukang-tukang sihir guna-gunanya mau ditangkis oleh mazmur- mazmur itu. Demikian pula mazmur-mazmur itu bukanlah doa bersama, seolah-olah "aku" yang angkat bicara di dalamnya sesungguhnya suatu kelompok dan bukan orang perorangan, sebagaimana belakangan ini dikemukakan sementara ahli. Dan "aku" yang angkat bicara dalam mazmur-mazmur itu bukan pula raja yang berbicara atas nama seluruh rakyatnya, sebagaimana juga sudah diketengahkan oleh sementara ahli belum lama berselang. Di satu pihak doa-doa itu bernada terlampau pribadi dan di lain pihak sekali-kali tidak menyinggung diri raja atau keadaan pribadinya, sehingga hipotesa tersebut tidak dapat diterima. Memang benar bahwa sejumlah doa pribadi kemudian disesuaikan dengan keadaan rakyat secara menyeluruh dan dipakai sebagai ratapan umat, misalnya Mzm 22, 28, 59, 69, 71, 102. Benar pula bahwa ada mazmur-mazmur rajawi, sebagaimana akan dijelaskan nanti. Benar juga bahwa semua doa perorangan itu akhirnya dipakai oleh umat bersama (karena itulah mazmur-mazmur itu tercantum dalam kitab Mazmur). Tetapi aselinya mazmur-mazmur itu diciptakan bagi salah seorang secara perorangan atau oleh orang tertentu sesuai dengan salah satu keperluan tertentu dan khusus. Mazmur-mazmur itu berupa seruan hati dan ungkapan kepercayaan pribadi. Memanglah mazmur-mazmur itu tidak pernah berupa ratapan melulu, melainkan seruan kepercayaan kepada Allah dalam keadaan gawat.

3. Ucapan syukur. Sudah dikatakan di atas bahwa doa permohonan dapat berakhir dengan suatu ucapan syukur kepada Allah yang telah mengabulkan doa. Adapun ucapan syukur itu dapat menjadi pokok inti lagu, seperti halnya dengan mazmur-mazmur yang berupa ucapan syukur. Jumlah mazmur-mazmur itu cukup besar juga, misalnya Mzm 18, 21, 30, 33, 34, 40, 65-68, 92, 116, 118, 124, 129, 138, 144. Jaranglah mazmur-mazmur ini mendapat sifat kolektip. Kalau demikian, maka umat mengucap syukur atas pembebasan dar bahaya, atas panenan yang melimpah, atas karunia-karunia yang dilimpahkan kepada raja. Lebih sering mazmur-mazmur itu bersifat perorangan. Setelah si pendoa melukiskan kemalangan yang dideritanya dan bagaimana doanya dikabulkan, maka ia merumuskan rasa terima kasihnya dan mengajak kaum beriman, supaya turut memuji Allah. Bagian terkhir ini kerap kali memberi kesempatan untuk menyisipkan unsur-unsur yang mau membina akhlak para penyerta. Ditinjau dari segi sastera susunan ucapan syukur itu berdekatan dengan susunan mazmur-mazmur puji-pujian.

4. Jenis mazmur yang menyimpang dan jenis campuran

Perbedaan antara jenis-jenis mazmur yang disebut di atas sesungguhnya kurang tegas. Karenanya terjadi bahwa umpamanya ratapan melanjutkan suatu ucapan kepercayaan, Mzm 27, 31 dan ratapan yang disusul nyanyian syukur, Mzm 28, 57. Mzm 89 mula-mula berupa suatu lagu puji-pujian, tetapi kemudian mazmur itu menjadi suatu firman Allah dan berakhir dengan ratapan. Mzm 119 yang panjang tentu saja memuji-muji hukum Taurat, tetapi sekaligus berupa ratapan perorangan dan membentangkan ajaran mengenai hikmat. Memang beberapa unsur yang pada dirinya tidak sesuai dengan jenis sastera lirik berhasil menyusup ke dalam kitab Mazmur. Nanti akan dikatakan barang sedikit mengenai hal-hal yang berdekatan dengan sastera kebijaksanaan dan di atas sudah dikatakan bahwa unsur semacam itu ditemukan dalam mazmur-mazmur yang berupa ucapan syukur. Unsur-unsur yang berdekatan dengan sastera kebijaksanaan dapat menjadi begitu menyolok, sehingga orang dengan kurang tepat sampai berkata tentang Mazmur-mazmur didaktik. Memang Mzm 1, 112 dan 127 merupakan karya murni dari kalangan para bijaksana. Tetapi ada lain mazmur serupa yang tetap memiliki ciri-ciri dari jenis lirik: Mzm 25 berdekatan dengan ratapan, Mzm 32, 37, 73 berdekatan dengan ucapan syukur, dan lain-lainnya.

Dalam mazmur-mazmur lain diketemukan firman-firman Allah dan bahkan ada yang berupa firman Allah yang diuraikan lebih lanjut, misalnya Mzm 2, 50, 75, 81, 82, 85, 95, 110. Belakangan ini ada sementara ahli yang berpendapat bahwa mazmur-mazmur semacam itu sungguh-sungguh firman Allah yang dibawakan para imam selama berlangsungnya upacara-upacara dalam Bait Allah. Ahli lain berpendapat bahwa mazmur-mazmur itu hanya memanfaatkan gaya bahasa para nabi, tetapi sebenarnya tidak bersangkutan dengan ibadat. Masalahnya tetap dipersoalkan. Tetapi di satu pihak orang harus mengaku bahwa kitab Mazmur berdekatan dengan sastera kenabian, tidak hanya sehubungan dengan firman-firman Tuhan, tetapi juga sehubungan dengan bermacam-macam pokok lain, misalnya penampakan Allah, kiaan "cawan" yang melambangkan murka Allah, kiasan "api", "kui", dan sebagainya. Di lain pihak juga perlu diakui bahwa ada hubungan erat antara kitab Mazmur dan ibadat dalam Bait Allah, sebagaimana nanti akan diuraikan.

Mazmur-mazmur rajawi

Terserak-serak dalam kitab Mazmur dan termasuk bermacam-macam jenis ada sejumlah mazmur yang bersangkutan dengan raja. Ada firman-firman Allah mengenai raja, Mzm 2 dan 110, ada doa untuk raja, Mzm 20, 61, 72, ada sebuah doa syukur untuk raja, Mzm 21, ada doa yang diucapkan raja, Mzm 18, 28, 63, 101, sebuah nyanyian yang ngiringi perarakan raja, Mzm 132, sebuah lagu puji-pujian yang dibawakan raja, Mzm 144, dan bahkan ada sebuah nyanyian yang diciptakan untuk memerintahkan pernikahan di istana raja, Mzm 45. Ini semua agaknya mazmur-mazmur yang tua, yang berasal dari zaman para raja dan yang gaya bahasanya sesuai dengan gaya bahasa yang lazim dipakai dalam upacara di istana. Mazmur-mazmur itu mengenai raja yang sezaman; Mzm 2, 72 serta Mzm 110 barangkali mazmur-mazmur pelantikan raja. Raja dikatakan anak angkat Allah, kerajaannya tidak berkesudahan dan kekuasaannya meluas sampai ke ujung-ujung bumi. Raja akan memenangkan keadilan dan kedangkalan dan menjadi penyelamat rakyatnya. Ungkapan-ungkapan semacam itu nampaknya berlebih-lebih, tetapi sebenarnya ungkapan-ungkapan itu sesuai dengan apa yang oleh bangsa-bangsa tetangga dikatakan tentang raja mereka dan yang oleh bangsa Israel diharapkan sehubungan dengan raja mereka juga.

Akan tetapi raja Israel menjadi orang urapan Tuhan yang menjadi dia wazirnya di bumi. Raja di Israel adalah orang yang diurapi Yahwe (Ibraninya: Mesyiah). Hubungan keagamaan antara Allah dan raja itulah yang menentukan pengertian bangsa Israel terhadap rajanya dan membedakan pengertian itu dengan pengertian di negeri Mesir dan Mesopotamia walaupun cara bicara tentang raja di Israel serupa dengan cara bicara di Mesir dan Mesopotamia. Pengharapan akan "Mesias- Raja" yang muncul dengan nubuat Natan, 2 Sam 7, menjadi terungkap dalam tafsiran atas nubuat itu sebagaimana diberikan dalam Mzm 89 dan 132, dan khususnya dalam Mzm 2, 72 dan 110. Mazmur-mazmur itu memupuk pada rakyat pengharapan berdasarkan janji-janji yang diberikan Allah kepada wangsa Daud. Apabila pengharapan akan Mesias diartikan sebagai penantian akan seorang raja di masa mendatang, akan raja terakhir yang akan membawa keselamatan definitif dan menegakkan kerajaan Allah di bumi, maka tidak ada satupun dari mazmur-mazmur tersebut yang sungguh-sungguh "mesion". Akan tetapi beberapa dari nyanyian rajawi yang tua itu terus dipakai, kendati lenyapnya kerajaan di Israel. Nyanyian-nyanyian itu dimasukkan ke dalam kumpulan mazmur resmu, walaupun barangkali disesuaikan dan disadur. Dengan jalan itu mazmur-mazmur itu tetap memupuk pengharapan akan seorang Mesias, keturunan Daud. Menjelang tarikh masehi pengharapan itu hangat sekali pada rakyat Israel dan orang-orang Kristen berpendapat bahwa semua digemari dalam diri Yesus Kristus (Kristus berarti: orang urapan, Mesias). Khususnya Mzm 110 paling sering dikutip dalam Perjanjian Baru. Nyanyian pernikahan, Mzm 45, dipakai untuk mengungkapkan persatuan Mesias dengan Israel baru, sejalan kiasan perkawinan yang digemari para nabi. Mzm 45 dalam Ibr 1:8 langsung diterapkan pada Kristus. Dengan meneruskan pandangan semacam itu Perjanjian Baru dan tradisi Kristen selanjutnya masih menterapkan pada Kristus mazmur-mazmur lain yang sebenarnya bukan mazmur- mazmur rajawi, tetapi yang terlebih mengungkapkan perasaan hati Mesias, Orang Benar yang unggul, Misalnya Mzm 16 dan 22 dan bagian-bagian banyak mazmur lain, khususnya Mzm 8, 35, 40, 41, 68, 69, 97, 102, 118, 119, diterapkan pada Kristus. Begitu pula mazmur-mazmur yang mengenai Yahwe sebagai Raja diterapkan pada Kristus sebagai raja. Pengeterapan semacam itu kiranya bukan lagi arti dan makna mazmur-mazmur sendiri. Namun pengeterapan itu boleh dibenarkan juga, sebab segenpa pengharapan yang menjiwai kitab Mazmur akhirnya tidak sepenuh-penuhnya terwujud, kecuali melalui kedatangan Anak Allah di bumi.

Hubungan mazmur-mazmur dengan ibadat

Kitab Mazmur tidak kecuali kumpulan nyanyian-nyanyian keagamaan Israel. Kita tahu juga di antara petugas Bait Allah ada juga para penyanyi. Tentu baru sehabis masa pembuagan penyanyi secara langsung disebut. Namun pasti juga bahwa mereka sejak awal mula termasuk kalangan para petugas Bait Allah. Orang merayakan perayaan Yahwe dengan tarian dan nyanyian, Hak 21:19-21; 2 Sam 6:5, 16. Menurut Am 5, 23. Menurut Tawarikh raja Sanherib maka di masa raja Hizkia Bait Allah yang dibangun Salomo memang memunyai penyanyi-penyanyinya, sama seperti semua tempat suci di dunia Timur memiliki penyanyi-penyanyinya. Ada sejumlah mazmur yang dipertalikan dengan Asaf, Bani Korah, Herman dan Etan (atau Yedutan). Menurut kita Tawarikh semua tokoh itu termasuk kalangan para penyanyi Bait Allah di masa sebelum pembuangan. Ada sebuah tradisi yang menyatakan bahwa banyak mazmur adalah karya Daud. Dan tradisi yang sama menyatakan juga bahwa Daudlah yang mengorganisasikan ibadat Bait Allah, termasuk para penyanyi, 1Taw 25. Tradisi itu agak sejalan dengan keterangan-keterangan yang tua sekali mengenai Daud yang menari dan menyanyi di hadapan Yahwe, 2Sam 6:5, 16.

Pada sejumlah besar mazmur dibubuhkan keterangan-keterangan mengenai musiknya dan pemakaian liturginya. Ada keterangan mengenai upacara yang dibarengi dengan mazmur yang bersangkutan. Mzm 20, 26, 27, 66, 81, 107, 116, 134, 135 Mazmur- mazmur tersebut dan lain mazmur, Mzm 48, 65, 95, 96, 118, dinyanyikan dipelataran Bait Allah. "Nyanyian-nyanyian ziarah" (begitu kira-kira dapat diterjemahkan istilah Ibrani yang tidak jelas artinya), yaitu Mzm 120-134, dan juga Mzm 84 tidak lain kecuali lagu-lagu yang dipakai waktu orang berziarah ke Yerusalem. Contoh-contoh yang paling jelas itu secukupnya membuktikan bahwa banyak mazmur, termasuk yang bersifat perorangan, diciptakan untuk ibadat dalam Bait Allah. Mazmur-mazmur lain barangkali aselinya tidak dikarang untuk keperluan itu, tetapi kemuliaan juga disesuaikan, misalnya dengan menambahkan permohonan berlat, Mzm 125, 128, 129.

Maka hubungan banyak mazmur dengan ibadat dan corak liturgis kitab Mazmur secara menyeluruh tidak dapat disangkal. Tetapi pada umumnya tidak ada petunjuk- petunjuk konkrit untuk dapat menentukan dalam upacara atau pada hari raya manakah mazmur-mazmur tertentu dipakai. Judul Ibrani pada Mzm 92 menetapkan pemakaiannya pada hari Sabat. Judul-judul Yunani pada Mzm 24, 48, 93, 94, menentukan bahwa lagu-lagu itu dipakai pada hari-hari pekan yang lain. Mzm 30 dipakai pada hari raya Pentahbisan Bait Allah-begitu dikatkan naskah Ibrani, sedangkan menurut naskah Yunani Mzm 29 dinyanyikan pada perayaan Pondok-Daun. Petunjuk-petunjuk itu kiranya tidaklah aseli. Tetapi sama seperti penetapan- penetapan terperinci yang dibuat di zaman Yahudi, petunjuk-petunjuk tersebut menjadi bukti bahwa Kitab Mazmur berperan sebagai kitab nyanyian guna Bait Allah dan Rumah-rumah ibadat Yahudi sebelum menjadi kitab nyanyian bagi Gereja Kristen.

Pengarang-pengarang dan masa dikarangnya mazmur-mazmur

Judul-judul yang dibubuhkan pada banyak mazmur mempertalikan 73 buah dengan Daud, 12 buah dengan Asaf, 11 buah dengan Bani Korah, dan satu buah dengan Heman, Etan (atau Yedutun), Musa dan Salomo. 35 mazmur tidak dipertalikan dengan tokoh tertentu. Judul-judul dalam terjemahan Yunani tidak selalu sama dengan yang terdapat dalam naskah Ibrani. Menurut terjamahan Yunani, maka 82 mazmur adalah karya raja Daud. Terjemahan Siria masih lebih berbeda.

Aselinya judul-judul tersebut barangkali tidak bermaksud menyatakan siapa pengarang mazmur yang bersangkutan. Ungkapan Ibrani yang dipakai hanya mengatakan bahwa ada salah satu hubungan antara mazmur itu dengan tokoh yang disebut namanya, entahlah karena isi mazmur sesuai dengan tokoh itu, entah karena mazmur itu termasuk sebuah kumpulan mazmur yang diedarkan memakai nama tokoh itu. "Mazmur-mazmur Bani Korah" ialah mazmur-mazmur yang termasuk kumpulan mazmur yang lazim dipakai oleh kelompok-kelompok penyanyi itu. Sejumlah besar mazmur diberi catata: "Untuk pemimpin biduan", Mzm 4,5,6,8, dan lain-lainnya. Mazmur-muzmur ini termasuk kumpulan yang dinyanyikan oleh paduan suara Bait Allah yang dipimpin oleh seorang pemimbing. Ada juga sekumpulan "mazmur Asaf" dan sekumpulan "Mazmur Daud". Di kemudian hari judul-judul yang aselinya hanya menyatakan termasuk kumpulan manakah mazmur tertentu, dimengerti seolah-olah menyatakan siapa pengaruhnya. Maka beberapa "mazmur Daud" diberi catatan pendahuluan yang menentukan dalam keadaan hidup manakah mazmur itu diciptakan oleh raja Daud. Mzm 3, 7, 18, 34, 51, 52, 54, dan lain-lainnya. Akhirnya tradisi tidak hanya mengaggap Daud sebagai pencipta mazmur-mazmur yang dibubuhi dengan namanya, tetapi sebagai pencipta seluruh kitab Mazmur.

Tafsiran yang kurang tepat tersebut janganlah membuat kita meremehkan suatu kesaksian tua dan berharga yang diberikan oleh judul-judul mazmur itu. Mungkin sekali mazmur-mazmur Asaf dan Bani Korak benar-benar diciptakan oleh para penyanyi Bait Allah. Sejalan dengan itu juga kumpulan mazmur-mazmur Daud benar- benar bersangkutan dengan raja itu, entah bagaimana. Mungingat keterangan- keterangan yang tercantum dalam kitab-kitab sejarah mengenai bakat-musik raja Daud, 1Sam 16:16-18, bdk Am 6:5, mengenai bakat puetisnya, 2Sam 1:19-27; 3:33-34, dan tentang citarasanya di bidang peribadatan, maka perlu diterima bahwa dalam kitab Mazmur benar-benar tercantum nyanyian-nyanyian yang diciptakan oleh raya Daud. Memang Mzm 18 tidak lain dari suatu saduran sebuah nyanyian yang menurut 2Sam 22 dikarang oleh Daud. Sudah barang tentu tidak semua mazmur yang barasal dari kumpulan Daud juga diciptakan oleh raja itu. Tetapi kumpulan itu kiranya tidak mungkin disusun, kalau aselinya tidak ada suatu kumpulan yang memuat mazmur-mazmur ciptaan Daud sendiri. Hanya tak mungkin lagi menentukan mazmur-mazmur manakah termasuk ke dalam kumpulan aseli itu. Sudah dikatakan di atas, bahwa judul-judul yang terdapat dalam naskah-naskah Ibrani tidak menentukan bagi kita. Jika pengarang-pengarang Perjanjian Baru mengutip salah satu mazmur sebagai mazmur Daud, maka mereka hanya menyesuaikan diri dengan pendapat umum di zamannya. Tetapi keterangan-keterang semacam itu jangan begitu saja disingkirkan. Raja Daud sebagai "pemazmuran yang disenangi di Israel", 2Sam 23:1, selalu perlu dianggap sebagai seorang tokoh yang berperan besar dalam asal-usul lirik keagamaan umat terpilih.

Dorongan yang dilancarkan raja Daud kemudian diteruskan. Kitab Mazmur sesungguhnya menampung hasil karya puetis yang berlangsung beberapa abad. Setelah sementara ahli mengemukakan pendapat bahwa kebanyakan mazmur dikarang di zaman belakangan, di masa sesudah pembuangan dan kemudian dari itu, maka sekarang ahli-ahli itu lama-kelamaan mengambil sikap yang lebih bijaksana. Cukup banyak mazmur berasal dari zaman para raja, teristimewanya "mazmur-mazmur rajawi". Hanya isi mazmur-mazmur ini sangat umum dan tak terperinci, sehingga tidak dapat ditanggalkan lebih jauh dan tanggal yang kadang-kadang diusulkan sebenarnya beberapa hipotesa melulu. Sebaliknya, "mazmur-mazmur kerajaan Yahwe" yang berbelas unsur-unsur dari mazmur-mazmur lain dan bagian kedua kitab Yesaya, nyanyiannya dikarang selama masa pembuangan. Demikianpun halnya dengan mazmur- mazmur misalnya Mzm 137, yang berkata tentang kemusnahan kota Yerusalem dan pembuangan. Kembalinya kaum buangan ke tanah airnya dikidungkan oleh Mzm 126. Zaman yang menyusul masa pembuangan nampaknya subur sekali dalam menciptakan mazmur. Memang di zaman itu ibadat sangat berkembang di Bait Allah yang dibangun kembali. Di masa itu kedudukan para penyanyi Bait Allah meningkat, sehingga disamakan dengan kaum Lewi. Para bijaksana juga memanfaatkan jenis sastera "mazmur" untuk menyebarluaskan ajarannya, misalnya Bin Sirakh. Perlukah orang juga menerima bahwa di zaman para Makabe masih diciptakan mazmur-mazmur yang dicantumkan dalam kitab Mazmur? Masalah ini khususnya menyangkut Mzm 44, 74, 83. Hanya bukti-bukti yang diajukan tidak cukup meyakinkan untuk menanggalkan mazmur-mazmur tersebut di zaman para Makabe.

Terbentuknya kitab Mazmur

Kitab Mazmur seperti yang kita miliki sekarang merupakan hasil suatu usaha yang berlangsung lama. Mula-mula ada beberapa kumpulan kecil. Mzm 72 (yang dikatakan karangan Salomo) ditutup dengan catatan ini: "Sekianlah doa-doa Daud bin Isai". Namun demikian dalam kitab Mazmur sebelumnya sudah tercantum sejumlah mazmur yang tidak dipertalikan dengan Daud, dan kemudian masih juga tercantum beberapa mazmur yang dihubungkan dengan Daud. Sebenarnya ada dua kelompok "mazmur-mazmur Daud", Mzm 3-41 dan 51-52; masing-masing mazmur dalam kedua kelompok itu dipertalikan dengan Daud, kecuali yang paling akhir (Salomo) dan tiga mazmur yang tidak dihubungkan dengan nama orang tertentu. Masih ada kumpulan-kumpulan mazmur yang serupa: kumpulan mazmur Asaf, Mzm 50 dan 73-83, kumpulan mazmur Bani Korah, Mzm 42-49 dan 84, 85, 87, 88, kumpulan nyanyian ziarah Mzm 120-134, kumpulan mazmur yang dibubuhi dengan kata "Haleluya" (karena itu disebut "Hallel")(Mzm 105-107, 111-118, 135, 136, 146-150). Kumpulan-kumpulan kecil tersebut mula-mula beredar tersendiri, sebagaimana dibuktikan kenyataan bahwa beberapa mazmur (dengan perbedaan kecil-kecil) sampai dua kali tercantum dalam kitab Mazmur, misalnya Mzm 14 dan Mzm 53; Mzm 40:14-18 dan Mzm 70; Mzm 57:8-12 bersama Mzm 60:7-14 dan Mzm 108.

Pekerjaan pengumpul-pengumpul mazmur-mazmur terasa juga dalam penggunaan nama-nama ALlah. Mzm 1-41 hanya menggunakan nama "Yahwe" (ialah kumpulan mazmur-mazmur Daud yang pertama). Mzm 42-89 (yang merangkum kumpulan mazmur- mazmur Daud yang kedua, sebagian dari mazmur-mazmur Bani Korah dan kumpulan mazmur-mazmur Asaf) hanya memakai nama "Elohim", sedangkan Mzm 90-15 kembali memakai nama "Yahwe", kecuali Mzm 108 yang menggabungkan dua Mazmur yang menggunakan nama "Elohim", yakni Mzm 57 dan 60. Kumpulan mazmur-mazmur kedua yang memakai nama "Yaher" itu kiranya kumpulan yang paling muda dalam kitab Mazmur, hal mana tidak mengatakan apa-apa mengenai masing-masing mazmur. Kebanyakan mazmur itu tidak bernama dan di dalamnya terdapat banyak pengulangan dan pinjaman dari mazmur-mazmur lain.

Dalam tahap perkembangan yang terakhir kitab Mazmur dibagi menjadi "lima buku". Ini agaknya untuk meniru "Lima Buku Musa" (Pentateukh). Kelima "buku"itu dipisahkan satu sama lain dengan disisipkan suatu doksologi yang menutup masing- masing buku: Mzm 41, 14; 72:18-20; 89:52; 106:48. Mzm 150 berperan sebagai doksologi penutup kitab, sedangkan Mazmur 1 nampaknya sebagai kata pembukaan kitab Mazmur.

Bentuk kitab Mazmur resmi yang merangkum 150 Mazmur baru di zaman belakangan menjadi lazim dan belum juga umum diterima. Memang kitab Mazmur dalam terjemahan Yunani memuat 151 buah mazmur dan terjemahan Siria bahkan 155 buah. Dalam naskah-naskah jemaat di Qumran ditemukan Mzm 151 tergabung dengan mazmur lain dalam bahasa Ibrani, sehingga Mzm 151 dalam terjemahan Yunani ternyata aslinya sebuah mazmur Ibrani. Naskah-naskah jemaat di Qumran juga menampilkan dalam bahasa Ibrani dua buah mazmur-mazmur tambahan dalam terjemahan Siria. Selebihnya maskah-naskah jemaat di Qumran memuat dua kumpulan mazmur yang serba baru. Kumpulan-kumpulan itu disisipkan ke dalam kitab Mazmur sebagaimana yang dipakai jemaat itu. Urutan mazmur-mazmur dalam kitab Mazmur jemaat di Qumran juga berbeda dengan urutannya dalam kitab Mazmur yang tercantum dalam Alkitan. Maka jelaslah bahwa kitab Mazmur yang tercantum dalam Alkitab. Maka jelaslah bahwa kitab Mazmur hingga zaman masehi terus terbuka untuk menampung mazmur-mazmur lain lagi, setidak-tidaknya di beberapa kalangan orang Yahudi.

Nilai rohani kitab Mazmur

Oleh karena kekayaan rohani kitab Mazmur kentara, maka tak perlu dikatakan banyak tentangnya. Mazmur-mazmur menjadi doa di masa perjanjian lama. Allah sendiri mencetuskan perasaan hati yang seharusnya dimiliki anak-anakNya terhadap Bapa mereka. ia sendiripun menginspirasikan kata-kata yang seharusnya mereka pakai dalam menghadap Allah. Mazmur-mazmur itu diucapkan oleh Tuhan Yesus sendiri, oleh Perawan Maria, para rasul dan para martir. Dengan tidak merubah apa-apa Gereja Kristen telah menjadikan mazmur-mazmur itu sembahyang resminya. Memang seruan-seruan berupa pujian, permohonan atau ucapan syukur itu dicetuskan para pemazmur dalam keadaan tertentu di zamannya dan berdasarkan pengalamannya pribadinya itu. Tetapi tanpa dirubah sedikitpun seruan-seruan itu mempunyai makna umum. Sebab mazmur-mazmur itu mengungkapkan sikap hati yang seharusnya ada pada tiap-tiap manusia yang menghadap Allah. Memang kata-kata tidak dirubah, tetapi makna mazmur-mazmur itu sangat diperkaya. Di masa perjanjian baru orang beriman bersyukur dan memuji Allah, yang sudah menyatakan rahasia hidupNya sendiri, yang melalui darah AnakNya menebus manusia dan mencurahkan Roh KudusNya. Dalam pemakaian liturgis tiap-tiap mazmur diakhiri dengan doa pujian yang tertuju kepada Bapa, Putera dan Roh Kudus. Doa-doa permohonan yang tua itu menjadi lebih hangat semenjak Perjamuan Malam. Salib dan Kebangkitan mengajar manusia mengenai kasih Allah yang tak berhingga kepada manusia, mengenai beratnya dosa yang membelenggu semua orang, mengenai kemuliaan yang dijanjikan kepada orang benar. Memang pengharapan yang tercetus dalam nyanyian-nyanyian para pemazmur, sekarang terwujud. Sebab Mesias sudah datang dan meraja. Semua bangsa diajak untuk memuji Dia.

Ende: Mazmur (Pendahuluan Kitab)

MAZMUR

PEMBUKAAN

Dengan menerbitkan "Kitab Mazmur" ini, kami mendjadikan suatu pertjobaan terdjemahan Perdjandjian Lama dalam bahasa Indonesia. Kiranja lebih tepat dikatakan suatu "kenekatan". Bukan hanja kesulitan² jang lazim dan karena kekurangan akan tenaga² jang sungguh² ahli maupun banjak daja-upaja lainnja, tetapi lebih² karena maunja mendjadikan terdjemahan Kitab Sutji dalam bahasa Indonesia jang modern. Lain kata dalam bahasa Indonesia jang masih muda, jang tengah berkembang dengan pesatnja dan jang berusaha sedapat-dapatnja, tanpa meninggalkan tjorak keindonesiaannja, toh mendjadi alat jang baik untuk menjatakan pemikiran dan perasaan insani dan modern. perkembangan ini, chususnja dalam bidang keigamaan, masih djauh dari selesai. Tampak bahan pula bahasa ini bukan bahasa asal-usul. Mengingat kesemuanja itu, mudahlah dipahami, mengapa terdjemahan ini kami namakan suatu pertjobaan, terangnja lagi suatu "kenekatan".

Kami memberanikan diri untuk pekerdjaan ini guna memenuhi sekadarnja kebutuhan jang terasakan sekarang ini. Memang sudah lama umat Katolik Indonesia merasakan dengan wadjarnja kekurangan ini, bahwasanja sabda Allah bagi banjak orang masih merupakan sebangsa harta karun jang belum tergali. Apapula mengingat, bahwa karena adanja hormat terhadap "Kitab Sutji" dikalangan saudara² jang beragama Islam, djuga ada suatu hormat bawaan, jang se-kali² tidak boleh ditjela, dikalangan Katolik terhadap Kitab Sutji. Tetapi pikiran kami tertudju pula kepada kaum sebangsa jang beragama Islam untuk memperkenalkan mereka lebih baik lagi dengan Kitab Sutji umat Kristen, jang sungguhpun sudah mereka kenal, tetapi seringkali hanja samar² dan malahan mungkin setjara tak tepat. Kiranja Perdjandjian Lama, jang pada galibnja tertudju kepada Kristus dan jang banjak persamaannja dengan adjaran Islam, bagi mereka dapat mendjadi penundjuk djalan dan dapat mengantar mereka kepada Kristus.

Adapun alasan jang mendorong kami untuk per-tama² menerbitkan Kitab Mazmur ini ialah teristimewa alasan pemeliharaan rohani serta liturgis. Liturgi Geredja untuk sebagai besar tersusun dari mazmur², baik Misa kudus dan upatjara-upatjara lainnja maupun Sembahjang berkala. Gerakan liturgi, jang mengusahakan penjegaran kembali dan pembaharuan, memerlukan pula njanjian² dan lagu². Dan dimana gerakan orang dapat mentjarinja lebih baik daripada didalam Kitab njanjian Perdjandjian Lama jang diilhami itu, jang sudah ber-abad² memberi djasanja dan membuktikan keserasiannja bagi segala masa, semua negeri dan semua bangsa. Guna memudahkan usaha akan melandjutkan tradisi ini, maka terdjemahan kitab ini kami sadjikan kepada pemeliharaan rohani tjabang liturgi, dengan harapan mudah²an Kitab Mazmur ini memberikan djasa²nja jang baik kepada mereka. Pengalaman kami menundjukkan, bahwa Kitab Mazmur ini bukanlah jang termudah untuk diterdjemahkan dan pada hakekatnja lebih tepatlah kiranja menerbitkan kitab jang lebih mudah teksnja lebih dahulu. Tetapi kami menjimpang daripadanja, karena alasan² praktis tsb. diatas.

Dengan terdjemahan ini kami tidak dan djuga tidak dapat mendjadikan terdjemahan jang aseli sama sekali. Denganpenuh rasa terimakasih, kami mengakui, bahwa kami sangat bergantung pada terdjemahan² jang sudah ada, terutama pada "Echter Bibel" (th. 1953) dan apa jang disebut "Bible de Jerusalem" (th. 1955). Siapa jang mengenal tjetakan terbaru karya tsb., mudahlah melihat, betapa besarlah persamaannja antara terdjemahan kami dengan karya itu mengenai wudjudnja. Dan lagi bukanlah maksud kami, menghasilkan karya jang bermutu ilmiah se-penuh²nja. tetapi sebaliknja kami berpendapat, bahwa kiranja ada manfaatnja, untuk memberikan pertanggungdjawaban serta singkat dan se-dapat²nja mengusahakan, agar terdjemahan ini dalam se-gala²nja dapat dipertanggungdjawabkan. Kegunaan itu merupakan alaan jang tjukup, untuk melakukan pekerdjaan luarbiasa jang tidak sedikit. Namun demikian, kami menjadari benar², bahwa terdjemahan kami masih ada kekurangan²nja, mungkin malahan banjak kekurangannja. Tetapi kami berharap, agar saudara² jang budiman dengan tegur-sapanja sudi membantu kami, supaja tjetakan kedua - djika perlu - dan bagian² lain Perdjandjian Lama lebih baik hasilnja.

Djika Roh Kudus, jang mengilhami Kitab Sutji akan keselamatan bangsa manusia, berkenan memberkati usaha jang sederhana ini, untuk menjingkapkan sabda Allah bagi bangsa Indonesia, dan sudi menerangi para pembatja dan para pemakai dengan tjahaja IlahiNja, akan menerima baik sabda itu, maka djerih-pajah kami tidak pertjuma belaka adanja.

Demikian hendaknja.

Dalam tjetakan kedua ini ada beberapa perubahan dimasukkan, Kebanjakan berupa perbaikan ralat jang terdapat dalam tjetakan pertama. Disana-sini terdjemahan sendiripun dirobah, sehingga lebih djelas dan tepat.

Jogjakarta, 25-5-1968 Para Penterdjemah

PENDAHULUAN

Kitab Mazmur-(mazmur ialah bentuk Etiopia/Arab kata Hibrani "mizmor", jakni njanjian dengan iringan alat² musik berdawai)-adalah sehimpunan luas njanjian² sutji dari djaman Israil kuno. Dalam Kitab Sutji ia masuk bilangan "Kitab² Kebidjaksanaan", walaupun perbedaan antara Mazmur dan Kitab² Kebidjaksanaan lainnja, chususnja mengenai isinja, tidak ketjil.

Keseratus limapuluh njanjian jang termuat dalam Kitab Mazmur itu, dalam bentuknja jang sekarang terbagi dalam lima kelompok jang berbeda satu sama lain, atau dalam lima "buku" (Mzm. 1-41.42-72.73-89.90-106.107-150). Tiap² kelompok dikuntji dan dipisahkan dari kelompok jang mendahuluinja dengan pudjian penutup (Mzm. 41,14;72,18-19;89,53;106,48). Mazmur terachir (150)merupakan pudjian penutup buku kelima dan penutup seluruh kitab. Mazmur 1 (dan²) merupakan pendahuluan seluruh himpunan mazmur. Kendati pembagian itu, namun njatalah kiranja seluruh Kitab itu dianggap sebagai suatu keseluruhan. Pembagian atas lima buku, sedjalan dengan kelima buku Musa, sudah sangat tua dan sudah ada ketika terdjemahan Junani dikerdjakan (150 seb.Masehi). Namun demikian, ini hanja tingkat terachir dalam masa perkembangan jang berlangsung lama. Kitab itu sendiri memperlihatkan tanda-bekas kumpulan-kumpulan mazmur jang lebih ketjil sebelum itu. Demikianlah a.l. mazmur 3-41 terang merupakan suatu keseluruhan jang bulat "Mazmur² Dawud". Mazmur 51-65.68-70 merupakan kumpulan jang kedua dan mazmur 138-145 kumpulan ketjil jang ketiga. Dengan tak begitu sukar pula orang dapat mengenali mazmur² dengan nama "Putera² Korah". (42-49) dan "Asaf" (73-83) sebagai kumpulan tersendiri. Dengan djudul (jang tak begitu terang) "Nyanjian Pendakian", sedjumlah mazmur mempunjai tjiri² kelompok tertentu pula (120-134). Achirnja sekelompok jang dibubuhi perkataan "Halelujah"- (adapun tempat kata itu berlainan dalam naskah Hibrani dan naskah Junani) - besarlah kemungkinan tadinja berdiri sendiri (104-107.113-118.136.146-150). Dari unsur² ini (dan unsur² lainnja) mula² terdjadilah tiga kumpulan tersendiri (jang berbeda satu sama lain karena kelainan sebutan Allah, jang dipakai didalamnja). jakni: 1-41.42-83 dan 84-150, jang achirnja dihimpunkan menjadi satu kumpulan besar, jang terbagi dalam lima buku. Tanda-bekas djelas adanja kumpulan² tersendiri sebelum itu ialah terdapatnja mazmur-kembar (14=53;70=40,14-18;108=57,8-12+60,7-14).

Baik naskah aseli Hibrani kmaupun terdjemahan Junani dan Latin muat seratus limapuluh njanjian. Tetapi ada perbedaan diantaranja dalam pemberian nomor pada kebanjakan mazmur. Mazmur 9.10 menurut naskah Hibrani dipandang sebagai satu mazmur dalam terdjemahan Junani dan Latin; demikian pula mazmur 113.114. Sebaliknja terdjemahan² tsb. membagi mazmur 116 menurut naskah Hibrani djadi dua, jakni 114.115; hal ini diulang pula dalam mazmur 147 (=146.147) Dari sebab itu pemberian nomor pada mazmur masing² adalah sbb.

Hibrani Junani-Latin 1-8 = 1-8 9-10 = 9 11-113 = 10-112 114-115 = 113 116,1-9 = 114 116,10-19 = 115 117-146 = 116-145 147,1-11 = 146 147,12-20 = 147 148-150 = 148-150

Terdjemahan Indonesia ini mengikuti naskah Hibrani; nomor² menurut terdjemahan Junani-Latin ditaruh dengan tanda-kurung dibelakang kepada mazmur dan perbedaan pemberian nomor ajat² dengan tanda-kurang pada achir baris jang bersangkutan.

Keseluruhan Kitab Mazmur bukanlah pekerdjaan satu orang atau satu angkatan. Sebaliknja, terdjadinja mazmur² djatuh sama dengan sebagian besar sedjarah Israil dan adalah hasil pelbagai angkatan. Sebelum abad kedua seb. Masehi sudah pastilah keseluruhannja selesai, sebagaimana terbukti dengan adanja terdjemahan Junani. Tetapi tak begitu teranglah, bilamana himpunan mazmur² itu tepatnja dimulai. Namun demikian, dengan kepastian jang tjukup besar bolehlah dikatakan, bahwa sebagian mazmur² itu terdjadi dimasa sebelum pembuangan, dan permulaan per-tama² se-kurang²nja mesti ditempatkan didjaman radja Dawud (th. 1000 seb. Masehi). Beberapa mazmur (1;18,8-15;85;146;147) terdjadi sesudah Israil kembali dari pembuangan (th. 536 seb. Masehi), meskipun waktunja jang tepat sukar sekali ditentukan dan agak di-kira²kan sadja. Ada banjak mazmur jang tak dapat ditetapkan lagi masa terdjadinja.

Kebanjakan mazmur mempunjai djudul - (jang hendaknja dibedakan dari kepada jang kami bubuhkan untuk mengchasiatkan sesuatu mazmur) - jang pendek atau pandjang. Hanja tigapuluh empat mazmur (1-2.10.33.43.71.91.93-97.99.104-107.111-119.135- 136.146-150) tak ada djudulnja sama sekali dalam naskah Hibrani (Dalam naskah Junani djudul ditambah isi dan djumlahnja). Walaupun djudul² itu kuno sekali (para penterdjemah Junani sering tidak mengetahui artinja lagi) dan oleh karenanja mempunjai sesuatu nilai, namun tidak dapat dipandang sebagai aseli da diilhamkan. Kesemuanja itu adalah imbuh kemudian. Artinjapun sering sangat tidak djelas.

Dalam djudul² tsb. terdapatlah pelbagai petundjuk² berkenaan dengan puisi, musik, liturgi, kesusasteraan dan sedjarah.

Istilah "Mazmur" dan "Njanjian" menjatakan, termasuk matjam njanjian² mana mazmur ini. Kata "Maskil"(13x) kiranja berarti "Njanjian Kebidjaksanaan" atau lain sebagainja. Kata "Mitham" (16.56-60) hingga kini belum ketahuan artinja. Mazmur 7 dichasiatkan sebagai "Lagu ratap".

Jang per-tama² harus dipandang sebagai petundjuk musik ialah kata jang terdapat diatas limapuluh lima mazmur dan jang kami terdjemahkan: "Untuk Pemimpin", meskipun terdjemahan ini belum pasti sekali benarnja. Adapun artinja ialah, bahwasanja mazmur tsb. hendaknja dinjanjikan oleh suatu kor dibawah pimpinan seorang dirigen. Ataukah mungkin maksudnja, njanjian² itu termasuk suatu kumpulan tertentu? Istilah² lainnja, jang kami terdjemahkan "Lagu: "....", agaknja berarti, bahwasanja mazmur tsb. hendaknja dinjanjikan menurut langgam tertentu dan terkenal. Achirnja pada djidar beberapa mazmur terdapatlah - kasang² sampai beberapa kali - kata "selah" (Mzm. 9,17 "Higgaion selah"), jang belum lagi ketahuan artinja (71x dalam tigapuluh sembilan mazmur).

Sekali dua terdapat pula petundjuk Liturgi singkat. Mazmur 92 adalah suatu njanjian, jang termasuk Liturgi Sabat (dalam terdjemahan Junani ada mazmur² lainja jang dihubungkan dengan hari tertentu dalam pekan). Mazmur 38 dan 70 dinjatakan akan mengiring salah satu matjam kurban (Untuk peringatan); mazmur 100 untuk kurban sjukur. Tidak teranglah, apa gerangan arti istilah "Akan pengadjaran" diatas mazmur 60.

Djudul mazmur 3.7.18.34.51.52.54.57.60.63.142 menghubungkan njanjian² itu dengan peristiwa² tertentu dalam riwajat hidup radja Dawud, walaupun isinja sering hampir² tak ada sangkut-pautnja dengan kedjadian² itu. Bagi para ahli Jahudi sepatah kata sadja seringlah mendjadi alasan jang tjukup, untuk menghubungkan mazmur tsb. dengan peristiwa itu.

Achirnja dalam djudul² itu sering terdapatlah nama orang. Apa tepatnja arti nama orang itu belum begitu pasti, namun pada umumnja bolehlah kita mengukuhi pendapat jang lazim, bahwasanja oknum² tsb. dipandang sebagai pentjipta njanjian² itu. Demikianlah ada tudjuhpuluh tiga mazmur dengan nama Dawud, duabelas dengan nama Levita Asaf, sebelas dengan nama keluarga Levita "Putera² Korah". Ada dua mazmur dengan nama Sulaiman, satu mazmur dengan nama guru² ilmu kebidjaksanaan, Heman dan Etan, dan achirnja satu mazmur dengan nama Musa.

Chususnja mengenai pentjipta² mazmur itu, timbullah persoalan penting perihal nilai djudul² itu. Meskipun tidak aseli dan tidak diilhamkan, namun djudul² itu menjatakan kejakinan para ahli Jahudi pengarang² mazmur itu. Tradisi itu tidak boleh diabaikan begitu sadja, tanpa alasan satupun, apalagi kalau diteguhkan dalam Perdjandjian Baru. Namun demikian, bila ada alasan tjukup, maka bolehlah orang mengabaikan kejakinan Jahudi, lebih² karena tidak djaranglah terdjemahan Junai menundjukkan adnja tradisi lain. Dan dalam soal ini selalu mungkinlah orang² ber-beda² pendapatnja.

Mazmur² Israil adalah sjair² keigamaan. Njanjian² itu menuruti patokan² puisi Hibrani. tidak bersandar metrum, melainkan rhytme, jakni pergantian suku kata² jang bertekanan dan tak bertekanan menurut urutan jang beraturan. Lagu² itu tersusun dari ajat², jang terdiri atas dua baris atau lebih. Gaja dan kechasan puisi Hibrani, jaitu parallelisme atau kesedjadjaran dalam segala bentuknja, sangat banjak digunakan djuga dikenal (42.46.56.99.107). tetapi kurang djelaslah, apa bait² digunakan dengankonsekwen, dan djika demikian halnja, dasar² apakah dipakai untuk itu. Belakangan rupa²nja digunakanlah acrostichon, jakni urutan bagian² mazmur dimulai dengan urutan huruf menurut abdjad. Ber0ulang² acrostichon itu digunakan dalam mazmur² (9.10.25.34.111.112.145) dan mentjapai puntjaknja dalam mazmur 119.

Tetapi disamping kesemuanja itu Kitab Mazmur mengenai patokan² puisi lainnja. Teristimewanja pengarang merasa terikat pada susunan dan bentuk umum tertentu, jang pada galibnja berpautan dengan djenis njanjian tertentu. Sekadar njanjian jang ditjiptakannja, tersedialah baginja rangka², ungkapan² dan kiasan² tertentu, jang dipergunakan buat melahirkan perasaan²nja sendiri. Dengan sadar dan disengadja orang kembali mengikuti para pengarang djaman sebelum itu. Akibatnja pertalian ini ialah, bahwasanja tidak sedikitlah djumlah mazmur jang mempunjai tjorak djiplakan dan bahwasanja ungkapan, kiasan dan gambaran ber- ulang² kembali, hingga tiada kepastian, kenjataan apa tersembunji didalamnja. Mazmur² sedjenis memberi kesan kesamaan jang sedikit-banjak membosankan.

Memang tida begitu sukarlah, mengadakan perngolongan dalam Kitab Mazmur dan merangkum pelbagai njanjian jang ter-sebar² dengan satu kepala. Meskipun kelainan pendapat senantiasa mungkin dalam hal² tersendiri dan perbedaan tidak selalu sama terangnja karena tjorak tjampurannja beberapa mazmur, namun penggolongan dan pengchasiatan itu dapat diterima umum.

Adapun jang paling djelas ialah "Lagu² Ratap", jang merupakan bagian besar kitab tsb. Segala matjam derita insani dinjatakan dalam njanjian² itu dihadapan hadirat Jahwe. Dalam sedjumlah mazmur seluruh rakjat ambil bagian, jakni dalam "Lagu² Ratap Bersama", jang membentangkan malapetaka² nasional, jang menimpa umat Allah (44.58.60.74.77.79.80.82.83.90.108.125), sementara dilain pihak derita perseorangan jang bermatjam-ragam itu memberi ilham akan lagu² ratap jang lebih bertjorak perseorangan (5.6.7.13.17.22.25.26.27.28.31.35.38.39.42.43.51.54.55.56.57.59.61.63.64.69.70.8 6.88.102.109.120.130.140.141.142.143.). Lebih² dalam mazmur² tsb. terdapatlah keluapan balas dendam kepada musuh² dan pengutukan jang bernafsu terhadap lawan².

Mirip dengan golongan pertama mazmur² itu adalah njanjian², jang menjatakan imam teguh dan kepertjanaan besar akan Allah, jang didapati Israil dalam kejakinan keigamaannja (3.11.16.23.41.62.131).

Golongan ketiga mazmur² terdiri atas pudjian², jang meluhurka keagungan dan kemuliaan Jahwe. Djustru dalam pudjian² inilah orang dapat menemukan kembali pikiran² pokok keigamaan dari Perdjandjian Lama dengan bentuk jang indah. Pudjian² ini memudji Allah, sifat²Nja dan pekerdjaanNja didalam alam semesta dan didalam sedjarah, dan pada umumnja adalah jang paling kaja isinja (8.19.29.33.65.67.68.85.100.103.104.111.113.114.117.135.136.145.146.147.148.149. 150). Dalam kelompok ini dapat dimasukkan pula mazmur² jang membentangkan keradjaan Jahwe pun pada achir djaman (47.75.93. 96.97.98.99).

Jahwe, jang sudah bertindak demi kepentingan orang²Nja jang mursjid dan umatNja dan melimpahi mereka dengan anugerah²Nja, sudah sepatutnja diberi sjukur. Dan Israil insaf akan kewadjiban ini dan mentjatatkan rasa sjukurnja dalam sedjumlah njanjian sjukur (4.18.30.32.34.40.66.92.107.116.117.118.124.129.138).

Pusat keigamaan dan nasional bangsa Jahudi, jaitu Sion, Jerusjalem, tidak ketinggalan pula mengilhami para penjair. Ini a.l. njata dari mazmur², jang mengutarakan pusat tsb. dan djuga Sion masa achir jang di-angan²kan (24.46.48.76.84.87.122.137).

Lembaga keradjaan jangamat penting, orang² urapan Jahwe memberikan ilham kepada para pudjangga istana di Israil, sebagaimana pula halnja ditempat lainnja. Dan njanjian² keradjaan ini karena tjoraknja jang keigamaan mendapat tempatnja pula didalam Kitab Mazmur (2.20.21.45.72.89.110.132). Karena Israil hidup pula dalam pengharapan akan kedatangan Radja Agung dimasa jang akan datang, jaitu Al-Masih, maka tidak sedikitlah mazmur² keradjaan itu mempunjai tjorak Masehi jang chas (2.45.72.89.110.132).

Para guru kebidjaksanaan di Israil, jangberusaha mengadjar rakjat dalam kebidjaksanaan benar dari hukum Allah dan dalam seni hidup jang sedjati, lebih² menggunakan amsal jang pendek atau pandjang. Tetapi mereka tidak segan² pula menggunakan njanjian keigamaan jang mengadung peladjaran susila untuk mengadjarkan kebidjaksanaan. Demikian njanjian² pengadjar mereka merupakan unsur jang penting pula akan keseluruhan Kitab Mazmur (1.9.10.12.14.15.36.37.49.52.53.73.91.94.112.119.128.139).

Ada djuga sedjumlah mazmur jangnjata berbeda dari djenis² tsb. dan sukar dichasiatkan (mis. 121.123.126.133.134), meskipun kadang² mungkin memasukkannja dalam salah satu kelompok, dan perbedaannja itu bolehlah dipertalikan dengan kebebasan penjair.

Njanjian² jang bermatjam-matjam dengan dalil² serta susunannja tersendiri itu djika dipandang sepintas lalu, memperlihatkan Kitab Mamzur itu se-akan² suatu himpunan jang agak tjampur-aduk. Tetapi dipandang dari sudut lain, keseluruhannja toh disemangati oleh djiwa keigamaan jang sama, sehingga, djika ditelaah lebih dalam, tampaklah kesamaan jang lebih besar daripada jang dapat dikirakan semula. Sungguhpun mazmur² itu adalah puisi, bahkan kadang² puisi jang bermutu tinggi, namun lebih chususnja adalah njanjian² keigamaan jangberusaha melahirkan perasaan² keigamaan jang sangat dalam didalam bentuk insani jang indah. Kalau kitab² Perdjandjian Lama lainnja, dalam bentuk prosa atau puisi, mengisahkan tjampurtangan Tuhan terhadap manusia serta umatNja, dengan djalan penjelenggaraan biasa atau dengan tindakan adjaib, jang menghukum atau menjelamatkan, dalam hidup orang perseorangan dan bangsa, maka Kitab Mazmur memperkenalkan kita dengan anggapan rasa hati keigamaan Israil dalam saat² kebesarannja, dengan kekagumannja, dengan takwa dan tawakalnja, dengan sjukur dan pengharapannja, dengan harapannja akan masa jang akan datang dan dengan tjita² keigamaannja. Kita mendengar keluh-kesah, jang keluar dari djiwa jang sesak dan naik kehadapan hadirat Tuhan, tetapi djuga sesal atas dosanja, jang telah diperbuatnja, dan atas kedurhakaannja. Seluruh rangkaian perasaan² keigamaan terendapkan dan terpantulah dalam kitab "Njanjian² Sion".

Terutama karena isi keigamaan inilah maka mazmur² itumempunjai artinja jang tetap. Lebih karena isinja daripada karena bentuknja, puisi keigamaan Israil itu melebihi segala karya bangsa² dikelilingnja. Perasaan² keigamaan, jang serasi dengan segala keadaan hidup itu, mendjadi harta umum bagi semua orang, jang memandang tuhan sebagai penuntun dan pemimpin hidupnja. Kendati kadang² tjara melahirkan perasaan² itu, misalnja dalam mazmur² pengutuk atau dalam mazmur², jangtjoraknja jang duniawi kentara sekali, tidak begitu selaras dengan keluhuran Perdjandjian Baru, namun kesemuanja itu tidak dapat menghapus kenjataan, bahwasanja keinsafan keigamaan jang terdjalin didalamnja itu mempunjai tjorak umum dna tetap ada nilainja dalam Perdjandjian Baru. Dan lagi tidak perlu orang mengambil djalan penafsiran mazmur² itu setjara kiasan atau rohani. Teks mazmur² itu sendiri masih selalu dapat digunakan untuk melahirkan perasaan keigamaan jang murni.

Mazmur² itu kentara pula tjorak liturgisnja. Kenjataan ini sangat penting guna memahami dengan tepat dan menilaikan dengan saksama teks² kuno itu. Mazmur² itu liturgis, bukan hanja dan bukan pula per-tama² karena sangat banjak dipakai dalam liturgi Geredja. Tetapi pemakaian ini adalah sesuai dengan kechasan isinja. Sangatlah di-lebih²kan. mengatakan bahwa semua mazmur mendapat asal dan keterangannja dalam ibadah umum. Betul ada jang ditjiptakan chusus untuk ibadat umum Israil (15.24.84.135), tetapi ada banjak lainnja, jang asal-usulnja bersifat perseorangan dan pribadi dan timbul dari keadaan hidup perseorangan. Tetapi njanjian² inipun kemudian dipakai, bahkan sangat dipakai dalam ibadat umum Bait-Allah maupun Synagoge, sebagaimana ternjata dari djudul² kuno mazmur² itu.

Disamping faktor² lainnja, adalah terutama pemakaian peribadatan ialah jang besar pengaruhnja atas bentuk terachir mazmur² itu. Tiada ada keberatan, berpendapat, bahwa didalam djalan sedjarah Israil njanjian² tsb. mengalami perubahan², untuk disesuaikan dengan keadaan² jang berlainan dan teristimewa dengan ibadat umum. Teks² itu mula² se-kali² tidak diterima dengan tjatatan "Ne varietur". Sebaliknja, Israil memandang pusaka sutji itu sebagai miliknja dan mendapat kebebasan jang agak besar, untuk mengubahnja menurut kebutuhan. Baru kemudian mazmur² itu tak boleh di-usik² lagi sama sekali.

Dengan latar-belakang peribadatan ini mazmur² dalam wudjudnja jang sekarang dapat dipahami sepenuhnja. Apabila orang tidak mengindahkan suasana peribadatan ini, maka pelbagai mazmur menjerupai kumpulan bagian² jang tjampur baur dan tidak ada atau hanja sedikitlah gandingannja satu sama lain. Tetapi djika dilakukan oleh beberapa kelompok penjanji atau oleh beberapa oang, maka tjampuran sedemikian itu malahan mendjadi terang dan penuh arti dan lagi bertambahlah gaja puisinja dan kedalaman keigamaannja. djika diartikan dengan tepat dan diukur menurut kedalaman keigamaannja dengan latar-belakang ini, maka dapatlah dipahami sepenuhnja dan dihargai se-tinggi²nja, bahwasanja njanjian² umat Allah dahulu itu masih selalu didjundjung tinggi oleh umat Allah didjaman baru jakni Geredja Kristus, lebih² dalam ibadat umumnja.

KETERANGAN-KETERANGAN Kependekan Kitab² Sutji

Kependekan Nama lengkap Nama Latin Kedj. Kedjadian Genesis Peng. Pengungsian Exodus Lv Levitika Leviticus Tj.Dj. Tjatjahdjiwa Numeri Ul. Ulangtutur Deuteronomium Jos. Josua Josue Rt. Rut Rut Hakim² Hakim² Judicum Sjem. (I.II) Sjemuel (I.II) Samuel (I.II Regum) Rdj. (I.II) Radja² (I.II) Regum (III.IV) Twr. (I.II) Tawarich (I.II) Paralipomenon (I.II) Esr. Esra Esdras Neh. Nehemia Nehemias Tb. Tobia Tobias Jdt. Judit Judith Est. Ester Esther Mak. (I.II) Makabe2(I.II) Machabaeorum (I.II) Ijob Ijob Job Mzm. Mazmur Psalmorum Ams. Amsal Proverbiorum Pengch. Pengchotbah Ecclesiastes Md.Ag. Madah Agung Cantica canticorum Kebidj. Kebidjaksanaan Sapientia Sir. Sirah Ecclesiasticus Js. Jesaja Isaias Jr. Jeremia Jeremias Bar. Baruch Baruch Jehesk. Jeheskiel Ezechiel Dn. Daniel Damiel Lg. Rt. Lagu Ratap Lamentationes Hos. Hosea Oseas Joel Joel Joel Amos Amos Amos Ob. Obadja Abdias Jon. Jona Jonas Mich. Micha Micheas Nah. Nahum Nahum Hab. Habakuk Habacuc Sef. Sefanja Sofanias Hag. Hagai Aggaeus Zak. Maleachi Malachias Mt. Mateus Matthaeus Mk. Markus Marcus Lk. Lukas Lucas Jh. Jo(h)anes Joannes Ks. Rs. Kisah RAsul² Actus Apostolorum Rm. Romawi Romanos Kr. (I.II) Korintus (I.II) Corinthios(I.II) Gl. Galasia Galatos Ef. Efese Ephesios Filip. Filipi Philippenses Kol. Kolose Colossenses Tes. (I.II) Tesalonika (I.II) Thessaloniceses (I.II) Tm.(I.II) Timoteus (I.II) Timotheus (I.II) Tt. Titus Titum Fil. Filemon Philemonem Hbr. Hibrani Hebraeos Ptr. (I.II) Petrus (I.II) Petri (I.II) Jk. Jakobus Jacobi Jh. (I.II.III) Jo(h)anes (I.II.III) Joannis (I.II.III). Jud. Judas Judae Whj. Wahju Apocalypsis

Tanda² lainnja

*pada achir baris (ajat menundjukkan akan tjatatan jang bersangkutan dihalaman- bawah.

Kata² jang ditjetak miring adalah pembetulan ralat² dalam naskah Hibrani, jang pertanggungdjawabannja terdapat pada lampiran kitab ini. Kata² jang ditjetak miring dengan tanda-kurung adalah tambahan² jang mendjelaskan.

(') berarti: suatu kata (atau sesuatu lainnja) dalam naskah Hibrani dihapuskan atau dipindahkan.

Penundjuk-penudjuk

Penundjuk² dipinggir halaman menundjukkan ajat², jang sama isinja ataupun pendjelasan lebih landjut sesatu ajat atau kata ataupun keterangan sedjarah, jang bersangkutan dengannja. Penundjukan² itu sering besar gunanja sebagai tafsiran singkatan dan lebih² memperlihatkan, bagaimana seluruh Kitab Sutji, betapapun djua perbedaannja diantara para pengarang insani, disemangati dengan djiwa jang sama. Dalam mentjari ajat² tsb. dapatlah orang biasanja memakai terdjemahan manapun djua.

Nama-nama diri

Mengenai nama orang tokoh² jang besar dan dikenal umum, kami pakai nama dalam bentuk jang lazim. Mengenai tokoh² jang kurang dikenal dan nama² lainja, kami berikan salinan, jang se-dapat²nja mendekati edjaan Hibrani.

BIS: Mazmur (Pendahuluan Kitab)

MAZMUR

PENGANTAR

Buku Mazmur adalah bagian dari Alkitab yang merupakan buku nyanyian dan buku doa. Buku ini dikarang oleh berbagai pujangga dalam waktu yang lama sekali. Nyanyian-nyanyian dan doa-doa ini dikumpulkan oleh orang Israel dan dipakai dalam ibadat mereka, lalu akhirnya dimasukkan ke dalam Alkitab.

Sanjak-sanjak keagamaan ini bermacam ragam: ada nyanyian pujian dan ada nyanyian untuk menyembah Allah; ada doa mohon pertolongan, perlindungan dan penyelamatan; doa mohon ampun; nyanyian syukur atas berkat Allah, permohonan supaya musuh dihukum. Doa-doa ini ada yang bersifat pribadi, ada pula yang bersifat nasional. Beberapa di antaranya menggambarkan perasaan seseorang yang paling dalam, sedangkan lainnya menyatakan kebutuhan dan perasaan seluruh umat Allah.

Mazmur-mazmur dipakai oleh Yesus, dikutip oleh penulis-penulis Perjanjian Baru, dan menjadi buku ibadat yang sangat dihargai oleh Gereja Kristen sejak semula.

Isi

Ke-150 Mazmur dibagi dalam lima kelompok atau buku, sebagai berikut:

1.  Buku Pertama:
   Mazmur 1:1-41:13
   
2.  Buku Kedua !!:
   Mazmur 42:1-72:19
   
3.  Buku Ketiga :
   Mazmur 73:1-89:52
   
4.  Buku Keempat:
   Mazmur 90:1-106:48
   
5.  Buku Kelima :
   Mazmur 107:1-150:6
   

Ajaran: Mazmur (Pendahuluan Kitab)

Tujuan

Supaya dengan mengetahui isi Kitab Mazmur, anggota jemaat mengerti bagaimana hidup dengan penuh pengucapan syukur menghadapi pencobaan/penderitaan dan pentingnya mengakui dosa.

Pendahuluan

Penulis : Kitab Mazmur ditulis oleh banyak orang, di antaranya adalah Raja Daud, Musa, Asaf, Anak-anak Korah, Heman, dan lain-lain. Tetapi Raja Daud merupakan penulis terbanyak.

Isi Kitab: Kitab Mazmur terdiri dari 150 pasal. Isi kitab Mazmur mengungkapkan tanggapan orang-orang beriman kepada Tuhannya, baik dalam bentuk doa atau nyanyian.

I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Mazmur

Pembagian isi Kitab Mazmur

1. Mazmur pujian terhadap Allah. Contoh: Mazm 8:1-9; 29:1-11; 33:1-22; 68:1-35\ /TB Mazm 100:1-5; 103:1-105:45; 117:1-2\ Mazm 145:1-150:6.
2. Mazmur pengucapan terimakasih kepada Alla Contoh: Mazm 9:1-20; 18:1-50; 32:1-11; 66:1-20\ /TB Mazm 76:1-12; 116:1-19\\.
3. Mazmur Pemujaan atas keagungan Allah sebagai raja. Contoh: Mazm 2:1-12; 20:1-9; 21:1-13; 45:1-17; 47:1-9\ /TB Mazm 72:1-20; 93:1-5; 96:1-13; 97:1-12; 98:1-9\ Mazm 99:1-9; 110:1-7; 132:1-18.
4. Mazmur Permohonan, Ratapan, dan Keluhan. Contoh: Mazm 3:1-8; 6:1-10; 13:1-6; 22:1-31; 25:1-22\ /TB Mazm 31:1-24; 35:1-28; 38:1-22; 39:1-13; 42:1-11\ Mazm 43:1-5; 44:1-26; 51:1-19; 63:1-11; 74:1-23\ /TB Mazm 79:1-13; 80:1-19; 83:1-18; 85:1-13; 86:1-17\ Mazm 102:1-28; 130:1-8; 140:1-143:12.
5. Mazmur tentang Ziarah. Contoh: Mazm 84:1-12; 120:1-134:3.
6. Mazmur tentang Sejarah Bangsa Israel. Contoh: Mazm 78:1-72; 95:1-11; 105:1-45; 106:1-48; 114:1-8.
7. Mazmur tentang keagungan Firman Allah. Contoh: Mazm 119:1-176.

II. Kesimpulan/penerapan

1. Kitab Mazmur mengajarkan bagaimana anak-anak Allah hidup dan berjalan mengikuti Allah.

2. Kitab Mazmur mengajarkan bagaimana Allah memberkati setiap orang yang mau berpegang/hidup sesuai dengan Firman Allah.

3. Kitab Mazmur mengungkapkan keagungan Allah sebagai pencipta alam semesta dan sekaligus sebagai pemeliharaannya.

4. Kitab Mazmur mengajarkan kebesaran dan kemuliaan sifat-sifat Allah.

5. Kitab Mazmur mengajarkan tentang Allah yang tidak mau bergaul dengan orang-orang yang hidup di dalam perbuatan dosa.

Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab

1. Siapakah penulis Kitab Mazmur yang terbanyak?
2. Apakah isi Kitab Mazmur di dalam pembagiannya?
3. Pelajaran rohani apakah yang saudara dapatkan dalam mempelajari Kita Mazmur?

Intisari: Mazmur (Pendahuluan Kitab)

Pujian dan ucapan syukur

BAGAIMANA MAZMUR DIKUMPULKAN
Mazmur merupakan kumpulan puji-pujian dan doa yang dikumpulkan selama kurun waktu yang panjang dalam sejarah umat Israel, paling tidak sejak zaman Daud sampai sesudah pembuangan ke Babel. Kita boleh juga menamakannya sebagai 'kumpulan dari kumpulan-kumpulan', sebab seratus lima puluh mazmur itu dibagi dalam lima buku: Maz 1:1-41:13; Maz 42:1-72:20; Maz 73:1-89:52; Maz 90:1-106:48; Maz 107:1-150:6. Walaupun para ahli Alkitab melihat adanya beberapa perbedaan dalam kelompok-kelompok Mazmur ini, tetapi itu jelas bukan mengenai isi pokoknya. Lain dengan buku nyanyian kita, Mazmur berisi doa dan ucapan syukur, permohonan dan puji-pujian yang tidak beraturan urutannya. Beberapa Mazmur ditulis lebih dari satu kali, Sebagai contoh, Mazmur 14 = Mazmur 53; Mazmur 60:5-12 = Mazmur 108:6-13; Mazmur 14 = Mazmur 40:13-17. Kita menemukan beberapa Mazmur yang diulang dalam kitab- kitab lain dalam Perjanjian Lama, dan kita juga menemukan Mazmur yang tidak berada dalam kumpulan utama. Dalam penelitian ini kita akan mengelompokkan mazmur-mazmur berdasarkan pokok yang berbeda, dan melihat apa saja yang dapat kita pelajari darinya dewasa ini.

PUISI IBRANI
Sebagian besar puisi masa kini bersanjak, tetapi tidak demikian halnya dengan puisi Israel kuno. Para penyair cenderung untuk membandingkan suatu ungkapan dengan ungkapan yang lain, kadang-kadang hal yang sama diulang dengan cara yang berbeda, kadangkala dengan kebalikannya. Sebagai contoh, lihatlah Mazmur 146:3: "Janganlah percaya kepada para bangsawan,
kepada anak manusia yang tidak dapat memberikan keselamatan."
Atau Mazmur 11:5:
"Tuhan menguji orang benar dan orang fasik,
dan Ia membenci orang yang mencintai kekerasan."
Kadang pemikiran itu dilanjutkan dalam ayat berikutnya.
Puisi semacam ini tidak terlalu banyak kehilangan arti pada waktu diterjemahkan ke dalam bahasa lain dan ini berarti bahwa kita tetap dapat menikmatinya pada masa kini. Beberapa pemazmur mulai menulis setiap baris atau sejumlah baris dengan huruf yang sama. Mazmur 119 memakai hampir seluruh alfabet Ibrani dengan cara ini.

MAZMUR DAN PENYEMBAHAN
Sejumlah besar mazmur pada mulanya merupakan doa-doa atau puji-pujian pribadi, tetapi banyak yang kemudian ditulis untuk penyembahan umum. Ada yang ditujukan untuk pemimpin biduan atau untuk para penyanyi Rumah Tuhan seperti 'bani korah'. Mazmur-mazmur itu dipakai untuk upacara penyembahan di Rumah Tuhan, terutama pada waktu diadakan upacara-upacara besar. Seperti halnya buku nyanyian kita yang berisi beraneka macam pujian yang ditulis oleh penggubah yang berbeda-beda, pada tempat dan situasi yang berbeda pula, Mazmur berisi penyembahan bangsa Israel sepanjang zaman.

Pesan

1. Allah harus disembah
o Oleh karena siapa Dia: Allah adalah Raja yang besar dan berkuasa, yang wilayah kekuasaan-Nya menjangkau seluruh dunia. Ia dapat bertindak menurut kehendak-Nya dan apapun tidak dapat menghalang-halangi rencana-Nya. Dibandingkan dengan Dia, ilah-ilah lain bukan apa-apa. Maz 24:7-10; 29:1-11; 47:8,9; 93:1-4; 99:1,2; 113:1-6; 135:5,6; 145:10-13.
Dia kudus dan benar dalam menangani umat-Nya, laki-laki dan perempuan. Oleh karenanya, Dia menghakimi semua orang dan tidak seorang pun terluput dari penghakiman-Nya.Maz 33:4,5; 75:7; 76:7-9; 96:10-13; 97:6; 99:3-5; 105:7
Dia penuh kasih dan memperhatikan semua orang. Dia terutama membela yang lemah dan tak berdaya, dan sudah tentu, umat kepunyaan-Nya, Israel. Sementara itu, Dia baik kepada semua orang, dan umat-Nya laki-laki dan perempuan dapat selalu bergantung pada kasih-Nya. Maz 33:18, 19,22; 68:5,6; 100:5; 108:4; 113:7-9; 117:1,2; 136:1-26; 145:8,9; 146:5-9
o Oleh karena apa yang telah dijadikan-Nya: Allah telah menciptakan dunia dengan segala isinya. Dia melakukan dengan penuh kuasa, tetapi dengan santai. Keberadaan segala sesuatu adalah karena Dia. Maz 24:1,2;33:6-9; 65:5-8; 95:1-5; 135:5-7; 136:4-9; 147:4,5
Dia tidak hanya menciptakan segala sesuatu, tetapi Dia juga memenuhi segala kebutuhan mereka. Dia menjaga kelangsungan dunia dengan kuasa-Nya. Maz 65:9-13; 67:6,7; 104:1-35; 111:5; 146:5-7; 147:8,9
Sudah tentu termasuk di sini, manusia sendiri, kecil tak berdaya, namun menjadi mahkota dari segala ciptaan Allah. Maz 8:3-9; 95:6,7; 100:3
o Oleh karena apa yang telah dilakukan-Nya: Dia membuat Israel menjadi bangsa kepunyaan-Nya dengan membebaskan mereka dari Mesir dan memimpin mereka melalui padang belantara menuju tanah Perjanjian Kanaan. Dia mengusir musuh-musih yang mengejar mereka. Maz 68:7-18; 81:1-10; 99:6-8; 105:1-45; 114:1-8; 135:8-12; 136:10-25
Dia terus memberikan kepada umat-Nya kemenangan melawan musuh yang mengancam mereka. Maz 33:10-19; 46:6-11; 76:1-12

2. Puji-pujian membawa kita:
o Untuk percaya: Jika Allah sungguh besar dan penuh kasih, dan jika dia telah menolong umat-Nya di masa lampau, maka Dia dapat dan mau menyelamatkan mereka dari kesesakan pada saat ini; apapun bentuknya. Maz 24:3-5; 29:11; 33:18-22; 46:1-11; 97:10-12; 108:7-13; 115:9-15
o Untuk berdoa: Inilah cara umat Allah untuk secara alamiah menyatakan kepercayaan mereka kepada-Nya. Mereka membawa segala kebutuhan mereka ke dalam doa. Maz 67:1,2; 68:28; 106:4,5; 108:6,12,13; 122:6-9
o Untuk bertanggung jawab: Memuji Allah dengan kata-kata saja tidaklah cukup; kita harus memuji Dia dengan kehidupan yang dipakai untuk pelayanan-Nya. Kita harus memenuhi janji-janji yang kita buat terhadap-Nya. Maz 65:1,2; 76:11; 81:8-10; 95:7-11

Penerapan

1. Allah sungguh luar biasa
Kita tidak dapat mengukur kekuasaan dan kekuatan-Nya. Dunia dengan segala seluk-beluknya, termasuk segala masalah yang dihadapi umat manusia dan bangsa-bangsa, semuanya berada di bawah kekuasaan-Nya. Segala sesuatu yang kita miliki dan apapun kedudukan kita, semua itu datang dari-Nya. Oleh karena itu:
o Kita merasa betapa kecil dan tidak berarti kita bila memikirkan siapa Dia.
o Kita patut memuji, menyembah dan bersyukur kepada-Nya baik dengan bibir maupun dengan kehidupan kita.

2. Allah penuh perhatian
Dia mengasihi ciptaan-Nya dan memenuhi segala kebutuhan mereka. Dengan kuasa-Nya yang besar Dia memilih suatu bangsa bagi diri-Nya, membebaskan mereka dan memberi mereka warisan. Oleh karena itu:
o Kita tahu bahwa kita dapat mengandalkan Dia untuk memenuhi segala kebutuhan kita.
o Kita dapat berharap pada-Nya untuk bertindak atas nama umat kepunyaan-Nya.

3. Allah itu baik
Kendati kebesaran-Nya luar biasa, Dia secara sukarela memberi dengan berlimpah. Dia ingin supaya kita mendapat yang terbaik dan Dia bertanggung jawab atas kesejahteraan kita. Oleh karena itu:
o Kita menyembah Dia dengan penuh sukacita dan kegembiraan dan tidak semata-mata sebagai suatu kewajiban.
o Kita mendapatkan kepuasan yang mendalam pada saat kita menaikkan pujian dan kemulian yang patut diterima-Nya.

Tema-tema Kunci

1. Penyembahan
Berulangkali kita diundang untuk ikut ambil bagian dalam menyembah Dia, yaitu dengan menaikkan pujian dan pujaan yang layak diterima-Nya. Apa yang dapat kita simak dari contoh-contoh ayat berikut mengenai penyembahan yang benar? Maz 24:3,4; 29:1,2; 33:1-3; 47:1,6,7; 75:1,9; 95:1,2,6; 96:1-3; 98:1,4-6; 99:5,9; 100:4; 105:4; 147:1; 150:1-6.

2. Umat Allah
Merekalah yang melakukan penyembahan. Allah memilih mereka untuk menjadi umat kepunyaan-Nya, dan berjanji untuk melindungi mereka. Oleh karena salib, setiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus sekarang dapat menikmati anugerah ini. Lihat Maz 33:12; 47:4; 48:14; 105:7-15; 135:4. Di sana-sini kita dapat secara sekilas melihat bangsa-bangsa yang menyembah Allah. Maz 68:29,31-33; 113:1-4; 117:1; 148:7-12.

3. Sion dan Rumah Tuhan
Yerusalem dan Rumah Allah merupakan pusat penyembahan orang Israel, dan umat Allah akan berziarah ke sana untuk memuliakan-Nya. Maz 24:3; 46:4,5; 46:4,5; 48:1-3,8,9,11-14; 87:1-7; 122:1-9;147:12-14. Oleh karena Roh Kristus ada di mana-mana, penyembahan kita tidak terikat pada suatu tempat atau bangunan tertentu, tetapi kita dapat merasakan sukacita pada saat kita bersekutu untuk menyembah Allah. Tidaklah mengherankan bahwa dalam Perjanjian Baru, Sion, kota Suci, menjadi gambaran tentang surga. Lihat Ibrani 12:22-24; Wahyu 21:1-22:5

MAZMUR (2)

Pada saat mengalami kesusahan

TAKDIR KITA SEBAGAI MANUSIA
Para pemazmur tidak terluput dari penderitaan manusiawi dalam segala bentuknya. Baik itu mengenai raja yang mencoba untuk memerintah negerinya, menghadapi musuh-musuh atau persekongkolan, ataupun yang dialami oleh masing-masing pemazmur, segala kesusahan dan doa-doa mereka dicatat untuk kita. Ada kalanya mereka berbicara atas nama seluruh bangsa; pada kesempatan lain mereka menumpahkan segala keluh-kesah mereka kepada Dia, satu-satunya yang tampak mau mendengarkan. Walaupun kadang penderitaan mereka itu semata-mata disebabkan oleh dosa-dosa mereka sendiri, tetapi pada saat-saat lain penderitaan itu tampaknya tidak adil. Allah telah berjanji untuk meberkati dan memberi kemakmuran kepada mereka yang mengasihi dan menaati-Nya. Lalu, mengapa justru sebaliknya yang terjadi, yaitu mereka harus menderita sedangkan yang jahat hidup dalam kemakmuran? Masalah lain timbul pada saat mereka jatuh sakit atau pada waktu hidup mereka dalam keadaan bahaya. Perjanjian Lama jarang sekali berbicara mengenai kehidupan sesudah mati, saat Allah meluruskan hal-hal yang tidak sesuai dengan kebenaran di dunia ini. Kehidupan di alam baka-tempat orang mati-jauh dari kehidupan nyata dan tidak menarik. Oleh karena itu, anugerah dan hukuman harus berlaku di dunia ini dan saat ini juga. Dapat Anda bayangkan bagaimana perasaan mereka ketika hal itu tidak terjadi demikian.

JERITAN PEMBALASAN?
Walaupun demikian, para pemazmur yakin bahwa karena Allah itu adil, Dia akan menghukum orang yang berdosa dan membenarkan umat-Nya. Di sinilah kita menghadapi masalah tentang apa yang sering mereka doakan bagi musuh-musuh mereka. Tidak ada kasih dan pengampunan. Ada yang begitu buruk bagi mereka yang menentang orang yang benar; yang hampir tidak mencerminkan kekristenan. Kita juga sukar untuk menerima apa yang kelihatannya sebagai pembenaran diri pada waktu mereka menyampaikan permohonan mereka kepada Allah. Bagaimana kita mengerti hal ini dilihat dari sudut pandang Kristen? Pertama-tama, kita perlu mencatat bahwa mereka tidak membual mengenai kebenaran mereka seperti orang-orang Farisi dalam kitab injil. Sepanjang yang mereka ketahui, mereka selalu setia kepada Allah, dan mereka tidak mengerti mengapa mereka harus menderita. Perlu diingat bahwa para pemazmur tidak mempunyai gambaran mengenai penghakiman Allah yang akan datang. Pembalasan Allah yang mereka ketahui adalah pada waktu mereka masih hidup, ketika terjadi kekejaman dan kehausan darah. Yang kedua, kita harus ingat bahwa dengan melawan umat Allah, berarti musuh-musuh itu menentang Allah. Dalam perjanjian Baru kita diajar untuk mengasihi musuh-musuh kita, tetapi kita juga diyakinkan bahwa Allah akan menghakimi orang-orang berdosa. Fakta bahwa dosa patut mendapat hukuman tidak pernah diabaikan.

ORANG TIDAK BERDOSA MENDERITA
Masalah mengenai penderitaan yang tidak seharusnya diterima, dan memohon pembenaran dari Allah, membawa kita kepada kasus Yesus Kristus yang luar biasa. Tidak salah lagi bahwa banyak dari mazmur ini, yang ditulis pada saat-saat kesusahan, selalu diingat pada waktu kisah-Nya diceritakan.

Pesan

1. Segala macam kesusahan Sedemikian jauh masalah yang sering dibawa oleh pemazmur kepada Allah ialah tantangan dari musuh-musuh mereka. Ini kadang-kadang berarti musuh bangsa Israel; raja-raja dan bangsa-bangsa lain yang mengancam umat Allah. Seringkali mereka adalah musuh pribadi, yang karena ambisi, iri hati dan kebencian, ingin membinasakan pemazmur. Maz 12:1-4; 14:1-4; 17:10-12; 22:12-16; 55:9-14; 64:1-6; 74:3-8; 79:1-4; 83:1-8; 94:4-7; 109:1-5; 137:7; 140:1-5. Pada beberapa peristiwa para penulis Mazmur tahu bahwa penderitaan mereka disebabkan oleh dosa yang harus mereka akui terlebih dahulu jika mereka berharap untuk mendapat berkat Allah. Maz 25:6,7,11; 38:4,18; 51:1- 19; 69:5; 130:3,4. Salah satu alasan mengapa mazmur-mazmur khusus ini telah menjadi semacam pertolongan bagi banyak hal adalah karena mereka tidak sembunyi-sembunyi dalam memaparkan kesedihan, kesakitan dan kesengsaraan pribadi. Maz 25:16-18; 38:1-22; 42:1-11; 69:1-3; 109:22-25.

2. Kesusahan menjadi doa
o Untuk keadilan, terutama supaya Allah terlihat berada di pihak orang baik, dan bahwa Dia akan membenarkan umat kepunyaan-Nya. Maz 7:3-9; 17:1-5; 35:11-17, 22-26; 94:1-3; 140:12,13
o Untuk kemenangan, supaya musuh tahu bahwa Allah membela umat-Nya. Maz 3:7,8; 35:1-3; 60:1-5.
o Untuk pimpinan, sehingga pemazmur dapat mengetahui kehendak Allah dalam saat-saat yang sulit. Maz 5:8; 25:4,5; 86:11; 143:8,10.
o Untuk kesembuhan, terutama sehubungan dengan pendeknya hidup kita di dunia ini. Maz 6:1-7; 31:9-13.
o Untuk perlindungan, supaya Allah dapat membuktikan bahwa Dia adalah pelindung pemazmur. Maz 11:1; 31:1-5; 61:1-4; 142:5.
o Untuk pengampunan, sehingga tidak ada yang menghalangi hubungan antara Allah dan hamba-Nya. Maz 25:11,18; 51:1,2,7,9,10; 79:8,9.
o Untuk pemulihan bangsa, supaya orang melihat dan tahu bahwa Tuhan mempunyai suatu perjanjian istimewa dengan umat-Nya, Israel. Maz 14:7; 25:22; 51:18,19; 79:1-13; 80:1-19; 85:1-13

3. Allah akan menjawab
o Dia adalah Allah yang mengasihi dan membela umat kepunyaan-Nya; yang meberi kekuatan kepada yang lemah dan yang menolong orang yang tak berdaya. Maz 17:7-9; 51:1; 62:5-8; 85:7-13; 109:21,26; 143:1.
o Dia telah melakukannya di masa lampau; kita boleh yakin bahwa Dia akan melakukan lagi. Maz 22:3-5; 77:13-20.
o Karena mereka sungguh percaya, doa-doa yang dimulai dengan cerita sedih seringkali berakhir dengan pujian kepada dia yang mereka ketahui akan bertindak untuk dan menyelamatkan mereka. Maz 7:17; 13:5,6; 28:6,7; 56:10-13; 69:30-36;109:30,31.

Penerapan

1. Kesusahan dialami oleh semua orang Umat Allah tidak terluput dari berbagai macam kesusahan. Bergantung kepada Allah bukan suatu jaminan untuk kehidupan yang mudah. Kenyataannya, dalam dunia yang sudah jatuh ke dalam dosa ini, orang yang tidak berdosa sering menderita dan orang yang tidak bertuhan berada di puncak.

2. Ceritakanlah semuanya kepada Allah Kita dapat bersikap jujur dan terbuka terhadap Allah apabila kita membagi kesakitan, kekecewaan dan kesedihan kita dengan Dia. Dia mendengar dan mengerti, bahkan pada waktu orang lain tidak.

3. Allah telah berjanji Allah telah berjanji untuk menolong umat kepunyaan-Nya. Dia mengasihi dan setia kepada perjanjian-Nya yang istimewa dengan umat-Nya.

4. Doa akan dijawab Walaupun kelihatannya Allah tidak menjawab doa-doa kita, Dia adil dan pada suatu ketika Dia akan menghakimi orang yang jahat dan menunjukkan bahwa mereka yang percaya kepada-Nya akan dibenarkan.

5. Kesempatan yang Allah berikan Saat-saat sukar menjadi saat-saat untuk bergantung dan membuktikan kasih Allah secara baru dan lebih mendalam. Apabila segalanya berjalan lancar, kita cenderung untuk bergantung kepada kemampuan kita sendiri.

6. Memuji Allah pada waktu berada dalam kesusahan Dengan mengetahui siapa Allah, mereka yang percaya kepada-Nya dapat memuji Dia bahkan pada saat segala sesuatu tidak berjalan sesuai dengan rencana. Walaupun kita dapat berubah, tetapi Dia tak pernah berubah.

Tema-tema Kunci

1. Doa yang tidak dijawab Satu masalah yang sering timbul dalam mazmur-mazmur ini ialah kenyataannya bahwa Allah tampaknya tidak selalu mendengar atau menjawab doa-doa kita. Pada saat-saat seperti ini mungkin kita tergoda untuk meragukan kuasa atau kasih-Nya. Carilah ayat-ayat berikut dan lihatlah apa yang dilakukan oleh para pemazmur: Maz 10:1-18; 13:1-6; 22:1-5; 42:1-11; 73:1-20; 77:1-20.

2. Hidup ini singkat Pada waktu mengalami kesusahan, terutama pada waktu kehidupan mereka terancam, para pemazmur mengingatkan kita bahwa hidup di dunia ini tidaklah lama. walaupun kita sudah diberi petunjuk lebih jelas daripada mereka bahwa hidup kita di dunia ini bukanlah segalanya, kita diingatkan untuk mempergunakan kesempatan yang ada selagi kita masih bisa. Lihat Maz 39:4-6,12,13; 88:3-12; 90:3-12; 102:3-11, 23-28.

3. Penghiburan di dalam Allah Dalam dunia yang selalu berubah ini, dengan teman-teman yang selalu berganti dan keadaan yang menakutkan, mazmur-mazmur ini berulangkali mengingatkan kita bahwa Allah selalu sama. Kita dapat berlari dan berlindung pada-Nya pada waktu kita merasa terancam atau kesepian atau putus asa. Lihat Maz 17:15; 38:9; 39:7; 73:21-28; 94:18,19.

MAZMUR (3)

Tentang kesaksian, hidup tak bercela dan raja

KEHIDUPAN YANG BAIK
Dalam mazmur kita berulang kali diingatkan tentang hak istimewa menjadi milik Allah dan hidup untuk Dia. Kadangkala peringatan itu dalam bentuk kesaksian, yaitu ketika pemazmur menyaksikan kebaikan Allah dan ingin membagikannya kepada orang lain. Dalam mazmur lain kita diajar tentang bagaimana menjalani kehidupan yang menyenangkan dan memuliakan Allah. Di sini pemazmur memakai kebijaksanaan praktis yang telah dihimpunnya untuk mengajar orang lain tentang jalan-jalan Allah.

JUDUL MAZMUR
Banyak mazmur berjudul seperti "Mazmur Daud", atau "untuk pemimpin biduan". Hal ini dapat memberikan kepada kita petunjuk tentang kapan dan mengapa mazmur-mazmur itu ditulis. Lebih dari tujuh puluh mazmur dianggap berasal dari Daud; beberapa di antaranya berhubungan dengan kejadian yang dialaminya. Ini mungkin berarti bahwa Daud menulis semua itu, walaupun kata-kata itu mungkin berarti "untuk Daud" atau bahkan "untuk raja"; karena raja berasal dari keluarga Daud. Selebihnya mungkin merupakan bagian dari berbagai kumpulan mazmur yang dinyanyikan oleh paduan suara Bait Allah.

RAJA DAN BANGSA
Pembagian kita tentang mazmur mengenai raja agak kurang tepat, karena sebagian besar mazmur lainnya juga berasal dari raja. Sebenarnya, karena raja mewakili bangsanya, ia sering berbicara untuk seluruh rakyatnya dan bukan hanya untuk dirinya sendiri. Allah membuat suatu perjanjian istimewa dengan Daud dan keturunannya (lihat 2Sa 7:1-29). Mereka memerintah rakyat atas nama-Nya. Mereka diperintahkan untuk mengasihi dan berlaku adil, sementara itu Allah sendiri berjanji akan mendampingi mereka dalam pergumulan mereka dan memberkati pemerintahan mereka.

RAJA YANG AKAN DATANG
Seluruh raja Israel, termasuk Daud, gagal untuk hidup sesuai dengan standar yang diminta. Beberapa raja lebih baik daripada yang lain; beberapa dengan terang-terangan meninggalkan Allah dan menyembah ilah-ilah lain. Ini merupakan salah satu sebab mengapa Allah pada akhirnya menghukum seluruh bangsa dengan mengusir mereka dari negeri mereka sendiri. Walau demikian, melalui hal itu pengharapan mulai timbul; bahwa pada suatu hari seorang Raja yang dicita-citakan akan datang. Oleh karena raja-raja diurapi dengan "minyak", Raja yang akan datang ini dikenal sebagai "yang diurapi" (dalam bahasa Ibrani, "Mesias"; dan dalam bahasa Yunani, "Kristus"). Pada masa Perjanjian Baru, ketika negeri Israel diduduki oleh bangsa Romawi, rakyat sangat merindukan kedatangan-Nya. Oleh karena itulah mereka menyambut Yesus sebagai "Anak Daud" (Mat 21:9). Jelas bahwa Yesus menjadi Raja dengan cara yang berbeda dengan apa yang mereka harapkan. Setelah kebangkitan-Nya, para pengikut Yesus mulai melihat bahwa banyak dari mazmur mengenai raja ditujukan kepada Dia, dan bahwa khususnya pada waktu kedatangan-Nya kembali, Dia akan menggenapi semua gambaran yang ideal sebagai Raja Allah.

Pesan

1. Kehidupan yang baik
Orang benar yang sejati menjalani kehidupan yang baik, sebab ia tahu bahwa Allah baik, dan bahwa Allah menghendaki tingkah laku seperti itu Maz 15:2-5; 19:14; 101:2-6. Ia sungguh-sungguh bertekad untuk patuh pada perintah Allah. Takut kepada Tuhan, perasaan bahwa kehidupannya tidak terlepas dari pandangan Allah mengendalikan segala tindak-tanduknya Maz 1:2; 19:1-11; 37:31; 112:1; 119:1-176; 128:1. Ia juga tahu bahwa Allah akan menghakimi segala tindakan orang, laki-laki maupun perempuan Maz 1:5; 50:6; 82:1,8. Hidup tanpa cela berarti bertekad untuk menghindar dari segala yang jahat. Juga berarti tidak bergaul dengan orang-orang yang tidak taat kepada perintah Allah. Sebaliknya, orang yang saleh mencari sahabat di antara mereka yang menempatkan Allah di atas segalanya Maz 1:1; 26:4,5; 37:8,27; 10:3-8.

2. Kesaksian
Fakta bahwa Allah itu baik dan setia dirasakan sebagai pengalaman pribadi oleh orang yang percaya kepada-Nya. Manakala mereka datang kepada-Nya pada waktu mengalami kesesakan, Dia mendengar dan menjawab doa-doa mereka. Ini membangkitkan pujian dan rasa syukur Maz 30:1,4; 34:1-3; 40:1-2; 103:1-3; 107:1-43; 118:1-4. Ketika Allah menjawab doa seperti ini, hal itu mendorong kita untuk menceritakan kepada orang lain apa yang telah dilakukan-Nya, sehingga mereka juga dapat membuktikan kasih-Nya Maz 9:1,11; 40:9-10; 66:16-19; 107:2-3. Lebih dari itu, hal ini membuat pemazmur memperbarui ketaatannya dan berharap bahwa Allah akan menjawab doa-doa mereka yang lain. Kesaksian menjadi permohonan. Maz 40:6-8; 116:12-19; 27:7-12; 40:11-17; 126:4- 5.

3. Raja
Hal yang istimewa mengenai raja Israel ialah bahwa sebagai keturunan Daud, Allah sendiri yang mengangkatnya untuk memangku jabatan tersebut. Baik rakyat maupun raja percaya kepada janji Allah bahwa keluarga Daud akan memerintah untuk selamanya. Oleh sebab itu, raja dianggap sebagai anak angkat Allah Maz 2:1-11; 18:50; 72:17; 89:1-4,19-37; 132:1-5,10-12,17,18. Penting sekali bahwa raja tidak boleh menyalahgunakan wewenangnya. Tugasnya ialah untuk memerintah umat Allah dengan adil dan bijaksana, di samping memimpin mereka untuk berperang melawan musuh-musuh mereka. Maz 18:20-26; 45:7; 72:1-4,7,12-14; 89:14,30-32. Raja yang harus memenuhi kewajiban-kewajiban ini tidak perlu takut. Allah berjanji untuk berperang atas namanya, memberikan masa pemerintahan yang panjang, dan memberkati segala yang dilakukannya. Allah membuat raja yang setia menjadi besar sebaliknya kebesaran dan kemasyhuran raja membawa kemuliaan bagi Allah. Maz 2:4-9; 18:1-50; 21:1-13; 110:1,2,5-7.

Penerapan

1. Raja pilihan Allah memerintah
Gambaran ideal mengenai seorang raja dalam mazmur-mazmur ini, yang tidak pernah digenapi dalam sejarah umat Israel, mengarahkan kita kepada Yesus Kristus. Oleh karena Dia adalah Putra Allah, yang telah bangkit dari kematian dan duduk di sebelah kanan Allah, Dia memenuhi syarat sebagai Raja yang akan memerintah untuk selamanya dan yang kerajaan-Nya meliputi seluruh dunia. Dia sudah bertakhta di surga, tetapi pada suatu hari Dia akan kembali dengan kemuliaan untuk membangun pemerintahan yang benar di atas bumi ini. Pada hari itu semua gambaran tentang kemuliaan Raja akan menjadi nyata dan benar.

2. Allah menghendaki ketaatan
Jika anak Allah berkuasa, maka kita harus taat kepada pemerintahan-Nya di sini dan sekarang ini. Ini berarti kita harus menanggapi firman Allah dengan sungguh-sungguh dan melakukannya dalam kehidupan kita sehari-hari. Hal ini dapat juga berarti bahwa kita harus mengurangi beberapa kegiatan yang sedang kita lakukan. Jelaslah ini berarti menyelaraskan hidup kita dengan kehendak Allah bagi kita. Namun demikian, oleh karena kita tahu tentang kebaikan Allah kepada mereka yang menghormati Dia, maka ketaatan bukan menjadi kewajiban yang berat tetapi malah merupakan suatu kegembiraan dan sukacita.

3. Allah adalah perlindungan kita Bila kita menaati Allah, kita juga akan mengalami kuasa-Nya di dalam hidup kita. Kita akan belajar untuk berlindung kepada-Nya pada masa-masa sulit dan bahaya. Kita akan mengalami bahwa Dia dapat menjawab doa-doa kita dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan kita. Kebenaran ini patut diceritakan agar orang lain dapat mengenal Allah dalam hal yang sama pula. Usul yang diberikan secara pribadi adalah kesaksian yang paling berpengaruh.

Tema-tema Kunci

1. Berkat Allah
Banyak yang dapat kita baca dalam mazmur mengenai apa yang dapat Allah lakukan bagi orang percaya kepada-Nya. Dia memberikan kepada mereka perlindungan, kemenangan, pembenaran, pimpinan, sukacita, kehidupan, kekuatan, dan pengampunan. Lihatlah bagaimana tema-tema di atas terkandung dalam kumpulan ayat-ayat berikut: Maz 1:3; 9:3,4,9,10; 16:7,8; 18:16-18,29-36,50; 27:11; 32:1-5; 34:4-10,15-22; 37:3-6,23-26; 46:1-11; 52:8,9; 66:5-12; 91:1-16; 103:1-5,8-18; 112:1-10; 118:5-7; 128:1-6; 144:1,2.

2. Pemerintahan raja bersifat universal
Raja pilihan Allah akan memerintah atas seluruh ciptaan-Nya (Maz 2:8-11; 72:8-11,17; 89:27). Hal ini akan menjadi kenyataan pada saat Kristus datang kembali, tetapi apa hubungannya dengan pemberitaan kabar baik ke seluruh dunia sekarang ini?

3. Janji dan penggenapan
Pada waktu para penulis Perjanjian Baru ingin menggambarkan kemuliaan Tuhan kita Yesus Kristus, mereka sering memakai Kitab Mazmur. Hal ini mungkin karena Yesus sendiri sudah mengarahkannya ke situ. Lihat Mazmur 2 dalam Kis 4:25,26; 13:33; Ibr 1:5; 5:5; Wah 2:26,27; 19:15. Maz 18:49 dalam Rom 15:9. Maz 45:6,7 dalam Ibr 1:8,9. Maz 89 dalam Kis 2:30; Wah 1:5. Maz 110 dalam Mar 12:36; 14:62; 16:19; Kis 2:34,35; 1Ko 15:25; Efe 1:20-22; Kol 3:1; Ibr 1:3,13; 5:6; 8:1; 10:12,13; 12:2. Maz 132 dalam Kis 2:30.

Garis Besar Intisari: Mazmur (Pendahuluan Kitab)

[1] MAZMUR PUJI-PUJIAN DAN UPACARA SYUKUR

Maz 8	Apakah manusia itu?
Maz 2	4 Raja kemuliaan
Maz 29	Beri kepada Allah hak-Nya!
Maz 33	Allah di atas segalanya
Maz 46	Tempat perlindungan dan kekuatan kita
Maz 47	Nyanyikanlah pujian bagi Allah kita
Maz 48	Allah dan kota-Nya
Maz 65	Ucapan syukur atas panen
Maz 67	Allah kita telah memberkati kita
Maz 68	Kemurahan dan kemuliaan
Maz 75	Allah berkuasa
Maz 76	Allah yang ditakuti
Maz 81	Belajar dari apa yang telah dilakukan Allah
Maz 87	Sion, kota Allah kita
Maz 93	Tuhan di tempat yang tinggi itu berkuasa
Maz 95	Marilah kita menyembah dan bersujud
Maz 96	Hakim segera datang!
Maz 97	Allah mengasihi milik kepunyaan-Nya
Maz 98	Bersorak-sorailah dengan penuh kegembiraan kepada Tuhan
Maz 99	Tuhan memerintah
Maz 100	Tuhan itu baik
Maz 104	Allah yang menciptakan semua
Maz 105	Allah membebaskan umat-Nya
Maz 108	(Maz 57; Maz 60) Dialah yang memberi kemenangan
Maz 111	Pekerjaan Allah luar biasa
Maz 113	Siapakah yang menyamai Tuhan Allah kita?
Maz 114	Ketika laut berhenti mengalir
Maz 115	Allah kita melakukan apa yang dikehendaki-Nya
Maz 117	Pujilah Dia, hai setiap orang
Maz 122	Kota suci
Maz 133	Ketika semua orang diikat dalam kasih persaudaraan
Maz 134	Datang, pujilah Tuhan
Maz 135	Tuhan kita di atas segala ilah-ilah lain
Maz 136	Kasih-Nya bertahan sepanjang masa
Maz 145	Setia kepada semua yang dijanjikan-Nya
Maz 146	Berbahagialah mempunyai Allah seperti Dia!
Maz 147	Ia menyembuhkan hati yang luka
Maz 148	Nama-Nya saja ditinggikan
Maz 149	Allah berkenan pada umat-Nya
Maz 150	Biarlah segala sesuatu memuji Tuhan!

[1] MAZMUR PADA SAAT MENDERITA KESUSAHAN

Maz 3	Allahlah yang aku perlukan
Maz 4	Percayalah kepada-Nya
Maz 5	Pimpin aku, ya Tuhan
Maz 6	Aku letih lesu
Maz 7	Allah itu adil
Maz 10	Mengapa si jahat hidup makmur?
Maz 11	Allah tahu apa yang terjadi
Maz 12	Allah berjanji untuk menolong
Maz 13	Aku percaya akan kasih-Mu
Maz 14	(Maz 53) semua orang seakan-akan tidak bertuhan
Maz 17	Tuhan, tunjukanlah bahwa aku berada di pihak yang benar
Maz 22	Mengapa Allah meninggalkanku?
Maz 25	Tuhan itu baik dan benar
Maz 28	Allah telah mendengar doa-doaku
Maz 31	Waktuku berada di tangan-Mu
Maz 35	Bertindaklah terhadap musuh-musuhku, ya Tuhan
Maz 38	Tuhan, aku sakit dan berdosa
Maz 39	Aku tidak selamanya berada di sini
Maz 42	Mengapa jiwaku tertekan?
Maz 43	Aku akan memuji Allah kembali!
Maz 44	Mengapa Engkau tidak mendengar kami, ya Tuhan?
Maz 51	Kasihanilah aku!
Maz 54	Allah adalah penolongku
Maz 55	Sahabatku berbalik melawan aku
Maz 56	Aku percaya kepada Allah
Maz 57	Dalam naungan sayap-Nya
Maz 58	Manusia jahat; Allah adil
Maz 59	Allah adalah kekuatanku
Maz 60	Tuhan, kami membutuhkan pertolongan-Mu
Maz 61	Batu karang yang lebih tinggi
Maz 62	Jiwaku menemukan ketenangan
Maz 64	Allah akan mengadili yang jahat
Maz 69	Selamatkanlah aku -- aku hampir tenggelam!
Maz 71	Allah akan menyertai aku sampai pada akhirnya
Maz 73	Mengapa orang tak berdosa menderita?
Maz 74	Mengapa Engkau meninggalkan kami?
Maz 77	Telah lupakah Allah?
Maz 79	Keluh kesah narapidana
Maz 80	Pulihkan bangsa-Mu, ya Tuhan
Maz 83	Musuh-musuh kami adalah musuh-musuhmu
Maz 85	Segarkan kami kembali
Maz 86	Ajar kami jalan-Mu
Maz 88	Selamatkanlah kami dari kematian
Maz 90	Hanya tujuh puluh tahun
Maz 94	Allah Yang Maha Tahu
Maz 102	Aku berubah; Dia tak pernah berubah
Maz 109	Menangani pemfitnah
Maz 120	Aku mendambakan damai
Maz 123	Kami bergantung pada-Mu, ya Tuhan
Maz 129	Kita telah cukup menderita
Maz 130	Keluar dari kesesakan
Maz 137	Bagaimana kami dapat bernyanyi?
Maz 140	Engkau adalah Allahku
Maz 141	Pimpinlah aku di jalan yang benar
Maz 142	Bebaskan aku dari penjara
Maz 143	Kasih yang tak kunjung padam setiap pagi

[1] MENGENAI KEHIDUPAN YANG BAIK

Maz 1	Hamba Allah
Maz 15	Menuju kebahagiaan
Maz 19	Hukum Allah dan kehidupanku
Maz 26	Adil
Maz 36	Takut dan kasih pada Allah
Maz 37	Bergantung pada Allah dan melakukan yang baik
Maz 49	Hanya satu kehidupan
Maz 50	Kehidupan yang benar; penyembahan yang benar
Maz 52	Orang jahat tak berumur panjang
Maz 82	Hakim yang adil
Maz 101	Membela yang benar
Maz 112	Allah memberi kemakmuran kepada umat kepunyaan-Nya
Maz 119	Hukum Allah adalah segala-galanya
Maz 125	Aman dalam pemeliharaan Allah
Maz 127	Allah harus membangun
Maz 128	Rumah tangga yang saleh

[2] TENTANG KESAKSIAN

Maz 9	Tuhan memerintah selamanya
Maz 16	Hanya Allah yang kuperlukan
Maz 23	Aku tidak akan kekurangan apa pun
Maz 27	Cahaya dan keselamatanku
Maz 30	Dia menyelamatkanku dari kematian
Maz 32	Sukacita pengampunan
Maz 34	Rasakan dan buktikan
Maz 40	(Maz 70) Aku ingin kehendak-Mu, Tuhan
Maz 41	Engkau mengalahkan musuh-musuhku
Maz 46	Tempat perlindungan dan kekuatan kita
Maz 63	Kasih-Mu lebih besar dari hidup
Maz 66	Allah selalu menjaga kita
Maz 78	Kebaikan Allah; kejahatan kita
Maz 84	Rajaku dan Allahku
Maz 91	Aku tidak perlu takut
Maz 92	Sungguh baik bersyukur kepada Allah
Maz 103	Kasih-Nya seperti kasih bapak kepada anaknya
Maz 106	Menguji kesabaran Allah
Maz 107	Pembebasan, penyembuhan dan keselamatan
Maz 116	Allah mendengar doaku
Maz 118	Apa yang dilakukan Allah luar biasa
Maz 121	Pertolonganku datang dari Tuhan
Maz 124	Andaikan Allah tidak menolongku...
Maz 126	Menabur dalam air mata; menuai dalam sukacita
Maz 131	Tenang dalam pemeliharaan Allah
Maz 138	Nama-Mu dan firman-Mu
Maz 139	Engkau mengenal aku secara utuh
Maz 144	Batu karangku dan tempat perlindunganku

[3] TENTANG RAJA

Maz 2	Hari pentahbisan
Maz 18	Tuhan beserta Daud
Maz 20	Allah memberi kemenangan
Maz 2	1 Raja bergantung kepada Allah
Maz 45	Keelokan raja
Maz 72	Kedaulatan yang benar
Maz 89	Allah memilih Daud
Maz 110	Imam Agung
Maz 132	Janji Allah yang teguh